itu, yang mereka pedulikan malah hanya mencari
suami. Kesopanan itu, yang merupakan keindahan terbesar dari
kaum hawa, terlupakan, dan bagi mereka cela karena perbuatan
fasik bukan apa-apa jika dibandingkan dengan cela karena hidup
melajang. Suatu gejala yang menyedihkan bahwa kebajikan sudah
bobrok dan tidak dapat dipulihkan lagi.
Kemuliaan Sion yang akan Datang
(4:2-6)
2 Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian
dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi
orang-orang Israel yang terluput. 3 Dan orang yang tertinggal di Sion dan
yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yeru-
salem yang tercatat untuk beroleh hidup, 4 apabila TUHAN telah membersih-
kan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem
dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar. 5
Maka TUHAN akan menjadikan di atas seluruh wilayah gunung Sion dan di
atas setiap pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu
siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu
malam, sebab di atas semuanya itu akan ada kemuliaan TUHAN sebagai
tudung 6 dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap
panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin
ribut dan hujan.
Oleh ancaman-ancaman yang diberikan sebelumnya, Yerusalem di-
bawa ke dalam keadaan yang sangat mengenaskan: segala sesuatu-
nya tampak memilukan. Tetapi di sini mentari menyeruak dari balik
awan. Ada banyak janji yang luar biasa besar dan berharga yang kita
miliki dalam ayat-ayat ini, yang memberikan jaminan penghiburan
dalam melewati masalah-masalah ini, dan jaminan hari-hari yang
membahagiakan yang akan tiba setelah masalah-masalah itu. Dan
semuanya ini pasti menunjuk pada kerajaan Mesias, dan penebusan
agung yang akan dikerjakan oleh-Nya, yang diperlambangkan dengan
pemulihan Yehuda dan Yerusalem oleh pemerintahan pembaruan
oleh Hizkia setelah pemerintahan Ahas, dan kembalinya umat Israel
dari pembuangan di Babel. Pada kedua peristiwa inilah bacaan itu
84
mungkin sedikit banyak merujuk, tetapi terutama pada Kristus.
Dijanjikan di sini, sebagai akhir dari semua masalah ini,
I. Bahwa Allah akan membangkitkan Tunas yang adil, yang akan
menghasilkan buah-buah kebenaran (ay. 2): Pada waktu itu, pada
hari yang sama itu, tepat pada saat itu, ketika Yerusalem dihan-
curkan dan bangsa Yahudi diporak-porandakan dan diserakkan,
kerajaan Mesias akan didirikan. Maka akan terjadilah kehidupan
kembali jemaat, ketika setiap orang takut bahwa jemaat akan
hancur sepenuhnya.
1. Kristus sendiri akan ditinggikan. Dialah Tunas yang ditumbuh-
kan TUHAN, orang yang bernama Tunas. Itu yaitu salah satu
dari nama-nama yang dinubuatkan, hamba-Ku, yakni Sang
Tunas (Za. 3:8; 6:12), tunas keadilan (Yer. 23:5; 33:15), suatu
tunas yang keluar dari tunggul Isai, dan taruk dari pangkalnya
akan berbuah (11:1). Dan inilah, menurut sebagian orang,
yang disinggung ketika Dia disebut sebagai orang Nazaret
(Mat. 2:23). Di sini Ia disebut sebagai Tunas yang ditumbuhkan
TUHAN, karena ditanam oleh kuasa-Nya dan membuahkan
puji-pujian bagi TUHAN. Terjemahan bahasa Aram kuno ter-
baca demikian, Kristus, atau Mesias, dari TUHAN. Ia akan
menjadi keindahan, kemuliaan, dan sukacita.
(1) Ia sendiri akan diangkat ke dalam sukacita yang ditempatkan
di hadapan-Nya dan kemuliaan yang Ia miliki bersama Bapa
sebelum dunia ada. Dia yang yaitu cela bagi manusia, yang
wajah-Nya menjadi rusak lebih daripada siapa pun, seka-
rang, di dunia atas, indah dan mulia, sebagai Sang Surya
dalam kekuatan-Nya, dipuja dan dipuji oleh para malaikat.
(2) Ia akan menjadi indah dan mulia dalam pandangan semua
orang percaya, akan memperoleh kepentingan di dunia, dan
mendapat nama di antara manusia di atas segala nama.
Bagi mereka yang percaya, Ia sungguh berharga, Ia yaitu
suatu kehormatan (1Ptr. 2:7), menyolok mata di antara se-
laksa orang (Kid. 5:10), dan sepenuhnya mulia. Marilah kita
bersukacita bahwa Ia demikian, dan hendaklah Ia menjadi
demikian bagi kita.
2. Injil-Nya akan disambut. Keberhasilan Injil yaitu buah dari
Tunas yang ditumbuhkan Tuhan. Segala anugerah dan peng-
Kitab Yesaya 4:2-6
85
hiburan Injil muncul dari Kristus. Tetapi Injil disebut hasil
tanah karena ia tumbuh di dunia ini dan ia dipandang dari
keadaannya sekarang. Kristus membandingkan diri-Nya de-
ngan biji gandum, yang jatuh ke dalam tanah dan mati, sehing-
ga menghasilkan banyak buah (Yoh. 12:24). Keberhasilan Injil
digambarkan dengan tanah yang telah memberi hasilnya (Mzm.
67:7), dan penanaman jemaat Kristen yaitu pekerjaan Allah
yang menaburkan jemaat itu bagi diri-Nya sendiri di bumi (Hos.
2:22). Kita dapat memahaminya baik orang-orang maupun
perkara-perkara yang merupakan hasil dari Injil. Mereka ini
akan unggul dan elok, akan tampak sangat menyenangkan
dan sangat berkenan bagi orang-orang Israel yang terluput,
bagi sisa-sisa orang Yahudi yang diselamatkan dari kebinasa-
an bersama semua orang lain saat ketidakpercayaan terjadi
(Rm. 11:5). Perhatikanlah, jika Kristus berharga bagi kita, Injil-
Nya pun akan demikian, dan begitu pula dengan semua kebe-
naran dan janji dalam Injil. Jemaat-Nya pun akan demikian,
beserta semua orang yang termasuk di dalamnya. Mereka
inilah buah yang baik dari bumi, yang jika dibandingkan de-
ngannya semua hal lain hanyalah rumput liar. Akan menjadi
bukti yang baik bagi kita bahwa kita berasal dari umat sisa
pilihan, yang dibedakan dari semua orang lain yang disebut
Israel, dan ditandai untuk beroleh keselamatan, jika kita
dimampukan untuk melihat keindahan yang melampaui dunia
ini dalam diri Kristus, dalam kekudusan, dan dalam orang-
orang kudus, yaitu orang-orang terbaik di bumi. Sebagai
perlambang dari hari yang terberkati ini, Yerusalem, setelah
serangan Sanherib dan pembuangan di Babel, akan bertum-
buh lagi seperti tunas, dan diberkati dengan buah-buah dari
bumi. Bandingkan dengan pasal 37:31-32. Orang-orang yang
masih tertinggal, akan berakar pula ke bawah dan menghasil-
kan buah ke atas. Dan jika yang dipahami dengan buah dari
bumi di sini yaitu hal-hal baik dalam hidup ini, maka kita
dapat mengamati bahwa buah ini dengan cara yang istimewa
akan terasa manis bagi umat sisa pilihan, yang karena me-
miliki hak perjanjian untuk mengecapnya, dapat memanfaat-
kannya dengan paling nyaman. Jika Tunas yang ditumbuhkan
Tuhan itu indah dan mulia di mata kita, maka bahkan buah
dari bumi juga akan sungguh unggul dan elok, karena dengan
86
demikian kita dapat mengambilnya sebagai buah dari janji itu
(Mzm. 37:16; 1Tim. 4:8).
II. Bahwa Allah akan menyimpan bagi diri-Nya keturunan yang
kudus (ay. 3). Walaupun sebagian besar dari mereka yang mem-
punyai tempat dan nama di Sion dan Yerusalem akan dipotong
sebagai tunas-tunas yang layu, karena ketidakpercayaan mereka
sendiri, namun akan ada sebagian yang tersisa. Sebagian orang
akan tinggal, sebagian orang akan tetap melekat pada jemaat,
ketika sifatnya berubah menjadi Kristen. Sebab Allah tidak akan
benar-benar menolak umat-Nya (Rm. 11:1). Di sana sini masih ada
yang tersisa. Nah,
1. Ini yaitu umat sisa menurut pilihan kasih karunia (seperti
yang dikatakan Rasul Paulus dalam Rm. 11:5), orang-orang
yang tercatat di antara yang hidup, ditandai menurut maksud
dan rencana Allah untuk beroleh hidup dan keselamatan, ter-
catat untuk beroleh hidup (demikian kata yang dipakai), diran-
cang dan ditetapkan untuk hidup tanpa dapat diubah, karena
“apa yang Kutulis, tetap tertulis.” Mereka yang tetap hidup
dalam masa-masa pembunuhan dan kematian tercatat untuk
beroleh hidup dalam Kitab Pemeliharaan Ilahi. Jadi, tidakkah
kita menganggap orang yang selamat dari kematian yang lebih
besar sebagai orang yang tertulis di dalam kitab kehidupan dari
Anak Domba? (Why. 13:8). Semua orang yang ditentukan Allah
untuk hidup yang kekal, menjadi percaya sehingga beroleh kese-
lamatan jiwa (Kis. 13:48). Perhatikanlah, semua orang yang ter-
catat untuk beroleh hidup akan didapati di antara orang-orang
hidup, semuanya. Sebab dari semua orang yang diberikan ke-
pada Kristus, tak satu pun akan terhilang dari-Nya.
2. Umat itu yaitu umat sisa di bawah kuasa anugerah. Sebab
setiap orang yang tercatat untuk beroleh hidup, dan dengan
demikian dibiarkan tinggal, akan disebut kudus, akan menjadi
kudus, dan dengan begitu akan berkenan kepada Allah. Hanya
yang kudus yang akan tersisa ketika Anak Manusia mengum-
pulkan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam
Kerajaan-Nya. Dan semua orang yang dipilih untuk beroleh
keselamatan yaitu dipilih untuk dikuduskan. Lihat 2 Tesalo-
nika 2:13; Efesus 1:4.
Kitab Yesaya 4:2-6
87
III. Bahwa Allah akan memperbarui jemaat-Nya dan akan melurus-
kan serta membetulkan apa saja yang salah di dalamnya (ay. 4).
Barulah umat sisa akan disebut kudus, apabila TUHAN telah mem-
bersihkan kekotoran mereka, membersihkannya dari antara mere-
ka dengan memangkas orang-orang fasik, membersihkannya dari
dalam diri mereka dengan mengeluarkan apa yang fasik. Mereka
tidak akan disebut kudus sampai mereka dalam artikel ran tertentu
dijadikan demikian. Masa-masa Injil yaitu masa-masa pembaru-
an (Ibr. 9:10), yang diperlambangkan dengan pembaruan pada
zaman Hizkia dan pembaruan setelah pembuangan di Babel, yang
padanya janji ini merujuk. Cermatilah,
1. Tempat-tempat dan orang-orang yang akan diperbarui. Yeru-
salem, meskipun kota suci, perlu diperbarui. Dan, sebagai
kota suci, pembaruannya akan menghasilkan dampak yang
baik terhadap seluruh kerajaan. Putri-putri Sion juga harus
diperbarui, khususnya para wanitanya yang sudah Dia tegur
sebelumnya (3:16). Ketika mereka mengenakan perhiasan-
perhiasan, mereka menganggap diri mereka bersih secara
menakjubkan. Tetapi, karena sombong dengan perhiasan-per-
hiasan itu, sang nabi menyebutnya sebagai kekotoran mereka,
karena tidak ada dosa yang lebih keji bagi Allah daripada ke-
sombongan. Atau yang dimaksudkan dengan putri-putri Sion
di sini bisa jadi kota-kota dan desa-desa di negeri itu, yang
berhubungan dengan Yerusalem sebagai kota ibu, dan yang
perlu diperbarui.
2. Pembaruan itu sendiri. Kotoran itu akan dibersihkan. Sebab
kefasikan yaitu kotoran, terutama penumpahan darah, yang
untuk itu Yerusalem mendapat nama buruk (2Raj. 21:16), dan
yang mencemari tanahnya lebih daripada dosa lain mana pun.
Perhatikanlah, pembaruan sebuah kota yaitu pembersihan
terhadap kota itu. Apabila kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara
yang keji ditekan, dan perbuatan fasik yang terang-terangan
dikendalikan, maka tempat yang sebelumnya merupakan tum-
pukan kotoran dijadikan bersih dan manis. Dan ini bukan ha-
nya bagi pujian dan nama baik kota tersebut di antara orang-
orang asing, melainkan juga bagi kenyamanan dan kesehatan
para penduduknya sendiri.
3. Sang pelaku pembaruan ini: Tuhan yang akan melakukannya.
Pekerjaan pembaruan yaitu pekerjaan Allah. Jika apa saja
88
dilakukan dengan tujuan untuk membawa pembaruan, maka
itu pasti yaitu pekerjaan-Nya. Tetapi bagaimana? Oleh peng-
hakiman melalui tindakan pemeliharaan-Nya, para pendosa
dihancurkan dan dibinasakan. Tetapi oleh Roh anugerah-Nya
mereka diperbarui dan dipertobatkan. Inilah pekerjaan yang
dilakukan bukan dengan kekuatan, bukan dengan kuasa, me-
lainkan dengan Roh TUHAN semesta alam (Za. 4:6), yang
bekerja baik pada orang-orang berdosa itu sendiri yang harus
diperbarui maupun pada hakim-hakim, hamba-hamba Tuhan,
dan orang-orang lain yang akan dipakai sebagai alat-alat
pembaruan. Roh dalam hal ini bertindak,
(1) Sebagai Roh yang mengadili, yang mencerahi pikiran, meng-
insafkan hati nurani. Sebagai Roh hikmat, yang membim-
bing kita untuk berlaku bijak (Yes. 52:13, KJV). Sebagai Roh
yang mencerna dan membedakan, memisahkan antara apa
yang berharga dan apa yang keji.
(2) Sebagai Roh yang membakar, yang mempercepat dan mem-
perkuat penderitaan-penderitaan, dan membuat orang ber-
semangat dalam melakukan pekerjaan baik. Roh bekerja
seperti api (Mat. 3:11). Kasih yang membara terhadap Kris-
tus dan jiwa-jiwa, dan semangat yang menyala-nyala untuk
melawan dosa, akan membuat orang terus maju dengan
tekad, dalam upaya-upaya mereka untuk menyingkirkan
segala kefasikan dari pada Yakub. Lihat Yesaya 32:15-16.
IV. Bahwa Allah akan melindungi jemaat-Nya, dan semua orang yang
termasuk di dalamnya (ay. 5-6). Apabila mereka dimurnikan dan
diperbarui, mereka tidak akan lagi rentan terancam bahaya, tetapi
sebaliknya, Allah akan memberikan perhatian khusus kepada
mereka. Orang-orang yang dikuduskan terbentengi dengan baik,
sebab Allah akan menjadi Pembimbing dan Penjaga bagi mereka.
1. Kemah-kemah mereka akan dijaga (ay. 5).
(1) Perkataan tentang perlindungan ini merujuk pada,
[1] Tempat-tempat kediaman mereka, kemah-kemah tem-
pat peristirahatan mereka, rumah-rumah mereka sen-
diri, di mana mereka hanya menyembah Allah, bersama
keluarga mereka. Berkat atas kediaman orang benar
akan menjadi perlindungan bagi kediaman itu (Ams.
Kitab Yesaya 4:2-6
89
3:33). Di kemah orang-orang benar akan terdengar suara
sorak-sorai dan kemenangan (Mzm. 118:15). Perhatikan-
lah, Allah memberikan perhatian dan kepedulian khusus
terhadap tempat-tempat kediaman umat-Nya, apa pun
itu, dari gubuk termiskin sampai istana termegah. Apa-
bila kejahatan dijauhkan dari dalam kemah, Yang Maha-
kuasa akan menjadi perlindungannya (Ayb. 22: 23, 26).
[2] Tempat-tempat perkumpulan atau kemah-kemah per-
temuan mereka untuk beribadah. Tidak disebutkan di
sini tentang bait Allah, sebab janji ini menunjuk pada
suatu waktu ketika tidak satu pun dari batu-batunya
akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Tetapi
semua jemaat Kristen, meskipun hanya dua atau tiga
orang berkumpul dalam nama Kristus, akan dibawa ke
dalam perlindungan khusus sorga. Mereka tidak akan
lagi diserakkan, tidak akan lagi diganggu, tidak pula se-
tiap senjata yang ditempa terhadap mereka akan ber-
hasil. Perhatikanlah, kita harus memandangnya sebagai
rahmat yang besar jika kita memiliki kebebasan untuk
beribadah kepada Allah secara terang-terangan, bebas
dari bahaya-bahaya pedang perang atau penganiayaan.
(2) Perkataan tentang perlindungan ini digambarkan,
[1] Dalam sebuah perumpamaan tentang amannya perke-
mahan Israel ketika mereka berjalan melintasi padang
gurun. Allah akan memberikan kepada jemaat Kristen
bukti-bukti yang nyata seperti itu, meskipun tidak
sedemikian kasat mata, tentang perhatian-Nya terhadap
mereka, seperti yang diberikan-Nya kepada Israel dulu.
Tuhan akan kembali menciptakan segumpal awan pada
waktu siang, untuk melindungi mereka dari panas terik
matahari, dan segumpal asap serta sinar api yang me-
nyala-nyala pada waktu malam, untuk menerangi dan
menghangatkan udara, yang pada malam hari dingin
dan gelap. Lihat Keluaran 13:21; Nehemia 9:19. Tiang
awan dan api ini berdiri di antara orang-orang Israel
dan orang-orang Mesir (Kel. 14:20). Perhatikanlah, mes-
kipun mujizat-mujizat sudah berhenti, Allah tetap sama
bagi jemaat Perjanjian Baru seperti Ia bagi umat Israel
90
di zaman dulu. Ia sama kemarin, hari ini, dan sampai
selama-lamanya.
[2] Dalam perumpamaan tentang tudung kulit domba jan-
tan di luar dan kulit lumba-lumba di atas tenda-tenda
Kemah Suci, seolah-olah setiap tempat kediaman di
Gunung Sion dan setiap perkumpulan itu dekat di hati
Allah sama seperti Kemah Suci itu: Di atas semuanya itu
akan ada kemuliaan TUHAN sebagai tudung, untuk me-
lindunginya dari angin dan cuaca. Perhatikanlah, jemaat
di bumi memiliki kemuliaannya. Kebenaran-kebenaran
dan ketetapan-ketetapan Injil, Kitab Suci dan pelayanan,
yaitu kemuliaan jemaat. Dan di atas semua kemuliaan
ini ada tudung, dan akan selalu ada, sebab alam maut
tidak akan menguasai jemaat. Jika Allah sendiri men-
jadi kemuliaan di tengah-tengahnya, maka Ia sendiri
akan menjadi tembok api di sekelilingnya, tak tertem-
bus dan tak terterobos. Anugerah di dalam jiwa yaitu
kemuliaan dari jiwa itu, dan mereka yang memilikinya
dipelihara dalam kekuatan Allah seperti di dalam ben-
teng (1Ptr. 1:5).
2. Kemah mereka akan menjadi perlindungan mereka (ay. 6). Ke-
mah Allah yaitu pondok bagi orang-orang kudus (Mzm. 27:5).
Tetapi, kalaupun kemah itu diturunkan, mereka tidak akan
kehilangan tempat bernaung: kuasa dan kebaikan ilahi akan
menjadi kemah bagi semua orang kudus. Allah sendiri akan
menjadi tempat persembunyian mereka (Mzm. 32:7). Mereka
akan merasa betah di dalam Dia seperti di rumah (Mzm. 91:9).
Ia sendiri akan menjadi bagi mereka seperti naungan batu
yang besar (32:2) dan nama-Nya yaitu menara yang kuat
(Ams. 18:10). Ia tidak hanya akan menjadi naungan dari panas
terik di siang hari, tetapi juga tempat berlindung dari angin
ribut dan hujan. Perhatikanlah, di dunia ini kita harus ber-
siap-siap menghadapi perubahan cuaca dan semua ketidak-
nyamanan yang menyertainya. Kita akan menjumpai angin
ribut dan hujan di daerah sebelah bawah sini, dan di waktu-
waktu lain panas terik di siang hari tidak kalah menyusahkan.
Tetapi Allah yaitu tempat berlindung bagi umat-Nya dalam
segala cuaca.
PASAL 5
alam pasal ini sang nabi, dalam nama Allah, menunjukkan ke-
pada umat Allah pelanggaran-pelanggaran mereka, yaitu kepada
kaum keturunan Yakub, akan dosa-dosa mereka, dan penghakiman-
penghakiman yang kemungkinan akan ditimpakan kepada mereka
karena dosa-dosa mereka. Sang nabi menunjukkannya,
I. Melalui sebuah perumpamaan, tentang kebun anggur yang
tidak berbuah, yang melambangkan kebaikan-kebaikan besar
yang telah dicurahkan Allah kepada mereka, dikecewakannya
harapan-harapan-Nya oleh mereka, dan kehancuran yang
dengan demikian pantas mereka dapatkan (ay. 1-7).
II. Dengan menyebutkan jumlah dosa-dosa yang memang me-
limpah di antara mereka, beserta ancaman hartikel man-hu-
kuman yang sepadan dengan dosa-dosa itu.
1. Ketamakan, dan keserakahan akan kekayaan duniawi,
yang akan dihartikel m dengan kelaparan (ay. 8-10).
2. Pesta pora, sukaria, dan kemabukan (ay. 11-12, 22-23),
yang akan dihartikel m dengan pembuangan dan segala ke-
sengsaraan yang menyertainya (ay. 13-17).
3. Kelancangan dalam berbuat dosa, dan menantang keadil-
an Allah (ay. 18-19).
4. Mengacaukan perbedaan antara kebajikan dan kejahatan,
dan dengan demikian melemahkan dasar-dasar ajaran
agama (ay. 20).
5. Keangkuhan diri (ay. 21).
6. Menyelewengkan keadilan, yang karena itu, dan karena
perbuatan-perbuatan fasik lain yang merajalela di antara
mereka, kehancuran besar dan menyeluruh diancamkan,
yang akan meruntuhkan semuanya (ay. 24-25). Kehan-
D
92
curan itu akan diwujudkan melalui serangan dari pihak
asing (ay. 26-30), yang mungkin merujuk pada kekacauan
yang ditimbulkan tidak lama sesudahnya oleh tentara
Sanherib.
Israel Diumpamakan sebagai Kebun Anggur
(5:1-7)
1 Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasih-
ku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di
lereng bukit yang subur. 2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya,
dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah me-
nara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur;
lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik,
tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. 3 Maka sekarang,
hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun
anggur-Ku itu. 4 Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku
itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya
buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur
yang asam? 5 Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa
yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang
pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya,
sehingga kebun itu diinjak-injak; 6 Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-
semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan
rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkan-
nya hujan ke atasnya. 7 Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah
kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinan-
ti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi
hanya ada keonaran.
Lihatlah betapa beragamnya cara yang dipakai Allah Mahabesar
untuk menggugah orang-orang berdosa supaya bertobat dengan
menginsafkan mereka dari dosa, dan menunjukkan kepada mereka
kesengsaraan dan bahaya yang mengancam mereka karena dosa.
Untuk maksud inilah adakalanya Ia berbicara dalam kata-kata yang
jelas, dan adakalanya dalam perumpamaan, kadang-kadang dalam
kalimat-kalimat biasa, dan kadang-kadang dalam sajak, seperti di
sini. “Kita telah berusaha beperkara (1:18). Sekarang marilah kita
tuangkan perkaramu ke dalam puisi, yang ditulis bagi kehormatan
kekasih-Ku.” Allah Bapa menyampaikannya bagi kehormatan Kristus,
Anak-Nya yang dikasihi, yang telah diangkat-Nya sebagai Tuan atas
kebun anggur. Sang nabi menyanyikannya bagi kehormatan Kristus
juga, sebab Kristus yaitu kekasihnya. Nabi-nabi Perjanjian Lama
yaitu sahabat-sahabat Mempelai laki-laki. Kristus yaitu Anak
yang dikasihi Allah dan Juruselamat kita yang terkasih. Apa pun
Kitab Yesaya 5:1-7
93
yang diperkatakan atau dinyanyikan oleh jemaat haruslah diniatkan
sebagai pujian bagi-Nya, bahkan apa yang tampaknya (seperti di sini)
akan mempermalukan kita. Perumpamaan ini dituangkan ke dalam
nyanyian supaya dapat lebih menggerakkan dan menyentuh hati,
dapat lebih mudah dipelajari dan diingat dengan tepat, dan diterus-
kan secara lebih baik kepada anak cucu. Dan ini merupakan uraian
dari nyanyian Musa (Ul. 32), yang menunjukkan bahwa apa yang di-
nubuatkannya pada waktu itu digenapi sekarang. Jerome berkata,
Kristus sang Kekasih pada hakikatnya menyanyikan nyanyian duka
ini ketika Ia melihat Yerusalem dan menangisinya (Luk. 19:41), dan
merujuk pada Yerusalem dalam perumpamaan tentang kebun anggur
(Mat. 21:33, dst.). Hanya saja dalam Kitab Yesaya ini kesalahannya
terletak pada pokok anggur, sementara dalam Injil Matius kesalahan-
nya terletak pada tukang kebun. Di sini kita mendapati,
I. Perkara-perkara besar yang telah diperbuat Allah bagi jemaat dan
bangsa Yahudi. Ketika semua bangsa lain di dunia berdiri di
tanah biasa, tidak ditanami dengan pewahyuan ilahi, bangsa
Yahudi justru dijadikan kebun anggur-Nya, mereka yaitu umat
kesayangan-Nya. Ia mengakui mereka sebagai milik-Nya sendiri,
memisahkan mereka bagi diri-Nya. Tanah yang di dalamnya mere-
ka ditanam itu luar biasa. Tanah itu yaitu lereng bukit yang
subur, ladang minyak berbentuk tanduk, demikian dalam tafsiran
yang agak luas. Di situ ada kelimpahan, sampai tumpah ruah.
Dan di situ ada penganan yang lezat. Di situ mereka makan lemak
daging dan minum yang manis-manis, dan dengan demikian
diperlengkapi dengan kelimpahan hal-hal baik untuk menghor-
mati Allah dengan korban-korban dan persembahan sukarela.
Keadaan kita yang menguntungkan akan dijadikan sebagai bahan
perhitungan pada suatu hari. Amatilah lebih jauh apa yang
diperbuat Allah untuk kebun anggur ini.
1. Ia memagarinya, membawanya ke dalam perlindungan-Nya
secara khusus, mengawasinya sendiri siang malam, supaya
jangan orang mengganggunya (27:2-3). Kalau bukan mereka
sendiri yang merubuhkan pagar itu, tidak akan ada yang bisa
memasukinya (Mzm. 125:2; 121:4).
2. Ia membuang batu-batunya, supaya tidak ada apa pun dari
luar yang dapat merusaknya, dan juga supaya tidak ada apa
pun dari dalam yang dapat menghambat kesuburannya. Ia
94
menyodorkan anugerah-Nya untuk membuang hati yang mem-
batu.
3. Ia menanamnya dengan pokok anggur pilihan, mendirikan
agama yang murni di antara mereka, memberi mereka hartikel m
yang unggul, menegakkan ketetapan-ketetapan yang sangat
sesuai untuk menjaga hubungan mereka dengan Allah (Yer.
2:21).
4. Ia membangun sebuah menara jaga di tengah-tengahnya, en-
tah untuk melindungi diri dari kekerasan atau untuk ditinggali
tukang-tukang kebun. Atau lebih tepatnya menara itu untuk
pemilik kebun anggur supaya bisa duduk, untuk melihat-lihat
kebun anggur (Kid. 7:12), sebuah rumah musim panas. Bait
suci yaitu menara jaga ini, yang di sekitarnya para imam
tinggal, dan yang di dalamnya Allah berjanji untuk menjumpai
umat-Nya, dan memberi mereka tanda-tanda hadirat-Nya di
antara mereka dan perkenanan-Nya kepada mereka.
5. Ia menggali lobang tempat memeras anggur di sana, mendiri-
kan mezbah-Nya, yang ke atasnya korban-korban, sebagai
buah-buah dari kebun anggur, harus dibawa.
II. Runtuhnya harapan-harapan yang sewajarnya Dia harapkan dari
mereka: Dinanti-Nya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur
yang baik, dan Ia mempunyai banyak alasan untuk mengharap-
kan itu. Perhatikanlah, Allah mengharapkan hasil buah kebun
anggur dari orang-orang yang menikmati hak-hak istimewa kebun
anggur, bukan hanya daun-daunnya saja, seperti dalam Markus
11:12. Terus terang saja, meskipun kebun anggur tampak begitu
menghijau, itu tidak cartikel p. Harus ada yang lebih dari sekadar
pucuk dan kembang. Tujuan-tujuan yang baik dan awal mula
yang bagus yaitu hal-hal yang baik, tetapi itu tidak cartikel p.
Harus ada buah, yaitu hati yang baik dan hidup yang baik, buah
dari kebun anggur, pemikiran dan perasaan, perkataan dan per-
buatan yang sejalan dengan Roh, yang merupakan getah kebun
anggur (Gal. 5:22-23), yang sesuai dengan ketetapan-ketetapan
ilahi, yang merupakan hiasan kebun anggur, dan yang berkenan
pada Allah, Tuan dari kebun anggur, dan buah pada musimnya.
Buah seperti ini diharapkan Allah dari kita, buah anggur, buah
dari pokok anggur, yang dengannya mereka menghormati Allah
dan manusia (Hak. 9:13). Dan harapan-harapan-Nya tidak tinggi
Kitab Yesaya 5:1-7
95
ataupun sulit, tetapi benar dan sangat wajar. Namun lihatlah
bagaimana harapan-harapan-Nya dikecewakan: Tetapi yang diha-
silkannya ialah buah anggur yang asam. Bukan hanya tidak ada
buah sama sekali, tetapi juga buah yang buruk, lebih buruk dari-
pada tidak ada buah sama sekali, anggur-anggur Sodom (Ul.
32:32).
1. Buah anggur yang asam yaitu buah dari sifat yang bobrok,
buah sesuai batang yang buruk, bukan sesuai tunas yang
dicangkokkan, buah dari akar yang pahit (Ibr. 12:15). Di mana
anugerah tidak bekerja, di situ kebobrokan akan bekerja.
2. Buah anggur yang asam yaitu perbuatan agama yang bersi-
fat lahiriah dan munafik, yang tampak seperti anggur, tetapi
rasanya asam atau pahit, dan sama sekali tidak berkenan
pada Allah, tetapi justru menyulut murka-Nya, seperti per-
buatan-perbuatan yang disebutkan dalam pasal 1:11. Anuge-
rah palsu yaitu buah anggur yang asam.
III. Seruan kepada diri mereka sendiri apakah atas seluruh perkara
itu Allah bukannya harus dibenarkan dan mereka harus dihartikel m
(ay. 3-4). Dan sekarang perkaranya dinyatakan dengan jelas: Hai
penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan
kebun anggur-Ku itu. Ini menyiratkan bahwa Allah dipersalahkan
karena perbuatan mereka. Ada perseteruan antara mereka dan
Dia. Tetapi keadilan begitu jelas ada di pihak-Nya sehingga Ia
berani menyerahkan putusan perselisihan itu kepada hati nurani
mereka sendiri. “Biarlah setiap penduduk Yerusalem, setiap orang
Yehuda, yang dapat menalar dan berpikir tentang kesetaraan dan
keadilan, mengungkapkan pikirannya dalam hal ini tanpa memi-
hak.” Inilah tantangan kepada siapa saja untuk menunjukkan,
1. Contoh apa saja yang yang menyatakan bahwa Allah lalai
berbuat sesuatu kepada mereka: Apatah lagi yang harus diper-
buat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat ke-
padanya? Ia berbicara tentang sarana-sarana lahiriah untuk
menghasilkan buah, seperti yang dapat diharapkan dari tu-
kang kebun anggur, yang darinya tidak dituntut bahwa ia
harus mengubah sifat pokok anggur. Apa lagi yang seharus-
nya sudah diperbuat? Demikian ayat itu dapat dibaca. Mereka
memiliki segala sesuatu yang diperlukan sebagai petunjuk dan
96
bimbingan dalam menjalankan tugas mereka, untuk meng-
gugah mereka supaya mau melakukannya, dan untuk meng-
ingatkan mereka akan tugas itu. Tiada satu pun dorongan
yang tidak diberikan untuk meyakinkan mereka supaya mere-
ka mau melakukannya, tetapi semua alasan dipakai yang se-
suai untuk menimbulkan harapan atau ketakutan. Dan
mereka mempunyai segala kesempatan yang mereka inginkan
untuk mengerjakan tugas mereka, bulan-bulan baru, hari-hari
Sabat, dan perayaan-perayaan besar. Mereka memiliki Kitab
Suci, firman-firman yang hidup, pelayanan tetap para imam
dan orang-orang Lewi, selain apa yang luar biasa dalam diri
para nabi. Tidak ada bangsa yang memiliki ketetapan dan
peraturan yang demikian benar seperti itu.
2. Juga tidak ada alasan yang dapat diberikan untuk memaafkan
perbuatan mereka yang hidup bertentangan dengan Allah
seperti itu. “Oleh karena itu, apa yang menjadi alasan sehingga
kebun itu sampai menghasilkan buah anggur yang asam,
ketika Aku mencari buah anggur yang baik?” Perhatikanlah,
kefasikan orang-orang yang mengaku beragama, dan yang
menikmati sarana anugerah, yaitu hal yang paling tidak
masuk akal dan tidak dapat dijelaskan di dunia, dan seluruh
kesalahannya harus ditimpakan kepada orang-orang berdosa
itu sendiri. “Jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah
orang yang akan menanggungnya, dan engkau tidak akan bisa
mengucapkan sepatah kata pun untuk membela dirimu sen-
diri pada hari penghakiman agung.” Allah akan membuktikan
bahwa cara-Nya adil, dan cara-cara para pendosa tidak adil.
IV. Hartikel man terhadap mereka dibacakan, dan hartikel man yang benar
dijatuhkan atas mereka karena perilaku mereka yang buruk
terhadap Allah (ay. 5-6): “Maka sekarang, karena tidak ada yang
dapat ditawarkan untuk memaafkan kejahatan itu atau menghen-
tikan penghakiman itu, Aku mau memberitahukan kepadamu apa
yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu. Aku tidak
mau lagi dipusingkan dan disusahkan olehnya. Karena kebun itu
tidak bermanfaat sama sekali, maka ia tidak akan bermanfaat
sama sekali. Singkatnya, kebun itu akan berhenti menjadi kebun
anggur, dan diubah menjadi padang gurun. Jemaat Yahudi akan
Kitab Yesaya 5:1-7
97
dicabut, piagam perjanjian mereka akan diambil, dan mereka
akan menjadi lo-ami – bukan umat-Ku.”
1. “Mereka tidak akan lagi dibedakan sebagai umat kesayangan,
tetapi menjadi bangsa biasa saja: Aku akan menebang pagar
durinya, maka ia akan segera dimakan habis dan menjadi
gundul seperti tanah lainnya.” Mereka bercampur baur dengan
bangsa-bangsa lain, dan karena itu sudah sewajarnya mereka
diserakkan ke antara bangsa-bangsa.
2. “Mereka tidak akan lagi dilindungi sebagai umat Allah, tetapi
dibiarkan begitu saja. Allah tidak hanya akan membiarkan
tembok itu rusak, tetapi juga akan meruntuhkannya, akan
menyingkirkan semua pertahanan mereka, dan kemudian
mereka akan menjadi mangsa yang empuk bagi musuh-musuh
mereka, yang telah lama menantikan kesempatan untuk ber-
buat jahat kepada mereka, dan sekarang akan menjatuhkan
mereka dan menginjak-injak mereka.”
3. “Mereka tidak akan lagi berwajah kebun anggur, dan berben-
tuk jemaat dan negeri persemakmuran, tetapi akan diratakan
dan diruntuhkan.” Hal ini digenapi ketika oleh karena mereka
Yerusalem dibajak seperti ladang (Mi. 3:12).
4. “Tidak akan ada lagi jerih payah yang dikeluarkan bagi mereka
oleh para hakim atau hamba Tuhan, yaitu tukang kebun dan
penjaga kebun anggur mereka. Kebun itu tidak akan dipotong
rantingnya atau disiangi, tetapi seluruhnya akan tumbuh liar,
dan tidak akan ada yang tumbuh kecuali puteri malu dan
rumput, hasil dari dosa dan kutukan” (Kej. 3:18). Ketika kesa-
lahan dan kebobrokan, perbuatan tercela dan asusila, dibiar-
kan tanpa kendali, dan tidak ada kesaksian yang dinyatakan
melawan mereka, tidak ada teguran atau kekangan yang
diberikan kepada mereka, maka kebun anggur itu tidak diran-
tingi, tidak diurus, atau tidak dibersihkan. Maka ia akan se-
gera menjadi seperti kebun anggur orang yang tidak berhik-
mat, seluruhnya ditumbuhi dengan rumput duri.
5. “Apa yang melengkapi kutukannya yaitu bahwa embun dari
langit akan ditahan. Ia yang memegang kunci awan-awan akan
memerintahkan awan-awan supaya tidak menurunkan hujan
ke atasnya, dan itu saja sudah cartikel p untuk menjadikannya
padang gurun.” Perhatikanlah, Allah di jalan penghakiman
yang benar menahan anugerah-Nya dari orang-orang yang
98
sudah lama menerimanya dengan sia-sia. Ringkasnya yaitu
bahwa mereka yang tidak mau menghasilkan buah yang baik,
tidak akan menghasilkan buah sama sekali. Kutuk ketandus-
an yaitu hartikel man bagi dosa ketandusan, seperti dalam
Markus 11:14. Hal ini digenapi sebagian dalam penghancuran
Yerusalem oleh orang-orang Kasdim, dan digenapi secara
penuh dalam penolakan terakhir terhadap bangsa Yahudi, dan
sering kali digenapi dalam perginya Roh Allah dari orang-orang
yang telah lama menolak-Nya dan berupaya melawan Dia, dan
disingkirkannya Injil-Nya dari tempat-tempat yang sudah lama
menjadi cela bagi Injil-Nya, sementara sebelumnya Injil men-
jadi kehormatan bagi tempat-tempat itu. Allah tidak akan rugi
jika kebun anggur-Nya diruntuhkan. Sebab Ia dapat, jika ber-
kehendak, mengubah padang gurun menjadi padang yang
berbuah. Dan apabila Ia membongkar kebun anggur seperti
itu, Ia hanya berbuat seperti yang diperbuat-Nya di taman
Eden, yang, setelah manusia kehilangan tempatnya di situ
karena dosa, segera diratakan dengan tanah biasa.
V. Penjelasan dari perumpamaan ini, atau kunci untuk memahami-
nya (ay. 7), di mana kita diberi tahu,
1. Apa yang dimaksud dengan kebun anggur (yang dimaksud
yaitu kaum Israel, bangsa itu sebagai satu tubuh, yang ter-
gabung dalam satu jemaat dan persemakmuran), dan apa yang
dimaksud dengan pokok anggur, tanaman yang menyenang-
kan, tanaman kegemaran Allah, yang kepadanya Ia berkenan
dan bersuka dalam berbuat baik. Mereka yaitu orang Ye-
huda. Mereka ini telah diperlakukan-Nya dengan penuh kemu-
rahan hati, dan dari mereka Ia mengharapkan balasan-balas-
an yang sesuai.
2. Apa yang dimaksud dengan buah anggur yang diharapkan,
dan buah anggur asam yang dihasilkan: Dinanti-Nya keadilan
dan kebenaran, bahwa bangsa itu akan jujur dalam segala
urusan mereka dan para hakim akan menegakkan keadilan
dengan ketat. Hal ini sewajarnya diharapkan dari bangsa yang
diberi hartikel m dan pedoman keadilan yang sedemikian unggul
(Ul. 4:8). Tetapi kenyataannya sebaliknya. Bukannya keadilan,
yang ada malah kekejaman para penindas, dan bukannya
kebenaran, yang ada malah jeritan orang-orang yang tertindas.
Kitab Yesaya 5:8-17
99
Segala sesuatunya dikerjakan dengan kegaduhan dan kebi-
singan, dan bukan dengan keadilan dan dengan menimbang
baik buruk perkaranya. Sungguh menyedihkan sebuah bang-
sa, apabila kefasikan telah merebut tempat penghakiman (Pkh.
3:16). Sungguh menyedihkan bagi jiwa, apabila di dalamnya
yang ada bukannya anggur kerendahan hati, kelemahlembut-
an, kesabaran, kasih, dan pandangan hina terhadap dunia,
hal-hal yang dicari-cari Allah, yang ada malah buah anggur
asam kesombongan, amarah, ketidakpuasan, kebencian, dan
penghinaan terhadap Allah. Bukannya buah anggur doa dan
puji-pujian, yang ada malah buah anggur asam kutuk dan
sumpah serapah, yang merupakan kejahatan besar terhadap
Allah. Sebagian penulis kuno menerapkan ini pada orang-
orang Yahudi di zaman Kristus, yang di antara mereka Allah
mencari kebenaran (yaitu, bahwa mereka harus menerima dan
merangkul Kristus), tetapi malah mendengar teriakan, teriakan
itu, salibkanlah Dia, salibkanlah Dia.
Pikiran Duniawi Ditegur; Hartikel man terhadap
Orang yang Menuruti Hawa Nafsu
(5:8-17)
8 Celakalah mereka yang menyerobot rumah demi rumah dan mencekau
ladang demi ladang, sehingga tidak ada lagi tempat bagi orang lain dan hanya
kamu sendiri yang tinggal di dalam negeri! 9 Di telingaku terdengar firman
TUHAN semesta alam: “Sesungguhnya banyak rumah akan menjadi sunyi
sepi; rumah-rumah yang besar dan yang baik tidak akan ada penghuninya. 10
Sebab kebun anggur yang luasnya sepuluh hari membajak akan menghasil-
kan hanya satu bat anggur; dan satu homer benih akan menghasilkan hanya
satu efa gandum.” 11 Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi dan terus
mencari minuman keras, dan duduk-duduk sampai malam hari, sedang ba-
dannya dihangatkan anggur! 12 Kecapi dan gambus, rebana dan suling, serta
anggur terdapat dalam perjamuan-perjamuan mereka, tetapi perbuatan
TUHAN tidak dipandangnya dan pekerjaan TUHAN tidak dilihatnya. 13 Sebab
itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, oleh sebab mereka tidak
mengerti apa-apa; orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khala-
yak ramai akan menderita kehausan. 14 Sebab itu dunia orang mati akan
membuka kerongkongannya lapang-lapang dan akan mengangakan mulut-
nya lebar-lebar dengan tiada terhingga, sehingga lenyap ke dalamnya segala
kesemarakan dan keramaian Yerusalem, segala kegaduhannya dan orang-
orang yang bersukaria di kota itu. 15 Maka manusia akan ditundukkan, dan
orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan. 16
Tetapi TUHAN semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya,
dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebe-
naran-Nya. 17 Maka domba-domba akan makan rumput di situ seperti di pa-
100
dangnya sendiri dan kambing-kambing akan mencari makan dalam rerun-
tuhan gedung-gedung orang kaya.
Dunia dan daging yaitu dua musuh besar yang mengancam akan
menguasai kita. Namun kita tidak akan terancam bahaya jika kita
sendiri tidak menyerah padanya. Hasrat terhadap dunia, dan meng-
umbar nafsu kedagingan, yaitu dua dosa yang terhadapnya sang
nabi, dalam nama Allah, di sini mengecamkan kutuk-kutuk. Kedua-
nya yaitu dosa-dosa yang pada saat itu melimpah di antara orang-
orang Yehuda, sebagian dari buah anggur asam yang mereka hasil-
kan (ay. 4), dan yang karenanya Allah mengancam akan mendatang-
kan kehancuran atas mereka. Keduanya yaitu dosa-dosa yang perlu
diwaspadai oleh kita semua dan yang akibat-akibatnya harus kita
takuti.
I. Di sini ada kutuk terhadap orang-orang yang hatinya terpatri
pada kekayaan dunia, dan yang menempatkan kebahagiaan mere-
ka dalam kekayaan dunia, dan memperbanyaknya bagi diri mere-
ka sendiri melalui sarana-sarana yang tidak langsung dan tidak
halal (ay. 8). Mereka menyerobot rumah demi rumah dan mencekau
ladang demi ladang, sehingga tidak ada lagi tempat bagi orang
lain, tidak ada lagi ruang bagi siapa pun untuk hidup di dekat
mereka. Kalau sekiranya bisa, mereka ingin ditempatkan sendiri-
an di tengah-tengah bumi, ingin menguasai sendiri harta milik
dan kedudukan, dan menikmati semua keuntungan dan pekerja-
an bagi diri mereka sendiri. Bukan berarti berdosa jika orang
memiliki rumah dan ladang, atau memiliki persediaan yang diper-
lukan, untuk membeli rumah dan ladang lagi. Tetapi
1. Kesalahan mereka yaitu ,
(1) Bahwa mereka berlebihan dalam keinginan-keinginan un-
tuk memperkaya diri sendiri, dan yang melulu menjadi
perhatian dan urusan mereka yaitu memperbanyak harta
benda, seolah-olah tidak ada hal lain yang harus mereka
pikirkan, yang harus mereka cari, dan yang harus mereka
lakukan di dunia ini selain itu. Mereka tidak pernah tahu
bilamana yang mereka miliki sudah cartikel p, tetapi semakin
banyak yang mereka miliki, semakin lebih banyak lagi
harta benda yang ingin mereka miliki. Dan, seperti dua
anak perempuan si lintah, mereka berseru: “Untukku!” “Un-
Kitab Yesaya 5:8-17
101
tukku!”. Mereka tidak dapat menikmati apa yang mereka
miliki, atau berbuat baik dengannya, tetapi terus-menerus
berusaha dan berupaya mendapat lebih banyak lagi. Mere-
ka harus memiliki rumah-rumah yang beraneka macam,
rumah musim dingin dan rumah musim panas, dan jika
rumah atau ladang orang lain terletak di tempat yang
nyaman dekat mereka, seperti kebun anggur Nabot terletak
dekat dengan kebun anggur Ahab, mereka harus memiliki-
nya juga, kalau tidak mereka tidak bisa tenang.
(2) Bahwa dalam hal ini mereka tidak peduli terhadap orang
lain, bahkan, merugikan orang lain. Mereka ingin hidup
begitu rupa sehingga tidak membiarkan siapa pun hidup
kecuali diri mereka sendiri. Supaya ketamakan-ketamakan
mereka yang tak terpuaskan itu terpenuhi, mereka tidak
peduli apa yang akan terjadi dengan semua orang di seke-
liling mereka dan pelanggaran-pelanggaran apa yang mere-
ka lakukan terhadap hak-hak sesama mereka. Mereka
tidak peduli dengan kesusahan-kesusahan yang mereka
timpakan kepada orang-orang yang mereka kuasai atau
mereka manfaatkan, atau dengan cara-cara hina dan fasik
yang mereka pakai untuk menimbun harta benda bagi diri
mereka sendiri. Mereka ingin mengembang begitu besar
sampai memenuhi seluruh ruangan, namun tetap belum
puas juga (Pkh. 5:9), seperti Aleksander Agung, yang,
ketika menyangka bahwa ia sudah menaklukkan dunia,
menangis karena tidak ada dunia lain untuk ditaklukkan-
nya. Deficiente terrâ, non impletur avaritia – Kalaupun selu-
ruh dunia dapat dikuasai, ketamakan masih akan haus
untuk menguasai lebih banyak lagi. Aduhai! kamu mau
tinggal sendiri di tengah-tengah bumi? (demikian sebagian
orang membacanya). Apakah kamu begitu bodoh sehingga
menginginkan hal itu, padahal kita begitu sangat membu-
tuhkan bantuan orang lain dan mendapat penghiburan
yang amat besar dalam kumpulan orang banyak? Apakah
kamu begitu bodoh sehingga berharap bahwa demi kepen-
tinganmu bumi harus menjadi sunyi (Ayb. 18:4), padahal
oleh banyak oranglah bumi harus dipenuhi? An propter vos
solos tanta terra creata est? – Apakah dunia yang luas ini
diciptakan hanya untukmu? Lyra.
102
2. Yang diancamkan sebagai hartikel man terhadap dosa ini yaitu
bahwa baik rumah-rumah maupun ladang-ladang yang mere-
ka inginkan dengan rakus itu tidak akan berguna sama sekali
(ay. 9-10). Allah membisikkannya ke telinga sang nabi, ketika
ia berbicara perkara ini (22:14, KJV): TUHAN semesta alam
menyatakan diri dan berbisik kepadaku (seperti Allah menyata-
kan suatu hal kepada Samuel dengan berbisik ke telinganya
[1Sam. 9:15, KJV]). Sang nabi merasa bisikan itu masih
mengiang di telinganya. Tetapi ia memberitakannya, seperti
yang seharusnya, dari atas atap rumah (Mat. 10:27).
(1) Bahwa rumah-rumah yang begitu mereka senangi tidak
akan dihuni, akan kosong dalam waktu yang lama, tidak
akan memberi mereka uang sewa, dan tidak bisa diper-
baiki: Banyak rumah akan menjadi sunyi sepi, karena
orang-orang yang seharusnya tinggal di dalamnya binasa
oleh pedang, kelaparan, atau wabah penyakit, atau dibawa
ke dalam pembuangan. Atau karena kegiatan jual beli
sudah mati, dan kemiskinan mendatangi negeri itu seperti
orang bersenjata, sehingga orang-orang yang sebelumnya
menghuni rumah sendiri terpaksa harus menyewa rumah
orang lain, atau mencari tempat tinggal di tempat lain.
Bahkan rumah-rumah yang besar dan indah, yang akan
mengundang orang-orang untuk menyewa, dan (karena
penyewa sedang langka) dapat disewakan dengan harga
murah, akan dibiarkan kosong tanpa penghuni. Allah tidak
menciptakan bumi dengan sia-sia. Ia membentuknya untuk
didiami (45:18). Tetapi rancangan-rancangan manusia se-
ring kali gagal, dan apa yang mereka rancangkan tidak
sesuai dengan maksudnya. Ada pepatah, bahwa orang-
orang bodoh membangun rumah untuk ditinggali orang-
orang bijak. Tetapi adakalanya, seperti yang tebukti dari
peristiwa ini, rumah dibangun bukan untuk ditinggali sia-
pa-siapa. Allah memiliki banyak cara untuk mengosongkan
kota-kota yang terpadat sekalipun.
(2) Bahwa ladang-ladang yang begitu mereka senangi akan
menjadi tidak subur (ay. 10): Sebab kebun anggur yang
luasnya sepuluh hari membajak akan menghasilkan hanya
sejumlah buah anggur yang dapat dijadikan satu bat
minuman anggur (sekitar delapan galon). Dan satu homer
Kitab Yesaya 5:8-17
103
benih, segantang benih yang ditabur di tanah, hanya akan
menghasilkan satu efa gandum, yang merupakan seper-
sepuluh homer. Sehingga karena tandusnya tanah, atau
tidak bersahabatnya cuaca, mereka tidak akan mendapat-
kan lebih dari sepersepuluh dari benih mereka kembali.
Perhatikanlah, orang-orang yang hatinya terpatri pada
dunia dengan sewajarnya akan dikecewakan dalam apa
yang mereka harapkan darinya.
II. Di sini ada kutuk bagi orang-orang yang gemar dengan kesenang-
an dan kenikmatan indrawi (ay. 11-12). Hawa nafsu menghancur-
kan manusia secara pasti seperti keduniawian dan penindasan.
Sebagaimana Kristus menyatakan celaka terhadap orang-orang
kaya, demikian pula Ia menyatakannya terhadap orang-orang
yang sekarang ini tertawa dan kenyang (Luk. 6:24-25), dan
bersukaria dalam kemewahan (Luk. 16:19). Amatilah,
1. Siapa orang-orang berdosa yang dikecam dengan kutuk ini.
(1) Mereka yaitu orang-orang yang memberi diri untuk mi-
num-minum. Pekerjaan mereka hanyalah minum-minum,
hati mereka terpatri padanya, dan menghabiskan hidup de-
ngannya. Mereka bangun pagi-pagi untuk terus mencari
minuman keras, seperti petani dan pedagang bangun pagi-
pagi untuk terus mengerjakan pekerjaan mereka, seolah-
olah mereka takut kehilangan waktu untuk melakukan per-
buatan yang paling banyak membuang-buang waktu itu.
Kalau biasanya orang-orang mabuk di malam hari, setelah
mereka menyelesaikan pekerjaan di hari itu, mereka ini
mengabaikan pekerjaan, meninggalkannya, dan memberi
diri untuk melayani daging. Sebab mereka duduk-duduk di
depan gelas mereka sepanjang hari, dan terus duduk-du-
duk sampai malam hari, sedang badan mereka dihangatkan
anggur. Sampai dikobarkan hawa nafsu mereka (perbuatan
yang tidak senonoh mengikuti pesta pora dan kemabukan),
dikobarkan amarah mereka, sebab siapa lagi selain orang-
orang seperti itu yang bertengkar dan cidera tanpa sebab?
(Ams. 23:29-35). Mereka menjadikan minum-minum seba-
gai pekerjaan yang sempurna. Mereka juga tidak mencari
malam hari sebagai tempat berlindung untuk melakukan
104
pekerjaan kegelapan ini, seperti orang yang malu dengan-
nya, tetapi berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap
kenikmatan. Lihat 2 Petrus 2:13.
(2) Mereka yaitu orang-orang yang memberi diri pada kegem-
biraan. Mereka mengadakan pesta-pesta, dan hati mereka
begitu riang sehingga tidak bisa makan atau minum tanpa
musik, segala macam alat musik, seperti Daud (Am. 6:5),
dan seperti Salomo (Pkh. 2:8). Kecapi dan gambus, rebana
dan suling, harus menemani minum anggur, supaya setiap
indra dipuaskan dengan hal yang menyenangkan. Mereka
bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi (Ayb.
21:12). Penggunaan musik sah-sah saja. Tetapi apabila
berlebihan, apabila hati kita terpatri padanya, apabila kita
memboroskan waktu di dalamnya, sehingga mendesak
kesenangan-kesenangan rohani dan ilahi, dan menjauhkan
hati dari Allah, maka musik menjadi dosa bagi kita.
(3) Mereka yaitu orang-orang yang tidak pernah memikirkan
masalah yang penting: Perbuatan TUHAN tidak dipandang
mereka. Mereka tidak melihat kuasa-Nya, hikmat-Nya, dan
kebaikan-Nya dalam makhluk-makhluk ciptaan yang
mereka perlakukan dengan kejam dan mereka tundukkan
pada kesia-siaan. Mereka juga tidak peduli dengan kelim-
pahan pemeliharaan-Nya dalam memberi mereka hal-hal
baik yang mereka jadikan sebagai makanan dan bahan ba-
kar bagi hawa nafsu mereka itu. Penghakiman-penghakim-
an Allah telah menyergap mereka, dan mereka berada di
bawah tanda-tanda murka-Nya, tetapi mereka tidak ambil
pusing. Mereka tidak mengindahkan tangan Allah dalam
semua ini. Tangan-Nya teracung, tetapi mereka tidak mau
melihat, karena mereka tidak mau diganggu dalam kese-
nangan mereka atau memikirkan apa yang sedang dilaku-
kan Allah terhadap mereka.
2. Penghakiman-penghakiman apa yang dikecamkan melawan me-
reka, dan yang sebagiannya telah dilaksanakan. Di sini dinu-
buatkan,
(1) Bahwa mereka akan diusir dari tempat tinggal mereka.
Tanah akan memuntahkan pemabuk-pemabuk ini (ay. 13):
Umat-Ku (demikian mereka menyebut diri mereka sendiri,
Kitab Yesaya 5:8-17
105
dan bangga dengannya) telah pergi ke dalam pembuangan
sebagai akibatnya. Mereka pasti dibawa pergi sebagai ta-
wanan, sepasti seperti sudah terjadi, oleh sebab mereka
tidak mengerti apa-apa. Bagaimana mereka dapat mengerti
atau tahu bahwa mereka sebenarnya sudah dibawa pergi
apabila dengan minum-minum secara berlebihan, mereka
membuat diri mereka sendiri tolol dan bodoh? Mereka
menganggap diri cerdas. Tetapi karena mereka tidak meng-
indahkan perseteruan Allah dengan mereka, atau ambil
peduli sama sekali untuk berdamai dengan-Nya, maka me-
reka benar-benar dapat dikatakan tidak mengerti apa-apa.
Dan alasannya yaitu karena mereka tidak mau mengerti
apa pun. Mereka tidak mau peduli dan berlaku seenaknya,
dan karena itu binasa karena kurang pengetahuan.
(2) Bahwa mereka akan dimiskinkan, dan akan menderita ke-
kurangan akan apa yang telah mereka buang-buang dan
salah gunakan secara berlebihan: Bahkan orang-orang
yang mulia akan mati kelaparan, akan tunduk padanya dan
terbunuh olehnya. Dan khalayak ramai akan menderita ke-
hausan. Baik para pembesar maupun rakyat biasa akan
segera binasa karena kekurangan makanan dan air. Ini
merupakan dampak dari gagal panen (ay. 10), sebab raja
sendiri dipenuhi kebutuhannya dari hasil ladang (Pkh. 5:8,
KJV). Dan apabila panen anggur gagal, para pemabuk pun
dipanggil untuk menangis, karena anggur sudah dirampas
dari mulut mereka (Yl. 1:5), dan bukan karena sekarang
mereka kekurangan anggur, melainkan terlebih karena
pada saat mereka memilikinya, mereka menyalahgunakan-
nya. Sudah sewajarnya Allah membuat manusia kekurang-
an sesuatu yang dibutuhkan, yang telah mereka salah
gunakan secara berlebihan.
(3) Betapa banyaknya orang yang akan tewas oleh kelaparan
dan pedang (ay. 14): Sebab itu dunia orang mati akan mem-
buka kerongkongannya lapang-lapang. Tofet, tempat pema-
kaman umum itu, ternyata terlalu sempit. Begitu banyak-
nya orang yang harus dikubur sehingga mereka akan
terpaksa melebarkannya. Kubur telah membuka mulutnya
tanpa batas, tak pernah berkata: “Cartikel p!” (Ams. 30:15-16).
Ini dapat dipahami sebagai tempat orang-orang terkutuk.
106
Kemewahan dan hawa nafsu memenuhi wilayah-wilayah
yang gelap dan mengerikan ini. Di sana orang-orang yang
sudah mempertuhankan perut mereka mendapat siksaan
(Luk. 16:25; Flp. 3:19).
(4) Bahwa mereka akan direndahkan dan dihina, dan semua
kehormatan mereka akan terhampar di dalam debu. Hal ini
akan tuntas dilakukan oleh maut dan kubur: Kesemarakan
mereka akan lenyap, tidak hanya menuju bumi, tetapi juga
masuk ke dalamnya. Kesemarakan mereka tidak akan tu-
run mengikuti mereka (Mzm. 49:18), untuk membela mere-
ka di seberang kematian sana, tetapi akan mati dan
dikuburkan bersama mereka. Sungguh malang kesemarak-
an, yang akan layu seperti itu! Apakah mereka memegah-
kan jumlah mereka? Banyak dari mereka akan turun ke
dalam lubang (Yeh. 31:18; 32:32). Apakah mereka meme-
gahkan ketenaran mereka? Kemegahan mereka akan ber-
akhir, dan begitu pula dengan pekik sorai yang mereka
teriaki, dan yang menyertai kemenangan mereka. Apakah
mereka memegahkan kegembiraan mereka? Kematian akan
mengubahnya menjadi dukacita. Orang yang bergirang dan
bersukaria, dan tidak pernah tahu apa itu bersungguh-
sungguh, akan pergi ke tempat di mana ada tangisan dan
ratapan. Demikianlah orang yang hina dan perkasa ber-
temu bersama-sama di dalam kubur dan mengalami peng-
hakiman-penghakiman yang memalukan. Setinggi apa pun
orang, kematian akan menurunkannya ke tempat yang ren-
dah – begitu rendah, kematian akan membawanya ke tem-
pat yang lebih rendah. Dengan menyadari hal ini, mata
orang-orang sombong haruslah merendah sekarang (ay.
15). Sudah sepatutnya orang-orang yang akan segera diba-
ringkan di tempat yang rendah untuk melihat ke bawah.
3. Apa yang akan menjadi buah dari penghakiman-penghakiman
ini.
(1) Allah akan dipermuliakan (ay. 16). Dia yang yaitu Tuhan
semesta alam, dan Allah yang kudus, akan ditinggikan dan
dikuduskan di dalam penghakiman dan kebenaran dari
cara-cara penyelenggaraan ini. Keadilan-Nya harus diakui
Kitab Yesaya 5:8-17
107
dalam merendahkan orang-orang yang meninggikan diri
sendiri. Dan dalam hal ini Ia dipermuliakan,
[1] Sebagai Allah yang kuasa-Nya tak dapat dilawan. Ia
dalam hal ini akan ditinggikan sebagai Tuhan semesta
alam, yang mampu menghancurkan orang paling kuat,
merendahkan orang paling sombong, dan menjinakkan
orang yang paling sulit diatur. Kuasa tidak ditinggikan
kecuali dalam penghakiman. Suatu kehormatan bagi
Allah bahwa, walaupun Ia memiliki lengan yang kuat,
namun keadilan dan hartikel m selalu menjadi tumpuan
takhta-Nya (Mzm. 89:14-15).
[2] Sebagai Allah yang kemurnian-Nya tak bernoda. Dia
yang kudus, kudus tak terhingga, akan dikuduskan (ya-
itu, akan diakui dan dinyatakan sebagai kudus) dalam
penghakiman yang benar terhadap orang-orang som-
bong. Perhatikanlah, ketika orang-orang sombong diren-
dahkan, Allah yang besar dihormati, dan harus kita
hormati.
(2) Orang-orang yang baik akan dibebaskan dan ditolong (ay.
17): Maka domba-domba akan makan rumput di situ seperti
di padangnya sendiri. Orang-orang yang lemah lembut di
bumi, yang mengikuti Anak Domba, yang dianiaya, dan
dibuat ketakutan oleh para penindas yang congkak itu, akan
makan dengan tenang, makan di padang rumput hijau, dan
di sana tidak akan ada seorang pun yang dapat membuat
mereka takut. Lihat Yehezkiel 34:14. Ketika musuh-musuh
jemaat dibinasakan, pada saat itulah jemaat mendapat kete-
nangan. Mereka akan makan sesuka hati, demikian sebagian
orang membacanya. Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi, dan akan bersuka di
dalam damai yang melimpah. Mereka akan makan sesuai
kedudukan atau kemampuan mereka (demikian sebagian
yang lain membacanya), sesuai kemampuan mereka untuk
mendengar firman, roti yang hidup itu.
(3) Negeri itu akan diruntuhkan, dan menjadi mangsa negeri-
negeri tetangga: Reruntuhan gedung-gedung orang kaya,
harta milik orang-orang kaya yang hidup dalam kenyaman-
an, akan dimakan oleh orang-orang asing yang bukan sau-
dara mereka. Dalam masa pembuangan, orang-orang mis-
108
kin dari negeri itu ditinggalkan untuk menjadi tukang-
tukang kebun anggur dan peladang-peladang (2Raj. 25:12).
Mereka ini yaitu anak-anak domba yang makan di pa-
dang rumput orang-orang kaya, yang dibiarkan terbuka
bagi orang-orang asing untuk memakannya. Ketika jemaat
Yahudi, orang-orang kaya itu, diruntuhkan, hak-hak istime-
wa mereka dialihkan kepada bangsa-bangsa lain, yang su-
dah lama menjadi orang-orang asing, dan anak-anak domba
dari kawanan Kristus disambut untuk menerima hak-hak
istimewa itu.
Celaan-celaan terhadap Dosa
(5:18-30)
18 Celakalah mereka yang memancing kesalahan dengan tali kedustaan dan
dosa seperti dengan tali gerobak, 19 yang berkata: “Baiklah Allah lekas-lekas
dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya, supaya kita lihat; dan baiklah
keputusan Yang Mahakudus, Allah Israel, datang mendekat, supaya kita
tahu.” 20 Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan ke-
baikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang
menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi
pahit. 21 Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang meng-
anggap dirinya pintar! 22 Celakalah mereka yang menjadi jago minum dan
juara dalam mencampur minuman keras; 23 yang membenarkan orang fasik
karena suap dan yang memungkiri hak orang benar. 24 Sebab itu seperti
lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam
nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya
akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran
TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel. 25
Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap umat-Nya, diacungkan-Nya
tangan-Nya terhadap mereka dan dipartikel l-Nya mereka; gunung-gunung akan
gemetar, dan mayat-mayat mereka akan seperti kotoran di tengah jalan.
Sekalipun semuanya ini terjadi, murka-Nya belum surut, dan tangan-Nya
masih teracung. 26 Ia akan melambaikan panji-panji kepada bangsa yang dari
jauh, dan akan bersuit memanggil mereka dari ujung bumi; sesungguhnya
mereka akan datang dengan segera, dengan cepat! 27 Tiada yang lelah dan
tiada yang tersandung di antaranya; mereka tidak terlelap dan tidak tertidur,
tidak terlepas ikat pinggangnya dan tali kasutnya tidak terputus; 28 anak
panahnya ditajamkan, dan segala busurnya dilentur; kartikel kudanya keras
seperti batu api dan roda keretanya seperti puting beliung. 29 Aumnya seperti
singa betina, mereka mengaum seperti singa muda; mereka meraung dan
menangkap mangsanya, membawanya lari dan tidak ada yang melepaskan. 30
Pada hari itu mereka akan diliputi oleh suara seperti suara laut menderu.
Jika orang memandang ke bumi, sesungguhnya, ada gelap yang menyesak-
kan, dan terang menjadi gelap oleh awan-awan!
Kitab Yesaya 5:18-30
109
Di sini ada,
I. Dosa-dosa yang digambarkan, yang akan mendatangkan hartikel m-
an-hartikel man atas sebuah bangsa. Dan ini mungkin bukan hanya
dakwaan yang dituduhkan kepada orang-orang Yehuda yang
hidup pada masa itu, dan hal-hal tertentu yang ada dalam
dakwaan itu, meskipun mungkin terutama berhubungan dengan
mereka, melainkan lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi
semua orang, di segala zaman, untuk mewaspadai dosa-dosa ini,
sebagai hal yang merusak baik bagi orang per orangan maupun
masyarakat, dan menghadapkan orang pada murka Allah dan
penghakiman-penghakiman-Nya yang benar. Orang-orang yang di
sini dikatakan ada dalam keadaan celaka yaitu ,
1. Orang-orang yang dengan semangat bertekad untuk berdosa,
dan berlaku kasar dalam mengejar perbuatan-perbuatan dosa
(ay. 18). Orang-orang yang memancing kesalahan dengan tali
kedustaan, yang bersusah payah untuk berdosa seperti hewan
menarik gerobak, yang berbuat habis-habisan untuk memuas-
kan hawa nafsu mereka yang berlebihan, dan, untuk melayani
nafsu rendah, melakukan kekerasan terhadap kodrat itu
sendiri. Mereka merasa yakin dapat menjalankan rancangan
jahat mereka, seolah-olah mereka menarik rancangan itu ke-
pada mereka dengan tali-tali gerobak yang kuat. Tetapi mereka
akan mendapati diri mereka dikecewakan, sebab tali-tali itu
akan terbukti sebagai tali kedustaan, yang akan putus apabila
ditarik kencang. Sebab TUHAN yang adil akan memotong tali-
tali orang fasik (Mzm. 129:4; Ayb. 4:8; Ams. 22:8). Mereka me-
lalui adat kebiasaan yang sudah lama dan kuat sudah begitu
mengeras dalam dosa, sehingga mereka tidak bisa melepaskan
diri darinya. Orang-orang yang berdosa karena kelemahan di-
jauhkan oleh dosa. Sementara orang-orang yang berdosa
dengan lancang menarik kejahatan kepada mereka, kendati
dengan perlawanan-perlawanan dari Pemeliharaan ilahi dan
teguran-teguran dari hati nurani. Sebagian orang memahami
dosa di sini sebagai hartikel man terhadap dosa: mereka menarik
penghakiman-penghakiman Allah ke atas kepala mereka sen-
diri, seolah-olah dengan tali-tali gerobak.
2. Orang-orang yang membangkang terhadap keadilan Allah, dan
menantang Yang Mahakuasa untuk berbuat yang terburuk
110
(ay. 19): Mereka berkata: “Baiklah Allah lekas-lekas dan cepat-
cepat melakukan tindakan-Nya.” Ini yaitu bahasa yang sama
yang dilontarkan para pengejek di akhir zaman, yang berkata,
di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Oleh karena itu,
seperti para pengejek itu, mereka memancing kesalahan de-
ngan tali kedustaan, bersikap kasar dan lancang dalam dosa,
dan hidup mengikuti hawa nafsu mereka sendiri (2Ptr. 3:3-4).
(1) Mereka mengejek para nabi, dan mengolok-olok mereka.
Dengan mencemoohlah mereka menyebut Allah Yang Ma-
hakudus, Allah Israel, karena para nabi biasa menyebut-
Nya demikian dengan sangat hormat.
(2) Mereka tidak mau mempercayai murka Allah yang dinyata-
kan dari sorga terhadap kefasikan dan kelaliman mereka.
Kecuali mereka melihatnya terlaksana, mereka tidak mau
tahu akan hal itu, seolah-olah kutukan itu brutum fulmen –
gembar-gembor belaka, dan semua ancaman firman hanya-
lah hantu bohong-bohongan untuk menakut-nakuti orang-
orang bodoh dan anak-anak.
(3) Sekalipun Allah tampil melawan mereka, seperti yang su-
dah diancamkan-Nya, namun mereka menganggap diri
mampu menghadapi Dia, dan membangkitkan cemburu-
Nya, seolah-olah mereka lebih kuat daripada Dia (1Kor.
10:22). “Kami sudah mendengar firman-Nya, tetapi semua
itu hanyalah omongan belaka. Baiklah Ia bergegas melaku-
kan pekerjaan-Nya, kami akan lari dan bisa menemukan
tempat aman.” Perhatikanlah, orang-orang yang sengaja
bersikeras dalam dosa tidak mempertimbangkan kekuatan
murka Allah.
3. Orang-orang yang mengacaukan dan menjungkirbalikkan per-
bedaan antara kebaikan dan kejahatan, yang menyebutkan
kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat (ay. 20), yang tidak
hanya hidup dengan melalaikan apa yang baik, tetapi juga me-
ngutuknya, berbantah melawannya, dan karena sendiri tidak
mau melakukan kebaikan, mencela orang lain yang melaku-
kannya, dan melontarkan perkataan yang menyakitkan hati.
Mereka tidak hanya melakukan apa yang jahat, tetapi juga
membenarkannya, memujinya, dan menyarankannya kepada
orang lain sebagai hal yang aman dan baik. Perhatikanlah,
Kitab Yesaya 5:18-30
111
(1) Kebajikan dan kesalehan itu baik, sebab keduanya terang
dan manis, menyenangkan dan benar. Tetapi dosa dan ke-
fasikan itu jahat. Keduanya yaitu kegelapan, buah dari
segala kebodohan dan kesalahan, dan akan menjadi kepa-
hitan pada akhirnya.
(2) Orang-orang yang menyalahartikan ini, dan menggambar-
kannya dengan warna-warna palsu, mereka itu berbuat
kejahatan besar terhadap Allah, agama, dan hati nurani,
terhadap jiwa mereka sendiri, dan terhadap jiwa-jiwa orang
lain. Mereka menyebut kemabukan sebagai pertemanan
yang baik, dan ketamakan sebagai pekerjaan yang baik.
Dan, ketika menganiaya umat Allah, mereka menyangka
sedang beribadah kepada-Nya. Di sisi lain, mereka menye-
but kesungguhan sebagai hal yang buruk, dan kelurusan
hati sebagai perilaku yang jahat. Mereka menyebut cara-
cara yang jahat dengan tidak benar dalam hubungannya
dengan jalan-jalan kesalehan. Mereka berbuat semampu
mereka untuk menumbuhkan prasangka buruk dalam
pikiran orang terhadap jalan-jalan kesalehan. Dan ini dila-
kukan dengan menentang bukti yang sudah sedemikian
jelas dan meyakinkan seperti bukti yang dapat dilihat dan
diraba, yang dengannya kita membedakan, tanpa bisa di-
bantah, antara terang dan gelap, antara apa yang terasa
manis dan apa yang terasa pahit.
4. Orang-orang yang, meskipun bersalah atas kesalahan-kesa-
lahan yang menjijikkan seperti itu, memandang tinggi penilai-
an-penilaian mereka sendiri, dan sangat menjunjung tinggi diri
sendiri berdasarkan pengertian mereka (ay. 21): Mereka me-
mandang dirinya bijaksana. Mereka menganggap diri sanggup
membantah dan mengacaukan teguran-teguran firman Allah
yang menyadarkan mereka akan kesalahan mereka. Mereka
berusaha menghindari dan meloloskan diri dari penyelidikan
dan jangkauan penghakiman-penghakiman-Nya. Mereka me-
ngira dapat mengecoh Hikmat Tak Terbatas dan menggagalkan
tindakan Pemeliharaan ilahi itu sendiri. Atau hal itu dapat
dipahami secara lebih umum: Allah menentang orang yang
congkak, terutama orang-orang yang menyombongkan hikmat
mereka sendiri dan bersandar pada pengertian mereka sendiri.
Orang-orang seperti itu harus menjadi orang bodoh, supaya
112
mereka dapat benar-benar bijak, sebab kalau tidak, pada ak-
hirnya mereka akan tampak sebagai orang bodoh di hadapan
semua orang.
5. Orang-orang yang menganggap kesanggupan untuk minum ba-
nyak minuman keras tanpa menjadi mabuk sebagai suatu
pencapaian besar (ay. 22), yang menjadi jago minum, dan meng-
gunakan kekuatan dan tenaga mereka bukan untuk mengabdi
pada negeri mereka, melainkan untuk melayani hawa nafsu
mereka. Hendaklah para pemabuk tahu dari bacaan kitab ini
bahwa,
(1) Mereka secara tidak tahu terima kasih menyalahgunakan
kekuatan tubuh mereka, yang telah diberikan Allah kepada
mereka untuk tujuan-tujuan baik, dan secara perlahan-
lahan justru malah melemahkannya.
(2) Mereka tidak akan dimaafkan dari kesalahan bermabuk-
mabukan dengan menunjukkan bahwa mereka sanggup
minum banyak, tetapi masih dapat berdiri.
(3) Orang-orang yang memegahkan kekuatan minum mereka
melebihi orang lain bermegah dalam aib mereka.
(4) Betapapun entengnya orang memandang kemabukan mere-
ka, itu yaitu dosa yang pasti akan membukakan mereka
pada murka dan kutukan Allah.
6. Orang-orang yang, sebagai hakim, menyelewengkan keadilan,
dan menentang semua aturan keadilan (ay. 23). Hal ini meng-
ikuti apa yang disebutkan sebelumnya. Mereka minum dan
melupakan apa yang telah ditetapkan (Ams. 31:5), dan pening
karena anggur (28:7), dan menerima suap, supaya dengan
begitu mereka dapat mempertahankan kemewahan mereka.
Mereka membenarkan orang fasik karena suap, dan berusaha
mencari alasan untuk membersihkan dia dari kesalahannya
dan melindunginya dari hartikel man. Mereka menghartikel m orang
yang tidak bersalah, dan memungkiri hak orang benar, yaitu
menolak pembelaan mereka, merampas sarana-sarana yang
dapat mereka pakai untuk menjelaskan ketidakbersalahan
mereka, dan menjatuhkan hartikel man melawan mereka. Dalam
perkara-perkara antar sesama manusia, kekuatan dan uang
akan selalu menang melawan kebenaran dan keadilan. Dan
orang yang jelas-jelas bersalah, dengan sedikit suap akan
Kitab Yesaya 5:18-30
113
memenangkan perkara dan mendapatkan kembali biaya yang
sudah dikeluarkan. Dalam perkara-perkara kejahatan, meski-
pun seorang tahanan tampak jelas-jelas bersalah, namun
karena suap mereka akan membebaskannya. Sekalipun orang
tidak bersalah, namun jika ia tidak dapat membayar mereka
dengan baik, bahkan, jika mereka dibayar oleh pihak penuntut
yang penuh kebencian, atau jika mereka sendiri mempunyai
kebencian terhadapnya, mereka akan menghartikel m dia.
II. Penghakiman-penghakiman yang digambarkan, yang akan dida-
tangkan kepada mereka karena dosa-dosa ini. Janganlah orang-
orang yang hidup demikian fasik berharap akan hidup tenang,
sebab Allah yang benar akan mengadakan pembalasan (ay. 24-
30). Di sini kita dapat mengamati,
1. Betapa menyeluruhnya kehancuran ini, dan betapa kehancur-
an itu dengan semestinya dan tanpa bisa dicegah akan meng-
ikuti dosa-dosa mereka. Allah telah mengumpamakan bangsa
ini sebagai pokok anggur (ay. 7), yang terpancang kuat, dan
diharapkan akan bertumbuh dan berbuah. Tetapi anugerah
Allah kepadanya diterima dengan sia-sia, dan kemudian akar-
nya menjadi busuk, karena kering dari bawah, dan sudah
tentu bunganya akan tertiup angin seperti debu, seperti sesua-
tu yang ringan dan tak berharga (Ayb. 18:16). Dosa melemah-
kan kekuatan, akar, dari sebuah bangsa, sehingga mereka
akan tercerabut dengan mudah. Dosa mengotori keindahan,
bunga, dari sebuah bangsa, dan merampas harapan-harapan
untuk berbuah. Dosa ketidaksuburan dihartikel m dengan tulah
ketidaksuburan. Orang-orang berdosa menjadikan diri mereka
seperti jerami dan rumput kering, bahan yang mudah ter-
bakar, bahan bakar yang sesuai untuk api murka Allah, yang
tentu saja akan memakan dan menghanguskan mereka, seper-
ti lidah api memakan jerami, dan tidak ada yang bisa mengha-
langinya, atau yang berusaha untuk menghalanginya. Rumput
kering dihanguskan, tanpa ada yang menolong dan mengasi-
hani.
2. Betapa sudah wajar kehancuran itu didatangkan. Oleh karena
mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam, dan
tidak mau Dia menjadi Raja atas mereka. Dan, sama seperti
hartikel m Musa ditolak dan dicampakkan, demikian pula firman
114
Yang Mahakudus, Allah Israel melalui hamba-hamba-Nya para
nabi, untuk mengingatkan mereka akan pengajaran-Nya dan
memanggil mereka untuk taat, dinista dan diabaikan. Allah
tidak menolak manusia atas setiap pelanggaran terhadap hu-
kum dan firman-Nya. Tetapi, apabila firman-Nya dinista dan
hartikel m-Nya dicampakkan, apa yang bisa mereka nantikan
selain bahwa Allah akan sepenuhnya meninggalkan mereka?
3. Dari mana kehancuran ini akan datang (ay. 25): Kehancuran
itu datang dari Yang Mahakuasa.
(1) Keadilan Allah menetapkannya. Sebab itu yaitu murka
TUHAN yang bangkit terhadap umat-Nya, pembenaran yang
sudah semestinya Dia berikan terhadap kehormatan dari
kekudusan dan kewenangan-Nya.
(2) Kuasa Allah mewujudkannya: Diacungkan-Nya tangan-Nya
terhadap mereka. Tangan yang sudah berkali-kali teracung
bagi mereka untuk melawan musuh-musuh mereka, kini
teracung melawan mereka sendiri dengan sepenuhnya dan
sekuat tenaga. Dan siapakah yang mengenal kekuatan mur-
ka-Nya? Entah mereka merasakannya atau tidak, Allahlah
yang telah memartikel l mereka, yang telah menghanguskan
kebun anggur mereka dan membuatnya layu.
4. Akibat-akibat dari kehancuran ini dan keberlanjutannya. Keti-
ka Allah datang dengan murka terhadap sebuah bangsa, bu-
kit-bukit gemetar, ketakutan mencekam bahkan para pem-
besar mereka, yang kuat dan duduk di tempat tinggi. Bumi
bergetar di bawah dan segera tenggelam. Hal ini terasa menge-
rikan (apa yang lebih mengerikan daripada gempa bumi?). Dan
demikian pula halnya, pemandangan apa yang lebih menakut-
kan daripada mayat-mayat manusia yang dikoyak-koyak oleh
anjing-anjing, atau dibuang seperti kotoran (demikian dalam
tafsiran yang agak luas) di tengah jalan? Hal ini menyiratkan
bahwa banyak sekali orang akan terbunuh, bukan hanya para
prajurit di medan perang, melainkan juga para penduduk di
kota akan ditebas oleh pedang dengan darah dingin, dan
bahwa orang-orang yang selamat tidak akan dapat mengulur-
kan tangan atau tidak berani untuk menguburkan mereka.
Hal ini sangat mengerikan, namun demikianlah hartikel man
yang pantas untuk dosa sehingga sekalipun semuanya ini ter-
Kitab Yesaya 5:18-30
115
jadi, murka Allah belum surut. Api itu akan membakar selama
masih tersisa jerami dan rumput kering sebagai bahan bakar-
nya. Dan tangan-Nya, yang Dia acungkan melawan umat-Nya
untuk memartikel l mereka, masih teracung, karena mereka tidak
menahannya melalui doa, atau tidak menyerahkan diri pada-
nya melalui pembaruan diri.
5. Alat-alat yang akan dipakai untuk mendatangkan kehancuran
atas mereka ini: kehancuran itu akan didatangkan melalui
serangan-serangan musuh asing, yang akan meruntuhkan
semuanya. Tidak ada musuh yang disebutkan secara khusus,
dan karena itu kita harus menganggapnya sebagai nubuat
tentang sejumlah penghakiman semacam ini yang didatangkan
Allah atas bangsa Yahudi, yaitu serangan Sanherib segera
sesudah itu, dan penghancuran Yerusalem pertama-tama oleh
bangsa Kasdim dan pada akhirnya oleh bangsa Romawi. Dan
saya berpendapat bahwa hal itu juga harus dipandang sebagai
ancaman tentang kehancuran serupa pada negeri-negeri yang
menampung dan membiarkan dosa-dosa yang disebutkan
dalam ayat-ayat sebelumnya. Ini merupakan uraian dari se-
mua malapetaka itu. Ketika Allah merancangkan kehancuran
sebuah bangsa yang menyulut murka-Nya,
(1) Ia dapat mengirim berbagai pasukan dari tempat-tempat
yang sangat jauh sebagai alat-alat yang akan dipakai untuk
mewujudkannya. Ia dapat membangkitkan pasukan-pasuk-
an dari jauh, dan memanggil mereka dari ujung bumi un-
tuk melayani-Nya (ay. 26). Orang-orang yang tidak menge-
nal-Nya dipakai untuk menggenapi putusan kehendak-Nya.
Dan karena jauhnya jarak, mereka sama sekali tidak dapat
dianggap mempunyai tujuan-tujuan sendiri yang ingin me-
reka penuhi. Jika Allah mengangkat panji-panji-Nya, Ia
dapat mencondongkan hati manusia untuk berbaris di ba-
wahnya, meskipun mungkin mereka tidak tahu mengapa
atau untuk apa. Apabila Tuhan semesta alam berkenan
mengerahkan pasukan-pasukan yang siap diperintah-Nya,
maka dalam sekejap Ia mempunyai tentara yang besar (Yl.
2:2, 11). Ia tidak perlu membunyikan sangkakala, atau me-
martikel l genderang, untuk memberi tahu mereka atau meng-
gerakkan mereka. Tidak, Ia hanya perlu berbisik kepada
mereka, atau lebih tepatnya bersuit memanggil mereka,
116
dan itu sudah cartikel p. Mereka akan mendengarnya, dan itu
akan memberikan keberanian kepada mereka. Perhatikan-
lah, Allah memiliki semua makhluk yang siap sedia mela-
yani-Nya.
(2) Ia dapat membuat mereka datang untuk melayani dengan
luar biasa cepat: Sesungguhnya mereka akan datang de-
ngan segera, dengan cepat! Perhatikanlah,
[1] Orang-orang yang mau melakukan pekerjaan Allah tidak
boleh berkeluyuran ke sana kemari, tidak boleh ber-
lambat-lambat, dan mereka tidak akan berbuat demikian
apabila waktu-Nya sudah tiba.
[2] Orang-orang yang menantang penghakiman-pengha-
kiman Allah akan dibuat malu atas kekurangajaran me-
reka setelah semuanya terlambat. Mereka berkata de-
ngan mencemooh (ay. 19), baiklah Allah lekas-lekas dan
cepat-cepat melakukan tindakan-Nya, dan mereka akan
mendapati, dengan rasa ngeri dan terkejut, bahwa Ia
akan melakukannya. Dalam satu jam saja sudah ber-
langsung penghakimanmu.
(3) Ia dapat membuat mereka terus maju menjalankan pela-
yanan mereka dengan kegigihan yang menakjubkan. Hal
ini digambarkan di sini dalam ungkapan-ungkapan yang
sangat elok dan luhur (ay. 27-30).
[1] Meskipun mereka berbaris maju dalam waktu yang sa-
ngat lama, namun tiada yang lelah di antaranya. Begitu
inginnya mereka untuk ikut serta, sampai lupa dengan
kelelahan mereka, dan tidak akan mengeluhkannya.
[2] Meskipun jalannya kasar, dan mungkin mereka malu
melakukan cara-cara yang biasa ditempuh dalam berpe-
rang, namun tak seorang pun dari antara mereka akan
tersandung. Sebaliknya, semua kesukaran yang meng-
hadang di jalan mereka akan diatasi dengan mudah.
[3] Meskipun mereka terpaksa harus terus berjaga-jaga,
namun mereka tidak terlelap dan tidak tertidur, begitu
berniatnya mereka untuk mengerjakan pekerjaan mere-
ka, dengan harapan akan memperoleh jarahan kota
bagi jerih payah mereka.
Kitab Yesaya 5:18-30
117
[4] Mereka tidak akan berkeinginan untuk istirahat dan
duduk-duduk. Mereka tidak akan menanggalkan pakai-
an mereka, atau melepas ikat pinggang mereka, tetapi
akan selalu memasang ikat pinggang dan pedang mere-
ka di sisi mereka.
[5] Mereka tidak akan menemui halangan sedikit pun yang
akan menghambat perjalanan mereka atau mengharus-
kan mereka untuk berhenti. Satu pun tali kasut mereka
tidak terputus, sehingga mereka harus berhenti untuk
memperbaikinya, seperti dalam Yosua 9:13.
[6] Semua persenjataan dan peluru mereka akan dipersiap-
kan, dan dalam keadaan yang baik. Anak panah mereka
ditajamkan, supaya tertancap dalam, dan segala busur
mereka dilentur, tak satu pun yang tak bisa direntang-
kan, sebab mereka berharap akan segera bertindak.
[7] Semua kuda dan kereta perang mereka akan dibuat
layak untuk dipakai. Kuda-kuda mereka begitu kuat,
begitu tahan banting, sehingga kartikel kudanya keras
seperti batu api, sama sekali tidak bisa hancur, atau
menjadi lembek, karena perjalanan jauh. Dan roda-roda
kereta mereka tidak rusak, atau remuk, atau tidak bisa
diperbaiki, tetapi cepat seperti puting beliung, berputar
dengan begitu kuat pada jeriji-jerijinya.
[8] Semua prajurit akan berani dan tidak takut (ay. 29):
Aum mereka, atau teriakan mereka, sebelum pertem-
puran dimulai, akan seperti singa betina, yang dengan
aumnya menyemangati dirinya sendiri, dan membuat
gemetar semua yang ada di sekelilingnya. Orang-orang
yang tidak mau mendengar suara Allah yang berbicara
kepada mereka melalui nabi-nabi-Nya, tetapi menyum-
bat telinga mereka terhadap pesona nabi-nabi itu, akan
dibuat mendengar suara musuh-musuh mereka yang
mengaum terhadap mereka, dan mereka tidak akan
mampu menutup telinga terhadapnya. Mereka akan
mengaum seperti suara laut menderu di dalam badai.
Suara itu mengaum dan mengancam akan menelan,
seperti singa mengaum dan mengancam akan mengo-
yak-ngoyakkan korbannya.
118
[9] Tak akan ada sedikit pun harapan untuk mendapat ke-
bebasan atau pertolongan. Musuh akan datang seperti
banjir, dan tak seorang pun akan menaikkan panji-pan-
ji untuk melawannya. Musuh akan merebut mangsa-
nya, dan tidak akan ada yang membebaskannya, tidak
akan ada yang mampu membebaskannya, bahkan,
tidak akan ada yang bahkan berani coba-coba membe-
baskannya, tetapi akan menyerahkannya dan mengaku
kalah. Ke arah mana pun orang-orang yang kesusahan
itu melihat, segala sesuatunya tampak suram. Sebab,
jika Allah mengerutkan kening kepada kita, bagaimana
makhluk ciptaan bisa tersenyum? Pertama, lihatlah ke
sekeliling bumi, ke negeri, ke negeri yang dulu merupa-
kan negeri terang dan kegirangan seluruh bumi itu,
sesungguhnya ada gelap yang menyesakkan, semuanya
menakutkan, semuanya menyedihkan, tiada secercah
harapan. Kedua, lihatlah ke langit, dan di sana terang
menjadi gelap, padahal di sanalah orang berharap akan
mendapat terang. Jika terang di langit menjadi gelap,
betapa gelapnya kegelapan itu! Jika Allah menyem-
bunyikan wajah-Nya, tidak heran bila langit menyem-
bunyikan wajahnya dan tampak suram (Ayb. 34:29).
Berhikmatlah kita jika kita menjaga segala sesuatu
antara kita dan sorga tetap bersih, dengan menjaga
kemurnian hati nurani, supaya kita mendapat terang
dari atas sekalipun awan-awan dan kegelapan ada di
sekeliling kita.
PASAL 6
ampai sejauh ini, tampaknya, Yesaya bernubuat sebagai calon
nabi, karena hanya diberi mandat yang sifatnya tersirat. Tetapi di
sini kita mendapati dia (kalau boleh saya katakan) ditahbiskan dan
dipisahkan secara khidmat untuk menjabat tugas kenabian melalui
mandat yang lebih jelas atau tersurat, seiring pekerjaannya yang ber-
tumbuh di tangannya. Atau mungkin, karena melihat bahwa pelayan-
annya hanya sedikit berhasil, ia mulai berpikir untuk menyerah. Oleh
sebab itu Allah melihatnya pantas untuk memperbarui mandatnya di
sini dalam pasal ini, dengan cara yang sedemikian rupa sehingga
dapat membangkitkan dan mendorong semangat dan ketekunannya
dalam melaksanakan mandat itu, meskipun usahanya tampak sia-
sia. Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Sebuah penglihatan yang sangat dahsyat yang dilihat Yesaya
akan kemuliaan Allah (ay. 1-4), kengerian yang ditimbulkan
penglihatan itu terhadapnya (ay. 5), dan kelegaan yang di-
berikan kepadanya melawan kengerian itu melalui jaminan
pengampunan atas dosa-dosanya (ay. 6-7).
II. Sebuah mandat yang sangat mengerikan yang diterima Ye-
saya untuk pergi sebagai nabi, dalam nama Allah (ay. 8),
dengan pemberitaannya untuk mengeraskan hati orang yang
tidak mau bertobat sehingga mereka tetap di dalam dosa dan
untuk membuat mereka matang menunggu kehancuran (ay.
9-12), namun dengan menyediakan belas kasihan bagi umat
sisa (ay. 13). Dan seolah-olah kepada seorang nabi Injil hal-
hal ini ditunjukkan dan dikatakan kepadanya.
s
120
Penglihatan Sorgawi Yesaya
(6:1-4)
1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta
yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. 2 Para
Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap;
dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk
menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. 3 Dan
mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” 4 Maka ber-
goyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan
rumah itu pun penuhlah dengan asap.
Penglihatan yang dilihat Yesaya ketika dia, seperti yang dikatakan
tentang Samuel, dipercayakan jabatan nabi TUHAN (1Sam. 3:20), ini
dimaksudkan,
1. Untuk meneguhkan imannya, supaya ia sendiri dipuaskan secara
berlimpah tentang kebenaran dari perkara-perkara yang setelah
itu akan diberitahukan kepadanya. Allah ini membuka hubungan
untuk menyampaikan sesuatu tentang diri-Nya kepada dia. Tetapi
penglihatan-penglihatan seperti itu tidak perlu diulang sesudah-
nya setiap kali ada pewahyuan. Demikianlah Allah menampakkan
diri pertama-tama sebagai Allah yang mulia kepada Abraham (Kis.
7:2), dan kepada Musa (Kel. 3:2). Nubuat-nubuat Yehezkiel dan
Rasul Yohanes juga dimulai dengan penglihatan-penglihatan ke-
muliaan ilahi.
2. Untuk meluruskan perasaan-perasaannya, supaya ia dipenuhi
oleh rasa hormat yang sedemikian rupa kepada Allah, yang akan
menghidupkan dan meneguhkannya untuk melayani Dia. Mereka
yang harus mengajar orang lain tentang pengetahuan akan Allah
harus mengenal Dia dengan sendirinya.
Penglihatan itu diberi penanggalannya, untuk lebih memastikan
kejadiannya. Penglihatan itu terjadi dalam tahun matinya raja Uzia,
yang telah memerintah, untuk sebagian besar, dengan berhasil dan
baik seperti raja-raja Yehuda lain, dan memerintah sangat lama,
lebih dari lima puluh tahun. Kira-kira dalam tahun meninggalnya
raja Uzia, Yesaya mendapat penglihatan tentang Allah di atas sebuah
takhta. Sebab apabila nyawa para raja melayang, dan mereka kem-
bali ke tanah, inilah penghiburan kita, bahwa TUHAN itu Raja untuk
selama-lamanya (Mzm. 146:3-4, 10). Raja Israel mati, tetapi Allah
Israel tetap hidup. Dari kefanaan orang-orang yang besar dan baik,
kita harus mengambil pelajaran untuk memandang dengan mata
Kitab Yesaya 6:1-4
121
iman kepada Raja yang kekal dan abadi. Raja Uzia mati dengan ber-
selimut awan, sebab ia dikucilkan sebagai penderita kusta sampai
pada hari kematiannya. Seperti halnya hidup para raja akan berhen-
ti, demikian pula kemuliaan mereka sering kali memudar. Sebalik-
nya, seperti halnya Allah selamanya hidup, demikian pula kemulia-
an-Nya abadi. Raja Uzia meninggal di sebuah rumah pesakitan, tetapi
Raja segala raja tetap duduk di atas takhta-Nya.
Apa yang dilihat oleh sang Nabi di sini disingkapkan kepada kita,
supaya kita, dengan mengimani pewahyuan itu, di dalamnya dapat
memandang kemuliaan Allah seperti di dalam cermin. Oleh sebab itu
marilah kita berpaling, dan melihat pemandangan yang agung ini
dengan hormat dan rendah hati.
I. Lihatlah Allah di atas takhta-Nya, takhta yang tinggi dan men-
julang, tidak hanya melebihi takhta-takhta lain, karena takhta-
Nya melampaui mereka, tetapi juga mengatasi mereka, karena
takhta-Nya mengatur dan memerintah mereka. Yesaya tidak
melihat Yehova, yaitu hakikat Allah (tak seorang pun pernah
melihat itu, atau dapat melihatnya), melainkan Adonai, kekuasa-
an-Nya. Ia melihat Tuhan Yesus. Demikianlah penglihatan ini
dijelaskan dalam Yohanes 12:41, bahwa Yesaya sedang melihat
kemuliaan Kristus dan berbicara tentang Dia, yang merupakan
bukti tak terbantahkan akan keilahian Juruselamat kita. Dialah
yang, setelah kebangkitan-Nya, duduk di sebelah kanan Allah,
duduk di tempat di mana Ia memang berada sebelumnya (Yoh.
17:5). Lihatlah kediaman Sang Hikmat Kekal: Yesaya melihat
TUHAN bersemayam (Mzm. 29:10). Lihatlah kedaulatan Sang Pe-
nguasa Kekal: Ia duduk di atas takhta, sebuah takhta kemuliaan,
yang di hadapannya kita harus menyembah, sebuah takhta peme-
rintahan, yang di bawahnya kita harus tunduk, dan sebuah takh-
ta anugerah, yang kepadanya kita bisa datang dengan berani.
Takhta ini tinggi, dan menjulang mengatasi semua persaingan
dan pertentangan.
II. Lihatlah bait-Nya, jemaat-Nya di bumi, penuh dengan penyataan-
penyataan kemuliaan-Nya. Karena takhta-Nya didirikan di pintu
Bait Suci (seperti halnya para raja duduk menghakimi di pintu-
pintu gerbang), maka ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci, yaitu
seluruh dunia (sebab seluruh dunia yaitu bait Allah, dan karena
122
sorga yaitu takhta-Nya, maka bumi yaitu tumpuan kaki-Nya),
atau lebih tepatnya memenuhi jemaat, yang dipenuhi, diperkaya,
dan diperindah oleh tanda-tanda hadirat Allah secara istimewa.
III. Lihatlah pelayan-pelayan yang terang dan terberkati di atas takh-
ta-Nya, yang di dalam dan oleh mereka kemuliaan-Nya dirayakan
dan pemerintahan-Nya dilayani (ay. 2): Di sebelah atas takhta,
seolah-olah melayang-layang di atasnya, atau di dekat takhta itu,
menunduk di hadapannya, dengan mata yang tertuju padanya,
para Serafim berdiri, malaikat-malaikat kudus, yang disebut sera-
fim – pembakar, sebab Allah membuat api yang menyala sebagai
pelayan-pelayan-Nya (Mzm. 104:4). Mereka menyala-nyala dalam
kasih terhadap Allah, bersemangat untuk kemuliaan-Nya dan
untuk melawan dosa. Allah memakai mereka sebagai alat-alat
murka-Nya apabila Ia bertindak sebagai api yang menghanguskan
bagi musuh-musuh-Nya. Apakah mereka hanya dua atau empat,
atau (seperti saya cenderung berpendapat) beribu-ribu malaikat,
suatu kumpulan yang meriah, yang dilihat Yesaya ini, tidaklah
pasti. Lihat Daniel 7:10. Perhatikanlah, merupakan kemuliaan
bagi para malaikat bahwa mereka menjadi serafim, memiliki
panas