rmatan ini diper-
kenankan bagi Yerusalem, bahkan setelah Kristus disalibkan di
sana, mengingat keberadaan Yerusalem selama itu. Dan oleh Injil
inilah, yang muncul dari Yerusalem, jemaat Injil berdiri tegak di
hulu gunung-gunung. Inilah tongkat kekuatan ilahi, yang diulur-
kan dari Sion (Mzm. 110:2).
V. Penegakan kerajaan Sang Penebus di dunia: Ia akan menjadi
hakim antara bangsa-bangsa. Dia yang firman-Nya keluar dari
Sion tidak hanya dengan firman itu akan menaklukkan jiwa-jiwa
bagi diri-Nya sendiri, tetapi juga memerintah di dalam jiwa-jiwa
itu (ay. 4). Dengan hikmat dan keadilan, Ia akan memerintah dan
menaklukkan perkara-perkara dunia ini bagi kebaikan jemaat-
Nya, dan menegur serta mengendalikan orang-orang yang menen-
tang kepentingan-Nya. Oleh Roh-Nya yang bekerja pada hati nu-
rani manusia Ia akan menghakimi dan menegur, Ia akan menguji
dan memeriksa mereka. Kerajaan-Nya bersifat rohani, dan bukan
dari dunia ini.
VI. Damai sejahtera besar yang akan menjadi dampak dari keberha-
silan Injil di dunia (ay. 4): Mereka akan menempa pedang-pedang-
nya menjadi mata bajak. Alat-alat perang mereka akan diubah
menjadi alat-alat bertani. Seperti sebaliknya, ketika perang dinya-
takan, mata bajak ditempa menjadi pedang (Yl. 3:10). Bangsa
tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, seperti yang
sekarang mereka lakukan, dan mereka tidak akan lagi belajar
perang, karena mereka tidak akan lagi mempunyai kesempatan
untuk itu. Ini tidak berarti semua perang mutlak dilarang bagi
orang Kristen, dan itu juga bukan nubuat bahwa pada zaman
Mesias tidak akan ada perang. Orang-orang Yahudi menegaskan
hal ini untuk membantah orang-orang Kristen bahwa Yesus
bukanlah Mesias, karena janji ini tidak digenapi. Akan tetapi,
Kitab Yesaya 2:1-5
43
1. Nubuat itu digenapi sebagian dalam ketenteraman di masa
ketika Kristus dilahirkan, ketika perang sebagian besar ber-
henti. Lihat saja adanya pendaftaran untuk membayar pajak
(Luk. 2:1).
2. Rancangan dan kecenderungan Injil yaitu menciptakan da-
mai sejahtera dan memusnahkan semua permusuhan. Di
dalam Injil ada kewajiban-kewajiban dan dorongan-dorongan
paling kuat bagi terciptanya perdamaian, sehingga orang se-
cara masuk akal dapat mengharapkan Injil untuk menghasil-
kan dampak ini. Dan dampak itu akan terwujud seandainya
bukan karena hawa nafsu manusia, yang darinya timbul
peperangan dan pertempuran.
3. Bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa bukan Yahudi diperdamai-
kan dan dipersatukan oleh Injil, dan tidak ada lagi peperangan
di antara mereka seperti yang sudah-sudah. Sebab mereka
menjadi satu kawanan domba di bawah satu gembala. Lihat
Efesus 2:15.
4. Injil Kristus, sejauh ia mendapat kuasa atas hati, mencon-
dongkan orang untuk suka damai, melembutkan roh manusia,
dan memaniskannya. Dan kasih Kristus, yang tercurah di
dalam hati, membuat orang untuk mengasihi satu sama lain.
5. Orang-orang Kristen di zaman mula-mula terkenal akan kasih
persaudaraan mereka. Musuh-musuh mereka sendiri memper-
hatikannya.
6. Beralasan bagi kita untuk berharap bahwa janji ini akan
digenapi secara lebih penuh lagi di hari-hari terakhir jemaat
Kristen, ketika Roh akan dicurahkan secara lebih melimpah
dari atas. Maka barulah akan ada damai sejahtera di bumi.
Siapakah yang akan hidup, apabila Allah melakukan hal itu?
Tetapi pasti Ia akan melakukannya pada waktunya, sebab Ia
bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta.
Yang terakhir, di sini ada kesimpulan untuk diterapkan dalam
perbuatan nyata, yang ditarik dari semua ini (ay. 5): Hai kaum
keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN! Yang
dimaksud dengan kaum keturunan Yakub ini yaitu ,
1. Israel secara jasmani. Biarlah hal ini membangkitkan cemburu
yang kudus pada mereka (Rm. 11:14). “Dengan melihat bang-
sa-bangsa lain sedemikian siap dan bertekad untuk datang
44
kepada Allah, sedemikian bersemangat untuk naik ke rumah
TUHAN, maka marilah kita menggugah diri kita sendiri untuk
pergi juga. Janganlah pernah dikatakan bahwa orang-orang
berdosa dari bangsa-bangsa lain yaitu sahabat-sahabat yang
lebih baik bagi bukit yang suci itu daripada kaum keturunan
Yakub.” Demikianlah semangat sebagian orang akan mem-
bangkitkan cemburu pada banyak orang. Atau,
2. Israel secara rohani, semua orang yang dibawa kepada Allah
Yakub. Akan ada pengetahuan yang sedemikian besar pada
zaman Injil (ay. 3) dan damai sejahtera yang sedemikian besar
(ay. 4), jadi akankah kita ikut berbagi dalam hak-hak istimewa
ini? Maka ayolah, marilah kita hidup sesuai apa yang dituntut.
Apa pun yang dilakukan orang lain, mari, oh marilah! Mari kita
berjalan di dalam terang TUHAN!
(1) Marilah kita berjalan secara saksama dalam terang penge-
tahuan ini. Bukankah Allah akan mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya? Bukankah Ia akan menunjukkan kepada
kita kemuliaan-Nya dalam wajah Kristus? Maka marilah
kita hidup sebagai anak-anak terang dan anak-anak siang
(Ef. 5:8; 1Tes. 5:8; Rm. 13:12).
(2) Marilah kita berjalan dengan nyaman dalam terang keda-
maian ini. Bukankah tidak akan ada perang lagi? Maka
marilah kita melanjutkan hidup dengan bersukacita, dan
hendaklah sukacita ini berujung pada Allah, dan menjadi
kekuatan kita (Neh. 8:11). Demikianlah kita akan berjalan
dalam pancaran-pancaran Surya kebenaran.
Dakwaan Melawan Kaum Israel
(2:6-9)
6 Sungguh, telah Kaubuang umat-Mu, yakni kaum keturunan Yakub, sebab
di mana-mana mereka melakukan tenung seperti yang di Timur dan sihir
seperti orang Filistin, dan orang-orang asing di antara mereka terlalu banyak.
7 Negerinya penuh emas dan perak dan tak terbatas harta bendanya; negeri-
nya penuh kuda dan tak terbatas jumlah keretanya. 8 Negerinya penuh
berhala-berhala; mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri
dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya. 9 Maka manusia ditundukkan
dan orang direndahkan – janganlah ampuni mereka.
Panggilan terhadap bangsa-bangsa bukan Yahudi disertai dengan
penolakan terhadap bangsa Yahudi. Penolakan itu merupakan keja-
Kitab Yesaya 2:6-9
45
tuhan mereka, dan kekurangan mereka, yang merupakan kekayaan
bagi bangsa-bangsa lain, dan penolakan mereka berarti perdamaian
bagi dunia (Rm. 11:12-15). Tampak bahwa ayat-ayat ini merujuk
pada bacaan dalam Surat Roma, dan dimaksudkan untuk mem-
benarkan Allah berkenaan dengan kejatuhan mereka itu. Namun
besar kemungkinan bahwa ayat-ayat itu terutama ditujukan untuk
menginsafkan dan menyadarkan orang-orang dari angkatan di zaman
sang nabi. Sebab sudah biasa bagi para nabi untuk berbicara tentang
hal-hal yang ada pada zaman mereka, baik dalam hal belas kasihan
maupun penghakiman, sebagai perlambang untuk hal-hal yang akan
terjadi kemudian. Inilah,
I. Kehancuran Israel. Hal ini ditunjukkan dalam dua kata, kata per-
tama dan terakhir dari perikop ini. Tetapi kata-kata itu mengeri-
kan, dan berbicara tentang,
1. Perkara mereka yang menyedihkan, sangat menyedihkan (ay.
6): Sungguh, telah Kaubuang umat-Mu. Sengsaralah keadaan
umat yang telah dibuang Allah, dan pasti besar kesalahan
yang sudah membangkitkan murka-Nya jika Ia sampai mem-
buang orang-orang yang pernah menjadi umat-Nya sendiri. Ini
merupakan perkara yang memilukan dari jemaat Yahudi sete-
lah mereka menolak Kristus. Migremus hinc – Marilah kita pergi
dari sini. Rumahmu ini ditinggalkan dan menjadi sunyi (Mat.
23:38). Setiap kali malapetaka yang pedih menimpa orang-
orang Yahudi, sejauh ini dapat dikatakan Tuhan meninggalkan
mereka, sehingga Ia menarik pertolongan dan bantuan-Nya
dari mereka, sebab kalau Tuhan tidak meninggalkan mereka,
tidak mungkin mereka jatuh ke tangan musuh-musuh mere-
ka. Allah tidak pernah meninggalkan siapa pun kecuali mere-
ka terlebih dulu meninggalkan-Nya.
2. Perkara mereka tanpa harapan, sepenuhnya tanpa harapan
(ay. 9): Oleh karena itu janganlah ampuni mereka. Doa nubuat
ini sama saja dengan ancaman bahwa mereka tidak akan di-
ampuni, dan sebagian orang berpendapat bahwa ayat itu da-
pat dibaca: Dan Engkau tidak akan mengampuni mereka. Hal
ini tidak merujuk pada orang per orangan (banyak dari antara
mereka bertobat dan diampuni), tetapi kepada bangsa itu
sebagai satu tubuh, yang atasnya sebuah kehancuran tak ter-
elakkan dijatuhkan. Bahwa mereka akan terpotong sepenuh-
46
nya dan jemaat mereka akan dicerai-beraikan, tanpa pernah
terbentuk menjadi tubuh seperti itu lagi, tidak pula tata
aturan dan ketetapan lama mereka akan dikembalikan kepada
mereka.
II. Pantasnya Israel mendapat kehancuran ini, dan alasan-alasan
yang mendasarinya. Secara umum, dosalah yang membawa ke-
hancuran atas mereka. Dosalah, dan bukan hal lain, yang mem-
bangkitkan murka Allah sehingga meninggalkan umat-Nya. Dosa-
dosa yang secara khusus disebutkan sang nabi yaitu dosa-dosa
yang melimpah di antara mereka pada waktu itu, yang disebut-
kannya untuk menginsafkan orang-orang yang dikhotbahinya
ketika itu, dan bukan dosa yang setelah itu terbukti memenuhi
takaran dosa itu, dengan menyalibkan Kristus dan menganiaya
para pengikut-Nya. Sebab dosa-dosa setiap zaman ikut membantu
membentuk apa yang pada akhirnya menjadi suatu tumpukan
yang mengerikan. Ada penolakan sebagian dan sementara terha-
dap mereka melalui pembuangan di Babel, yang peristiwanya
datang semakin cepat. Pembuangan ini merupakan perlambang
dari kehancuran mereka oleh pasukan Romawi pada akhirnya,
dan ditimpakan atas mereka karena dosa-dosa yang disebutkan di
sini. Dosa-dosa mereka sedemikian rupa sehingga langsung me-
nentang semua kebaikan dan maksud Allah yang penuh rahmat
terhadap mereka.
1. Allah memisahkan mereka bagi diri-Nya sendiri, sebagai umat
khusus, yang dibedakan dari, dan diangkat martabatnya di
atas, semua bangsa lain (Bil. 23:9). Namun mereka membiar-
kan diri dipenuhi dengan orang-orang dari Timur (KJV). Mereka
menerima orang-orang asing sebagai warga sendiri, bukan
mempertobatkan mereka, dan mendorong mereka untuk ber-
diam di antara bangsa Israel, dan bercampur baur dengan
mereka (Hos. 7:8). Negeri mereka dipenuhi dengan orang-orang
Aram dan Kasdim, orang-orang Moab dan Amon, dan bangsa-
bangsa timur lain. Dan bersama orang-orang itu, mereka me-
nerima cara dan kebiasaan bangsa-bangsa itu. Mereka senang
dengan anak-anak orang asing, suka akan mereka, lebih
menyenangi negeri orang-orang itu daripada negeri mereka
sendiri, dan berpikir bahwa semakin mereka menyerupai
orang-orang itu, semakin mereka santun dan beradab. Demi-
Kitab Yesaya 2:6-9
47
kianlah mereka mencemarkan mahkota dan perjanjian mere-
ka. Perhatikanlah, orang terancam akan terasing dari Allah
jika mereka senang dengan orang-orang yang asing bagi-Nya,
sebab kita akan segera mempelajari cara-cara orang yang
dengannya kita suka berteman.
2. Allah sudah memberi mereka orang-orang dan tempat-tempat
untuk meminta nasihat dari-Nya, bukan hanya Kitab Suci dan
para pelihat, melainkan juga tutup dada pernyataan keputus-
an. Tetapi mereka meremehkan semua ini, dan menjadi pete-
nung seperti orang-orang Filistin, memperkenalkan ilmu sihir
mereka, dan mendengarkan nasihat melalui bintang-bintang,
atau awan-awan, atau terbangnya burung-burung, atau isi
perut binatang, atau takhayul-takhayul sihir lainnya, berlagak
menyingkapkan hal-hal yang rahasia atau meramalkan hal-hal
yang akan datang. Orang-orang Filistin terkenal akan para
petenungnya (1Sam. 6:2). Perhatikanlah, orang yang meremeh-
kan keilahian sejati sudah sewajarnya diserahkan kepada
dusta pertenungan. Pasti akan ditinggalkan Allah orang yang
dengan cara seperti itu meninggalkan Dia dan rahmat yang
ada pada mereka demi kesia-siaan dan dusta.
3. Allah mendorong mereka supaya mereka menaruh kepercaya-
an kepada-Nya, dan memberi jaminan kepada mereka bahwa
Ia akan menjadi kekayaan dan kekuatan mereka. Namun,
dengan tidak mempercayai kuasa dan janji-Nya, mereka men-
jadikan emas sebagai harapan mereka, dan memperlengkapi
diri mereka dengan kuda dan kereta, dan mengandalkan
semuanya itu untuk melindungi mereka (ay. 7). Allah dengan
jelas sudah melarang bahkan raja-raja mereka untuk memper-
banyak kuda-kuda bagi diri mereka sendiri dan menumpuk-
numpuk emas dan perak, karena Ia ingin supaya mereka ber-
gantung hanya pada-Nya. Tetapi mereka tidak berpikir bahwa
kepentingan mereka di dalam Allah dapat membuat mereka
sejajar dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka, kecuali mere-
ka memiliki harta perak dan emas yang sama-sama banyak-
nya, dan pasukan kereta berkuda yang sama-sama hebatnya,
seperti yang mereka miliki. Bukan memiliki perak dan emas,
kuda dan kereta, yang membangkitkan murka Allah, melain-
kan,
48
(1) Menginginkan segalanya itu dengan nafsu yang tak ter-
puaskan, sehingga tak ada habisnya harta ditumpuk, tak
ada habisnya kereta-kereta dikumpulkan, tak ada batas
atau akhir untuk menginginkannya. Orang tidak akan per-
nah berkecartikel pan di dalam Allah (yang Mahamencartikel pi)
jika mereka tidak pernah tahu kapan mereka sudah
merasa cartikel p dengan dunia ini, dunia yang justru tidak
memiliki kecartikel pan, sehebat-hebatnya dunia ini.
(2) Bergantung pada benda-benda itu, seolah-olah kita tidak
bisa merasa aman, tenang, dan berbahagia tanpanya, dan
tidak bisa tidak kita pasti akan merasa demikian dengan
benda-benda tersebut.
4. Allah sendiri yaitu Allah mereka, satu-satunya yang harus
mereka sembah, dan Ia sendiri mendirikan ketetapan-ketetap-
an ibadah untuk mereka. Namun mereka meremehkan baik
Dia maupun ketetapan-ketetapan-Nya (ay. 8). Negeri mereka
penuh dengan berhala. Setiap kota memiliki allahnya sendiri
(Yer. 11:13). Dan, makin baik tanahnya, makin baik tugu-tugu
berhala yang mereka buat (Hos. 10:1). Orang yang mengang-
gap satu Tuhan terlalu sedikit akan mendapati dua terlalu
banyak, tetapi beratus-ratus tidak cartikel p. Sebab mereka yang
mencintai berhala akan memperbanyak berhala-berhala itu.
Begitu dungunya mereka, dan begitu mereka tergila-gila secara
menyedihkan, sehingga mereka sujud menyembah kepada
buatan tangannya sendiri, seolah-olah itu bisa menjadi allah
bagi mereka, padahal itu bukan hanya ciptaan, tetapi malah
ciptaan mereka sendiri, yang dibentuk oleh khayalan-khayalan
mereka sendiri, dan yang dikerjakan oleh tangan mereka sen-
diri. Penyembahan berhala mereka semakin diperberat karena
Allah telah memperkaya mereka dengan perak dan emas,
namun dari perak dan emas itu mereka membuat berhala-
berhala. Demikian pula halnya, menjadi gemuklah Yesyurun,
dan menendang ke belakang. Lihat Hosea 2:7.
5. Allah telah mengangkat mereka, dan memberikan kehormatan
kepada mereka. Namun dengan hina mereka mengecilkan dan
merendahkan diri mereka sendiri (ay. 9): Maka manusia yang
hina tunduk pada berhalanya, sesuatu yang berada di bawah
makhluk paling hina yang masih memiliki sepercik akal budi
yang tersisa. Dosa merendahkan orang sampai menjadi yang
Kitab Yesaya 2:10-22
49
paling miskin dan berkedudukan paling rendah. Sudah sela-
yaknya orang yang hina tunduk pada atasannya, tetapi tidak
pantas baginya untuk menyembah kepada kayu kering (44:19).
Juga bukan hanya orang yang buta huruf dan berjiwa rendah
yang melakukan ini, tetapi bahkan orang-orang besar lupa
akan kebesarannya dan merendahkan dirinya untuk menyem-
bah berhala, mempertuhankan manusia yang tidak lebih baik
daripada dirinya sendiri, dan menyucikan batu-batu yang jauh
lebih hina daripada dirinya sendiri. Para penyembah berhala
dikatakan merendahkan diri sampai ke bawah di dunia orang
mati (57:9). Sungguh memalukan bahwa orang-orang besar
menganggap melayani Allah yang benar itu merupakan hal
yang merendahkan mereka, dan mereka tidak mau membung-
kuk untuk itu, namun anehnya mereka sendiri mau membung-
kuk di depan sebuah berhala! Sebagian orang memandang ini
sebagai ancaman, bahwa orang yang hina akan ditundukkan
dan orang besar akan direndahkan oleh penghakiman-pengha-
kiman Allah, ketika penghakiman itu datang untuk melakukan
tugasnya.
Kehancuran Para Penyembah Berhala
(2:10-22)
10 Masuklah di sela gunung batu dan bersembunyilah di dalam liang tanah
terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya! 11
Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan
ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. 12
Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghartikel m
semua yang congkak dan angkuh serta menghartikel m semua yang meninggi-
kan diri, supaya direndahkan; 13 untuk menghartikel m semua pohon aras di
Libanon yang tumbuh meninggi dan tetap menjulang, dan menghartikel m
semua pohon tarbantin di Basan; 14 untuk menghartikel m semua gunung yang
tinggi-tinggi dan semua bukit yang menjulang ke atas; 15 untuk menghartikel m
semua menara yang tinggi-tinggi dan semua tembok yang berkubu; 16 untuk
menghartikel m semua kapal Tarsis dan semua kapal yang paling indah. 17
Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan
direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. 18 Se-
dang berhala-berhala akan hilang sama sekali. 19 Maka orang akan masuk ke
dalam gua-gua di gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah terhadap
kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia
bangkit menakut-nakuti bumi. 20 Pada hari itu berhala-berhala perak dan
berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah ke-
padanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar, 21 dan ia akan
masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu dan ke dalam celah-celah di
bukit batu terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-
50
Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi. 22 Jangan berharap pada
manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah
ia dapat dianggap?
Sang nabi di sini melanjutkan dengan menunjukkan kehancuran se-
perti apa yang akan menimpa negeri mereka ketika Allah sampai me-
ninggalkan mereka. Ini mungkin secara khusus merujuk pada kehan-
curan mereka pertama-tama oleh orang Kasdim, dan kemudian oleh
bangsa Romawi. Atau mungkin secara umum itu berkenaan dengan
cara yang dipakai Allah untuk menyadarkan dan merendahkan
orang-orang berdosa yang congkak, dan meremukkan keangkuhan
mereka dengan apa yang mereka senangi dan yang kepadanya
mereka bergantung lebih daripada kepada Allah. Di sini kita diberi
tahu bahwa cepat atau lambat Allah akan menemukan jalan,
I. Untuk mengejutkan dan menyadarkan orang-orang berdosa yang
merasa aman-aman saja, yang berseru pada diri mereka sendiri
bahwa semuanya damai, dan membangkang terhadap Allah dan
penghakiman-penghakiman-Nya (ay. 10): “Masuklah di sela gu-
nung batu. Allah akan menyerangmu dengan penghakiman-peng-
hakiman yang begitu mengerikan, dan menghajarmu dengan
ketakutan-ketakutan yang mengerikan akibat penghakiman-Nya
itu, sehingga kamu akan dipaksa untuk masuk di sela gunung
batu dan bersembunyi di dalam liang tanah terhadap kedahsyatan
TUHAN. Kamu akan kehilangan semua keberanianmu, dan
gemetar terhadap daun bergoyang. Kamu akan mati ketakutan
karena kecemasan (Luk. 21:26), dan kamu akan lari, walaupun
tidak ada yang mengejar (Ams. 28:1). Hal yang sama juga dikata-
kan dalam ayat 19. Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua di
gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah, tempat yang paling
gelap dan dalam. Mereka akan berkata kepada gunung-gunung
dan kepada batu-batu karang untuk runtuh menimpa mereka, dan
lebih baik meremukkan mereka daripada tidak menutupi mereka
(Hos. 10:8). Demikianlah yang terjadi khususnya pada kehancur-
an Yerusalem oleh bangsa Romawi (Luk. 23:30) dan oleh pengua-
sa-penguasa kafir yang menganiaya (Why. 6:16). Dan semua itu
karena kedahsyatan TUHAN dan semarak kemegahan-Nya, saat
mereka memandang Dia pada saat itu seperti api yang mengha-
nguskan dan mereka sendiri seperti tunggul gandum di hadapan-
Nya. Pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi, untuk menge-
Kitab Yesaya 2:10-22
51
baskan orang-orang fasik dari padanya (Ayb. 38:13), dan menge-
baskan semua tiang penyangga bumi yang sudah menyangga
mereka, lalu mengebaskan mereka dari bawah. Perhatikanlah,
1. Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat, dan kemuliaan ke-
agungan-Nya itu sedemikian rupa sehingga cepat atau lambat
akan mengharuskan kita semua untuk lari dari hadapan-Nya.
2. Orang yang tidak mau takut akan Allah dan berlari kepada-
Nya akan dipaksa untuk takut terhadap-Nya dan lari dari-Nya
menuju perlindungan penyangkalan.
3. Suatu kebodohan jika mereka yang dikejar-kejar oleh murka
Allah mau mencoba menghindar darinya, dan bersembunyi
atau melindungi diri darinya.
4. Hal-hal di bumi yaitu hal-hal yang akan dikebaskan. Semua
itu akan terkena goncangan, dan bergegas menuju kehancuran.
5. Dikebaskannya bumi yaitu , dan akan menjadi, hal yang me-
ngerikan bagi orang-orang yang hatinya sepenuhnya terpatri
pada perkara-perkara yang ada di bumi.
6. Sia-sia saja mencoba mencari perlindungan di liang-liang ta-
nah ketika bumi itu sendiri dikebaskan. Tidak akan ada tem-
pat berlindung pada saat itu kecuali di dalam Allah dan dalam
perkara-perkara yang di atas.
II. Untuk merendahkan dan menundukkan orang-orang berdosa
yang congkak, yang terlihat gagah, dan memandang tinggi diri
mereka sendiri, dan mencemooh semua orang di sekeliling mereka
(ay. 11): Manusia yang sombong akan direndahkan. Mata yang
meninggi, wajah yang memperlihatkan keangkuhan hati, akan
dilemparkan ke bawah dalam rasa malu dan putus asa. Orang
yang angkuh akan ditundukkan, jiwa mereka akan hancur, dan
mereka akan dipermalukan, dan hal-hal yang mereka banggakan
akan membuat mereka malu. Hal ini diulangi lagi (ay. 17), manu-
sia yang sombong akan ditundukkan. Perhatikanlah, kecong-
kakan, dengan satu atau lain cara, akan menemui kejatuhannya.
Keangkuhan manusia akan ditundukkan, entah oleh anugerah
Allah yang menginsafkan mereka akan jahatnya kesombongan
mereka, lalu mengenakan kerendahan hati pada mereka, atau
oleh pemeliharaan Allah yang merampas dari mereka semua hal
yang mereka banggakan, dan merendahkan mereka. Juruselamat
kita sering kali menjadikan hal ini sebagai pepatah bahwa barang-
52
siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan. Ia entah akan meren-
dahkan dirinya dalam pertobatan sejati atau Allah akan merendah-
kan dia dan menumpahkan penghinaan kepadanya. Sekarang di
sini kita diberi tahu,
1. Mengapa hal ini harus terjadi: karena hanya TUHAN sajalah
yang mahatinggi. Perhatikanlah, orang yang congkak akan
dihinakan karena Tuhan saja yang akan diagung-agungkan.
Demi kehormatan kuasa Allah-lah orang yang angkuh diren-
dahkan. Dengan ini Ia membuktikan diri-Nya sebagai Allah,
dan membantah perkataan-perkataan Ayub yang berlagak
ingin menyaingi Dia (Ayb. 40:6-9). Amat-amatilah setiap orang
yang congkak dan rendahkanlah dia. Maka Aku pun akan
memuji engkau. Itu juga demi kehormatan keadilan-Nya. Orang
yang congkak berdiri menyaingi Allah, yang cemburu demi
kemuliaan-Nya sendiri, dan tidak akan membiarkan manusia
mengambil bagi diri mereka sendiri atau memberikan kepada
yang lain apa yang semestinya diberikan kepada Dia saja.
Mereka juga berdiri menentang Allah. Mereka melawan Dia,
dan karena itu Ia melawan mereka. Sebab Ia akan ditinggikan
di antara bangsa-bangsa (Mzm. 46:11), dan akan datang hari
ketika hanya Ia sendiri yang akan ditinggikan, ketika Ia akan
membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan
yang menentang (1Kor. 15:24).
2. Bagaimana hal ini akan terjadi: melalui penghakiman-pengha-
kiman yang merendahkan, yang akan mempermalukan manu-
sia, dan menjatuhkan mereka (ay. 12): Sebab TUHAN semesta
alam menetapkan suatu hari, hari murka dan penghakiman-
Nya, untuk menghartikel m semua yang congkak. Ia sekarang me-
nertawakan kekurangajaran mereka, sebab Ia melihat bahwa
akan datang hari-Nya, hari ini, yang akan menghartikel m mereka
sebelum mereka sadar (Mzm. 37:13). Hari Tuhan ini dikatakan
di sini akan menghartikel m semua pohon aras di Libanon yang
tumbuh meninggi dan tetap menjulang. Jerome mengamati
bahwa pohon-pohon aras dikatakan memuji Allah (Mzm.
148:9) dan merupakan pohon-pohon TUHAN (Mzm. 104:16),
yang ditanam-Nya (Yes. 41:19). Namun di sini murka Allah
terarah pada pohon-pohon aras, yang menunjukkan (menurut
pendapatnya) bahwa sebagian orang dari setiap kedudukan,
sebagian orang besar, akan diselamatkan, dan sebagian yang
Kitab Yesaya 2:10-22
53
lain akan binasa. Hal ini diajukan sebagai contoh dari
kekuatan suara Allah, bahwa suara-Nya itu mematahkan
pohon aras (Mzm. 29:5). Dan di sini hari Tuhan dikatakan
menghartikel m pohon aras, yang ada di Libanon, yang paling
tegak dan megah. Menghartikel m pohon-pohon tarbantin, yang
ada di Basan, yang terkuat dan terkokoh. Menghartikel m keting-
gian-ketinggian dan benteng-benteng alami, semua gunung
yang tinggi-tinggi dan semua bukit yang menjulang ke atas (ay.
14), yang mengatasi lembah-lembah dan tampak mendorong
langit. Dan juga menghartikel m kubu-kubu buatan, semua me-
nara yang tinggi-tinggi dan semua tembok yang berkubu (ay.
15). Pahamilah hal-hal ini,
(1) Sebagai menggambarkan orang-orang sombong itu sendiri,
yang menurut pandangan mereka sendiri seperti pohon
aras dan pohon tarbantin, berakar kuat, dan tidak akan
goyah oleh badai apa pun, dan melihat semua yang ada di
sekeliling mereka sebagai semak-semak. Mereka inilah gu-
nung-gunung tinggi dan bukit-bukit yang menjulang yang
tampak memenuhi bumi, yang dipandang oleh semua
orang, dan merasa diri tak tergoyahkan, tetapi paling ren-
tan terkena sambaran-sambaran petir Allah. Feriuntique
summos fulmina montes – Bukit-bukit tertinggi paling rentan
terkena petir. Di hadapan kekuatan murka Allah, gunung-
gunung ini terserak dan bukit-bukit ini menunduk, dan
luluh seperti lilin (Hab. 3:6; Mzm. 97:5). Orang-orang yang
suka memegahkan diri ini, yang seperti menara-menara
tinggi di mana lonceng-lonceng bising dibunyikan, dan di
dalamnya meriam yang menggelegar dan mematikan dita-
nam – tembok-tembok yang berkubu ini, yang memben-
tengi diri dengan sifatnya yang tahan banting, dan menge-
lilingi diri di dalam kubunya – akan ditundukkan.
(2) Sebagai menyebutkan secara khusus hal-hal yang mereka
banggakan, yang padanya mereka berharap, dan tentang-
nya mereka bermegah. Hari Tuhan akan menghartikel m hal-
hal yang sungguh mereka andalkan sebagai kekuatan dan
perlindungan mereka. Ia akan merampas perlengkapan
senjata, yang mereka andalkan. Adakah para penduduk
Libanon bermegah dalam pohon-pohon aras mereka, dan
para penduduk Basan dalam pohon-pohon tarbantin mere-
54
ka, seperti yang tidak dapat ditandingi oleh negeri mana
pun? Hari Tuhan akan membelah pohon-pohon aras itu,
pohon-pohon tarbantin itu, dan rumah-rumah yang diba-
ngun dengan bahan-bahan darinya. Adakah Yerusalem
bermegah dalam gunung-gunung yang mengelilinginya,
sebagai bentengnya yang tak tertembus, atau dalam tem-
bok-tembok dan kubunya? Semuanya ini akan diratakan
dan direndahkan pada hari Tuhan. Selain hal-hal yang di-
jadikan sebagai kekuatan dan perlindungan mereka, mere-
ka juga bangga,
[1] Akan perdagangan mereka di luar negeri. Tetapi hari
Tuhan akan menghartikel m semua kapal Tarsis. Kapal-
kapal itu akan dihancurkan seperti kapal-kapal Yosafat,
akan tenggelam di laut atau karam di pelabuhan. Zebu-
lon yaitu sebuah dermaga kapal, tetapi sekarang tidak
akan bersukacita lagi ketika kapal-kapalnya berangkat.
Apabila Allah membawa kehancuran atas sebuah umat,
Ia dapat menenggelamkan penghasilan mereka dalam
semua bidang.
[2] Akan perhiasan-perhiasan mereka di rumah. Tetapi hari
Tuhan akan menghartikel m semua kapal yang paling
indah, lukisan kapal-kapal mereka (demikian sebagian
orang memahaminya) atau karya-karya lukisan yang
menarik yang mereka bawa pulang dalam kapal-kapal
mereka dari negari-negeri lain, mungkin dari Yunani,
yang kemudian terkenal dengan para pelukisnya. Meng-
hartikel m segala hal yang indah dilihat, demikian sebagian
orang mengartikannya. Mungkin itu gambar saudara-
saudara mereka, dan karena itu menyenangkan, atau
gambar dewa-dewa mereka, yang bagi para penyembah
berhala merupakan suatu kenikmatan. Atau mereka
mengaguminya karena kehalusan warna-warna atau
goresannya. Tidak ada salahnya membuat gambar-
gambar, atau menghiasi kamar kita dengannya, asalkan
itu tidak melanggar perintah Allah yang kedua atau
ketujuh. Tetapi menempatkan gambar sebagai salah
satu hal yang menyenangkan kita, menggemarinya dan
bangga dengannya, menghabiskan untuknya apa yang
seharusnya diberikan untuk amal, dan memancangkan
Kitab Yesaya 2:10-22
55
hati kita padanya, itu merupakan sesuatu yang tidak
patut bagi orang yang memiliki begitu banyak hal
penting untuk disenangi, dan demikian pula hal itu
akan membangkitkan murka Allah untuk melucuti kita
dari semua perhiasan yang sia-sia seperti itu.
III. Untuk membuat para penyembah berhala malu akan berhala-ber-
hala mereka, dan akan semua kasih sayang yang sudah mereka
curahkan terhadapnya, serta penghormatan yang sudah mereka
berikan kepadanya (ay. 18): Sedang berhala-berhala akan hilang
sama sekali. Ketika Tuhan saja yang mahatinggi (ay. 17), Ia tidak
hanya akan menumpahkan penghinaan kepada orang-orang cong-
kak, yang seperti Firaun meninggikan diri sendiri melawan-Nya,
tetapi juga jauh terlebih kepada segala sesuatu yang mengaku
sebagai allah, yang bersaing dengan-Nya untuk mendapatkan
kehormatan-kehormatan ilahi. Berhala-berhala itu akan dihapus-
kan, sepenuhnya dihapuskan. Kawan-kawan mereka akan me-
ninggalkan mereka. Musuh-musuh mereka akan menghancurkan
mereka, sehingga, dengan satu atau lain cara, mereka akan
sepenuhnya disingkirkan. Lihatlah di sini,
1. Sia-sianya ilah-ilah palsu. Mereka tidak bisa melindungi diri
sendiri, apalagi untuk melindungi orang-orang yang menyem-
bah mereka.
2. Kemenangan Allah yang benar atas mereka. Sebab besarlah
kebenaran itu dan akan menang. Dagon jatuh di hadapan
tabut TUHAN, dan Baal di hadapan Tuhan Allah yang disem-
bah Elia. Para allah di bumi akan dibuat kelaparan (Zef. 2:11,
KJV), dan secara perlahan-lahan akan binasa (Yer. 10:11). Sang
Pemegang Kedaulatan yang sah akan menang atas semua
pembohong yang berlagak berdaulat. Dan, sama seperti Allah
akan menghapuskan berhala-berhala, demikian pula orang-
orang yang menyembah mereka akan meninggalkan mereka,
entah karena dibuat insaf oleh anugerah Allah akan kesia-
siaan dan kepalsuan mereka (seperti Efraim ketika berkata,
apakah lagi sangkut pautku dengan berhala-berhala? [KJV])
atau karena pengalaman yang menyedihkan akan ketidak-
mampuan berhala-berhala itu untuk menolong mereka, dan
rasa putus asa tak kunjung ditolong oleh mereka (ay. 20).
Ketika manusia sendiri menjadi ketakutan oleh penghakiman-
56
penghakiman Allah sehingga lari ke dalam gua-gua di gunung
batu dan liang-liang di tanah, dan mendapati bahwa mereka
berbuat demikian dalam pelarian yang sia-sia untuk melin-
dungi diri, mereka akan melemparkan berhala-berhala mereka
kepada tikus dan kelelawar, ke mana saja supaya tidak
terlihat, sehingga, setelah tidak terbebani lagi oleh berhala-
berhala itu, mereka dapat masuk ke dalam lekuk-lekuk di
gunung batu terhadap kedahsyatan TUHAN (ay. 21). Berhala-
berhala ini sebelumnya telah mereka jadikan allah mereka dan
berharap akan menjadi sahabat mereka di saat-saat yang
perlu. Perhatikanlah,
(1) Orang yang tidak mau diyakinkan dengan akal budi untuk
meninggalkan dosa-dosa mereka, cepat atau lambat akan
dibuat ketakutan sehingga meninggalkannya.
(2) Allah bisa membuat orang muak terhadap berhala-berhala
yang sudah amat mereka gemari itu, bahkan berhala-ber-
hala perak dan emas, yang paling berharga. Orang tamak
menjadikan perak dan emas sebagai berhala-berhala mere-
ka, uang sebagai allah mereka. Tetapi akan datang saatnya
ketika mereka merasakannya sebagai beban seberat mere-
ka pernah menjadikannya sebagai andalan mereka, dan
akan mendapati diri mereka dibahayakan olehnya sebesar
mereka pernah berharap akan dilindungi olehnya, ketika
berhala itu memancing musuh mereka, menenggelamkan
kapal mereka, atau menghambat pelarian mereka. Ada
saatnya ketika para pelaut membuang muatan kapal, dan
bahkan muatan gandum ke laut (Yun. 1:5; Kis. 27:38), dan
orang Aram melemparkan perkakas pada waktu mereka lari
terburu-buru (2Raj. 7:15). Atau manusia dapat membuang-
nya karena marah pada diri mereka sendiri sebab mereka
sudah bersandar pada buluh yang patah seperti itu. Lihat
Yehezkiel 7:19. Para penyembah berhala di sini membuang
berhala-berhala mereka karena mereka malu dengannya,
dan karena merasa bodoh sudah berharap padanya, atau
karena mereka takut berhala-berhala itu akan didapati di
antara barang milik mereka ketika penghakiman-pengha-
kiman Allah dinyatakan. Ini seperti pencuri yang mem-
buang barang-barang curian saat ia digeledah atau dikejar-
kejar.
Kitab Yesaya 2:10-22
57
(3) Celah-celah yang paling gelap, di mana tikus dan kelelawar
berdiam, yaitu tempat yang paling pantas bagi berhala,
yang mempunyai mata tetapi tidak melihat. Allah dapat
memaksa manusia untuk membuang berhala-berhala me-
reka ke sana (30:22), ketika mereka mendapat malu karena
pohon-pohon keramat yang mereka inginkan (1:29). Moab
akan menjadi malu oleh karena dewa Kamos, sama seperti
kaum Israel menjadi malu oleh karena Betel (Yer. 48:13).
(4) Bisa saja dosa dibenci dan ditinggalkan, namun si pendosa
tidak betul-betul bertobat darinya. Dosa dibencinya karena
jenuh padanya, ditinggalkan karena tidak ada kesempatan
untuk mengabdi padanya, namun ia tidak bertobat darinya
karena kasih kepada Allah, melainkan hanya karena rasa
takut terhadap murka-Nya yang memperbudaknya.
IV. Untuk membuat orang-orang yang berharap pada kekuatan ma-
nusia malu dengan apa yang mereka andalkan (ay. 22): “Jangan
berharap pada manusia. Pemeliharaan-pemeliharaan Allah terha-
dap kamu akan mengatakan hal ini keras-keras kepadamu, dan
karena itu sadarlah sebelumnya, supaya kamu dapat terhindar
dari kegelisahan dan rasa malu karena dikecewakan. Dan renung-
kanlah,
1. Betapa lemahnya manusia itu: Ia tidak lebih dari pada embus-
an nafas, berembus setiap saat, tetapi sebentar saja hilang
untuk selama-lamanya.” Manusia yaitu makhluk yang seka-
rat, dan mungkin segera akan mati. Lubang hidung kita,
tempat kita mengambil nafas, yaitu bagian luar dari tubuh.
Apa yang ada di sana yaitu seperti orang yang sedang berdiri
di pintu, siap untuk pergi. Bahkan, pintu-pintu lubang hidung
selalu terbuka, dan nafas di dalamnya bisa menyelinap pergi
sebelum kita menyadarinya, dalam sekejap. Jadi dalam hal
apa manusia dapat diandalkan? Malangnya! Ia tidak bisa
diandalkan, sebab ia bukan seperti apa yang tampak, apa yang
berlagak ditunjukkannya, apa yang kita khayalkan tentang
dia. Manusia itu seperti kesia-siaan, bahkan, ia yaitu kesia-
siaan, ia sepenuhnya merupakan kesia-siaan. Ia tidak lebih
daripada kesia-siaan, ia lebih ringan daripada kesia-siaan
ketika ditimbang dalam neraca kekudusan.
58
2. “Oleh sebab itu, betapa bijaknya orang yang tidak lagi berha-
rap pada manusia.” Sudah menjadi kewajiban kita, kepenting-
an kita, untuk berbuat demikian. “Jangan mengandalkan ma-
nusia, jangan pula menjadikan manusia yang terbesar dan ter-
kuat sekalipun sebagai andalanmu. Berhentilah berbuat demi-
kian. Janganlah matamu tertuju pada kekuatan manusia,
sebab kekuatan itu terhingga dan terbatas, berasal dari hal
lain dan bergantung pada hal lain. Bukan oleh dia kamu akan
dihakimi. Janganlah kamu takut padanya, janganlah kamu
berharap padanya. Tetapi tengoklah kuasa Allah, yang kepada-
nya semua kekuatan manusia takluk dan tunduk. Ngerilah
terhadap murka-Nya, dapatkanlah perkenanan-Nya, ambillah
Dia sebagai pertolonganmu, dan hendaklah kamu berharap
pada Tuhan Allahmu.”
PASAL 3
ang nabi, dalam pasal ini, melanjutkan dengan menubuatkan
kehancuran-kehancuran yang akan menimpa Yehuda dan Yeru-
salem karena dosa-dosa mereka, baik itu oleh bangsa Babel maupun
oleh apa yang melengkapi kehancuran mereka melalui bangsa Roma-
wi, beserta beberapa alasan dari perseteruan antara Allah dan
mereka. Allah mengancam,
I. Akan menjauhkan dari mereka segala sesuatu yang meno-
pang hidup maupun pemerintahan mereka (ay. 1-3).
II. Akan membiarkan mereka jatuh ke dalam kebingungan dan
kekacauan (ay. 4-5, 12).
III. Akan meniadakan berkat kepemimpinan dari mereka (ay. 6-8).
IV. Akan melucuti perhiasan-perhiasan dari putri-putri Sion (ay.
17-24).
V. Akan memorak-porandakan semuanya dengan pedang pe-
rang (ay. 25-26). Dosa-dosa yang membangkitkan murka
Allah sehingga Ia berlaku demikian terhadap mereka yaitu ,
1. Pembangkangan mereka terhadap Allah (ay. 8).
2. Kelancangan mereka (ay. 9).
3. Penyalahgunaan kekuasaan untuk menindas dan berbuat
lalim (ay. 12-15).
4. Keangkuhan putri-putri Sion (ay. 16). Di tengah-tengah
pasal ini, sang Nabi diarahkan untuk menyampaikan se-
suatu kepada orang-orang tertentu.
(1) Untuk meyakinkan orang-orang baik bahwa mereka
akan berbahagia, kendati dengan malapetaka-malapeta-
ka yang menimpa semua itu (ay. 10).
S
60
(2) Untuk meyakinkan orang-orang fasik bahwa, walau-
pun Allah, di dalam penghakiman, ingat akanbelas ka-
sihan, namun mereka akan celaka (ay. 11). Oh, se-
moga saja bangsa-bangsa di bumi, pada hari ini, mau
mendengarkan teguran-teguran dan peringatan-peri-
ngatan yang diberikan dalam pasal ini!
Penghakiman-penghakiman Dinyatakan
(3:1-8)
1 Maka sesungguhnya Tuhan, TUHAN semesta alam, akan menjauhkan dari
Yerusalem dan dari Yehuda setiap orang yang mereka andalkan, segala
persediaan makanan dan minuman: 2 pahlawan dan orang perang, hakim
dan nabi, petenung dan tua-tua, 3 perwira dan orang yang terpandang, pena-
sihat dan ahli sihir, dan orang yang paham mantera. 4 Aku akan mengangkat
pemuda-pemuda menjadi pemimpin mereka, dan anak-anak akan memerin-
tah atas mereka. 5 Maka bangsa itu akan desak-mendesak, seorang kepada
seorang, yang satu kepada yang lain; orang muda akan membentak-bentak
terhadap orang tua, orang hina terhadap orang mulia. 6 Sehingga apabila
seorang memegang saudaranya di rumah ayahnya dan berkata: “Engkau
masih mempunyai jubah, jadilah pemimpin kami, dan reruntuhan ini di
bawah kuasamu,” 7 maka pada waktu itu saudaranya akan menjawab: “Aku
tidak mau menjadi tabib; di rumahku tidak ada roti dan tidak ada jubah;
janganlah angkat aku menjadi pemimpin bangsa.” 8 Sungguh, Yerusalem
telah runtuh dan Yehuda telah rubuh; sebab perkataan mereka dan perbuat-
an mereka melawan TUHAN dan mereka menantang kemuliaan hadirat-Nya.
Sang nabi, dalam penutup pasal sebelumnya, sudah memberikan
peringatan penting kepada semua orang untuk tidak mengandalkan
manusia, atau ciptaan apa saja. Ia juga sudah memberikan alasan
umum untuk peringatan itu, dengan menimbang betapa rapuhnya
hidup manusia itu dan betapa sia-sia serta lemahnya kekuatan ma-
nusia. Di sini ia memberikan alasan khusus untuk itu, yaitu bahwa
Allah akan segera menghancurkan segala makhluk dan benda cipta-
an yang mereka andalkan, sehingga mereka tidak akan mendapati
apa-apa kecuali kekecewaan dalam semua pengharapan mereka ter-
hadap semua ciptaan itu (ay. 1): Setiap orang yang mereka andalkan
akan diambil, semua yang menopang mereka, apa pun jenisnya,
segala sesuatu yang mereka percayai dan harapkan untuk membantu
dan melegakan mereka. Jemaat dan kerajaan mereka kini sudah
menjadi tua dan akan lapuk, dan mereka (seperti layaknya orang tua
[Za. 8:4]) sedang memakai tongkat sebagai penopang. Sekarang Allah
mengancam akan mengambil tongkat mereka itu, dan mereka pasti
akan jatuh. Ia akan mengambil segala persediaan baik kota Yeru-
Kitab Yesaya 3:1-8
61
salem maupun negeri Yehuda, yang memang memberikan persediaan
satu sama lain, sehingga jika yang satu gagal, yang lain ikut me-
rasakannya. Dia yang melakukan ini yaitu Tuhan, TUHAN semesta
alam, yaitu Adon, Tuhan yang yaitu persediaan atau dasar itu
sendiri. Jika dasar itu hilang, maka semua dasar lain pasti akan
runtuh di bawah kita, sebab Dialah kekuatan dari semuanya itu. Dia
yang yaitu Tuhan, Penguasa, yang memiliki wewenang untuk
melakukannya, dan TUHAN semesta alam, yang memiliki kemampu-
an untuk melakukannya, Ia akan mengambil segala sesuatu yang
mereka andalkan. Jerome merujuk hal ini pada kehancuran bangsa
Yahudi yang bisa dilihat mata setelah mereka menyalibkan Juru-
selamat kita (Rm. 11:9-10). Saya pribadi lebih melihatnya sebagai
peringatan kepada semua bangsa untuk tidak memancing murka
Allah. Sebab jika mereka menjadikan Dia sebagai musuh mereka,
maka Ia dapat dan akan membuat mereka sengsara seperti itu. Mari
kita lihat rincian-rinciannya.
I. Adakah kelimpahan mereka menjadi penopang bagi mereka?
Demikianlah halnya bagi bangsa mana saja. Roti yaitu makanan
pokok penopang hidup, tetapi Allah dapat mengambil segala
persediaan makanan dan minuman. Adil bagi-Nya untuk berbuat
demikian apabila makanan yang berlimpah-limpah menimbulkan
kedurhakaan (Yeh. 16:49), dan apa yang diberikan sebagai per-
sediaan untuk hidup dijadikan persediaan untuk hawa nafsu. Ia
dapat mengambil makanan dan minuman dengan menahan hujan
(Ul. 28:23-24). Atau, kalau mau, Ia dapat mengambil persediaan
makanan dan minuman dengan menahan berkat-Nya, yang dari-
nya manusia hidup, dan bukan dari roti saja, yaitu persediaan
makanan (Mat. 4:4). Maka makanan pun tidak akan memberikan
gizi atau air tidak akan menyegarkan (Hag. 1:6). Kristus yaitu
roti hidup dan air hidup. Jika Ia menjadi persediaan kita, kita
akan mendapati bahwa ini yaitu bagian yang baik yang tidak
akan diambil (Yoh. 4:14; 6:27).
II. Adakah pasukan mereka menjadi penopang bagi mereka, yakni
perwira-perwira, panglima-panglima, dan prajurit-prajurit mere-
ka? Mereka ini akan diambil, entah terbunuh oleh pedang atau
menjadi sedemikian kecewa dengan kekalahan-kekalahan yang
mereka alami, sehingga mereka akan membuang mandat yang
62
sudah mereka terima dan bertekad untuk tidak mau berbuat apa-
apa lagi. Atau mereka menjadi lumpuh karena sakit, atau putus
asa, sehingga tidak layak untuk bekerja. Pahlawan dan orang
perang, dan bahkan pejabat lebih rendah, perwira, akan disingkir-
kan. Pertanda buruk bagi sebuah bangsa apabila pejuang-pejuang
mereka yang gagah berani hilang lenyap. Oleh karena itu, jangan-
lah orang kuat bermegah dalam kekuatannya, atau bangsa mana
saja terlalu mengandalkan pahlawan-pahlawan mereka. Tetapi
hendaklah suatu bangsa yang kuat memuliakan Allah dan kota
bangsa-bangsa yang gagah takut kepada Dia, yang dapat mem-
buat mereka lemah dan hina dina (25:3).
III. Adakah penguasa-penguasa negeri mereka menjadi penopang bagi
mereka, yakni kaum terpelajar, ahli-ahli negara, alim ulama, dan
kaum cerdik pandai mereka? Mereka ini juga akan diambil, yakni
hakim-hakim, yang mahir dalam hartikel m, dan ahli dalam men-
jalankan pengadilan, nabi-nabi, yang kepada mereka orang pergi
untuk meminta nasihat untuk persoalan-persoalan yang sulit,
orang bijak, yang diagungkan sebagai orang berakal budi dan
berhikmat di atas semua orang lain dan yang membantu hakim-
hakim, petenung-petenung (begitulah kata yang dipakai), mereka
yang menggunakan ilmu-ilmu terlarang, yang meskipun merupa-
kan penopang yang busuk, tetap saja dipakai (tetapi kata itu juga
dapat dimengerti, seperti kita membacanya, dalam pengertian
yang baik), tua-tua, para penatua menurut usia, atau menurut
jabatan, orang yang terpandang, yang wibawanya membuat orang
hormat dan yang umur serta pengalamannya membuat dia pantas
menjadi penasihat. Perdagangan yaitu sebuah penopang yang
besar bagi sebuah bangsa, terutama hasil industri dan olahan
tangan. Oleh karena itu, apabila seluruh penopang hancur, ahli
sihir (KJV: pengrajin dengan cara-cara menipu) juga akan diambil.
Yang terakhir yaitu orang yang paham mantera, orang yang
pandai berbicara, yang dalam beberapa hal bisa bermanfaat,
meskipun ia sama sekali tidak seperti orang bijak atau tua-tua,
dengan menyusun apa yang dikatakan orang lain dalam bahasa
yang baik. Musa tidak dapat berbicara dengan baik, tetapi Harun
bisa. Allah mengancam akan mengambil semuanya ini, maksud-
nya,
Kitab Yesaya 3:1-8
63
1. Akan membuat mereka tidak mampu melayani negeri mereka,
para hakim dibodohkan-Nya, Ia membungkamkan orang-orang
yang dipercaya dan menjadikan para tua-tua hilang akal (Ayb.
12:17, dst.). Setiap ciptaan akan menjadi bagi kita sebagai-
mana Allah menjadikan dia. Dan tidak ada kepastian bagi kita
bahwa semua yang selalu bermanfaat bagi kita akan selalu
demikian.
2. Akan mengakhiri hari-hari mereka. Alasan mengapa para pe-
nguasa tidak boleh diandalkan yaitu karena nyawa mereka
akan melayang (Mzm. 146:3-4). Perhatikanlah, dilenyapkannya
orang-orang yang bermanfaat melalui kematian, di tengah-
tengah pekerjaan mereka yang bermanfaat, merupakan suatu
gejala yang sangat mengancam bagi bangsa mana saja.
IV. Adakah pemerintah mereka menjadi penopang bagi mereka? Se-
harusnya memang begitu. Merupakan tugas penguasalah untuk
menopang tiang-tiang negeri (Mzm. 75:4). Tetapi diancam di sini
bahwa penopang ini akan mengecewakan mereka. Apabila para
pahlawan dan orang bijak disingkirkan, maka pemuda-pemuda
akan menjadi pemimpin mereka, yakni yang masih anak-anak
menurut usianya, yang masih harus dibimbing oleh pembimbing
dan pemerintah, yang akan bentrok satu sama lain dan memang-
sa si raja muda dan kerajaannya. Mereka ini masih anak-anak da-
lam pemahaman dan kecenderungan hati, masih bersifat kekanak-
kanakan, seperti bayi dalam hal pengetahuan, tidak lebih pantas
untuk memerintah daripada seorang bayi dalam buaian. Anak-
anak ini akan memerintah atas mereka, dengan segala kebodohan,
ketidak-tetapan hati, dan kelancangan seorang anak. Dan celaka-
lah engkau tanah, kalau rajamu seperti itu! (Pkh. 10:16).
V. Adakah persatuan di antara rakyat sendiri, tatanan mereka yang
baik, pengertian dan hubungan baik yang mereka jaga satu sama
lain menjadi penopang bagi mereka? Apabila memang begini ke-
adaannya, sebuah bangsa akan menjadi lebih baik karenanya,
walaupun penguasa-penguasa mereka tidak berlaku seperti seha-
rusnya. Tetapi diancam di sini bahwa Allah akan mengirimkan
roh jahat di antara rakyat yang seperti ini juga (seperti dalam
Hak. 9:23), yang akan membuat mereka,
64
1. Menyakiti dan bermusuhan satu terhadap yang lain (ay. 5):
“Bangsa itu akan desak-mendesak, seorang kepada seorang,
yang satu kepada yang lain,” dan pemimpin-pemimpin mere-
ka, karena masih anak-anak, tidak peduli untuk mengendali-
kan para penindas atau melepaskan orang-orang yang tertin-
das, atau bahkan untuk memperingatkan mereka (yang men-
jadi godaan bagi setiap orang untuk membalas dendam sen-
diri). Oleh karena itu mereka saling menggigit dan memangsa,
dan akan segera saling melahap. Maka terjadilah homo homini
lupus – manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Jusque
datum sceleri – kefasikan mendapat dartikel ngan hartikel m. Nec
hospes ab hospite tutus – tamu dan tuan rumah sama-sama
terancam bahaya dari satu sama lain.
2. Kurang ajar dan membangkang kepada atasan-atasan mereka.
Suatu pertanda yang seburuk-buruknya bagi sebuah bangsa
apabila angkatan muda di antara mereka pada umumnya
tidak penurut, kasar, dan tidak bisa diatur. Apabila orang
muda membentak-bentak terhadap orang tua, padahal seharus-
nya ia bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan menaruh
hormat kepada orang yang tua (Im. 19:32). Ketika orang-orang
muda bersikap congkak dan kurang ajar, dan suka men-
cemooh atasan-atasan mereka, perilaku mereka tidak hanya
menjadi cela bagi diri mereka sendiri, tetapi juga berdampak
buruk bagi masyarakat. Perilaku itu mengendurkan kendali
pemerintahan dan melemahkan tangan-tangan yang meme-
gangnya. Juga buruk bagi bangsa apabila orang-orang yang
terhormat tidak dapat menopang kewenangan mereka, tetapi
dilecehkan oleh orang-orang rendah dan hina, apabila hakim-
hakim dihina dan kekuasaan mereka ditentang oleh gerombol-
an rakyat. Mereka yang berbuat seperti itu akan dituntut per-
tanggungjawaban yang besar.
VI. Masih ada suatu penyelamat, suatu penopang, untuk berharap
bahwa, meskipun mungkin keadaan sekarang kacau-balau, na-
mun yang lain mungkin akan bangkit, dan dapat mengatur
semuanya dengan lebih baik. Tetapi harapan ini juga akan dikece-
wakan, sebab keadaannya akan sedemikian tanpa harapan se-
hingga tidak ada orang yang berakal sehat atau waras yang mau
ikut campur di dalamnya.
Kitab Yesaya 3:1-8
65
1. Pemerintah akan mengemis-ngemis (ay. 6). Di sini,
(1) Diakui sepenuhnya dengan sendirinya bahwa tidak ada
cara untuk memperbaiki semua keadaan yang menyedih-
kan ini dan menertibkan segala sesuatunya lagi, selain oleh
hakim-hakim yang baik, yang akan diberi kuasa melalui
kesepakatan bersama, dan yang akan menjalankan kuasa
itu demi kebaikan semua orang. Besar kemungkinan bah-
wa dari sinilah, di banyak tempat, asal usul yang sebenar-
nya dari pemerintahan. Manusia merasa perlu untuk ber-
satu dan tunduk kepada seseorang yang dianggap pantas
untuk menerima kepercayaan itu, demi terciptanya kese-
jahteraan dan keamanan mereka semua, karena mereka
sadar bahwa mereka entah harus diperintah atau akan di-
binasakan. Maka dari itu, inilah awal mula kontraknya:
“Jadilah pemimpin kami, maka kami akan tunduk kepada-
mu, dan reruntuhan ini di bawah kuasamu, untuk diperbaiki
dan dipulihkan, lalu dipertahankan dan diteguhkan, dan ke-
pentingan-kepentingannya dimajukan (58:12). Berilah per-
hatian untuk melindungi kami dengan pedang perang su-
paya kami tidak terluka oleh orang luar, dan dengan pedang
keadilan supaya kami tidak menyakiti sesama, dan kami
akan tetap percaya dan betul-betul setia kepadamu.”
(2) Keadaannya digambarkan sebagai sangat menyengsarakan,
dan segala sesuatunya berakhir dengan menyedihkan, sebab
[1] Anak-anak menjadi pemimpin mereka, sehingga setiap
orang menganggap dirinya pantas untuk menentukan
siapa yang akan menjadi hakim, dan lebih mengutama-
kan saudara-saudaranya sendiri. Sementara, jika para
pemimpin yaitu sebagaimana mereka seharusnya,
maka terserah mereka sepenuhnya untuk mengangkat
para pejabat pemerintahan, sebagaimana mestinya.
[2] Orang bahkan akan mendapati diri mereka perlu me-
maksakan kuasa ke dalam tangan orang-orang yang
dianggap pantas untuk itu: Seorang akan memegang
orang lain dengan keras untuk menjadikan dia pemim-
pin, walaupun sudah tahu bahwa orang itu pasti akan
menolak permohonan itu. Bahkan, ia akan mendesak-
kannya kepada saudaranya, padahal biasanya orang
66
tidak mau kalau orang lain yang sepadan dengannya
menjadi atasannya. Lihat saja saudara-saudara Yusuf
yang iri hati.
[3] Akan dipandang sebagai alasan yang memadai untuk
memilih seseorang menjadi pemimpin, jika ia berpakai-
an lebih baik daripada tetangga-tetangganya. Ini sebuah
syarat yang sangat buruk untuk menyarankan sese-
orang menduduki kursi kepercayaan dalam pemerintah-
an. Suatu pertanda bahwa sebuah negeri sangatlah
miskin apabila jarang ditemukan orang yang berpakaian
bagus, atau yang mampu membeli sendiri seragam
dinas atau jubah hakim. Dan merupakan bukti yang
cartikel p bahwa rakyat tidak mampu berpikir sehat apa-
bila mereka justru sangat menghormati orang yang ber-
pakaian indah, dengan cincin emas (Yak. 2:2-3), sehing-
ga hanya karena itu, mereka ingin menjadikannya
sebagai pemimpin mereka. Agak masuk akal jika ber-
kata, “Engkau memiliki hikmat, kejujuran, dan peng-
alaman. Jadilah pemimpin kami.” Tetapi sungguh lucu
untuk berkata, “Engkau masih mempunyai jubah, jadi-
lah pemimpin kami.” Seorang miskin yang berhikmat,
meskipun berpakaian compang-camping, menyelamat-
kan kota (Pkh. 9:15). Kita dapat memakai hal ini untuk
menunjukkan betapa tanpa harapannya keadaan ma-
nusia yang sudah jatuh itu ketika Yesus Tuhan kita
berkenan menjadi Saudara kita, dan meskipun tidak di-
bujuk, Ia menawarkan diri-Nya sendiri untuk menjadi
Pemimpin dan Juruselamat kita, dan mengambil rerun-
tuhan ini ke dalam tangan-Nya.
2. Mereka yang dipaksa seperti itu untuk menjabat sebagai
pemerintah akan menolak mentah-mentah, karena meskipun
dianggap sebagai orang yang berpunya, mereka tahu bahwa
mereka tidak mampu menanggung beban-beban jabatan itu
dan memenuhi harapan-harapan orang yang memilih mereka
(ay. 7): Ia akan menjawab (ia akan mengangkat tangan, cara
kuno yang dipakai untuk bersumpah) “Aku tidak mau menjadi
tabib; janganlah angkat aku menjadi pemimpin bangsa.” Per-
hatikanlah, pemimpin bangsa haruslah juga seorang tabib
atau penyembuh, dan pemimpin yang baik akan demikian.
Kitab Yesaya 3:1-8
67
Mereka harus berusaha mempersatukan rakyat mereka, dan
tidak memperlebar perbedaan-perbedaan yang ada di antara
mereka. Orang yang pantas menjadi pemerintah hanyalah
mereka yang berjiwa lemah lembut, tenang, dan penyembuh.
Mereka juga harus menyembuhkan luka-luka yang digoreskan
pada kepentingan-kepentingan rakyat mereka, dengan perla-
kuan yang sesuai. Tetapi mengapa orang tidak mau menjadi
pemimpin bangsa? Sebab di rumahku tidak ada roti dan tidak
ada jubah.
(1) Jika apa yang dia katakan benar, itu merupakan pertanda
bahwa harta benda orang sudah hancur berantakan secara
menyedihkan, sebab bahkan orang berpenampilan paling
baik sekalipun kekurangan kebutuhan pokok, suatu ke-
adaan yang menimpa semua, dan memilukan. Ada sebagi-
an orang yang, karena selalu hidup bergaya, berusaha terli-
hat baik dari luar, namun, jika diketahui apa yang sebe-
narnya, mereka berada dalam kesulitan besar, dan hidup
dengan hati yang terbeban karena kekurangan makanan
dan pakaian.
(2) Jika apa yang dia katakan tidak benar, itu merupakan per-
tanda bahwa hati nurani manusia sudah bejat secara me-
nyedihkan, sebab untuk menghindari tuntutan sebuah
jabatan, mereka mau membebani diri dengan kesalahan
bersumpah palsu, dan (yang merupakan kegilaan terbesar
di dunia) rela kehilangan jiwa demi menyelamatkan uang
mereka (Mat. 16:26).
(3) Apa pun itu, hal tersebut merupakan pertanda bahwa ke-
adaan bangsa itu sudah sangat buruk, sebab tidak ada
orang yang bersedia menduduki sebuah tempat dalam
pemerintahan, karena kehilangan harapan untuk memper-
oleh entah pujian atau keuntungan darinya, yang merupa-
kan dua hal yang ingin dicapai orang pada umumnya ke-
tika mereka berhasrat untuk maju.
3. Alasan mengapa Allah membuat semuanya berakhir dengan
menyedihkan seperti ini, bahkan di antara umat-Nya sendiri
(yang disampaikan oleh sang nabi atau oleh orang yang meno-
lak menjadi pemimpin). Bukan karena tidak adanya itikad baik
terhadap negerinya, melainkan karena ia melihat keadaannya
68
sudah tanpa harapan dan tidak bisa diperbaiki lagi, dan tidak
ada gunanya berusaha (ay. 8): Yerusalem telah runtuh dan
Yehuda telah rubuh, dan itu berkat ulah mereka sendiri. Mere-
ka sudah mendatangkan kehancuran ke atas kepala mereka
sendiri, sebab perkataan mereka dan perbuatan mereka mela-
wan TUHAN. Dalam perkataan dan perbuatan, mereka me-
langgar hartikel m Allah, dan di dalamnya merancangkan peng-
hinaan terhadap-Nya. Mereka dengan sengaja berniat untuk
menyakiti-Nya, dengan menghina wewenang-Nya dan dengan
menantang keadilan-Nya. Perkataan mereka melawan TUHAN,
sebab mereka menentang nabi-nabi-Nya. Perbuatan mereka
juga tidak lebih baik, sebab mereka berbuat seperti mereka
berkata-kata. Dosa mereka semakin diperberat sebab mata
Allah tertuju pada mereka, dan kemuliaan-Nya dinyatakan di
tengah-tengah mereka. Namun di depan wajah-Nya mereka
membangkitkan murka-Nya, seolah-olah semakin mereka me-
ngenal kemuliaan-Nya, semakin besar kebanggaan mereka da-
lam menghina dan mempermalukan kemuliaan-Nya tersebut.
Dan, inilah, ya inilah sebab Yerusalem hancur. Perhatikanlah,
kehancuran orang per orangan maupun bangsa terjadi karena
dosa-dosa mereka. Jika mereka tidak membangkitkan murka
Allah, Ia pun tidak akan mendatangkan malapetaka kepada
mereka (Yer. 25:6).
Penghakiman-penghakiman Dinyatakan
(3:9-15)
9 Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom,
mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, tidak lagi disem-
bunyikannya. Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan mala-
petaka kepada dirinya sendiri. 10 Katakanlah berbahagia orang benar! Sebab
mereka akan memakan hasil pekerjaannya. 11 Celakalah orang fasik! Malape-
taka akan menimpanya, sebab mereka akan diperlakukan menurut perbuat-
annya sendiri. 12 Adapun umat-Ku, penguasa mereka ialah anak-anak, dan
perempuan-perempuan memerintah atasnya. Hai umat-Ku, pemimpin-pe-
mimpinmu yaitu penyesat, dan jalan yang kamu tempuh mereka kacaukan!
13 TUHAN mengambil tempat untuk menuntut dan berdiri untuk mengadili
bangsa-bangsa. 14 TUHAN bertindak sebagai hakim atas tua-tua dan pemim-
pin-pemimpin umat-Nya: “Kamulah yang memusnahkan kebun anggur itu,
barang rampasan dari orang yang tertindas tertumpuk di dalam rumahmu. 15
Mengapa kamu menyiksa umat-Ku dan menganiaya orang-orang yang
tertindas?” demikianlah firman Tuhan ALLAH semesta alam.
Kitab Yesaya 3:9-15
69
Di sini Allah melanjutkan perseteruan-Nya dengan umat-Nya. Cer-
matilah,
I. Alasan perseteruan-Nya. Karena dosalah Allah berseteru dengan
mereka. Jika mereka merasa kesusahan, hendaklah mereka meli-
hat sedikit lebih jauh, maka mereka akan melihat bahwa itu
terjadi berkat ulah mereka sendiri: Celakalah orang-orang itu!
Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.
Sungguh malang jiwa-jiwa mereka! (begitulah ayat itu bisa dibaca,
dengan meratap), karena mereka telah mendatangkan kejahatan
kepada diri mereka sendiri (ay. 9). Perhatikanlah, keadaan orang-
orang berdosa itu celaka dan sangat mengenaskan. Perhatikan
juga, jiwalah yang menjadi rusak dan terancam bahaya karena
dosa. Orang-orang berdosa bisa saja berhasil dalam perkara-
perkara lahiriah, namun pada saat yang sama bisa jadi akan ada
celaka terhadap jiwa mereka. Perhatikanlah lebih jauh, kejahatan
apa saja yang menimpa orang-orang berdosa, itu terjadi karena
perbuatan mereka sendiri (Yer. 2:19). Jadi apa yang didakwakan
di sini yaitu ,
1. Bahwa rasa malu yang seharusnya menahan mereka dari
dosa-dosa mereka sudah dibuang jauh-jauh, dan mereka
sudah menjadi kurang ajar (ay. 9). Hal ini, tidak kurang dari
hal-hal lain, mengeraskan hati orang sehingga tidak mau
bertobat, dan mematangkan mereka untuk mengalami kehan-
curan: Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, bahwa
pikiran mereka angkuh, cabul, dan penuh kebencian. Mata
mereka menyatakan dengan jelas bahwa mereka tidak pernah
jemu berbuat dosa (2Ptr. 2:14). Orang dapat melihat wajah
mereka dan menduga adanya kefasikan yang sudah menjadi-
jadi dalam hati mereka: Mereka menyatakan kejahatan mereka
seperti orang Sodom, betapa menggebu-gebu, betapa sombong-
nya hawa nafsu mereka, dan betapa mereka gampang marah
menerima teguran sekecil apa pun, dan betapa sudah terpa-
damkan dengan sempurnanya semua percikan kebajikan yang
tersisa dalam diri mereka. Orang-orang Sodom menyatakan
dosa mereka tidak hanya melalui dosa mereka yang luar biasa
besar (Kej. 13:13), sehingga dosa itu berteriak di sorga (Kej.
18:20), tetapi juga melalui pengakuan mereka yang tidak tahu
malu akan dosa yang paling memalukan (Kej. 19:5). Demikian
70
pula halnya dengan Yehuda dan Yerusalem. Jauh bagi mereka
untuk menyembunyikannya, mereka justru bermegah di da-
lamnya, dalam upaya-upaya mereka yang berani untuk me-
nentang kebajikan, dan kemenangan yang mereka peroleh atas
apa yang mereka ketahui sendiri sebagai hal yang salah.
Mereka memiliki dahi perempuan sundal (Yer. 3:3) dan wajah
mereka tidak bisa lagi menunjukkan rasa malu (Yer. 6:15).
Perhatikanlah, orang-orang yang sudah menjadi berani dalam
dosa berarti sudah matang untuk kehancuran. Orang yang
sudah hilang malu (kita katakan) sudah menjadi hilang
anugerah, dan dengan demikian sudah hilang harapan.
2. Bahwa pembimbing-pembimbing mereka, yang seharusnya
menuntun mereka ke jalan yang benar, justru menyimpang-
kan mereka dari jalan (ay. 12): “Pemimpin-pemimpinmu (para
pemimpin, imam, dan nabi) menyesatkan kamu. Mereka ada-
lah penyesat.” Entah para pemimpin itu menyampaikan ke-
pada mereka apa yang salah dan rusak, atau para pemimpin
itu menyampaikan apa yang benar dan baik, tetapi perbuatan-
perbuatan mereka bertentangan dengan apa yang mereka
sampaikan itu, dan rakyat akan lebih cepat mengikuti teladan
yang buruk daripada nasihat yang baik. Demikianlah, jalan
yang mereka tempuh dikacaukan oleh orang-orang itu, dengan
merobohkan dengan satu tangan apa yang mereka bangun
dengan tangan lain. Que te beatificant – Mereka yang menye-
butmu berbahagia menyesatkan kamu, demikian sebagian
orang membacanya. Imam-imam mereka memuji-muji mereka,
seolah-olah tidak ada yang salah di tengah-tengah mereka.
Para imam itu berseru damai sejahtera, damai sejahtera bagi
mereka, seolah-olah mereka tidak sedang terancam bahaya.
Dengan demikian imam-imam itu membuat mereka terus
berada dalam kesalahan-kesalahan mereka.
3. Bahwa hakim-hakim mereka, yang seharusnya mengayomi
dan melindungi orang-orang yang tertindas, justru menjadi
penindas-penindas terbejat (ay. 14-15). Mereka ini termasuk
para penatua masyarakat, dan para pemimpin, yang terpelajar
dan tidak bisa tidak pasti mengetahui apa yang lebih baik,
yang memiliki banyak harta benda dan tidak berkekurangan
sehingga tergoda untuk melanggar batas-batas milik orang lain
di sekeliling mereka, dan yang merupakan orang-orang ter-
Kitab Yesaya 3:9-15
71
hormat dan seharusnya tidak sudi melakukan apa yang hina.
Tetapi justru orang-orang inilah yang malah memusnahkan
kebun anggur. Kebun anggur Allah, yang untuknya mereka
ditunjuk untuk mengurus dan menjaganya, mereka bakar
(begitulah kata itu bisa diartikan). Mereka melakukan hal yang
buruk terhadapnya seburuk yang dapat dilakukan oleh mu-
suh-musuh yang terburuk (Mzm. 80:17). Atau kebun-kebun
anggur milik orang miskin mereka rampas, seperti yang
dilakukan Izebel terhadap kebun anggur Nabot, atau mereka
melahap habis buah-buahnya, memenuhi hawa nafsu mereka
dengan apa yang seharusnya menjadi makanan pokok bagi
keluarga-keluarga miskin. Barang rampasan orang-orang mis-
kin ditimbun di rumah-rumah mereka. Ketika Allah datang
untuk mencari barang-barang rampasan, di sana Ia menemu-
kannya, dan itu menjadi saksi melawan mereka. Barang ram-
pasan itu harus dikembalikan, dan mereka bisa saja memberi-
kan ganti rugi, namun mereka tidak mau. Allah mempersoal-
kan orang-orang besar ini (ay. 15): “Mengapa kamu menyiksa
umat-Ku?” Apa alasanmu berbuat demikian? Apa untungnya
itu bagi kamu?” Atau “apa salah mereka terhadapmu? Apa
kamu pikir kamu berkuasa untuk berbuat seperti ini?” Per-
hatikanlah, tidak ada yang bisa dipertanggungjawabkan, dan
bahkan dengan alasan yang jelas, selain kejahatan dan penin-
dasan yang dilakukan terhadap umat Allah oleh orang-orang
yang menganiaya dan menindas mereka.” “Kamu menganiaya
orang-orang yang tertindas. Kamu membuat mereka sangat
kesakitan dan ketakutan bagaikan dalam alat penggilingan,
dan menggilas mereka sampai benar-benar menjadi debu
dengan penindasan-penindasan yang datang silih berganti.”
Atau, “Wajah mereka memar dan babak belur karena partikel lan-
partikel lan yang kamu berikan kepada mereka. Kamu tidak
hanya merusak harta benda mereka, tetapi juga menghancur-
kan jiwa mereka.” Yesus Tuhan kita dipartikel l muka-Nya (Mat.
26:67).
II. Jalannya perseteruan ini.
1. Allah sendirilah penuntutnya (ay. 13): TUHAN mengambil tem-
pat untuk menuntut, atau Ia sendiri tampil untuk memperkara-
kan masalah ini. Ia berdiri untuk mengadili bangsa-bangsa,
72
untuk mengadakan peradilan bagi orang-orang yang tertindas
dan teraniaya. Dan Ia akan bertindak sebagai hakim atas
pemimpin-pemimpin umat-Nya (ay. 14). Perhatikanlah, orang-
orang besar tidak dapat membebaskan atau mengamankan
diri dari pemeriksaan dan penghakiman Allah, atau berkebe-
ratan terhadap putusan hartikel m pengadilan sorga.
2. Dakwaan dibuktikan dengan kenyataan yang diketahui dengan
baik dan jelas: “Pandanglah para penindas, air muka mereka
menyatakan kejahatan mereka (ay. 9). Pandanglah orang-orang
yang tertindas, dan kamu akan melihat bagaimana wajah-
wajah mereka babak belur” (ay. 15).
3. Perseteruan ini sudah dimulai dengan berubahnya pelayanan
pemerintahan. Untuk menghartikel m orang-orang yang telah
menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk tujuan-tujuan
buruk, Allah menempatkan di atas mereka orang-orang yang
tidak tahu bagaimana menggunakan kekuasaan mereka untuk
tujuan-tujuan baik: Penguasa mereka ialah anak-anak, dan
perempuan-perempuan memerintah atasnya (ay. 12), yaitu laki-
laki yang lemah dalam memberikan penilaian dan mempunyai
nafsu yang meluap-luap seperti perempuan dan anak-anak.
Inilah dosa mereka, bahwa para pemimpin mereka yaitu
orang-orang seperti itu, dan hal itu menjadi penghakiman atas
mereka.
III. Pembedaan yang akan dibuat di antara orang-orang tertentu, saat
perseteruan ini terjadi (ay. 10-11): Katakanlah berbahagia orang
benar! Celakalah orang fasik! Malapetaka akan menimpanya. Sang
nabi sudah berkata (ay. 9), mereka mendatangkan malapetaka
kepada dirinya sendiri. Untuk membuktikannya, di sini ia menun-
jukkan bahwa Allah akan membalas setiap orang menurut perbuat-
annya. Seandainya mereka berlaku benar, mereka akan berbaha-
gia. Sebaliknya, jika ada malapetaka yang menimpa mereka, itu
karena mereka fasik dan akan berlaku fasik. Demikian pula Allah
menyatakan perkaranya kepada Kain, untuk meyakinkan dia
bahwa ia tidak mempunyai alasan untuk marah-marah (Kej. 4:7).
Atau hal itu dapat dimengerti seperti ini: Allah mengancam akan
mendatangkan penghakiman-penghakiman atas bangsa itu, yang
akan menghancurkan kepentingan-kepentingan umum. Nah,
Kitab Yesaya 3:9-15
73
1. Sebagian orang baik mungkin takut kalau-kalau mereka akan
terkena kehancuran itu, dan karena itu Allah meminta para
nabi untuk menghibur mereka supaya tidak merasa takut:
“Apa pun yang akan terjadi dengan bangsa yang tidak benar,
hendaklah orang benar tahu bahwa ia tidak akan tersesat di
antara kerumunan pendosa. Hakim segenap bumi tidak akan
membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik (Kej.
18:25). Tidak, yakinkanlah dia, dalam nama Allah, bahwa ia
akan berbahagia. Sifat dari masalah itu akan disesuaikan bagi
dia, dan ia akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN. Ia
akan mendapat dartikel ngan dan penghiburan ilahi, yang akan
berlimpah-limpah seiring berlimpah-limpahnya penderitaan,
dan dengan demikian ia akan baik-baik saja. “Walaupun se-
gala persediaan makanan dijauhkan, orang benar akan men-
jadi kenyang pada hari-hari kelaparan. Mereka akan memakan
hasil pekerjaannya. Hati nurani mereka akan bersaksi mendu-
kung mereka, bahwa mereka sudah menjaga diri mereka tetap
murni dari kejahatan umum, dan karena itu malapetaka
umum tidaklah berlaku sama bagi mereka seperti bagi orang
lain. Mereka tidak memberikan bahan bakar untuk mengobar-
kan api itu, dan karena itu mereka juga tidak dijadikan bahan
bakar bagi api itu.
2. Sebagian orang fasik mungkin berharap bahwa mereka akan
terhindar dari kehancuran itu, dan karena itu Allah meminta
para nabi untuk menggoncangkan harapan mereka yang sia-
sia itu: “Celakalah orang fasik! Malapetaka akan menimpanya
(ay. 11). Baginya penghakiman-penghakiman itu akan menye-
ngat, dan akan menjadi ipuh dan racun dalam sengsara dan
pengembaraan.” Akan ada celaka bagi orang-orang fasik, dan
meskipun mereka pikir bisa melindungi diri dari penghakim-
an-penghakiman bersama, namun malapetaka akan menimpa
mereka. Semakin hari semakin memburuk keadaan mereka
jika mereka tidak bertobat, dan yang terburuk dari semuanya
akan datang terakhir. Sebab mereka akan diperlakukan menu-
rut perbuatannya sendiri, pada hari ketika setiap orang akan
menerima sesuai dengan perbuatan-perbuatan yang dilakukan
di dalam tubuh.
74
Keangkuhan Putri-putri Sion
(3:16-26)
16 TUHAN berfirman: Oleh karena wanita Sion telah menjadi sombong dan
telah berjalan dengan jenjang leher dan dengan main mata, berjalan dengan
dibuat-buat langkahnya dan gemerencing dengan giring-giring kakinya, 17
maka Tuhan akan membuat batu kepala wanita Sion penuh kudis dan
TUHAN akan mencartikel r rambut sebelah dahi mereka. 18 Pada waktu itu Tu-
han akan menjauhkan segala perhiasan mereka: gelang-gelang kaki, jamang-
jamang dan bulan-bulanan; 19 perhiasan-perhiasan telinga, pontoh-pontoh
dan kerudung-kerudung; 20 perhiasan-perhiasan kepala, gelang-gelang rantai
kaki, tali-tali pinggang, tempat-tempat wewangian dan jimat-jimat; 21 cincin
meterai dan anting-anting hidung; 22 pakaian-pakaian pesta, jubah-jubah,
selendang-selendang dan pundi-pundi; 23 cermin-cermin, baju-baju dalam
dari kain lenan, ikat-ikat kepala dan baju-baju luar. 24 Maka sebagai ganti
rempah-rempah harum akan ada bau busuk, sebagai ganti ikat pinggang
seutas tali, sebagai ganti selampit rambut kepala yang gundul, sebagai ganti
pakaian hari raya sehelai kain kabung; dan tanda selar sebagai ganti kemo-
lekan. 25 Orang-orangmu akan tewas oleh pedang, dan pahlawan-pahlawan-
mu oleh perang. 26 Pintu-pintu gerbang Sion akan mengaduh dan berkabung,
dan kota itu akan seperti perempuan bulus yang duduk di bumi.
Pekerjaan seorang nabi yaitu menunjukkan kepada semua orang
dari segala lapisan apa yang telah mereka perbuat yang ikut me-
nyumbang bagi kesalahan seluruh bangsa, dan apa bagian yang
harus mereka terima dalam penghakiman-penghakiman yang akan
datang atas seluruh bangsa itu. Di sini ia menegur dan memperingat-
kan putri-putri Sion, memberi tahu para wanita itu akan semua
kesalahan mereka. Setelah Musa, dalam hartikel m Taurat, menyatakan
murka Allah terhadap perempuan yang lemah dan manja (sebab kitab
nabi-nabi merupakan komentar atas hartikel m Taurat [Ul. 28:56]), di
sini Nabi Yesaya memberi tahu mereka bagaimana mereka akan
menderita karena malapetaka-malapetaka yang akan datang menim-
pa mereka. Amatilah
I. Dosa yang didakwakan kepada putri-putri Sion (ay. 16). Sang nabi
dengan jelas menegaskan kewenangan Allah atas apa yang
dikatakannya, supaya jangan sampai orang berpikir bahwa tidak
sepantasnya ia memperhatikan hal-hal seperti itu, dan jangan
sampai karena begitu ia dibenci oleh para wanita itu: TUHAN ber-
firman. “Entah mereka akan mendengar atau mengelak, hendak-
lah mereka tahu bahwa Allah memperhatikan, dan amat tidak
berkenan dengan kebodohan dan kesombongan perempuan-
perempuan congkak, dan hartikel m-Nya bahkan memberi perhatian
terhadap pakaian mereka.” Dua hal yang di sini didakwakan,
Kitab Yesaya 3:16-26
75
yaitu kesombongan dan kenakalan, yang langsung bertentangan
dengan kebersahajaan, kesopanan, dan kesederhanaan yang de-
ngannya kaum perempuan harus mendandani diri mereka (1Tim.
2:9). Mereka menyingkapkan kecenderungan pikiran mereka me-
lalui gaya berjalan dan gerak tubuh mereka, dan ringannya
pembawaan diri mereka. Mereka sombong, sebab mereka berjalan
dengan jenjang leher, supaya tampak tinggi, atau seperti orang
yang berpikir bahwa tidak ada orang yang cartikel p baik untuk ber-
bicara dengan mereka, atau menerima pandangan dan senyuman
dari mereka. Mereka main mata, menipu (itulah kata yang dipa-
kai). Dengan lirikan-lirikan genit mereka, mereka menjerat para
pria. Mereka berlaku sok anggun, supaya orang-orang meman-
dang mereka, dan mengagumi mereka, dan tahu bahwa mereka
ikut sekolah menari, dan sudah tahu bagaimana cara berjalan
yang anggun. Mereka berjalan dengan dibuat-buat langkahnya,
atau berjinjit halus, karena mereka tidak mau menapakkan bah-
kan telapak kaki mereka sekalipun ke tanah, karena begitu lem-
but dan halusnya. Mereka bergemerencing dengan giring-giring
kakinya, karena seperti menurut sebagian orang, mereka mema-
kai rantai, atau lonceng-lonceng kecil, di atas sepatu mereka, se-
hingga mengeluarkan bunyi. Mereka berlaku seolah-olah mereka
terbelenggu (demikian sebagian orang membacanya), seperti
kekang kuda, supaya mereka dapat melangkah secara berirama.
Demikian pula Agag berjalan dengan halus (1Sam. 15:32, KJV).
Sikap menawan yang dibuat-buat seperti itu tidak hanya merupa-
kan suatu hal yang dipaksakan dan tidak alami, dan konyol di
mata pria, pria yang berakal sehat, tetapi juga karena merupakan
bukti dari keangkuhan pikiran, dan hal itu membangkitkan mur-
ka Allah. Ada dua hal yang semakin memperberat masalahnya:
1. Bahwa mereka ini yaitu putri-putri Sion, gunung yang ku-
dus, yang seharusnya berperilaku khidmat sebagaimana mes-
tinya perempuan-perempuan yang mengaku saleh.
2. Bahwa tampaknya, dilihat dari hubungan yang ada, mereka
yaitu istri-istri dan anak-anak perempuan dari para pemim-
pin yang merampas dan menindas orang-orang miskin (ay. 14-
15), supaya dapat mempertahankan kebanggaan dan keme-
wahan keluarga-keluarga mereka.
76
II. Hartikel man-hartikel man yang diancamkan untuk dosa ini. Hartikel man-
hartikel man itu sepadan dengan dosanya, seperti wajah memantul-
kan wajah dalam cermin (ay. 17-18).
1. Mereka berjalan dengan jenjang leher, tetapi Allah akan mem-
buat batu kepala mereka penuh kudis, sehingga kepala mereka
akan menunduk, dan mereka malu menunjukkan kepala me-
reka, karena harus mencartikel r habis rambut mereka. Perhati-
kanlah, penyakit-penyakit menjijikkan sering kali dikirim se-
bagai hartikel man yang adil terhadap kesombongan, dan kadang-
kadang merupakan dampak langsung dari kecabulan, sebab
daging dan tubuh dimakan habis olehnya.
2. Mereka tidak peduli berapa banyak yang mereka keluarkan
untuk mendandani diri mereka sendiri dengan beraneka
ragam pakaian yang indah-indah. Tetapi Allah akan membuat
mereka jatuh miskin dan susah sehingga mereka tidak akan
memiliki cartikel p pakaian untuk menutupi tubuh mereka yang
telanjang. Sebaliknya, keburukan mereka akan terlihat semua
orang melalui kain mereka yang compang-camping.
3. Mereka terlalu gemar dan bangga akan perhiasan-perhiasaan
mereka. Tetapi Allah akan melucuti perhiasan-perhiasan itu
dari mereka, ketika rumah-rumah mereka dijarah, harta mere-
ka digeledah, dan mereka sendiri dibawa menjadi tawanan.
Sang nabi di sini menyebutkan banyak perhiasan yang mereka
pakai dengan cara yang terperinci seolah-olah ia sendiri per-
nah menjadi penjaga lemari pakaian mereka atau pernah
mengiringi mereka dalam kamar ganti. Tidak penting sama
sekali untuk mencari tahu perhiasan-perhiasan macam apa
yang disebutkan satu per satu di sini, dan apakah terjemahan-
nya sudah mengungkapkan dengan benar makna dari kata-
kata aslinya. Mungkin 100 tahun dari sekarang nama-nama
dari sebagian perhiasan yang sekarang dipakai di negeri kita
sendiri akan sedikit dimengerti, seperti halnya sebagian per-
hiasan yang disebutkan di sini. Gaya busana berubah-ubah,
begitu pula dengan nama-namanya. Namun disebutkannya per-
hiasan-perhiasan itu bukanlah hal yang sia-sia, tetapi dimak-
sudkan untuk memperlihatkan kebodohan putri-putri Sion.
Sebab
Kitab Yesaya 3:16-26
77
(1) Banyak dari hal-hal ini, boleh kita duga, sangat ganjil dan
konyol, dan seandainya tidak sedang digemari, akan di-
cemooh. Benda-benda itu lebih pantas menjadi mainan
anak-anak daripada perhiasan orang dewasa yang dipakai
untuk pergi ke Gunung Sion.
(2) Benda-benda yang pantas dan nyaman, seperti kain lenan,
ikat-ikat kepala, dan baju-baju luar, tidak perlu disediakan
sampai sedemikian berlimpah dan beraneka ragam. Memi-
liki pakaian itu penting, dan sepantasnya orang memiliki
pakaian yang sesuai dengan kedudukan mereka. Tetapi
apa alasannya sehingga ada begitu banyak setelan pakaian
(ay. 22), apakah supaya mereka tidak terlihat dalam pakai-
an yang sama selama dua hari berturut-turut? “Mereka
pasti memiliki (seperti yang terlihat dari khotbah untuk
melawan berpakaian secara berlebihan ini) satu gaun
untuk siang hari, dan satu gaun untuk malam hari, yang
satu panjang, yang lain pendek, yang satu untuk bekerja,
yang lain untuk liburan, yang satu berwarna ini, yang lain
berwarna itu, yang satu dari kain, yang lain dari sutra atau
damas, yang satu pakaian sebelum makan malam, satu
lagi sesudahnya, yang satu bergaya Spanyol, yang lain
Turki. Dan mereka tidak pernah puas dengan apa yang
secartikel pnya.” Semua ini, karena merupakan bukti dari ke-
angkuhan dan keingintahuan yang sia-sia, pasti menuntut
banyak pengeluaran untuk memuaskan nafsu rendah yang
seharusnya diberikan untuk perbuatan-perbuatan saleh
dan amal. Sudah cartikel p jika orang-orang miskin yang
berutang tidak diperas, atau pemberi piutang yang malang
tidak ditipu untuk menyokongnya.
(3) Disebutkannya hal-hal ini menunjukkan betapa mereka sa-
ngat memberi perhatian terhadap masalah pakaian, betapa
hati mereka terpatri padanya, betapa akuratnya ingatan
mereka akan jumlah perhiasan mereka, betapa sayang dan
hati-hatinya mereka terhadapnya, betapa tak terpuaskan-
nya keinginan mereka terhadapnya, dan betapa penghibur-
an mereka terikat padanya. Seorang dara tidak akan penah
bisa melupakan satu pun dari perhiasan-perhiasan ini,
meskipun begitu banyak adanya (Yer. 2:32). Sebaliknya,
mereka akan siap menceritakannya dan berbicara tentang-
78
nya dengan sangat senang hati, seolah-olah itu yaitu ben-
da-benda paling mengesankan. Sang nabi tidak berbicara
bahwa benda-benda itu sendiri mengandung dosa (perhias-
an-perhiasan itu boleh dimiliki dan dipakai), melainkan
yang menjadi perhatiannya yaitu mereka membangga-
banggakannya, dan karena itu harus dilucuti dari mereka.
III. Mereka sangat sayang dan penuh perhatian terhadap pakaian me-
reka. Tetapi Allah akan membuat tubuh mereka itu, yang menun-
tut banyak biaya untuk dipercantik dan dibuat nyaman, sebagai
cela dan beban bagi mereka (ay. 24): Sebagai ganti rempah-rempah
harum (tempat-tempat atau kotak-kotak wewangian itu, jimat-
jimat, sebagaimana hal itu disebut dalam ayat 20, menurut tafsir-
an yang agak luas) akan ada bau busuk. Pakaian-pakaian akan
menjadi kotor karena lama dipakai, atau karena suatu penyakit
yang menjijikkan, atau karena perban-perban untuk menyembuh-
kannya. Sebagai ganti ikat pinggang yang bersulam indah, yang
dipakai untuk mengencangkan pakaian, akan ada seutas tali,
robekan pakaian berkabung, atau kain-kain tua busuk yang diro-
bek sebagai lap kotor. Sebagai ganti selampit rambut, yang dijalin
dan dirias dengan cantiknya, akan ada kepala yang gundul, kare-
na rambut akan dicabut atau dicartikel r, seperti yang biasa dilaku-
kan dalam masa-masa penderitaan besar (15:2; Yer. 16:6), atau
dalam masa perhambaan yang hebat (Yeh. 29:18). Sebagai ganti
pakaian hari raya, atau syal atau selempang, akan ada sehelai
kain kabung, sebagai tanda penghinaan yang mendalam, dan
tanda selar sebagai ganti kemolekan. Mereka yang mempunyai
kulit bagus, dan bangga dengannya, ketika dibawa sebagai tawan-
an akan berubah menjadi kecokelatan dan terbakar matahari.
Dan dapat diduga selanjutnya bahwa wajah-wajah yang paling
rupawan akan segera rusak oleh cuaca. Dari semuanya ini, mari-
lah kita belajar,
1. Untuk tidak sayang dan berlebihan dalam menaruh perhatian
terhadap pakaian kita, tidak berusaha tampil dalam pakaian
yang warna-warni dan mahal, atau bangga dengannya.
2. Untuk tidak merasa aman-aman saja dalam menikmati kese-
nangan indrawi apa saja, karena kita tidak tahu seberapa
cepat semua itu akan diambil dari kita, atau kesusahan seper-
ti apa yang akan menimpa kita.
Kitab Yesaya 3:16-26
79
IV. Dengan perhiasan-perhiasan ini mereka bermaksud untuk memi-
kat para pria, dan mendapatkan kasih sayang mereka (Ams. 7:16-
17), tetapi tidak ada seorang pun yang akan terpesona oleh
mereka (ay. 25): Orang-orangmu akan tewas oleh pedang, dan pah-
lawan-pahlawanmu oleh perang. Anak-anak terunamu dimakan
api, dan kemudian anak-anak dara tidak akan lagi dipuja dengan
nyanyian perkawinan, seperti dalam Mazmur 78:63. Apabila
pedang sampai datang menjalankan tugasnya, maka orang-orang
perkasa pada umumnya yang pertama kali jatuh olehnya, karena
merekalah yang paling berani maju ke depan. Dan, apabila pen-
jaga-penjaga Sion dibinasakan, maka tidak heran jika pintu-pintu
gerbang Sion mengaduh dan berkabung (ay. 26), saat para musuh
sudah menguasai mereka. Kota itu sendiri, karena ditinggalkan,
dikosongkan atau disapu bersih, akan duduk di bumi layaknya
janda yang tak mau dihibur. Jika dosa dibiarkan berdiam di da-
lam tembok-tembok, maka ratap dan tangis sudah dekat di pintu-
pintu gerbangnya.
PASAL 4
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Sebuah ancaman akan terjadi kekurangan dan kelangkaan
laki-laki (ay. 1), yang sebenarnya cocok dimasukkan ke da-
lam bagian penutup pasal sebelumnya, yang padanya ancam-
an ini jelas-jelas merujuk.
II. Sebuah janji akan dipulihkannya damai sejahtera dan ke-
murnian Yerusalem, serta kebenaran dan keamanannya,
pada masa Mesias (ay. 2-6). Jadi, dalam murka, belas kasih-
an diingat, dan anugerah Injil yaitu sebuah kelegaan yang
berdaulat, dalam kaitannya dengan kengerian-kengerian hu-
kum Taurat dan kehancuran-kehancuran yang diakibatkan
oleh dosa.
Direndahkannya Putri-putri Sion
(4:1)
1 Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki,
serta berkata: “Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri;
hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada
pada kami!”
Sudah diancam (3:25) bahwa pahlawan-pahlawan akan tewas oleh
pedang perang, dan itu diancam sebagai hartikel man terhadap perem-
puan-perempuan yang bertingkah genit dan berperilaku tak tahu
batas. Sekarang di sini kita mendapati dampak dan akibat dari pem-
bantaian besar-besaran terhadap kaum laki-laki itu,
1. Bahwa meskipun Allah Sang Pemelihara sudah dengan begitu
bijak mengatur supaya, communibus annis – sepanjang tahun se-
cara rata-rata, ada jumlah yang hampir sama dari laki-laki dan
82
perempuan yang terlahir ke dalam dunia, namun oleh kehancur-
an-kehancuran akibat perang, jarang ada satu dari tujuh laki-laki
yang dibiarkan hidup. Seperti halnya ada kematian yang menyer-
tai kelahiran anak, yang khusus menimpa kaum perempuan yang
pertama-tama melakukan pelanggaran, demikian pula, untuk
mengimbanginya, ada kematian yang khusus menimpa kaum
laki-laki, yaitu kematian oleh pedang di medan-medan pertempur-
an, yang mungkin memakan lebih banyak korban daripada
kematian karena melahirkan. Di sini dinubuatkan bahwa laki-laki
yang sedemikian banyak itu akan tewas, sampai-sampai akan ada
tujuh orang perempuan yang memegang seorang laki-laki.
2. Bahwa karena kelangkaan laki-laki, maka meskipun pernikahan
harus tetap dijaga untuk melahirkan angkatan-angkatan baru
dan melestarikan bangsa manusia di bumi, namun cara biasa
untuk melakukannya akan sedikit banyak berubah. Bahwa, kalau
biasanya laki-laki yang melamar perempuan, sekarang perem-
puan akan memegang laki-laki, karena dengan bodohnya mereka
takut (seperti anak-anak perempuan Lot, ketika melihat kehan-
curan Sodom dan mungkin menyangka bahwa kehancuran itu
akan terjadi lebih jauh daripada yang sebenarnya) bahwa sebentar
lagi tidak akan ada laki-laki yang tersisa lagi (Kej. 19:31). Bahwa
kalau secara alami perempuan tidak suka berbagi dengan orang
lain, maka sekarang tujuh orang, atas persetujuan bersama, men-
jadi istri-istri dari satu laki-laki. Dan bahwa walaupun oleh hu-
kum Taurat suami berkewajiban untuk menyediakan makanan
dan pakaian untuk istrinya (Kel. 21:10), yang bagi banyak orang
merupakan alasan paling kuat melawan perbuatan memper-
banyak istri, maka sekarang perempuan-perempuan ini malah
berjanji untuk menghidupi diri mereka sendiri. Mereka akan me-
nanggung makanan yang mereka peroleh sendiri dan pakaian hasil
kerja mereka sendiri. Laki-laki yang mereka lamar tidak harus
mengeluarkan biaya apa-apa untuk mereka, hanya saja mereka
ingin disebut sebagai istri-istrinya, untuk mengambil aib karena
hidup melajang. Mereka bersedia menjadi istri dengan syarat apa
saja, meskipun itu tidak masuk akal. Dan mungkin terlebih
karena dalam masa-masa sulit ini, baik kiranya jika mereka
mempunyai suami sebagai pelindung mereka. Paulus, sebaliknya,
menganggap bahwa hidup melajang itu lebih baik dalam waktu
kesusahan (1Kor. 7:26). Tidak menjadi masalah seandainya hal ini
Kitab Yesaya 4:2-6
83
tidak diajukan di sini sebagian sebagai cela terhadap putri-putri
Sion, bahwa kendati dengan pemeliharaan-pemeliharaan ilahi
yang merendahkan yang sedang menimpa mereka (3:18), mereka
tetap tidak merendah. Bukannya bertobat dari kesombongan dan
keangkuhan mereka, ketika Allah berseteru dengan mereka
karena masalah