mere-
ka dan tangan-Nya masih teracung. Alasan mengapa pengha-
kiman-penghakiman Allah itu diperpanjang yaitu karena
hasilnya belum tercapai, para pendosa tidak dibuat bertobat
olehnya. Bangsa itu tidak kembali kepada Dia yang meng-
hajarnya, dan karena itu Ia terus menghajar mereka. Sebab
apabila Allah menghakimi, Ia akan berhasil, dan orang ber-
dosa yang paling congkak dan paling gigih akan membung-
kuk ataupun patah.
PASAL 10
Di dalam pasal ini sang nabi sedang berurusan,
I. Dengan para penindas sombong yang menindas bangsanya di
negeri sendiri, yang menyalahgunakan kekuasaan mereka
untuk memutarbalikkan keadilan. Mereka akan dihakimi-Nya
atas kesewenang-wenangan mereka itu (ay. 1-4).
II. Dengan para penyerang dari luar yang mengancam bangsa-
nya, yaitu Sanherib, raja Asyur, yang mengenainya, amatilah
berikut ini,
1. Tugas yang diberikan kepadanya untuk menyerang Ye-
huda (ay. 5-6).
2. Keangkuhan dan penghinaannya dalam melaksanakan
tugas itu (ay. 7-11, 13-14).
3. Hardikan diberikan atas keangkuhannya, serta ancaman
tentang kejatuhan dan kehancurannya, apabila ia telah
selesai melayani tujuan-tujuan yang untuk itu Allah telah
membangkitkan dia (ay. 12, 15-19).
4. Sebuah janji kasih karunia bagi umat Allah, untuk me-
mampukan mereka bertahan di bawah penderitaan, dan
melewatinya dengan baik (ay. 20-23).
5. Dorongan yang membesarkan hati diberikan kepada
mereka supaya tidak takut akan ancaman badai ini, tetapi
berharap, meskipun untuk sementara waktu seluruh
negeri dilanda oleh ketakutan yang melumpuhkan oleh
ancaman itu, namun semua akan berakhir baik, dengan
kehancuran musuh yang menakutkan ini (ay. 24-34). Dan
hal ini dimaksudkan untuk menenangkan pikiran orang-
orang baik dalam kaitan dengan upaya-upaya penuh an-
caman dari kemurkaan musuh-musuh jemaat. Jika Allah
204
di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Tidak
ada yang dapat membahayakan kita.
Penghartikel man bagi Para Penindas
(10:1-4)
1 Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil,
dan mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, 2 untuk
menghalang-halangi orang-orang lemah mendapat keadilan dan untuk mere-
but hak orang-orang sengsara di antara umat-Ku, supaya mereka dapat me-
rampas milik janda-janda, dan dapat menjarah anak-anak yatim! 3 Apakah
yang akan kamu lakukan pada hari penghartikel man, dan pada waktu kebina-
saan yang datang dari jauh? Kepada siapakah kamu hendak lari minta to-
long, dan di manakah hendak kamu tinggalkan kekayaanmu? 4 Tak dapat
kamu lakukan apa-apa selain dari meringkuk di antara orang-orang yang ter-
kurung, dan tewas di antara orang-orang yang terbunuh! Sekalipun semua-
nya ini terjadi, murka TUHAN belum surut, dan tangan-Nya masih teracung.
Tidak pasti kepada siapa sang nabi menyatakan ucapan celaka ini,
apakah kepada para pemimpin dan hakim-hakim Israel atau kepada
para pemimpin dan hakim-hakim Yehuda, atau kepada keduanya.
Jika ditujukan kepada Israel, ayat-ayat ini harus digabungkan de-
ngan bagian penutup pasal sebelumnya, yang sangat mungkin
seperti itu, sebab ucapan ilahi dari nubuat itu (sekalipun semuanya
ini terjadi, murka TUHAN belum surut) diulangi lagi di sini (ay. 4). Jika
ditujukan kepada Yehuda, maka ucapan celaka itu menunjukkan
rancangan khusus itu, yang dengannya Allah mendatangkan pasuk-
an Asyur kepada mereka, untuk menghartikel m semua para penegak
hartikel m mereka yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, yang tidak
dapat mereka pertanggungjawabkan di depan hartikel m. Kepada mere-
ka sang nabi menyampaikan ucapan celaka ini sebelum ia mem-
bicarakan penghiburan kepada umat Allah sendiri. Dalam perikop di
atas kita dapati,
I. Tuduhan yang diajukan terhadap para penindas ini (ay. 1-2).
Mereka didakwa,
1. Telah membuat hartikel m dan ketetapan yang jahat: Mereka me-
mutuskan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, bertentangan
dengan sifat keadilan dan hartikel m Allah: Dan kejahatan apa
yang telah mereka tetapkan di balik rancangan hartikel m yang
mereka tulis, daftarkan, dan kemudian disahkan sebagai kete-
tapan hartikel m yang resmi. “Celakalah para pemegang kekuasa-
Kitab Yesaya 10:1-4
205
an yang tinggi yang merancang dan memutuskan ketetapan-
ketetapan ini! Mereka tidak terlampau tinggi, sehingga pasti
berada di bawah pengendalian ilahi. Dan celakalah pejabat-
pejabat bawahan yang menyusun rancangan itu, dan mencan-
tumkannya di dalam daftar, mereka yang mengeluarkan kepu-
tusan-keputusan kelaliman, mereka tidak terlampau rendah
sampai tidak terlihat oleh pengamatan ilahi. Pemimpin dan
kaki tangannya akan jatuh di bawah celaka yang sama.” Per-
hatikanlah, merupakan hal buruk untuk menyakiti, tetapi
lebih buruk lagi jika melakukannya dengan berencana dan
sengaja, berbuat salah kepada banyak orang, dan melibatkan
banyak orang untuk berbuat salah.
2. Telah membelokkan keadilan dalam menjalankan hartikel m-hu-
kum yang dibuat. Tidak ada bangsa yang memiliki ketetapan-
ketetapan dan hartikel m yang begitu adil seperti yang mereka
miliki, namun demikian hakim-hakim yang bobrok menemu-
kan berbagai jalan untuk menghalang-halangi orang-orang
lemah mendapat keadilan, menghalangi mereka supaya tidak
mendapat kesempatan untuk membela hak mereka dan men-
dapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi hak mereka.
Dan itu terjadi karena mereka miskin dan melarat, dan hakim-
hakim tidak bisa mendapat apa-apa dari mereka atau meng-
harapkan suap dari mereka.
3. Telah memperkaya diri mereka sendiri dengan cara menindas
orang-orang yang ada dalam kekuasaan mereka, orang-orang
yang seharusnya mereka lindungi. Mereka membuat rumah-
rumah dan harta milik janda-janda menjadi mangsa mereka,
dan mereka menjarah anak-anak yatim yang hanya memiliki
sedikit milik yang tersisa pada mereka, sebab mereka tidak
mempunyai teman untuk tampil membela mereka. Sungguh
suatu kejahatan yang kejam bila mereka yang memiliki keka-
yaan dan kekuasaan, namun tidak menggunakannya untuk
membantu orang-orang yang berkekurangan, dan membenar-
kan orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil. Menin-
das dan merampok orang karena merasa diri berkuasa, dan
karena merasa orang yang tertindas itu tidak mempunyai
penghibur di pihaknya (Pkh. 4:1), sungguh merupakan suatu
perbuatan yang luar biasa biadab, yang tidak akan pernah
206
dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kodrat sebagai manu-
sia atau yang dipanggil sebagai orang Israel.
II. Sebuah tantangan diberikan kepada mereka karena segala keang-
kuhan dan kekuasaan mereka untuk menghadapi penghartikel man
Allah (ay. 3): “Apakah yang akan kamu lakukan? Kepada siapakah
kamu hendak lari? Kamu dapat memperlakukan janda-janda dan
anak-anak yatim dengan semena-mena, tetapi apa yang akan
kamu lakukan kalau Allah bangkit berdiri?” (Ayb. 31:14). Para
pembesar, yang bertindak sewenang-wenang kepada orang-orang
miskin, mengira bahwa mereka tidak akan pernah diminta mem-
pertanggungjawabkan kesewenang-wenangan mereka, tidak akan
pernah mendengar tentang hal itu lagi, atau mendapat hartikel man
yang lebih buruk atas perbuatan itu. Namun, masakan Allah tidak
menghartikel m mereka karena semuanya ini? (Yer. 5:29). Tidak akan
datangkah sengsara ke atas orang-orang yang telah membuat
orang lain sengsara? Mungkin itu akan datang dari jauh, dan
karena itu lama baru bisa tiba. Tetapi pada akhirnya akan datang
juga (penundaan hartikel man bukanlah pengampunan), dan dengan
datang dari jauh, dari suatu tempat yang paling tidak terduga,
sengsara itu akan sangat luar biasa mengejutkan dan lebih
mengerikan. Apa jadinya saat itu dengan hakim-hakim yang tidak
adil ini? Sekarang mereka melihat orang di pintu gerbang yang
akan membantu anak-anak yatim itu (Ayb. 31:21), tetapi kepada
siapakah mereka hendak lari minta tolong? Perhatikanlah,
1. Akan datang suatu hari penghartikel man, suatu hari pemeriksa-
an dan penyingkapan, suatu hari penyelidikan, yang akan
membawa semuanya, setiap orang, dan perbuatan setiap orang
ke dalam terang, kepada terang yang sejati.
2. Hari penghartikel man itu akan menjadi hari kebinasaan bagi
semua orang jahat, ketika semua penghiburan dan pengharap-
an mereka akan hilang dan sirna, dan terkubur di dalam
reruntuhan, dan mereka sendiri menjadi terlantar.
3. Orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat akan menjadi
bingung sama sekali, dan tidak tahu apa yang harus dilaku-
kan pada hari penghartikel man dan kebinasaan itu. mereka
tidak dapat terbang dan menyembunyikan diri, tidak dapat
melawan dan mempertahankan diri. Mereka tidak mempunyai
tempat persembunyian untuk melindungi diri dari kejahatan
Kitab Yesaya 10:1-4
207
pada saat itu (Kepada siapakah kamu hendak lari minta to-
long?) atau untuk mengamankan diri setelah itu: “Di manakah
hendak kamu tinggalkan kekayaanmu, supaya dapat ditemu-
kan kembali ketika badai telah berlalu?” Kekayaan yang mere-
ka peroleh yaitu kemuliaan mereka, dan mereka tidak mem-
punyai tempat aman untuk menyimpannya, sehingga pasti
mereka akan melihat kekayaan itu hilang lenyap. Jika jiwa
kita menjadi kemuliaan kita, seperti yang sudah seharusnya,
dan kita menjadikannya perhatian utama kita, maka kita tahu
di mana kita harus menyimpannya, dan ke dalam tangan
siapa kita harus mempercayakannya, yaitu ke dalam tangan
Sang Pencipta yang setia.
4. Menjadi perhatian kita semua untuk merenungkan dengan
sungguh-sungguh apa yang akan kita lakukan pada hari peng-
hartikel man, pada hari kesusahan, pada hari kematian dan peng-
hakiman, dan siap sedia supaya kita dapat berbuat yang terbaik
pada saat itu.
III. Hartikel man yang dijatuhkan ke atas mereka, yang dengannya
mereka menemui kehancuran mereka, sebagian dipenjarakan dan
sebagian lainnya ditawan (mereka akan meringkuk di antara
orang-orang yang terkurung, atau di bawah mereka, mereka yang
paling ditinggikan dalam dosa akan dibebani dengan paling berat
dan paling dalam tenggelam dalam kesukaran), dan sebagian lagi
menemui ajalnya. Mereka akan tewas terlebih dahulu, dan dengan
demikian tewas di bawah tindihan mayat-mayat orang-orang yang
terbunuh belakangan. Mereka yang telah menginjak-injak janda-
janda dan anak-anak yatim, mereka sendiri akan terinjak-injak
(ay. 4). “Ini akan datang,” firman Allah, “tanpa Aku, yaitu, karena
kamu telah meninggalkan Aku dan mengusir Aku dari kamu.”
Tidak ada yang dapat diharapkan oleh orang-orang yang hidup
tanpa Allah di dalam dunia, selain kehancuran yang sempurna,
yang membuang Dia di balik punggung mereka, dan dengan
demikian membuang diri mereka sendiri keluar dari perlindung-
an-Nya.
Namun, sekalipun semua ini terjadi, murka TUHAN belum surut,
yang menunjukkan bahwa Allah tidak saja bermusuhan dengan me-
reka, tetapi mereka juga akan terus berada di dalam ketakutan me-
ngenai perseteruan itu. Mereka akan diliputi kengerian tak terkata-
208
kan begitu melihat tangan-Nya masih teracung melawan mereka, dan
tidak ada lagi yang akan tinggal tersisa, selain kengerian akan peng-
hakiman (Ibr. 10:27, KJV).
Keangkuhan Raja Asyur; Kesombongan Sanherib Ditegur;
Penghancuran Raja Asyur
(10:5-19)
5 Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi
tongkat amarah-Ku! 6 Aku akan menyuruhnya terhadap bangsa yang murtad,
dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku, untuk
melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka
seperti lumpur di jalan. 7 Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan
tidak demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya ialah hendak
memunahkan dan hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa. 8 Sebab
ia berkata: “Bukankah panglima-panglimaku itu raja-raja semua? 9 Bukan-
kah Kalno sama halnya seperti Karkemis, atau bukankah Hamat seperti
Arpad, atau Samaria seperti Damsyik? 10 Seperti tanganku telah menyergap
kerajaan-kerajaan para berhala, padahal patung-patung mereka melebihi
yang di Yerusalem dan yang di Samaria, 11 masakan tidak akan kulakukan
kepada Yerusalem dan patung-patung berhalanya, seperti yang telah kulaku-
kan kepada Samaria dan berhala-berhalanya? 12 Tetapi apabila Tuhan telah
menyelesaikan segala pekerjaan-Nya di gunung Sion dan di Yerusalem, maka
Ia akan menghartikel m perbuatan ketinggian hati raja Asyur dan sikapnya yang
angkuh sombong. 13 Sebab ia telah berkata: “Dengan kekuatan tanganku aku
telah melakukannya dan dengan kebijaksanaanku, sebab aku berakal budi;
aku telah meniadakan batas-batas antara bangsa, dan telah merampok
persediaan-persediaan mereka, dengan perkasa aku telah menurunkan
orang-orang yang duduk di atas takhta. 14 Seperti kepada sarang burung,
demikianlah tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa,
dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikian-
lah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekorpun yang menggerak-
kan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap.” 15 Adakah
kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji
membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? seolah-olah
gada menggerakkan orang yang mengangkatnya, dan seolah-olah tongkat
mengangkat orangnya yang bukan kayu! 16 Sebab itu Tuhan, TUHAN semesta
alam, akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan
segala kekayaannya akan dibakar habis, dengan api yang menyala-nyala. 17
Maka Terang Israel akan menjadi api, dan Allahnya, Yang Mahakudus, akan
menyala-nyala dan akan membakar dan memakan habis puteri malu dan
rumputnya pada satu hari juga. 18 Keindahan hutan Asyur dan kebun buah-
buahannya akan dihabiskan-Nya, dari batangnya sampai rantingnya, sehing-
ga akan menjadi seperti seorang sakit yang merana sampai mati; 19 dan sisa
pohon-pohon hutannya akan dapat dihitung banyaknya, sehingga seorang
anak dapat mencatatnya.
Penghancuran kerajaan Israel oleh Salmaneser, raja Asyur telah dira-
malkan di dalam pasal sebelumnya, dan penghancuran itu selesai
pada tahun keenam pemerintahan raja Hizkia (2Raj. 18:10). Penghan-
Kitab Yesaya 10:5-19
209
curan itu menyapu bersih seluruh kerajaan dan mengakhirinya, para
pemimpin dan rakyat jelata semua dihabiskan. Sekarang giliran hu-
kuman terhadap kerajaan Yehuda oleh Sanherib raja Asyur dinu-
buatkan pada pasal ini, dan nubuat ini digenapi pada tahun keempat
belas zaman raja Hizkia, ketika sang penguasa Asyur itu, didorong
oleh keberhasilan pendahulunya atas sepuluh sartikel Israel, maju me-
nyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya, dan
mengepung Yerusalem (2Raj. 18:13, 17), akibatnya kita dapat men-
duga bahwa Hizkia dan kerajaannya menjadi sangat khawatir, walau-
pun tidak lama sebelumnya mulai ada suatu pembaruan yang baik
dilakukan di antara mereka. Namun, semua berakhir dengan baik, di
mana pasukan Asyur dibuat kacau balau, dan Hizkia serta rakyatnya
dibangkitkan semangatnya untuk kembali kepada Allah. Nah, mari-
lah kita lihat di sini,
I. Bagaimana Allah di dalam kedaulatannya menugaskan raja Asyur
menjadi hamba-Nya, dan menggunakan dia sebagai alat belaka
untuk melaksanakan maksud-maksud-Nya, dengan berfirman (ay.
5-6): “Wahai Asyur! Ketahuilah ini, kamu yaitu cambuk murka-
Ku, dan Aku akan mengutusmu untuk menjadi cambuk melawan
umat sasaran murka-Ku.” Amatilah di sini,
1. Betapa buruknya sifat orang-orang Yahudi pada masa itu,
meskipun mereka tampak sangat baik. Mereka yaitu bangsa
yang munafik (KJV dan TL), yang mengaku beragama, dan
khususnya pada masa itu mengaku-ngaku sedang melakukan
pembaruan hidup, tetapi sesungguhnya tidak benar-benar
hidup saleh, tidak sungguh-sungguh diperbarui, tidak sebaik
yang pura-pura mereka perlihatkan itu, padahal Hizkia sudah
berusaha menjalankan hidup yang benar pada bangsa itu.
Ketika para pemimpin menjadi saleh, dan dengan demikian
agama memperoleh nama baik, merupakan hal yang lazim jika
bangsa-bangsa menjadi munafik. Mereka yaitu bangsa yang
duniawi, begitulah pemahaman beberapa orang. Hizkia telah
menyembuhkan sebagian besar mereka dari penyembahan
berhala mereka, dan sekarang mereka berganti mengikuti ke-
duniawian, bahkan kemunafikan yaitu keduniawian: Tidak
ada yang begitu mencemarkan nama Allah seperti orang-orang
yang disebut dengan nama itu dan menyerukan nama itu te-
tapi hidup di dalam dosa. Menjadi suatu bangsa yang munafik
210
dan duniawi, mereka menjadi bangsa sasaran murka Allah. Me-
reka berada di bawah murka-Nya, dan besar kemungkinan
akan dilahap oleh murka itu. Perhatikan, bangsa-bangsa mu-
nafik yaitu bangsa yang menjadi murka Allah. Tidak ada yang
lebih menyakitkan hati Allah daripada kepura-puraan dalam
hidup keagamaan. Lihatlah perubahan apa yang diperbuat oleh
dosa. Mereka yang telah menjadi bangsa yang dipilih dan
dikuduskan Allah, tinggi di atas bangsa-bangsa lain, sekarang
telah menjadi bangsa sasaran murka-Nya. Lihat Amos 3:2.
2. Betapa jahatnya sifat bangsa Asyur pada masa itu, meskipun
mereka tampak sangat agung. Bangsa ini hanyalah cambuk
murka Allah, sebuah alat yang mendapat perkenan Allah untuk
dipakai-Nya menghajar umat-Nya, supaya dengan demikian
kalau mereka menerima hartikel man dari Tuhan, mereka dididik,
supaya mereka tidak akan dihartikel m bersama-sama dengan
dunia. Perhatikan, orang yang bertindak sewenang-wenang
hanyalah alat yang dipakai oleh Sang Pemelihara. Manusia
yaitu tangan Allah, kadang-kadang pedang-Nya, untuk mem-
bunuh dan membantai (Mzm. 17:13-14), dan pada lain kesem-
patan cambuknya digunakan untuk memperbaiki. Dan tongkat
yang ada pada tangan mereka, yang dengannya mereka me-
martikel l umat-Nya, yaitu geram-Nya. Murka-Nyalah yang mele-
takkan tongkat itu ke tangan mereka dan memampukan mere-
ka melontarkan partikel lan-partikel lan dengan sesuka hati di antara
orang-orang yang menganggap diri mampu menandingi partikel l-
an-partikel lan-Nya itu. Kadang-kadang Allah membuat suatu
bangsa penyembah berhala, yang sama sekali tidak menyem-
bah Dia, menjadi cambuk bagi suatu bangsa yang munafik,
yang tidak menyembah Dia dengan ketulusan dan kebenaran.
Bangsa Asyur disebut sebagai cambuk murka Allah karena
orang Asyur dipergunakan oleh-Nya.
(1) Dari Dia-lah kuasa Asyur diperoleh: Aku akan menyuruh-
nya, Aku akan memerintahkannya. Perhatikanlah, semua
kuasa yang dimiliki oleh orang-orang jahat, walaupun mere-
ka sering menggunakannya melawan Allah, mereka selalu
terima dari Dia. Pilatus tidak dapat mempunyai kuasa apa
pun terhadap Kristus, jikalau kuasa itu tidak diberikan ke-
padanya dari atas (Yoh. 19:11).
Kitab Yesaya 10:5-19
211
(2) Oleh Dia-lah penggunaan kuasa itu diarahkan. Orang-orang
Asyur diperintahkan untuk melakukan perampasan dan
penjarahan, tidak untuk menumpahkan darah siapa pun.
Kita tidak membaca tentang pembunuhan apa pun, tetapi
bangsa itu hanya diperintahkan untuk merampasi negeri
itu, menjarah rumah-rumah, menghalau ternak-ternak peli-
haraan, melucuti semua kekayaan dan perhiasan orang-
orang, dan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan.
Ketika umat yang mengakui Allah berkubang di dalam lum-
pur dosa, maka pantaslah bagi Allah untuk membiarkan
musuh-musuh mereka menginjak-injak mereka seperti lum-
pur. Tetapi mengapa bangsa Asyur harus sedemikian ber-
kuasa atas mereka? Bukan supaya mereka dihancurkan,
tetapi supaya mereka dapat diperbarui sepenuhnya.
II. Lihatlah bagaimana raja Asyur dalam keangkuhannya membesar-
kan diri sebagai tuan atas mereka, dan menganggap diri berkuasa
mutlak dan mengendalikan segala-galanya, bertindak sepenuhnya
sesuai dengan kehendaknya sendiri dan untuk kemuliaannya
sendiri. Allah menetapkan dia untuk menghartikel m,bahkan Allah
Yang Mahakuasa menentukan dia untuk menyiksa (Hab. 1:12),
menjadi alat untuk membawa umat-Nya kepada pertobatan, wa-
laupun demikian, dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak
demikian rancangan hatinya (ay. 7).
1. Raja Asyur tidak berpikir bahwa bahwa ia yaitu hamba Allah
atau sahabat Israel. Ia juga tidak berpikir bahwa ia tidak dapat
melakukan lebih daripada yang Allah biarkan untuk dia
lakukan atau bahwa ia tidak boleh melakukan lebih daripada
yang Allah kehendaki supaya apa yang dilakukannya itu
membawa kebaikan bagi umat-Nya. Allah merencanakan un-
tuk memperbaiki kelakuan umat-Nya, dan dengan demikian
menyembuhkan mereka, dari kemunafikan mereka, dan mem-
bawa mereka lebih dekat kepada-Nya. Akan tetapi, apakah itu
juga yang menjadi rencana Sanherib? Tidak, rancangan Allah
itu sangat jauh dari pikirannya. Tidak demikian maksudnya.
Perhatikanlah,
212
(1) Allah yang bijaksana bahkan sering membuat hasrat-hasrat
dan rancangan-rancangan manusia yang penuh dosa ber-
guna untuk tujuan-Nya yang agung dan kudus.
(2) Ketika Allah memanfaatkan manusia sebagai alat di dalam
tangan-Nya untuk melaksanakan pekerjaan-Nya, sangat
lazim bahwa Dia memaksudkannya untuk suatu tujuan se-
dangkan manusia memaksudkannya untuk tujuan lain,
bahkan manusia memaksudkannya untuk sesuatu yang
sama sekali berlawanan dengan apa Ia maksudkan. Apa
yang dirancang oleh saudara-saudara Yusuf untuk kejahat-
an dikuasai Allah untuk kebaikan (Kej. 50:20). Lihat juga
Mikha 4:11-12. Manusia memiliki tujuan-tujuan sendiri
dan Allah juga memiliki tujuan-tujuan-Nya, tetapi kita ya-
kin bahwa keputusan TUHAN-lah yang terlaksana. Tetapi
apa itu yang menjadi sasaran bangsa Asyur yang sombong
itu? Hati raja-raja tidak terduga, tetapi Allah mengetahui
apa yang ada di dalam hatinya.
2. Raja Asyur tidak merancang apa-apa selain memunahkan dan
hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa, dan men-
jadikan dirinya penguasa atas mereka,
(1) Ia merencanakan untuk memuaskan kebengisannya sendiri,
dan tidak ada yang bisa memenuhi itu selain memunahkan
dan melenyapkan. Ia berharap untuk menjamu dirinya sen-
diri dengan darah dan pembantaian. Tidak cartikel p dengan
darah orang-orang tertentu saja, ia harus melenyapkan
bangsa-bangsa. Berurusan secara kecil-kecilan merendah-
kan dirinya, ia lebih suka berurusan dengan pembunuhan
secara besar-besaran. Bangsa-bangsa, dan itu tidak sedikit,
pastilah punya leher, yang memberi kesenangan untuk di-
penggalnya.
(2) Ia merencanakan untuk memuaskan ketamakan dan am-
bisinya sendiri dalam mendirikan sebuah kerajaan semesta,
dan sehingga segala sartikel bangsa dikumpulkannya (Hab.
2:5). Hasrat yang tak pernah puas akan kekayaan dan ke-
kuasaan itulah yang mendorongnya untuk melakukan
upaya ini.
3. Di sini sang nabi menggambarkan sikap raja yang luar biasa
congkak dan kata-katanya yang sangat merendahkan orang.
Kitab Yesaya 10:5-19
213
Dan melalui suratnya kepada Hizkia dan rakyatnya sangatlah
tampak betapa kesombongan dan keangkuhan diri sudah be-
gitu merasuk sangat jauh ke dalam segenap jiwa dan pikiran
orang ini. Keangkuhan dan kelancangannya digambarkan di
sini dengan panjang lebar, dan tutur katanya sendiri dicatat,
sebagian untuk menggambarkan dirinya sebagai orang yang
menggelikan dan sebagian lagi untuk meyakinkan umat Allah
bahwa orang ini akan dijatuhkan. Sebab, benarlah peribahasa
itu umumnya bahwa, keangkuhan mendahului kehancuran.
Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa Allah memperhatikan
dan memperhitungkan semua kesombongan dan kata-kata
takabur manusia, yang dengannya mereka menantang langit
dan bumi. Orang-orang yang mengucapkan kata-kata yang
congkak dan hampa akan mendengarnya lagi.
(1) Raja itu membanggakan perkara-perkara besar yang telah
ia lakukan terhadap bangsa-bangsa lain.
[1] Ia telah menjadikan raja-raja mereka sebagai pegawai-
pegawai tinggi istananya (ay. 8): “Panglima-panglimaku
itu raja semuanya. Orang-orang yang sekarang menjadi
panglimaku tadinya yaitu raja-raja.” Atau ia bermak-
sud menyatakan bahwa ia telah meningkatkan jumlah
anggota gerombolannya sampai sebegitu banyaknya se-
hingga hamba-hambanya dan orang-orang yang berada
di bawah perintahnya sama agungnya dan hidup sama
megahnya seperti raja-raja negeri-negeri lain. Atau
orang-orang yang tadinya raja-raja yang berkuasa mut-
lak di negara mereka sendiri telah menyerahkan kekua-
saan kepadanya, dan menyatakan kesetiaan mereka
kepadanya. Ini yaitu bualan yang sombong, tetapi be-
tapa besar Allah yang kita layani, yang memang benar-
benar Raja di atas segala raja, dan yang warga negara-
nya dibuat-Nya menjadi raja-raja (Why. 1:6).
[2] Ia telah menjadikan dirinya sebagai penguasa atas kota-
kota mereka. Ia menyebutkan beberapa kota yang se-
mua sama-sama ditaklukkannya (ay. 9). Kalno dengan
segera menyerah seperti Karkemis, Hamat tidak dapat
bertahan lebih jauh seperti Arpad, dan Samaria menjadi
miliknya sama seperti Damsyik. Untuk mendartikel ng bual-
214
annya ia harus menyebutkan juga kemenangan-keme-
nangan yang dicapai oleh para pendahulunya, sebab
dialah yang menaklukkan Samaria, bukan Sanherib.
[3] Ia bersikap terlalu tangguh bagi berhala-berhala semua
negeri itu, berhala-berhala pelindung mereka, ia telah
menyergap kerajaan-kerajaan para berhala dan menge-
tahui cara membuat kerajaan-kerajaan itu menjadi milik-
nya (ay. 10). Kerajaan-kerajaan mereka dinamai berda-
sarkan nama berhala-berhala yang mereka sembah.
Orang-orang Moab disebut sebagai bangsa dewa Kamos
(Yer. 48:46), karena mereka membayangkan bahwa
dewa-dewa mereka yaitu pendartikel ng dan pelindung
mereka. Karena itulah Sanherib membayangkan dengan
sia-sia bahwa setiap penaklukan sebuah kerajaan ber-
arti penaklukan atas seorang dewa.
[4] Ia telah memperluas wilayah kekuasaannya dan telah
meniadakan batas-batas antara bangsa (ay. 13), mema-
sukkan banyak wilayah luas ke dalam batas-batas ke-
rajaannya sendiri dan menggeser sampai sangat jauh
tapal batas purbakala yang sudah ditetapkan oleh le-
luhurnya. Ia tidak tahan ruang geraknya dibatasi begitu
ketat, tetapi harus memiliki lebih banyak ruang untuk
berkembang. Dengan tindakan meniadakan batas-batas
antara bangsa, Mr. White (seorang cendekiawan Kristen
– pen.) memahaminya sebagai pembentukan daerah-dae-
rah jajahan secara serampangan di mana-mana, yang
merupakan tindakan yang biasa dilakukan orang Asyur
dalam menaklukkan negeri-negeri lain. Dan ini merupa-
kan suatu tafsiran yang mungkin.
[5] Ia telah memperkaya diri dengan kekayaan mereka dan
memasukkannya ke dalam perbendaharaannya: Aku te-
lah merampok persediaan-persediaan mereka. Dalam hal
ini ia mengatakan yang sesungguhnya, bahwa penakluk-
penakluk besar sering kali tidak lebih baik dari pada
perampok-perampok besar.
[6] Ia telah mengatasi semua perlawanan yang ia jumpai:
“Dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang
yang duduk di atas takhta. Orang-orang yang duduk di
Kitab Yesaya 10:5-19
215
tempat tinggi, dan menyangka telah mapan, telah ku-
rendahkan dan kuturunkan.”
(2) Ia membanggakan cara yang ia gunakan untuk mengalah-
kan mereka.
[1] Bahwa ia telah melakukan semua ini oleh kebijaksana-
an dan kekuatannya sendiri (ay. 13): “Dengan kekuatan
tanganku, sebab aku gagah perkasa, dan dengan kebi-
jaksanaanku, sebab aku berakal budi,” bukan dengan
izin Sang Pemelihara dan berkat Allah. Ia tidak tahu
bahwa Allahlah yang membuat dia seperti apa adanya
dia, dan meletakkan tongkat ke dalam tangannya, dan
mempersembahkan korban untuk pukatnya (Hab. 1:16).
“Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang mem-
buat aku memperoleh kekayaan ini” (Ul. 8:17). Berkan-
jang dalam ketidakpercayaan kepada Allah dan perilaku
hidup duniawi, serta kebanggaan dan kesombongan,
itulah yang menjadi dasar manusia menyatakan kemak-
muran dan keberhasilan mereka tercapai berkat diri
mereka dan tingkah laku mereka sendiri. Mereka me-
ninggikan diri karena itu.
[2] Bahwa ia melakukan semua ini dengan sangat mudah,
dan menjadikannya seperti kegiatan hiburan dan re-
kreasi, seolah-olah ia sedang mengambil sarang burung
(ay. 14): Demikianlah tanganku telah menjangkau ke-
pada kekayaan bangsa-bangsa (KJV: tanganku telah me-
nemukan kekayaan bangsa-bangsa seperti mendapat-
kan sarang burung). Dan ketika ia tidak menemukan ke-
sulitan dalam mendapatkan kekayaan itu, semudah
mengambil sarang burung saja, maka ia juga tidak me-
rasa segan atau menyesal untuk menghancurkan ke-
luarga dan kota-kota, bagaikan menghancurkan sarang-
sarang burung gagak saja. Membunuh anak-anak bagi-
nya tidak lebih daripada membunuh burung. “Seperti
orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya,
betapa mudahnya aku telah meraup seluruh bumi.”
Seperti Aleksander Agung (raja Makedonia kuno sekitar
tahun 300-an SM – pen.), ia menyangka telah menakluk-
kan dunia, dan mangsa apa pun yang ia tangkap, tidak
216
seekor pun yang menggerakkan sayap, atau menganga-
kan paruh, atau yang menciap-ciap, seperti yang dilaku-
kan oleh burung-burung ketika sarang-sarang mereka
dijarah. Mereka tidak berani melakukan perlawanan,
tidak, juga tidak ada yang menyampaikan keluhan.
Begitu terpananya mereka berdiri di hadapan penakluk
perkasa ini. Mereka begitu lemah sehingga mereka tahu
tidak ada gunanya untuk melawan, dan ia begitu sewe-
nang-wenangnya sehingga mereka tahu tidak ada guna-
nya untuk mengeluh. Sungguh aneh bahwa manusia
yang diciptakan untuk berbuat kebaikan, memilih men-
jadi bangga dan senang dalam melakukan hal yang
salah dan melakukan kejahatan kepada sesama mereka
tanpa kendali, dan menganggap hal yang sangat mema-
lukan justru sebagai kemuliaan mereka! Tetapi hari
kejatuhan mereka akan datang, yaitu bagi orang-orang
yang sedemikian rupa membuat diri mereka menjadi
kengerian orang-orang perkasa, dan terlebih lagi terha-
dap orang-orang yang lemah di dunia orang-orang hidup.
(3) Ia menyerukan ancaman tentang apa yang akan ia lakukan
terhadap Yerusalem, yang sekarang akan dikepungnya (ay.
10-11). Ia akan menguasai Yerusalem dan patung-patung
berhalanya, seperti ia telah menaklukkan tempat-tempat
lain dan berhala-berhala mereka, khususnya Samaria.
[1] Dengan menghujat ia menyebut Allah Israel sebagai
sebuah berhala, dan menempatkan-Nya sejajar dengan
dewa-dewa palsu bangsa-bangsa lain. Seolah-olah tidak
ada Allah yang benar, selain Mithras, matahari, yang ia
sembah. Lihatlah betapa bodohnya dia, dan kita akan
semakin mengerti mengapa ia menjadi begitu angkuh.
[2] Ia lebih menyukai patung ukiran dari negeri-negeri lain
daripada yang ada di Yerusalem dan Samaria, mungkin
ketika ia tahu bahwa para penyembah Allah Israel dila-
rang keras untuk membuat patung ukiran apa pun, dan
jika ada yang melakukannya, tentulah dilakukan dengan
sembunyi-sembunyi, dan itulah sebabnya patung-patung
di Israel tidak bisa tampak begitu kaya dan gemerlap
seperti ukiran-ukiran berhala bangsa-bangsa lain. Jika
Kitab Yesaya 10:5-19
217
yang ia maksudkan yaitu tabut dan tutup pendamaian,
ia berbicara seperti dirinya sendiri, dengan sangat bodoh,
dan seperti orang yang menilai dengan melihat tampilan
fisik saja, dan karena itu mudah tertipu mengenai per-
kara-perkara rohani. Orang-orang yang menjadikan ke-
megahan dan keindahan lahiriah sebagai tanda jemaat
yang sejati, menggunakan aturan yang sama.
[3] Karena ia telah menaklukkan Samaria, ia menyimpul-
kan bahwa Yerusalem tentu akan jatuh juga: “Masakan
tidak kulakukan seperti itu kepada Yerusalem? Tidak
dapatkah aku melakukannya dengan sama mudahnya,
dan mungkinkah aku tidak berlaku sama adilnya?” Te-
tapi hal itu tidak terjadi, sebab Yerusalem setia kepada
Allahnya, sedangkan Samaria telah meninggalkan Dia.
III. Lihatlah bagaimana Allah, di dalam keadilan-Nya, mengecam ke-
angkuhan raja Asyur dan menyatakan kebinasaannya. Kita sudah
mendengar apa yang dikatakan oleh raja besar itu, raja Asyur,
dan betapa besar bualannya. Marilah sekarang kita mendengar
apa yang dikatakan oleh Allah yang Agung melalui hamba-Nya,
sang nabi, dan kita akan mendapati bahwa, di mana ia menyom-
bongkan diri, Allah mengatasinya.
1. Allah menunjukkan kesia-siaan kesombongannya yang besar
mulut dan lancang (ay. 15): Adakah kapak memegahkan diri
terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan
diri terhadap orang yang mempergunakannya? Betapa tidak
masuk akalnya bualan orang sombong ini. “Oh, betapa hebat-
nya debu yang kubuat!” kata lalat kepada roda kereta di dalam
dongeng binatang. “Betapa hebatnya kerusakan yang kubuat
di antara pohon-pohon itu!” kata kapak. Kapak dapat dikata-
kan memegahkan diri terhadap orang yang menggunakannya
dalam dua hal:
(1) Dengan cara melakukan perlawanan dan penentangan. San-
herib menghujat Allah, menghina-Nya, mengancam untuk
memperlakukan Dia sama seperti ia telah memperlakukan
berhala-berhala dari bangsa-bangsa lain. Nah, dalam hal ini
seolah-olah kapak itu melayang menuju wajah orang yang
mempergunakannya. Perkakas yang melawan pekerja tidak
218
kurang masuk akalnya dari tanah liat melawan tukang
periuk. Demikian halnya manusia tidak dapat dibenarkan
jika sampai melawan Tuhan dengan kecerdasan, kekayaan,
dan kekuasaan yang dianugerahkan-Nya kepada mereka,
begitu pula perbuatan seperti itu merupakan hal yang tidak
boleh dilakukan. Tetapi jika ada orang yang demikian bang-
ga dan berani, dan menentang semua yang adil dan kudus,
maka biarkan mereka menunggu saja bahwa Allah akan
membuat perhitungan dengan mereka. Semakin mereka ber-
besar mulut, semakin pasti dan menyakitkan kehancuran
mereka.
(2) Dengan cara menyamai dan menandingi. Akankah kapak
itu merampas bagi dirinya sendiri pujian atas pekerjaan
yang dilakukannya? Sangat tidak masuk akal, sangat meng-
gelikan ketika Sanherib berkata, dengan kekuatan tanganku
dan dengan kebijaksanaanku (ay. 13). Seolah-olah ketika
dilecutkan, cambuk itu menyombongkan diri bahwa ialah
yang menuntun tangan untuk melecut, padahal, ketika
tongkat diangkat, bukankah kayu akan tinggal diam? Begi-
tulah seharusnya ayat terakhir itu dipahami. Jika tongkat
itu merupakan lambang kekuasaan (seperti yang dibawa-
bawa oleh kaum bangsawan [Bil. 21:18]), jika tongkat itu
merupakan alat untuk melakukan sesuatu, baik untuk
menopang seorang yang lemah maupun untuk menghajar
orang yang jahat, tetap saja tongkat itu yaitu kayu, yang
tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak diarahkan oleh
orang yang menggunakannya. Pemazmur berdoa supaya
Allah membuat bangsa-bangsa mengakui bahwa mereka
hanyalah manusia belaka (Mzm. 9:21), supaya tongkat me-
ngetahui bahwa ia hanyalah kayu belaka.
2. Allah menyatakan kejatuhan dan kehancuran yang akan me-
nimpanya.
(1) Bahwa setelah Allah menyelesaikan segala pekerjaan-Nya
melalui raja Asyur, Ia akan melakukan pekerjaan-Nya atas
raja itu (ay. 12). Untuk menghibur umat Allah sehubungan
dengan penyerangan Sanherib, meskipun mereka meng-
alami masa yang suram, biarlah mereka mengetahui,
Kitab Yesaya 10:5-19
219
[1] Bahwa Allah merancang kebaikan bagi Sion dan Yeru-
salem melalui peristiwa ini, yang merupakan campur
tangan pemeliharaan-Nya. Ada pekerjaan yang harus di-
lakukan atas mereka, yang Allah maksudkan dan yang
akan dilaksanakan. Perhatikanlah, ketika Allah mele-
paskan musuh-musuh jemaat dan umat-Nya, dan mem-
biarkan mereka menang untuk seketika lamanya, itu
dimaksudkan agar suatu pekerjaan baik terlaksana atas
mereka. Dan ketika pekerjaan itu telah selesai, dan ha-
nya pada saat itu sajalah, Ia akan menyelamatkan me-
reka. Ketika Allah membawa umat-Nya ke dalam kesu-
sahan, itu yaitu untuk menguji mereka (Dan. 11:35),
untuk mengingatkan mereka akan dosa dan membuat
mereka merendahkan diri karenanya, serta membangkit-
kan mereka untuk menyadari kewajiban mereka, meng-
ajarkan mereka untuk berdoa, dan saling mengasihi dan
membantu satu sama lain. Dan inilah buahnya kalau ia
menjauhkan dosanya (27:9). Ketika maksud-maksud ini
dapat tercapai dalam artikel ran tertentu melalui penderita-
an ini, maka dengan rahmat Tuhan, dosa itu akan
dilenyapkan (Im. 26:41-42). Sebab, sebagaimana firman-
Nya, cambuk itu akan berhasil dalam apa yang disuruh-
Nya.
[2] Bahwa ketika Allah telah menyelesaikan pekerjaan ka-
sih karunia ini bagi umat-Nya, selanjutnya Ia akan me-
lakukan pekerjaan murka dan pembalasan atas para
penyerang mereka: Maka Aku akan menghartikel m per-
buatan ketinggian raja Asyur dan sikapnya yang angkuh
sombong. Dikatakan di sini bahwa mulut besar si raja
ini berasal dari hatinya yang tinggi, dan merupakan
buah dari hatinya itu, karena yang diucapkan mulutnya,
meluap dari hatinya. Di sini juga dicatat segala keme-
gahannya dan congkak matanya, sebab mata yang cong-
kak merupakan tanda dari jiwa yang congkak. Musuh-
musuh jemaat pada umumnya sangat tinggi hati dan
congkak, tetapi cepat atau lambat Allah akan memper-
hitungkan ketinggian hati mereka. Dan Allah bermegah
di dalam mengadakan perhitungan ini sebagai bukti
yang tak dapat disangkal atas kekuasaan dan kedaulat-
220
an-Nya, bahwa Ia mengamat-amati setiap orang yang
congkak dan merendahkannya (Ayb. 40:6, dst.).
(2) Bahwa betapapun besarnya upaya penghancuran atas Sion
dan Yerusalem, upaya itu pasti akan dikacaukan dan dipa-
tahkan, dan menjadi sia-sia, dan raja itu tidak akan dapat
mewujudkan usahanya itu (ay. 16, 19). Amatilah,
[1] Siapakah itu yang melaksanakan penghancurannya dan
akan menjadi perancangnya. Bukan Hizkia, atau para
panglimanya, atau prajurit-prajurit Yehuda dan Yerusa-
lem (apa yang dapat mereka lakukan terhadap kekuatan
yang sedemikian besar?), melainkan Allah sendiri yang
akan melakukannya, sebagai TUHAN semesta alam, dan
sebagai Terang Israel.
Pertama, kita yakin bahwa Dia sanggup melakukan-
nya, sebab Dia yaitu TUHAN semesta alam, dari semua
penghuni langit dan bumi. Semua makhluk ada di ba-
wah perintah-Nya. Ia memanfaatkan mereka untuk mak-
sud apa saja sesuai keinginan-Nya. Dia yaitu TUHAN
semesta alam dari Yehuda dan Asyur, dan dapat mem-
berikan kemenangan kepada pihak mana pun sesuai
keinginan-Nya. Janganlah kita takut terhadap jumlah
besar musuh mana pun jika kita memiliki TUHAN
semesta alam di pihak kita.
Kedua, kita memiliki alasan untuk berharap Dia akan
melakukannya, sebab Dia yaitu Terang Israel dan Allah-
nya Yang Mahakudus. Allah yaitu Terang, di dalam Dia
ada kecemerlangan, kemurnian, dan kebahagiaan yang
sempurna. Dia yaitu Terang, sebab Dia yaitu Allah
Yang Mahakudus. Kekudusan-Nya yaitu kemuliaan-
Nya. Ia yaitu Terang Israel, untuk memimpin dan me-
nasihati umat-Nya, untuk menolong dan mendartikel ng
mereka, dan dengan begitu menggembirakan dan meng-
hibur mereka pada saat-saat buruk. Dia yaitu Allah
mereka Yang Mahakudus, sebab Dia ada di dalam ikat-
an perjanjian dengan mereka. Kekudusan-Nya dilibat-
kan dan digunakan untuk mereka. Kekudusan Allah
yaitu penghiburan orang-orang kudus. Mereka mem-
persembahkan syartikel r kepada nama-Nya yang kudus,
Kitab Yesaya 10:5-19
221
dan dengan sukacita yang sangat besar menyebut Dia
sebagai Allah mereka Yang Mahakudus (Hab. 1:12).
[2] Bagaimana penghancuran ini digambarkan. Penghan-
curan itu akan,
Pertama, sebagai pemusnahan tubuh karena penya-
kit: Tuhan akan membuat orang-orangnya yang tegap
menjadi kurus kering. Pasukannya yang banyak sekali,
yang diibaratkan seperti tubuh yang terbungkus gemuk,
akan menyusut dan merana, dan menjadi seperti teng-
korak.
Kedua, sebagai pemusnahan gedung-gedung, pohon-
pohon, dan semak-semak oleh api: Segala kemuliaan
yang dimegahkannya, hal yang menjadi buah hati ke-
banggaannya, dan segala kekayaannya akan dibakar ha-
bis, dengan api yang menyala-nyala, yang akan meng-
hancurleburkan pasukannya dengan seketika seperti
amukan api yang meluluh-lantakkan gedung yang me-
gah menjadi abu. Ada sebagian orang yang memahami
hal ini sebagai menunjuk pada api yang menyala di
bawah korban-korban bakaran. Sebab, orang-orang ber-
dosa yang angkuh jatuh seperti korban-korban bakaran
untuk keadilan ilahi. Amatilah,
1. Bagaimana api ini akan dinyalakan (ay. 17). Allah
yang sama yang yaitu Terang yang mendatangkan
sukacita bagi orang-orang yang melayani-Nya dengan
setia akan menjadi api yang menghanguskan bagi
orang-orang yang mempermainkan-Nya atau yang
memberontak terhadap-Nya. Terang Israel akan men-
jadi api bagi orang-orang Asyur, sama seperti tiang
awan menjadi terang bagi bangsa Israel dan kegen-
taran bagi orang-orang Mesir di Laut Merah. Apa
yang dapat melawan, apa yang dapat memadamkan
api seperti itu?
2. Kebinasaan apa yang akan dibuat: Api akan menya-
la-nyala dan membakar habis puteri malu dan rum-
putnya, para perwira dan prajurit-prajuritnya, yang
tidak ada artinya, dan menjadi kejengkelan bagi
Allah Israel, seperti duri putri malu dan rumput-
rumputnya, yang akhirnya yaitu untuk dibakar,
222
dan yang dengan mudah dan cepat dapat dihangus-
kan oleh api yang menyala-nyala. “Siapa yang me-
nempatkan putri malu dan rumput di hadapan-Ku
dalam pertempuran? Mereka bukannya memadam-
kan api, malah mengobarkannya. Aku akan bertin-
dak memeranginya dan akan membakarnya sekali-
gus (27:4), Mereka akan dibakar pada satu hari saja,
semua dibinasakan dalam sekejap.” Ketika mereka
berseru-seru, semuanya damai dan aman, kami me-
nang dan jaya, maka tiba-tiba datanglah kebinasaan.
Datangnya dengan sangat mengejutkan, dan selesai
dalam waktu singkat. “Bahkan keindahan hutan
Asyur (ay. 18), pasukan-pasukan pilihan dari bala
tentaranya, mantan-mantan pejuang, pasukan-pa-
sukan pendartikel ng, pasukan-pasukan pemartikel l paling
berani yang dimilikinya, yang sangat dibanggakannya
dan yang paling diandalkannya, yang ia hargai seperti
orang menghargai pohon-pohon kayunya (keindahan
hutan mereka) atau pohon-pohon buah mereka
(keindahan Karmel), akan ditaruh seperti rumput liar
dan putri malu di depan api. Mereka akan dihangus-
kan baik jiwa maupun raga, dibinasakan seluruhnya,
tidak hanya anggota tubuhnya dibakar, tetapi hidup-
nya juga ditumpas.” Perhatikanlah, Allah sanggup
membinasakan baik jiwa maupun tubuh, itulah se-
babnya kita harus lebih takut kepada-Nya dari pada
takut kepada manusia, yang hanya dapat mem-
bunuh tubuh. Pasukan-pasukan besar yang ada di
hadapannya hanyalah seperti pohon-pohon kayu
besar yang dapat Ia tumbangkan atau bakar sesuka
hati-Nya.
[3] Apa akibat dari pembantaian besar-besaran ini. Sang nabi
memberitahukan kita.
Pertama, bahwa dengan ini pasukan itu akan berku-
rang sampai jumlah yang sangat kecil: Sisa pohon-pohon
hutannya akan dapat dihitung banyaknya. Sangat sedi-
kit yang terlepas dari pedang malaikat pembinasa itu,
begitu sedikitnya sehingga tidak diperlukan kehadiran
ahli tempur, tidak perlu juru hitung atau petugas pen-
Kitab Yesaya 10:20-23
223
catat pasukan, atau juru bayar, untuk menghitung
jumlah prajurit, sebab bahkan seorang anak kecil pun
dapat dengan cepat menghitung jumlah mereka, dan
mencatat nama-nama mereka.
Kedua, bahwa sedikit orang yang tersisa itu akan
sangat kehilangan semangat: Mereka akan menjadi se-
perti seorang sakit yang merana sampai mati. Ketika ia
jatuh atau melarikan diri, dan benderanya dirampas
oleh musuh, hal ini membuat seluruh pasukan menjadi
berkecil hati dan kebingungan. Atas semua hal itu ha-
rus kita katakan, Siapakah yang tahan berdiri di hadap-
an TUHAN, Allah yang kudus ini?
Dorongan bagi Israel
(10:20-23)
20. Tetapi pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput di antara
kaum keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi kepada yang mengalah-
kannya, tetapi akan bersandar kepada TUHAN, Yang Mahakudus, Allah
Israel, dan tetap setia. 21 Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat
di hadapan Allah yang perkasa. 22 Sebab sekalipun bangsamu, hai Israel,
seperti pasir di laut banyaknya, namun hanya sisanya akan kembali. TUHAN
telah memastikan datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang
meluap-luap. 23 Sungguh, kebinasaan yang sudah pasti akan dilaksanakan di
atas seluruh bumi oleh Tuhan, TUHAN semesta alam.
Sang nabi telah berkata (ay. 12) bahwa TUHAN akan menyelesaikan
segala pekerjaan-Nya di gunung Sion dan di Yerusalem, dengan meng-
gunakan penyerbuan Sanherib ke tanah itu. Sekarang di sini kepada
kita diberitahukan pekerjaan apa saja itu adanya, yakni yang memi-
liki dua tujuan:
I. Pertobatan beberapa orang, yang baginya penyelenggaraan ilahi
ini akan dikuduskan dan mengeluarkan buah kebenaran yang
mendatangkan damai sejahtera, walaupun pada saat itu tidak ada
sukacita tetapi kepedihan saja. Sebagian orang ini hanyalah suatu
sisa (ay. 22), sisa orang Israel (ay. 20), sisa Yakub (ay. 21), jum-
lahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah bangsa
Israel yang luar biasa besar, yang seperti pasir di laut. Perhatikan-
lah, pekerjaan pertobatan dikerjakan hanya pada suatu sisa, yang
dibedakan dari orang-orang selebihnya dan dipisahkan bagi Allah.
Ketika kita melihat betapa padatnya penduduk Israel itu, betapa
224
banyaknya anggota-anggota dari jemaat di dunia ini, seperti pasir
di laut banyaknya, namun dengan memikirkan bahwa dari jumlah
ini hanya suatu sisa yang akan diselamatkan, bahwa dari banyak
yang dipanggil hanya sedikit yang dipilih, kita pasti harus ber-
juang untuk masuk melalui pintu yang sesak itu dan berhati-hati
supaya jangan sampai kita ketinggalan. Sisa orang Israel ini dika-
takan sebagai orang isi rumah Yakub yang sudah luput, terluput
dari kebobrokan isi rumah Yakub, dan tetap menjaga kesetiaan
mereka di masa-masa yang penuh dengan kemurtadan di mana-
mana, dan itu merupakan keluputan yang indah. Karena itu
mereka akan terluput dari kebinasaan yang menimpa rumah itu,
dan akan terpelihara dengan aman pada masa-masa yang penuh
dengan malapetaka yang menimpa segala makhluk. Dan itu juga
merupakan jalan keluputan yang pantas dan sempit. Nyawa me-
reka akan diberikan sebagai jarahan (Yer. 45:5). Orang benar
hampir-hampir tidak diselamatkan. Nah,
1. Sisa ini akan meninggalkan semua pengandalan diri pada
kekuatan manusia. Pemeliharaan ilahi ini akan menyembuh-
kan mereka dari hal itu: “Mereka tidak akan bersandar lagi
kepada yang mengalahkan mereka, tidak akan pernah lagi
bergantung pada orang-orang Asyur, seperti yang telah mereka
lakukan, untuk mendapatkan pertolongan melawan musuh-
musuh mereka lainnya, setelah mereka mendapati bahwa
ternyata orang-orang Asyur itu sendirilah musuh mereka yang
paling buruk.” Ictus piscator sapit – penderitaan mengajarkan
kewaspadaan. “Sekarang mereka sudah belajar dari peng-
alaman yang dibeli dengan harga mahal tentang kebodohan
bersandar pada tongkat itu, yang terbukti justru menjadi tong-
kat yang memartikel l mereka.” Ini yaitu bagian dari perjanjian
mengenai bangsa yang kembali (Hos. 14:4), Asyur tidak dapat
menyelamatkan kami. Perhatikanlah, dari penderitaan yang
kita alami kita dapat belajar supaya jangan pernah menjadi-
kan makhluk ciptaan menjadi kepercayaan kita.
2. Mereka akan pulang kembali kepada Allah, kepada Allah yang
Perkasa (salah satu nama yang diberikan kepada Sang Mesias,
9:5), kepada Yang Mahakudus, Allah Israel: “Suatu sisa akan
kembali (yang diperlambangkan melalui nama dari putra sang
nabi, Syear Yasyub, anakmu laki-laki [7:3]), yaitu sisa Yakub.
Mereka akan kembali, sesudah pengepungan atas Yerusalem
Kitab Yesaya 10:20-23
225
diakhiri, tidak saja kepada harta milik tetap mereka, rumah
dan tanah, tetapi juga kepada Allah dan kepada kewajiban
mereka. Mereka akan bertobat, berdoa, mencari wajah-Nya,
dan memperbarui kehidupan mereka.” Sisa yang terluput
yaitu sisa yang kembali: Mereka akan kembali kepada Allah
dan bersandar kepada-Nya. Perhatikanlah, hanya orang-orang
yang kembali kepada Allah yang bisa merasa nyaman bersan-
dar kepada-Nya. Kita hanya bisa percaya dan bersandar ke-
pada-Nya dengan rendah hati saat kita menjalankan kewajib-
an kita kepada-Nya dengan sungguh-sungguh hati. Mereka
akan bersandar kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan
tetap setia, dan tidak dalam kepura-puraan dan pengakuan
belaka. Janji pertobatan dan keselamatan sisa Israel ini
digunakan oleh sang rasul (Rm. 9:27) kepada sisa-sisa orang
Yahudi, yang pada saat pemberitaan Injil yang pertama kali
menerima dan menyambutnya dalam hati mereka, dan hal ini
cartikel p membuktikan bahwa bukan hal yang baru lagi bagi
Allah untuk terus membinasakan keturunan Abraham dalam
jumlah sangat besar dengan kekuatan dan kebajikan sepenuh-
nya. Sebab demikianlah yang terjadi ketika itu. Jumlah bani
Israel yaitu seperti pasir di laut (sesuai dengan janji-Nya itu
[Kej. 22:17]), tetapi meskipun begitu hanya ada suatu sisa
yang akan diselamatkan.
II. Kebinasaan terhadap yang lain: Sungguh, TUHAN, Allah semesta
alam akan membinasakan (ay. 23). Yang dimaksudkan di sini
bukanlah kebinasaan pasukan Asyur (seperti dalam ay. 18 itu),
tetapi kebinasaan segala harta milik dan keluarga-keluarga dari
banyak orang Yahudi oleh pasukan Asyur. Hal ini dicatat untuk
mengagungkan kuasa dan kebaikan Allah dalam meluputkan sisa
yang berbeda itu, dan memberitahukan kepada kita apa yang
akan terjadi kepada orang-orang yang tidak mau kembali kepada
Allah. Mereka akan dilenyapkan oleh kebinasaan ini, yakni ke-
bobrokan yang terjadi hampir di seluruh negeri. Amatilah,
1. Kebinasaan ini dibuat oleh Allah sendiri. Ialah perancangnya.
TUHAN, Allah semesta alam, yang tidak dapat dilawan oleh
siapa pun, akan mengadakan kebinasaan ini.
2. Kebinasaan ini ditetapkan. Kebinasaan itu bukanlah hasil dari
keputusan yang tiba-tiba, tetapi telah diputuskan sebelumnya.
226
Kebinasaan itu ditentukan, tidak saja supaya akan ada kebina-
saan, tetapi juga penyingkiran atau pemutusan (begitulah mak-
na kata yang dipakai). Secara khusus ditetapkan sejauh mana
kebinasaan itu meluas dan berapa lama berlangsung, siapa
yang akan dibinasakan dan siapa yang tidak.
3. Kebinasaan ini meluap-luap, sampai tumpah menyelimuti se-
luruh negeri itu, dan, seperti aliran air yang sangat deras dan
cepat atau banjir hebat, ia menghantam dan menelan semua
yang ada di depannya.
4. Walaupun kebinasaan itu meluap-luap, tetapi tidak semba-
rangan saja, melainkan berlangsung dalam kebenaran, yang
menunjukkan baik kebijaksanaan maupun keadilan. Allah
akan mendatangkan kebinasaan ini dengan adil atas orang-
orang yang membuat-Nya murka, namun dengan bijak dan
murah hati Ia akan menetapkan batas-batasnya. Sampai di
sini boleh engkau datang, jangan lewat.
Dorongan bagi Israel
(10:24-34)
24 Sebab itu beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: “Hai umat-Ku
yang diam di Sion, janganlah takut terhadap Asyur, apabila mereka memartikel l
engkau dengan gada dan menghantam engkau dengan tongkatnya, seperti
yang dilakukan Mesir dahulu. 25 Sebab sedikit waktu lagi amarah-Ku atasmu
akan berakhir, dan murka-Ku akan menyebabkan kehancuran mereka. 26
TUHAN semesta alam akan mencambuk mereka dengan cemeti, seperti Ia
menghajar Midian di gunung batu Oreb, dan mengayunkan tongkat-Nya ke
atas laut Teberau dan mengangkatnya seperti di Mesir dahulu. 27a Pada
waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan
kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap.” 27b Asyur telah
muncul dari Rimon 28 dan telah datang menyerang Ayat; ia telah lewat dari
Migron, dan di Mikhmas diaturnya perbekalannya. 29 Mereka telah menyebe-
rang dari jurang penyeberangan, sambil berteriak: “Geba tempat permalaman
kita!” Penduduk Rama gemetar, penghuni Gibea-Saul melarikan diri. 30 Ke-
luarkanlah jeritanmu, hai puteri Galim! Perhatikanlah, hai Laisya! Jawablah
dia, hai Anatot! 31 Penghuni Madmena lari jauh-jauh, penduduk Gebim pergi
mengungsi. 32 Hari ini juga Asyur akan berhenti di Nob, mengacung-acung-
kan tangannya ke arah gunung puteri Sion, bukit Yerusalem. 33 Lihat, Tuhan,
TUHAN semesta alam akan memotong dahan-dahan pohon dengan kekuatan
yang menakutkan; yang tinggi-tinggi tumbuhnya akan ditebang, dan yang
menjulang ke atas akan direndahkan. 34 Belukar rimba akan ditebas dengan
kapak, dan Libanon dengan pohon-pohonnya yang hebat akan jatuh.
Di dalam khotbahnya, sang nabi membedakan antara yang mulia dan
yang jahat dan tidak berharga, sebab Allah di dalam tindak penye-
lenggaraan ilahi-Nya, bahkan di dalam tindakan yang sama, bertin-
Kitab Yesaya 10:24-34
227
dak seperti itu. Dia menyampaikan kengerian, pada saat penyerang-
an Sanherib, kepada orang-orang munafik, yang yaitu umat sasar-
an murka Allah (ay. 6). Namun di sini, Dia berbicara tentang peng-
hiburan kepada orang-orang yang tulus hati, yang yaitu umat
kekasih Allah. Penghartikel man dikirimkan demi kepentingan yang
sebelumnya, sementara pembebasan dilakukan untuk kepentingan
yang satunya lagi. Di sini kita membaca,
I. Sebuah nasihat bagi umat Allah supaya tidak takut menghadapi
bencana yang sedang mengancam ini, atau menjadi bingung dan
khawatir olehnya. Biarlah orang-orang berdosa di Sion diliputi
kegentaran (33:14): Tetapi hai umat-Ku, yang diam di Sion, jangan-
lah takut terhadap Asyur (ay. 24). Perhatikanlah, merupakan hal
yang bertentangan dengan pikiran dan kehendak Allah jika umat-
Nya membuka jalan bagi ketakutan yang menyiksa dan mengejut-
kan hati. Orang-orang yang diam di Sion, di mana Allah tinggal
dan di mana umat-Nya melayani-Nya, dan bekerja di dalam pela-
yanan-Nya, yang ada di bawah perlindungan benteng yang menge-
lilingi Sion (Mzm. 48:13-14), tidak perlu takut terhadap musuh
apa pun. Biarlah jiwa mereka tinggal dengan nyaman di dalam
Allah.
II. Pertimbangan-pertimbangan diberikan untuk meredam ketakutan
mereka.
1. Orang-orang Asyur tidak akan melakukan apa pun terhadap
mereka, selain yang telah ditetapkan dan diputuskan Allah.
Mereka telah diberitahukan sebelumnya apa saja yang akan
Dia lakukan supaya mereka tidak terkejut: “Ia akan memartikel l-
mu dengan izin ilahi, tetapi hanya dengan gada untuk mem-
perbaiki perilakumu, bukan dengan pedang untuk melukai
dan membunuhmu. Bahkan, ia hanya akan mengangkat tong-
katnya kepadamu, mengancammu, dan menakut-nakutimu,
seperti yang dilakukan oleh Mesir dahulu, ketika orang-orang
Mesir menggoyang tongkat mereka terhadap bapa-bapa lelu-
hurmu di Laut Merah, ketika mereka berkata, Kami akan
mengejar, kami akan mencapai mereka (Kel. 15:9), tetapi tidak
dapat menjangkau untuk melukai mereka.” Perhatikanlah,
kita tidak boleh takut kepada musuh-musuh itu yang tidak
dapat berbuat apa-apa selain hanya bisa menakut-nakuti saja.
228
2. Badai akan segera berlalu (ay. 25): Sebab sedikit waktu lagi –
sedikit, sedikit waktu lagi (begitulah arti kata yang dipakai),
amarah itu akan berakhir, bahkan murka-Ku, yang yaitu
tongkat yang ada di tangan mereka (ay. 5), sehingga ketika
murka itu berakhir, mereka dilucuti dan dilumpuhkan supaya
tidak melakukan kejahatan lebih lanjut. Perhatikanlah, murka
Allah terhadap umat-Nya hanyalah untuk sementara belaka
(Mzm. 30:6), dan ketika murka itu berakhir dan dijauhkan dari
kita, kita tidak perlu takut akan amarah seorang pun, sebab
itu hanya hasrat kuat yang tidak berdaya.
3. Musuh yang mengancam mereka itu sendiri pasti akan diha-
kimi. Murka Allah terhadap umat-Nya harus berhenti dalam
penghancuran musuh-musuh-Nya. Ketika Dia menjauhkan
murka-Nya dari Israel, Ia akan mengalihkannya kepada Asyur,
dan cambuk yang Ia pakai untuk menghajar umat-Nya tidak
saja akan disingkirkan, tetapi juga dilemparkan ke dalam api.
Asyur telah mengangkat tongkatnya terhadap Sion, tetapi Allah
akan mencambuk mereka dengan cemeti (ay. 26). Asyur telah
menjadi kengerian bagi umat Allah, tetapi Allah akan menjadi
kengerian baginya. Malaikat pembinasa akan menjadi cambuk
ini, di mana Asyur tidak dapat melarikan diri darinya atau
melawannya. Untuk membesarkan hati umat Allah, sang nabi
mengutip peristiwa-peristiwa masa lalu yang dapat dijadikan
contoh, untuk mengingatkan mereka akan apa yang telah
Allah lakukan sebelumnya terhadap musuh-musuh jemaat-
Nya, musuh-musuh yang sangat kuat dan hebat, tetapi dihan-
curkan juga. Kehancuran Asyur akan,
(1) Seperti Ia menghajar Midian (yang dilakukan oleh suatu
kuasa yang tidak dapat dilihat, tetapi dilaksanakan dengan
sangat tiba-tiba, dan mengakibatkan kekalahan sepenuh-
nya), dan seperti di gunung batu Oreb, di mana sesudah
pertempuran salah seorang pemuka Midian terbunuh, dan
begitulah juga yang akan terjadi dengan Sanherib di dalam
kuil Nisrokh, dewanya, setelah kekalahan bala tentaranya,
ketika ia mengira kepahitan maut telah berlalu. Banding-
kanlah ini dengan Mazmur 83:12, Buatlah para pemuka
mereka seperti Oreb dan Zeeb, dan lihatlah bagaimana
janji-janji Allah doa-doa umat-Nya saling bersesuaian.
Kitab Yesaya 10:24-34
229
(2) Sama seperti tongkat-Nya diayunkan ke atas laut, Laut
Teberau, seperti tongkat Musa diangkat di atasnya, per-
tama untuk memisahkan air guna meluputkan bangsa
Israel dan kemudian menutupnya lagi guna membinasakan
pengejar-pengejar mereka. Begitulah sekarang tongkat-Nya
diangkat seperti di Mesir dahulu, untuk membebaskan
Yerusalem dan menghancurkan Asyur. Perhatikanlah, sa-
ngatlah baik untuk mengamati kesamaan antara kehadiran
Allah bagi umat-Nya yang sebelumnya dan yang kemudian,
dan kemunculan-Nya dalam melawan musuh-Nya dan mu-
suh umat-Nya.
4. Mereka akan dibebaskan seluruhnya dari kekuasaan Asyur
dan dari ketakutan terhadapnya (ay. 27a). “Mereka tidak saja
dibebaskan dari bala tentara Asyur, yang sekarang tinggal
menetap di segenap penjuru tanah mereka, dan menjadi kuk
menyedihkan dan beban bagi mereka, tetapi juga tidak akan
lagi membayar upeti kepada raja Asyur yang sebelum penye-
rangan ini menuntutnya dari mereka (2Raj. 18:14). Mereka
tidak akan lagi harus bekerja untuk kepentingannya, atau
bergantung pada belas kasihannya, seperti yang telah mereka
lakukan. Ia tidak akan pernah lagi mengharuskan negeri itu
membayar upeti.” Sebagian orang berpendapat bahwa peris-
tiwa ini melihat lebih jauh lagi ke depan, yaitu kepada pem-
bebasan orang-orang Yahudi keluar dari penawanan di Babel,
dan lebih jauh lagi kepada penebusan orang-orang percaya
dari kekuasaan dosa dan Iblis yang kejam. Kuk itu tidak saja
akan diangkat, tetapi juga akan dihancurkan. Musuh tidak
akan mendapatkan kembali kekuatannya untuk melakukan
kejahatan yang telah ia lakukan, dan ini yaitu karena peng-
urapan itu, demi mereka yang turut mengambil bagian dalam
pengurapan itu,
(1) Demi Hizkia, yang telah diurapi oleh Tuhan, yang giat me-
lakukan pembaruan, dan yang dikasihi Allah.
(2) Demi Daud. Secara khusus hal ini diberikan sebagai alasan
mengapa Allah mau mempertahankan Yerusalem dari San-
herib (37:35), oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-
Ku.
230
(3) Demi umat-Nya, Israel, orang-orang baik di antara mereka
yang telah menerima pengurapan kasih karunia ilahi.
(4) Demi Sang Mesias, Yang Diurapi Allah, yang kepada-Nya
pandangan Allah tertuju dalam semua penyelamatan yang
dilakukan-Nya bagi jemaat Perjanjian Lama. Juga, yang
kepada-Nya mata Allah tertuju dalam semua kemurahan
yang ditunjukkan kepada umat-Nya. Demi Dialah kuk itu
dipatahkan, dan kita benar-benar dimerdekakan.
III. Sebuah gambaran mengenai kengerian yang dirasakan musuh dan
kengerian yang olehnya banyak orang terpartikel l. Juga kebodohan
keduanya dijelaskan, dari ayat 27b-28 sampai akhir. Amatilah di
sini,
1. Betapa hebatnya bangsa Asyur itu dan betapa berani dan
membahayakannya pengaruh yang ditimbulkannya. Berikut
ini yaitu gambaran khusus mengenai gerakan Sanherib, arah
mana yang dituju, dan wilayah apa saja yang dicapainya: Ia
telah datang menyerang Ayat, dan seterusnya.” Di sini dan di
tempat-tempat lain, ia telah berhasil membuat dirinya sebagai
penguasa, dan tidak menjumpai perlawanan apa pun.” Di
Mikhmas diaturnya perbekalannya, seolah-olah ia tidak perlu
menggerakkan senjata beratnya lebih jauh lagi. Betapa mu-
dahnya ia menghancurkan setiap tempat yang ia datangi. Atau
juga, kota-kota perbekalan Yehuda, yang dibentengi untuk ke-
perluan itu, sekarang telah menjadi gudang senjatanya. Bebe-
rapa lintasan yang patut diperhatikan, dan salah satunya yang
penting, telah dikuasainya: Mereka telah menyeberang dari
jurang penyeberangan.
2. Betapa pengecutnya orang-orang Yehuda itu, keturunan yang
bobrok dari anak singa itu. Mereka menjadi takut, mereka me-
larikan diri begitu ada tanda bahaya pertama, dan tidak mela-
kukan usaha apa pun untuk menghadapi musuh. Kemurtadan
mereka dari Allah telah membuat mereka patah arang, sehing-
ga satu orang saja dapat mengejar seribu orang Yehuda. Bu-
kannya seruan yang gagah berani untuk saling menggelorakan
hati, yang terdengar malah hanya suara ratapan, yang mema-
tahkan semangat atau melemahkan satu sama lain. Dan
Anatot yang malang, kota imam-imam, yang seharusnya men-
jadi teladan keberanian, malah menjerit-jerit lebih nyaring dari
Kitab Yesaya 10:24-34
231
pada siapa pun (ay. 30). Ada juga yang berkumpul bersama-
sama, tetapi tidak untuk berperang, melainkan untuk bersepa-
kat melarikan diri (ay. 31). Hal ini digambarkan seperti ini,
(1) Untuk menunjukkan betapa cepatnya kabar tentang per-
gerakan musuh tersiar melintasi seluruh kerajaan: Ia telah
datang menyerang Ayat, kata seseorang. Bukan itu saja,
kata yang lain, ia telah lewat dari Migron, dan seterusnya.
Namun, mungkin secara keseluruhan, keadaannya sama
sekali tidak seburuk seperti yang ditunjukkan oleh kehe-
bohan umum itu. Jadi kita harus berhati-hati terhadap
rasa takut, tidak saja terhadap hal-hal yang jahat, tetapi
juga terhadap kabar-kabar yang jahat, yang sering men-
jadikan keadaan lebih buruk dari pada yang sebenarnya,
(Mzm. 112:7). Atau,
(2) Untuk menunjukkan bahaya apa yang segera terjadi di
Yerusalem dalam waktu dekat ini, ketika musuh-musuh-
nya dengan begitu berani maju mendekatinya sementara
sahabat-sahabatnya tidak dapat berdiri membelanya. Per-
hatikanlah, semakin berani musuh-musuh jemaat jadinya
dan semakin lebih pengecutnya orang-orang yang seharus-
nya tampil untuk jemaat, maka semakin besarlah Allah
akan dimuliakan dalam kekuatan-Nya, ketika Ia mengerja-
kan pembebasan bagi jemaat, sekalipun keadaan sudah
seperti itu.
3. Betapa tidak berdayanya upaya Sanherib atas Yerusalem: Ia
akan berhenti di Nob, dari mana ia dapat melihat Gunung Putri
Sion, dan mengacung-acungkan tangannya ke arah gunung
itu (ay. 32). Ia akan mengancamnya, dan hanya itu saja yang
akan terjadi. Gunung itu akan tetap aman, dan akan menan-
tangnya. Putri Yerusalem, untuk membalas Sanherib, akan
menggeleng-gelengkan kepala kepadanya (37:22).
4. Betapa mematikannya perbuatan Sanherib itu bagi dirinya
sendiri. Ketika ia mengacung-acungkan tangannya ke arah
Yerusalem, dan siap menjatuhkan tangannya ke atasnya, saat
itulah Allah tampil melawan dia. Sebab, Sion yaitu tempat
yang tentangnya Allah telah berfirman, Inilah tempat perhentian-
Ku selama-lamanya. Oleh karena itu orang-orang yang meng-
ancam tempat itu berarti menyerang Allah sendiri. Kemudian
232
TUHAN akan memotong dahan-dahan pohon dengan kekuatan
yang menakutkan dan belukar rimba akan ditebas (ay. 33-34).
(1) Keangkuhan musuh akan direndahkan, dahan-dahan pohon
yang diangkat di ketinggian akan dipotong, pohon-pohon
yang tinggi dan megah akan ditebang. Artinya, yang angkuh
akan direndahkan. Orang-orang yang meninggikan diri un-
tuk bersaing dengan Allah atau melawan Dia akan diren-
dahkan.
(2) Kuasa musuh akan dipatahkan: Belukar rimba akan dite-
bas. Ketika prajurit-prajurit Asyur yang bersenjata lengkap
siap berperang dan tombak-tombak mereka tegak berdiri,
mereka tampak seperti sebuah hutan, seperti Libanon.
Tetapi ketika dalam satu malam mereka semua menjadi
mayat-mayat yang mati, tombak-tombak itu tergeletak di
tanah, dan Libanon dengan tiba-tiba dipotong oleh orang
yang perkasa, oleh malaikat pembinasa, yang dalam seke-
jap saja membunuh ribuan orang dari pihak mereka. Dan,
jika demikianlah yang akan terjadi pada akhirnya dengan
penyerang yang angkuh itu, maka janganlah umat Allah
takut kepada mereka. Siapakah engkau maka engkau takut
terhadap manusia yang memang akan mati?
PASAL 1 1
alam nubuat sangatlah umum dijumpai suatu peralihan yang
sangat indah (apakah itu demikian juga dalam gaya bahasanya
atau tidak) dari nubuat tentang pembebasan-pembebasan jemaat
yang bersifat duniawi ke nubuat tentang keselamatan agung, yang
dalam kegenapan waktu akan dikerjakan oleh Yesus Kristus. Pem-
bebasan yang bersifat duniawi yaitu bayangan dan perlambang dari
keselamatan agung itu, dan mengenai keselamatan agung itulah se-
mua nabi memberikan kesaksian mereka. Demikianlah orang-orang
Yahudi pada masa dulu memahaminya. Sebab apa lagi yang mem-
bangkitkan pengharapan yang begitu besar akan Mesias ketika Ia
betul-betul datang. Pada saat diberikan nubuat tentang pembebasan
Yerusalem dari Sanherib, muncullah sebuah nubuat tentang Mesias
Sang Raja.
I. Kemunculan-Nya dari keluarga Daud (ay. 1).
II. Syarat-syarat yang dipenuhi-Nya bagi pekerjaan-Nya yang
besar (ay. 2-3).
III. Keadilan dan kebenaran pemerintahan-Nya (ay. 3-5).
IV. Keadaan damai dalam kerajaan-Nya (ay. 6-9).
V. Masuknya bangsa-bangsa bukan Yahudi ke dalam kerajaan-
Nya (ay. 10), dan bersama mereka orang-orang Yahudi yang
tersisa, yang akan dipersatukan dengan mereka dalam kera-
jaan Mesias (ay. 11-16). Dan untuk semuanya ini, Allah akan
segera memberi mereka suatu perlambang, dan suatu gam-
baran yang gelap, dalam rupa pemerintahan Hizkia yang sa-
ngat bagus, kedamaian besar yang akan dinikmati bangsa
Yahudi di bawahnya, setelah dihancurkannya rancangan
Sanherib, dan kembalinya banyak orang dari antara sepuluh
sartikel yang terserak kepada saudara-saudara mereka di tanah
D
234
Yehuda, ketika mereka menikmati ketenteraman yang besar
itu.
Nubuat tentang Mesias; Pemerintahan Mesias
(11:1-9)
1 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh
dari pangkalnya akan berbuah. 2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat
dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut
akan TUHAN; 3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan
menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan
menurut kata orang. 4 Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan
keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang ter-
tindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkata-
annya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan mem-
bunuh orang fasik. 5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetia-
an, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang. 6 Serigala akan tinggal
bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak
lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak
kecil akan menggiringnya. 7 Lembu dan beruang akan sama-sama makan
rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan
jerami seperti lembu. 8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang
ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke
sarang ular beludak. 9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku
busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan
pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
Sang nabi sebelumnya, dalam khotbah ini, sudah berbicara tentang
seorang anak yang akan lahir, seorang anak yang akan diberikan,
yang di atas bahunya akan ada lambang pemerintahan. Ia meniatkan
itu untuk menghibur umat Allah di masa-masa sulit, seperti Yakub
yang sedang sekarat, berabad-abad sebelumnya, meniatkan pengha-
rapan akan Silo sebagai penghiburan bagi keturunannya dalam pen-
deritaan mereka di Mesir. Sang nabi sudah berkata (10:27a) bahwa
kuk yang diletakkan itu akan lenyap (KJV: kuk itu akan dihancurkan
oleh karena pengurapan itu). Sekarang di sini ia memberi tahu kita
kepada siapa pengurapan itu akan diberikan. Ia menubuatkan,
I. Bahwa Mesias, pada waktunya, akan muncul dari keluarga Daud,
seperti tunas yang ditumbuhkan TUHAN, yang dikatakannya (4:2)
akan menjadi permai dan mulia. Kata yang dipakai yaitu Netzer,
yang menurut sebagian orang dirujuk dalam Matius 2:23, di mana
dikatakan bahwa disampaikan oleh nabi-nabi tentang Mesias,
bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. Cermatilah di sini,
Kitab Yesaya 11:1-9
235
1. Dari mana tunas ini akan muncul, yaitu dari Isai. Ia haruslah
anak Daud, yang dengannya perjanjian kerajaan dibuat, dan
kepadanya dijanjikan dengan sumpah bahwa Allah akan men-
dudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takh-
tanya (Kis. 2:30). Daud sering kali disebut sebagai anak Isai,
dan Kristus disebut demikian, karena Ia bukan hanya akan
menjadi Anak Daud, melainkan juga Daud sendiri (Hos. 3:5).
2. Kehinaan penampilan-Nya.
(1) Ia disebut sebagai tunas dan taruk. Kedua kata itu dipakai
di sini untuk menandakan suatu benda yang lemah, kecil,
dan lembut, sebuah ranting dan tangkai (demikian sebagi-
an orang mengartikannya), yang mudah patah. Musuh-
musuh jemaat Allah sebelumnya baru saja dibandingkan
dengan dahan-dahan pohon yang kuat dan megah (10:33),
yang tidak akan ditebang tanpa susah payah, sedangkan
Kristus dibandingkan dengan taruk yang lembut (53:2).
Walaupun begitu, Ia akan menang atas mereka.
(2) Ia dikatakan muncul dari Isai dan bukan Daud, karena Isai
hidup dan mati dalam kepapaan dan jauh dari kema-
syhuran. Kaum keluarganya tidak begitu dianggap (1Sam.
18:18), dan dengan maksud menghina dan mencela, Daud
kadang-kadang disebut sebagai anak Isai (1Sam. 22:7).
(3) Ia muncul dari batang atau tunggul Isai. Meskipun keluarga
kerajaan, yang sebelumnya seperti pohon aras, ditebang,
dan hanya tunggulnya yang tersisa, hampir rata dengan
tanah dan terhilang di antara rumput muda di padang
(Dan. 4:15), namun ia akan bertunas kembali (Ayb. 14:7).
Bahkan, ia akan tumbuh dari pangkalnya, yang sudah
terkubur di dalam bumi, dan seperti akar-akar bunga di
musim dingin, tidak mempunyai batang yang muncul di
atas tanah. Keluarga Daud menurun dan terpuruk keada-
annya pada masa Kristus lahir, lihat saja betapa miskinnya
Yusuf dan Maria, dan betapa jauhnya mereka dari kema-
syhuran. Demikianlah Sang Mesias harus memulai keada-
an-Nya yang hina, dan dengan tunduk padanya Ia akan
sangat ditinggikan, dan dengan begitu menyatakan sejak
awal bahwa kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini. Alkitab
bahasa Aram membacanya seperti ini: Akan bangkit
236
seorang Raja dari anak-anak Isai, dan Mesias (atau Kristus)
akan diurapi dari keturunan anak-anaknya.
II. Bahwa Ia dalam segala hal memenuhi syarat bagi pekerjaan besar
yang dirancangkan untuk-Nya, bahwa taruk yang lembut ini akan
disirami sedemikian rupa dengan embun-embun sorga sehingga
menjadi batang yang kuat bagi tongkat pemerintahan (ay. 2).
1. Secara umum, Roh TUHAN akan ada padanya. Roh Kudus,
dalam segala karunia dan anugerah-Nya, tidak saja akan
datang, tetapi juga berdiam dan bersemayam di atas-Nya. Ia
akan memiliki Roh bukan secara terbatas, melainkan secara
tak terbatas, karena kepenuhan Allah berdiam dalam Dia (Kol.
1:19; 2:9). Ia mulai memberitakan kerajaan Allah dengan
ucapan ini (Luk. 4:18), Roh Tuhan ada pada-Ku.
2. Secara khusus, roh pemerintahan, yang dengannya Ia dalam
segala hal menjadi pantas untuk menjalakan penghakiman
yang telah diserahkan Bapa kepada-Nya, dan kuasa yang di-
berikan kepada-Nya untuk menghakimi (Yoh. 5:22, 27). Bukan
hanya itu, Ia juga akan dijadikan sebagai sumber dan perben-
daharaan dari semua anugerah bagi orang-orang percaya,
supaya dari kepenuhan-Nya mereka semua dapat menerima
Roh anugerah, seperti halnya semua anggota tubuh menerima
roh-roh kehidupan ragawi dari kepala.
(1) Dia akan memiliki roh hikmat dan pengertian, roh nasihat
dan pengenalan. Ia akan sepenuhnya mengerti pekerjaan
yang harus dikerjakan-Nya. Tidak seorang pun mengenal
Bapa selain Anak (Mat. 11:27). Apa yang harus diberitahu-
kan-Nya kepada anak-anak manusia mengenai Allah, dan
pikiran serta kehendak-Nya, Ia sendiri akan mengenal dan
mengetahuinya (Yoh. 1:18). Ia akan tahu bagaimana me-
ngelola urusan-urusan kerajaan rohani-Nya dalam semua
bagiannya, sehingga dapat memenuhi dua maksud agung
darinya, yaitu kemuliaan Allah dan kesejahteraan anak-
anak manusia. Syarat-syarat perjanjian akan ditetapkan
oleh-Nya, dan ketetapan-ketetapan akan ditentukan, dalam
hikmat. Harta hikmat akan tersembunyi di dalam Dia. Ia
akan menjadi penasihat kita, dan oleh Allah akan dijadikan
hikmat bagi kita.
Kitab Yesaya 11:1-9
237
(2) Roh keberanian, atau keperkasaan, atau kegigihan. Peker-
jaan itu sangat besar, kesulitan yang tiada habisnya harus
didobrak, dan karena itu penting bagi-Nya untuk diperleng-
kapi seperti itu, supaya Ia tidak menjadi pudar dan tidak
akan patah terkulai (42:4). Ia termasyhur karena keberani-
an-Nya dalam mengajar jalan Allah dengan jujur, dan kare-
na tidak takut kepada siapa pun juga (Mat. 22:16).
(3) Roh agama, atau roh takut akan TUHAN. Bukan saja Ia
sendiri akan mengasihi dan hormat pada Bapa-Nya, seba-
gai hamba-Nya (42:1), dan karena kesalehan-Nya Ia dide-
ngarkan (Ibr. 5:7), tetapi juga Ia akan mempunyai sema-
ngat yang membara bagi agama, dan akan mengusahakan
kemajuannya dalam seluruh pekerjaan-Nya. Iman kita ke-
pada Kristus tidak pernah dimaksudkan untuk mengganti-
kan dan menghilangkan rasa takut kita akan Tuhan, tetapi
justru untuk menumbuhkan dan menyokongnya.
III. Bahwa Ia akan menyelenggarakan pemerintahan-Nya dan meng-
gunakan kekuasaan yang diserahkan kepada-Nya dengan cermat,
penuh pertimbangan, dan sangat tepat (ay. 3): Roh yang dikena-
kan pada-Nya akan membuat-Nya cepat mengerti dalam takut
akan TUHAN (KJV) – akan membuat-Nya memiliki penciuman yang
tajam (demikianlah kata yang dipakai), sebab pemahaman oleh
pikiran sering kali diungkapkan dengan pekerjaan indra-indra
tubuh. Perhatikanlah,
1. Orang sungguh-sungguh cerdas dan berharga yaitu mereka
yang takut akan Tuhan, yang cerdas dalam urusan agama, se-
bab itu merupakan batu dasar dan juga batu atap dari hikmat.
2. Dengan ini akan tampak bahwa kita memiliki Roh Allah, yaitu
jika indra-indra rohani kita bekerja, dan kita cepat mengerti
dalam takut akan TUHAN. Orang yang mendapat terang ilahi
yaitu mereka yang mengetahui kewajiban mereka dan tahu
bagaimana harus melaksanakannya.
3. Oleh karena itulah Yesus Kristus memiliki Roh secara tak ter-
batas, supaya Ia dapat mengerti pekerjaan-Nya secara sempur-
na. Dan Ia memang mengerti, seperti yang tampak bukan
hanya dalam jawaban-jawaban mengagumkan yang diberikan-
Nya kepada semua orang yang bertanya kepada-Nya, yang
membuktikan bahwa Dia cepat mengerti dalam takut akan
238
TUHAN, melainkan juga dalam mengelola seluruh pekerjaan-
Nya. Ia telah menyelesaikan dengan baik perkara besar agama
secara tak terduga (dengan cara yang berhasil untuk meng-
amankan kehormatan Allah maupun kebahagiaan manusia)
sehingga, harus diakui, bahwa Ia sungguh memahami pekerja-
an itu sepenuhnya.
IV. Bahwa Ia akan adil dan benar dalam semua tindakan dalam pe-
merintahan-Nya, dan dalam pemerintahan itu akan tampak ke-
adilan dan juga hikmat. Ia akan menghakimi sebagaimana Ia
sendiri menjalankan penghakiman, dan seperti Ia sendiri ingin
dihakimi (Yoh. 7:24).
1. Tidak menurut penampilan luar (ay. 3): Ia tidak akan meng-
hakimi dengan sekilas pandang saja, dengan memandang
muka (Ayb. 34:19) dan menurut apa yang tampak dan terlihat
dari luar. Atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang,
menurut gunjingan dan laporan banyak orang, dan cerita-
cerita orang lain, seperti yang pada umumnya dilakukan
orang. Tidak pula Ia akan menghakimi orang menurut kata-
kata indah yang mereka ucapkan, yang berseru kepada-Nya,
Tuhan, Tuhan. Atau tindakan-tindakan mereka yang terpuji di
mata dunia, yang mereka lakukan supaya dilihat orang.
Tetapi, Ia akan menghakimi apa yang tersembunyi dalam hati
manusia, dan kaidah-kaidah batin yang mengatur mereka,
yang baginya Ia yaitu saksi yang tak dapat keliru. Kristus
akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati
manusia (Rm. 2:16), akan menjatuhkan keputusan berkenaan
dengan mereka, bukan menurut apa yang mereka akui dan
perlihatkan sendiri (itu berarti menghakimi dengan sekilas pan-
dang saja), juga bukan menurut pendapat orang lain tentang
mereka (itu berarti menghakimi menurut kata orang), tetapi
kita yakin bahwa penghakiman-Nya berlangsung secara jujur.
2. Ia akan menghakimi dengan penghakiman yang benar (ay. 5): Ia
tidak akan menyimpang dari kebenaran, seperti ikat pinggang
tetap terikat pada pinggang. Ia akan menjalankan pemerintah-
an-Nya dengan benar, dan kebenaran-Nya akan menjadi ikat
pinggang-Nya. Kebenaran-Nya akan senantiasa melingkupi Dia
dan melekat pada-Nya, akan menjadi perhiasan dan kehormat-
an-Nya. Ia akan mengenakan ikat pinggang untuk setiap tindak-
Kitab Yesaya 11:1-9
239
an, akan menyarungkan pedang-Nya untuk berperang dalam
kebenaran. Kebenaran-Nya akan menjadi kekuatan-Nya, dan
akan membuat-Nya gesit dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya, se-
perti orang yang mengencangkan ikat pinggangnya. Supaya se-
rupa dengan Kristus, para pengikut-Nya haruslah berikatping-
gangkan kebenaran (Ef. 6:14), maka itu akan menjadikan orang
tetap tegak di setiap waktu. Secara khusus,
(1) Ia di dalam kebenaran akan membela orang-orang yang
miskin dan tertindas. Ia akan menjadi pelindung mereka
(ay. 4): Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan ke-
adilan. Ia akan menghakimi dengan mendartikel ng dan mem-
bela orang-orang yang berpihak pada kebenaran, meskipun
mereka miskin di dunia, dan karena mereka miskin di
hadapan Allah. Suatu kewajiban bagi para penguasa untuk
membela dan membebaskan orang yang lemah (Mzm. 82:3-
4), dan menjadi kehormatan Kristus bahwa Ia yaitu Raja
bagi orang tertindas (Mzm. 72:2, 4). Ia akan menjatuhkan
keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di bumi,
atau di negeri, dengan kejujuran. Siapa yang menanggung
kejahatan yang dilakukan terhadapnya dengan kelemah-
lembutan dan kesabaran, secara istimewa berhak menda-
patkan perhatian dan perlindungan ilahi. Aku ini seperti
orang tuli, aku tidak mendengar, sebab Engkaulah yang
akan menjawab (Mzm. 38:14, 16). Sebagian orang mem-
bacanya, Ia akan menegur atau membetulkan orang yang
lemah lembut di bumi dengan keadilan. Jika umat-Nya
sendiri, orang-orang yang lemah lembut di negeri, berbuat
salah, maka Ia akan membalas pelanggaran mereka dengan
gada.
(2) Di dalam kebenaran Ia akan mengadakan perlawanan ter-
hadap musuh-musuh-Nya yang congkak dan penindas (ay.
4): Tetapi Ia akan menghajar bumi, manusia di bumi, yang
menindas (lihat Mzm. 10:18), orang-orang dunia ini, yang
pikirannya semata-mata tertuju kepada perkara duniawi
(Mzm. 17:14). Mereka ini akan Dia hajar dengan perkataan-
Nya seperti dengan tongkat, dengan perkataan mulut-Nya,
yang mengatakan kengerian dan kehancuran bagi mereka.
Ancaman-ancaman-Nya akan mencengkeram mereka, dan
dijalankan atas mereka. Dengan nafas mulut-Nya, melalui
240
pekerjaan Roh-Nya, sesuai dengan firman-Nya, dan bekerja
dengan serta melaluinya, Ia akan membunuh orang fasik. Ia
akan melakukannya dengan mudah, dengan mengucapkan
satu kata, seperti Ia membuat jatuh tersungkur orang-
orang yang datang untuk menangkap-Nya, dengan berkata,
Akulah Dia (Yoh. 18:6). Kengerian-kengerian yang membu-
nuh akan mencengkeram hati nurani mereka, penghakim-
an-penghakiman yang membunuh akan menghancurkan
mereka, kekuatan mereka, dan semua kepentingan mere-
ka. Dan di dunia lain, kesengsaraan kekal akan dibalaskan
kepada orang-orang yang menyusahkan umat-Nya yang
miskin. Rasul Paulus menerapkan hal ini pada kehancuran
manusia durhaka, yang disebutnya si pendurhaka (2Tes.
2:8) yang akan dibunuh Tuhan Yesus dengan nafas mulut-
Nya. Alkitab bahasa Aram membacanya begini, Ia akan
membunuh Romulus yang fasik itu, atau Roma, sebagai-
mana Tuan Hugh Broughton memahaminya.
V. Bahwa akan ada kedamaian dan ketenteraman besar di bawah
pemerintahan-Nya. Ini merupakan penjelasan dari apa yang dika-
takan dalam pasal 9:5, bahwa Ia akan menjadi Raja Damai. Da-
mai menandakan dua hal:
1. Persatuan atau kerartikel nan, yang dinyatakan dalam janji-janji
yang besifat kiasan ini, bahwa bahkan serigala akan tinggal
dengan damai bersama domba. Orang-orang yang mempunyai
sifat paling bengis dan ganas, yang dulunya biasa menggigit
dan melahap semua yang ada di sekitar mereka, akan diubah
tabiatnya secara begitu mengherankan oleh keberhasilan Injil
dan anugerah Kristus, sehingga mereka akan hidup di dalam
kasih bahkan terhadap orang-orang yang paling lemah dan
yang sebelumnya akan mereka jadikan mangsa yang empuk.
Begitu jauh domba-domba menyakiti satu sama lain, seperti
yang adakalanya mereka lakukan (Yeh. 34:20-21), sehingga
bahkan serigala-serigala akan hidup rartikel n dengan mereka.
Kristus, yang yaitu damai sejahtera kita, datang untuk
menghancurkan segala permusuhan dan menegakkan persa-
habatan yang abadi di antara para pengikut-Nya, terutama
antara orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi.
Ketika banyak orang dari kedua golongan itu, dengan bertobat
Kitab Yesaya 11:1-9
241
dan mengimani Kristus, bersatu dalam satu kawanan domba,
pada saat itulah serigala dan anak domba diam bersama-
sama. Serigala tidak akan berbuat sesuatu yang bahkan
mengancam anak domba, tidak pula anak domba takut pada
serigala. Macan tutul bukan saja tidak akan mencabik-cabik
kambing, malah akan berbaring di sampingnya: Bahkan anak-
anak mereka akan sama-sama berbaring, dan akan dibesarkan
dalam persahabatan yang membahagiakan, untuk membuat-
nya langgeng. Singa akan berhenti memangsa dengan rakus
dan akan makan jerami seperti lembu, seperti, menurut sebagi-
an orang, yang dilakukan semua binatang pemangsa sebelum
kejatuhan. Ular tedung dan ular beludak tidak akan berbisa
lagi, sehingga orangtua akan membiarkan anak-anak mereka
bermain-main bersama ular-ular itu, dan mengulurkan tangan
mereka kepadanya. Angkatan ular beludak akan menjadi ketu-
runan orang-orang kudus, dan keluhan lama homo homini
lupus – manusia yaitu serigala bagi sesamanya, akan ber-
akhir. Orang-orang yang berdiam di gunung yang kudus akan
hidup damai seperti binatang-binatang yang ada bersama Nuh
di dalam bahtera. Dan itu akan menjadi sarana pelestarian
mereka, sebab tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang
berlaku busuk satu terhadap yang lain seperti yang sudah
mereka lakukan. Nah,
(1) Ini digenapi dalam keberhasilan Injil secara menakjubkan
pada pikiran orang-orang yang tulus menerimanya. Injil
mengubah sifat, dan membuat siapa saja yang menginjak-
injak orang-orang yang lemah lembut di bumi bukan hanya
lemah lembut seperti mereka, tetapi juga sayang terhadap
mereka. Ketika Paulus, yang telah menganiaya orang-orang
kudus, menggabungkan diri dengan mereka, pada saat
itulah serigala tinggal bersama domba.
(2) Sebagian orang mau berharap bahwa hal itu masih akan
digenapi lebih jauh di akhir zaman, ketika pedang-pedang
akan ditempa menjadi mata bajak.
2. Keselamatan atau keamanan. Kristus, Sang Gembala agung,
akan mengurus kawanan itu sedemikian rupa sehingga siapa
saja yang ingin menyakiti mereka tidak akan bisa. Mereka
bukan saja tidak akan menghancurkan satu sama lain, tetapi
242
juga tak seorang pun musuh dari luar akan dibiarkan meng-
ganggu mereka. Sifat dari permasalahan, dan dari kematian
itu sendiri, akan diubah sedemikian rupa sehingga tidak akan
betul-betul menyakiti, apalagi sampai menghancurkan, siapa
saja yang hidup di gunung yang kudus (1Ptr. 3:13). Siapakah,
atau apa, yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu
rajin berbuat baik? Umat Allah akan diluputkan bukan saja
dari yang jahat, melainkan juga dari rasa takut terhadapnya.
Bahkan anak yang menyusu tanpa merasa ngeri akan ber-
main-main dekat liang ular tedung. Rasul Paulus yang terber-
kati berbuat demikian ketika ia berkata, siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? dan hai maut, di manakah
sengatmu?
Yang terakhir, amatilah apa yang akan menjadi akibat, dan apa
penyebab, dari melunak dan memanisnya tabiat manusia ini secara
menakjubkan oleh anugerah Allah.
1. Dampaknya yaitu sifat penurut, dan kesediaan untuk menerima
pengajaran: Seorang anak kecil akan menggiring orang-orang yang
sebelumnya tidak sudi dikendalikan oleh orang terkuat sekalipun.
Calvin memahaminya sebagai tunduknya mereka secara sukarela
kepada hamba-hamba Kristus, yang akan mengajar dengan lemah
lembut dan tidak menggunakan paksaan, tetapi yang harus
menjadi seperti anak kecil (Mat. 18:3). Lihat 2 Korintus 8:5.
2. Yang akan menjadi penyebabnya yaitu pengenalan akan Allah.
Semakin besar pengenalan akan Allah, semakin besar kecende-
rungan pada kedamaian. Dengan demikian mereka akan hidup di
dalam kasih, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan
TUHAN, yang akan memadamkan panasnya amarah dan per-
musuhan antarmanusia. Semakin bai