PASAL 1
yat pertama dari pasal ini dimaksudkan sebagai judul bagi selu-
ruh kitab ini. Dan barangkali pasal ini merupakan khotbah per-
tama yang ditetapkan bagi sang nabi ini untuk ditulis dan disebarkan,
dan ditaruh dalam bentuk tulisan (seperti yang menurut pemikiran
Calvin merupakan kebiasaan nabi-nabi) pada pintu rumah Allah,
seperti halnya pada zaman kita dengan menempatkan pengumuman
di tempat-tempat umum agar bisa dibaca semua orang (Hab. 2:2).
Setelah beberapa waktu salinan-salinan asli dari tulisan-tulisan demi-
kian disimpan bersama tumpukan tulisan-tulisan lain dari rumah
Allah. Khotbah yang dimuat dalam pasal ini berisikan:
I. Dakwaan yang diajukan atas nama Allah terhadap jemaat
dan bangsa Yahudi,
1. Atas perbuatan tidak tahu berterima kasih mereka (ay. 2-3).
2. Atas hati mereka yang tidak bisa diperbarui lagi (ay. 5).
3. Atas kebobrokan dan kebejatan seluruh bangsa itu (ay. 4,
6, 21-22).
4. Atas perbuatan para pemimpin mereka yang membelok-
kan keadilan (ay. 23).
II. Keluhan pedih akan segala penghakiman Allah, yang mereka
timpakan ke atas diri sendiri akibat dosa-dosa mereka, dan
yang olehnya mereka nyaris habis binasa (ay. 7-9).
III. Penolakan yang adil terhadap semua ibadah yang sekadar me-
rupakan pertunjukan dan bayangan saja, yang mereka kerja-
kan di tengah ketidaksetiaan dan kemurtadan (ay. 10-15).
IV. Panggilan untuk sungguh-sungguh bertobat dan memper-
barui diri, dengan memperhadapkan bagi mereka kehidupan
dan kematian. Kehidupan jika mereka mengikuti panggilan
itu, dan kematian jika mereka menolaknya (ay. 16-20).
A
2
V. Ancaman kebinasaan bagi mereka yang tidak mau diperbarui
(ay. 24, 28-31).
VI. Sebuah janji akan pembaruan yang pada akhirnya menda-
tangkan kebahagiaan, dan mengembalikan mereka menjadi
murni dan makmur seperti sediakala (ay. 25-27).
Dan semua ini harus kita kerjakan, tidak saja demi kepentingan
masyarakat di mana kita menjadi anggotanya, tetapi juga bagi keada-
an jiwa kita sendiri.
Penglihatan Yesaya
(1:1)
1 Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yeru-
salem dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda.
Di sini terdapat,
I. Nama sang Nabi, Yesaya, atau Jesahiahu (demikian dalam bahasa
Ibrani), yang di dalam Perjanjian Baru dibaca sebagai Esaias (KJV).
Namanya berarti keselamatan dari TUHAN, sebuah nama yang
cocok bagi seorang nabi yang melaluinya Allah memberikan penge-
tahuan akan keselamatan kepada umat-Nya, khususnya kepada
nabi ini, yang nubuat-nubuatnya begitu banyak berbicara tentang
Yesus Sang Juruselamat dan mengenai keselamatan besar yang
dikerjakan oleh-Nya. Ia disebut sebagai anak Amos, bukan Amos
sang nabi (perbedaan kedua nama ini akan lebih tampak dalam
bahasa Ibrani daripada dalam bahasa Inggris), melainkan, seba-
gaimana dipikirkan oleh orang-orang Yahudi, Amos yang merupa-
kan saudara laki-laki, atau putra, dari Amazia raja Yehuda. Na-
mun, ini yaitu tradisi Yahudi yang sama tidak pastinya dengan
aturan yang mereka buat, bahwa bilamana ayah seorang nabi
disebut namanya, maka ayahnya itu sendiri juga yaitu seorang
nabi. Murid-murid dan para pengganti dari nabi memang sering
dipanggil sebagai putra-putra atau anak-anak mereka, namun kita
hanya menemukan sedikit contoh, jika ada, bahwa anak-anak
kandung mereka sendiri menjadi nabi menggantikan mereka.
II. Sifat atau ciri nubuat Yesaya ini. Nubuat ini berupa sebuah peng-
lihatan, dinyatakan kepadanya dalam bentuk penglihatan, ketika
Kitab Yesaya 1:1
3
dia dalam keadaan sadar, mendengar firman Allah, dan melihat
penglihatan-penglihatan dari Yang Mahakuasa (seperti tutur kata
Bileam [Bil. 24:3-4]), walaupun mungkin penglihatan ini pada
mulanya tidak setenar seperti yang terjadi sesudah ini (6:1). Nabi-
nabi disebut pelihat, peramal, dan karena itu nubuat mereka pan-
tas disebut penglihatan. Penglihatan itu yaitu apa yang dilihat
dengan mata pikirannya, dan dinubuatkan oleh penyingkapan
ilahi dengan sejelas dan seyakin-yakinnya, diberitahukan dengan
jelas apa yang sedang dilihat itu, dan membuatnya menjadi
sangat terpengaruh, seolah-olah ia sudah melihat dengan mata
kepalanya sendiri. Perhatikan,
1. Nabi-nabi Allah melihat apa yang mereka beritakan, tahu apa
yang mereka katakan, dan mereka tidak menuntut kita untuk
memercayai apa-apa selain yang mereka percayai dan yakini
sendiri (Yoh. 6:69; 1Yoh 1:1).
2. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mengatakan apa
yang mereka lihat, sebab mereka melihat betapa semua orang
di sekitar mereka mempunyai kepentingan di dalamnya (Kis.
4:20; 2Kor. 4:13).
III. Pokok nubuatnya. Yang dinubuatkan yaitu mengenai apa yang
dilihatnya tentang Yehuda dan Yerusalem, negeri dari kedua sartikel
itu, dan kota itu merupakan kota utama mereka. Hanya sedikit
yang berkaitan dengan Efraim, atau kesepuluh sartikel lainnya, yang
mengenainya sudah banyak disebutkan dalam nubuat Hosea.
Beberapa pasal dalam kitab ini ada menyebut Babel, Mesir, Tirus,
dan beberapa bangsa tetangga lainnya. Namun judul kitab ini
diambil dari apa yang menjadi pokok utamanya, dan karena itu
dikatakan tentang Yehuda dan Yerusalem, dan bangsa-bangsa
lain dibicarakan sejauh orang-orang Yahudi memiliki kepentingan
dengan mereka. Dengan cara yang istimewa Yesaya menyampai-
kan kepada orang-orang Yahudi:
1. Petunjuk. Sebab merupakan hak istimewa bagi Yehuda dan Ye-
rusalem bahwa firman-firman Allah berkaitan dengan mereka.
2. Kecaman dan ancaman. Sebab, jika di Yehuda, di mana Allah
dikenal, dan di Salem, di mana nama-Nya diagungkan, dite-
mukan adanya kejahatan, maka merekalah yang akan dimin-
4
tai pertanggungjawaban lebih dahulu dibandingkan dengan
yang lain.
3. Penghiburan dan dorongan dalam masa-masa susah. Sebab
anak-anak Sion akan bersukacita dalam Raja mereka.
IV. Waktu nubuat itu disampaikan. Yesaya bernubuat pada zaman
Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia, raja-raja Yehuda. Dengan ini tam-
paklah,
1. Bahwa Yesaya bernubuat dalam rentang waktu yang lama,
khususnya jika melihat (sebagaimana kata orang-orang Ya-
hudi) pada akhirnya ia dibunuh oleh raja Manasye, dengan
kematian yang sangat kejam, dengan cara digergaji sampai
hancur terpotong-potong, yang menurut dugaan beberapa
orang dirujuk oleh penulis Ibrani di dalam Ibrani 11:37. Sejak
tahun kematian raja Uzia (6:1) sampai saat Hizkia sakit dan
disembuhkan, lamanya yaitu empat puluh tujuh tahun.
Tetapi berapa lama sebelum dan sesudah itu ia bernubuat,
tidaklah pasti. Ada yang memperkirakan enam puluh tahun,
yang lain lagi delapan puluh tahun, secara keseluruhan. Meru-
pakan suatu kehormatan bagi dirinya, dan menjadi kebahagia-
an bagi negerinya, bahwa ia dapat memberikan manfaat sam-
pai begitu lama. Dan kita bisa yakin bahwa ia mulai bernu-
buat ketika masih muda dan tetap bertahan sampai lanjut
usia, sebab masa kerja para nabi tidak dibatasi seperti masa
kerja imam-imam yang harus memulai dan mengakhiri pela-
yanan mereka pada usia tertentu.
2. Bahwa Yesaya melewati beberapa zaman yang beragam. Yotam
yaitu seorang raja yang baik, dan Hizkia lebih baik lagi, dan
tidak diragukan lagi mereka memberikan dorongan kepadanya
dan juga menerima nasihat darinya. Juga, mereka menjadi
pelindung baginya, dan dia menjadi penasihat pribadi bagi
mereka. Tetapi di antara masa pemerintahan kedua raja ini,
dan ketika Yesaya mencapai puncak pelayanannya, pemerin-
tahan Ahas menjadi pemerintahan yang sangat duniawi dan
jahat. Tak pelak lagi, pada masa itu Yesaya tidak disukai di
istana, dan kemungkinan besar karena itu ia terpaksa melari-
kan diri. Orang-orang baik dan para pelayan Tuhan yang baik
harus menantikan datangnya masa-masa buruk di dunia ini,
dan mempersiapkan diri menghadapi masa-masa itu. Pada
Kitab Yesaya 1:2-9
5
masa Ahas itu hidup keagamaan ditekan tajam sampai pada
tingkat sedemikian rupa sehingga pintu-pintu rumah TUHAN
ditutup dan mezbah-mezbah penyembahan berhala didirikan di
segenap penjuru Yerusalem. Dan Yesaya pun, dengan segala
kefasihan lidahnya dan pesan-pesan yang bersifat ilahi dari
Allah sendiri, tidak dapat menghindarinya. Orang-orang ter-
baik, para pelayan Tuhan yang terbaik, tidak dapat melakukan
perbuatan baik yang ingin mereka lakukan di dunia ini.
Kemerosotan Akhlak Israel;
Keadaan Israel yang Penuh Dosa; Penderitaan Israel
(1:2-9)
2 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfir-
man: “Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka mem-
berontak terhadap Aku. 3 Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak;
keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak
memahaminya.” 4 Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan
kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk!
Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan
berpaling membelakangi Dia. 5 Di mana kamu mau dipartikel l lagi, kamu yang
bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. 6 Dari
telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka
baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak. 7 Negerimu
menjadi sunyi sepi, kota-kotamu habis terbakar; di depan matamu orang-
orang asing memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah
ditunggangbalikkan orang asing. 8 Puteri Sion tertinggal sendirian seperti
pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan seperti kota
yang terkepung. 9 Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan
pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan
sama seperti Gomora.
Kita berharap dapat menjumpai pemandangan yang lebih cerah dan
lebih menyenangkan sebelum kita sampai pada akhir kitab ini, tetapi
sungguh-sungguh digambarkan di sini, di bagian permulaan kitab
ini, segala sesuatu tampak sangat buruk, sangat menyedihkan,
dengan Yehuda dan Yerusalem. Apa jadinya dengan padang belantara
dunia, jika jemaat, yang menjadi kebun anggur itu, memiliki pan-
dangan yang suram seperti ini?
I. Sang nabi, meskipun ia berbicara dalam nama Allah, namun,
kehilangan harapan untuk mendapatkan pendengar dari antara
anak-anak bangsanya sendiri, sehingga ia hanya bisa berseru
kepada langit dan bumi, dan meminta perhatian mereka (ay. 2):
6
Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi! Dengan segera
ciptaan-ciptaan tak bernyawa itu siap mendengar, benda-benda
mati yang mematuhi hartikel m dan memenuhi tujuan penciptaan
mereka, daripada orang-orang bodoh yang mati rasa itu. Biarlah
terang dari langit mempermalukan kegelapan mereka, dan kesu-
buran bumi mempermalukan ketandusan mereka, dan ketepatan
masing-masing mempermalukan ketidakberesan mereka. Demi-
kianlah Musa memulai pernyataannya di dalam Kitab Ulangan
32:1, yang dirujuk oleh sang nabi di sini, bermaksud menunjuk-
kan bahwa sekarang telah tiba saatnya hal-hal yang telah dinu-
buatkan Musa itu digenapi (Ul. 31:29). Atau, mungkin juga per-
nyataan ini merupakan suatu himbauan kepada langit dan bumi,
kepada malaikat-malaikat, dan kemudian kepada segala penghuni
dunia atas dan dunia bawah. Biarlah mereka mengadili antara
Allah dan kebun anggur-Nya, dapatkah salah satu dari mereka
melakukan perbuatan tidak tahu berterima kasih seperti itu?
Perhatikanlah, Allah akan dibenarkan ketika Dia berfirman, dan
baik langit maupun bumi akan menyatakan kebenaran-Nya (Mi.
6:1-2; Mzm. 50:6).
II. Yesaya mendakwa mereka sebagai orang hina yang tidak tahu
berterima kasih, suatu jenis kejahatan yang tertinggi. Sebutlah
seseorang sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, dan
tidak ada lagi yang lebih buruk daripada itu. Biarlah langit dan
bumi mendengar dan merasa heran atas,
1. Perbuatan Allah yang penuh kebaikan kepada bangsa yang
menjengkelkan dan suka bersungut-sungut seperti mereka:
“Aku telah memelihara dan membesarkan mereka seperti anak-
anak, mereka telah diberi makan dengan baik dan juga diajar
dengan baik” (Ul. 32:6). “Aku sudah memuliakan dan meninggi-
kan mereka” (begitulah pemahaman beberapa orang). “Tidak
saja membuat mereka bertumbuh, tetapi juga membuat mere-
ka menjadi besar. Tidak saja memelihara mereka, tetapi juga
memilih mereka. Tidak saja melatih mereka, tetapi juga meng-
angkat mereka tinggi-tinggi.” Perhatikanlah, kita berutang atas
kelangsungan hidup dan penghiburan, dan semua kemajuan
kita, kepada pemeliharaan kebapakan Allah kepada kita dan
juga kebaikannya bagi kita.
Kitab Yesaya 1:2-9
7
2. Tingkah laku mereka yang menyakitkan hati Allah, yang telah
begitu lembut kepada mereka: “Mereka telah memberontak me-
lawan Aku,” atau (sebagaimana pemahaman beberapa orang),
“Mereka telah melepaskan diri dari-Ku, mereka menjadi pem-
belot, bahkan pengkhianat, menentang kekuasaan dan marta-
bat-Ku.” Perhatikanlah, semua perbuatan baik Allah kepada
kita, baik sebagai Allah Pencipta kita maupun Pemelihara kita,
memperparah dosa kita yang mengkhianati dan meninggalkan
Dia, dan menentang Dia. Kita ini anak-anak, namun membe-
rontak!
III. Yesaya menghubungkan perbuatan mereka ini dengan kebodohan
dan sikap masa bodoh (ay. 3): Lembu mengenal pemiliknya, tetapi
Israel tidak. Amatilah,
1. Kecerdasan lembu dan keledai, yang bukan saja hewan, tetapi
juga termasuk jenis makhluk yang paling bodoh. Meskipun
begitu, lembu ternyata memiliki semacam rasa kewajiban un-
tuk mengenali pemiliknya dan melayaninya, tunduk kepada
kuknya dan menariknya. Keledai juga memiliki rasa kepen-
tingan semacam ini, sehingga mengenal palungan yang dise-
diakan tuannya sebagai tempat makanannya, dan di dekat
tempat itu ia selalu berada. Ia akan kembali sendiri ke tempat
itu jika dilepaskan. Sungguh baik adanya jika orang yang
kurang berpengertian sampai dipermalukan bahkan di dalam
pengetahuan dan pengertiannya oleh binatang-binatang pandir
ini, dan tidak saja diminta untuk belajar kepada mereka (Ams.
6:6-7), tetapi juga ditempatkan di bawah binatang-binatang itu
(Yer. 8:7), padahal mereka yang diberi akal budi melebihi bina-
tang di bumi (Ayb. 35:11).
2. Kedunguan dan kebodohan Israel. Allah yaitu Tuan dan Pe-
milik mereka. Ia menciptakan kita, dan sebagai milik-Nya kita
yaitu lebih daripada binatang ternak kita sendiri. Ia menye-
diakan semua keperluan kita dengan baik. Pemeliharaan ada-
lah palungan Tuhan bagi kita. Namun demikian, banyak orang
yang disebut sebagai umat Allah tidak mengetahui dan tidak
mau memikirkan hal ini, bahkan bertanya, “Yang Mahakuasa
itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya? Dia
bukan pemilik kami, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau
kami memohon kepada-Nya? Dia tidak memiliki palungan bagi
8
kami untuk memberi kami makan.” Sebelumnya Allah telah
mengeluhkan (ay. 2) ketegaran kehendak mereka, mereka
memberontak terhadap Aku. Di sini Ia langsung menunjuk
penyebabnya: “Itulah sebabnya mereka memberontak karena
mereka tidak mengenali, mereka tidak memahaminya.” Pengerti-
an dikaburkan, dan itulah sebabnya keseluruhan jiwa diasing-
kan dari hidup persekutuan dengan Allah (Ef. 4:18). “Israel tidak
mengenali, meskipun tanah mereka yaitu tanah terang dan
pengetahuan. Allah terkenal di Yehuda, namun, karena mereka
tidak hidup sesuai dengan yang mereka ketahui, maka sebagai
akibatnya mereka seolah-olah tidak tahu. Mereka tahu, tetapi
pengetahuan mereka tidak berguna bagi mereka, karena me-
reka tidak memikirkan apa yang mereka ketahui. Mereka tidak
menggunakan pengetahuan itu pada perkara mereka, dan
tidak peduli untuk menggunakannya.” Perhatikanlah,
(1) Bahkan di antara orang-orang yang mengaku diri sebagai
umat Allah, yang memperoleh keuntungan dan giat dalam
keterlibatan umat-Nya, banyak yang sangat tidak peduli
dengan perkara-perkara bagi jiwa mereka.
(2) Dalam kehidupan keagamaan, tidak memperhatikan apa
yang telah kita ketahui yaitu musuh yang sama besarnya
dengan ketidaktahuan akan apa yang seharusnya kita
ketahui.
(3) Itulah sebabnya manusia murtad dari Allah, dan memberon-
tak terhadap-Nya, karena mereka tidak tahu dan tidak me-
mikirkan kewajiban-kewajiban mereka kepada Allah dalam
hal ibadah, rasa syartikel r, dan kepentingan mereka.
IV. Yesaya meratapi kebobrokan dan kebejatan yang terjadi di selu-
ruh jemaat dan kerajaan mereka. Penyakit dosa bersifat menular
dan berjangkit dengan cepat, dan semua golongan dan tingkat
manusia tertular penyakit itu. Celakalah bangsa yang berdosa!
(ay. 4). Sang nabi meratapi orang-orang yang tidak mau meratapi
diri mereka sendiri: Mereka patut disayangkan! Celakalah mereka!
Ia berbicara dengan kemarahan yang kudus atas kebobrokan
mereka, disertai rasa takut atas akibat-akibat dari perbuatan
mereka itu. Lihatlah di sini,
Kitab Yesaya 1:2-9
9
1. Bagaimana sang nabi memperjelas dosa mereka, dan menun-
jukkan keganasan yang ada di dalamnya (ay. 4).
(1) Kejahatan itu terjadi di mana-mana. Mereka yaitu bangsa
yang berdosa. Kebanyakan dari bangsa itu kejam dan bejat,
serta duniawi. Mereka memang seperti itu di dalam kedu-
dukan mereka sebagai suatu bangsa. Mereka sangat bobrok
dalam berelasi dengan bangsa-bangsa lain, dan dalam me-
nyelenggarakan keadilan bagi rakyat di dalam negeri. Per-
hatikanlah, orang-orang akan menjadi jahat jika dosa men-
jangkiti seluruh bangsa.
(2) Dosa mereka itu sangat besar dan keji. Mereka sarat de-
ngan kesalahan. Rasa bersalah dari kesalahan itu, dan
kutukan yang datang karena rasa bersalah itu, tertanggung
sangat berat atas mereka. Tuduhan yang didakwakan ter-
hadap mereka itu sangat berat, dan mereka tidak akan per-
nah dapat membela diri darinya. Kejahatan mereka mem-
berati mereka seperti tutup gantang yang terbuat dari timah
(Za. 5:7-8). Dosa mereka, yang begitu mudah menguasai
mereka, sampai mereka condong kepadanya, menjadi beban
berat bagi mereka (Ibr. 12:1).
(3) Mereka berasal dari keturunan yang buruk, keturunan
yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk. Pengkhia-
natan mengalir di dalam darah mereka. Mereka memper-
olehnya karena mereka berasal dari jenis itu, yang membuat
perkara itu menjadi semakin buruk, lebih memicu dan sulit
disembuhkan. Mereka bangkit menggantikan bapa-bapa me-
reka, dan mengikuti jejak langkah kaki bapa-bapa mereka,
untuk menambahi takaran kejahatan mereka (Bil. 32:14).
Mereka yaitu sebuah ras dan keluarga pemberontak.
(4) Orang-orang yang cemar melakukan apa saja yang dapat
mereka lakukan untuk mencemari orang lain. Mereka bu-
kan saja anak-anak bobrok yang dilahirkan dari kecemar-
an, tetapi juga anak-anak yang melakukan perusakan, yang
menyebarluaskan kejahatan, dan menulari orang lain
dengan itu. Mereka bukan saja pelaku-pelaku dosa, tetapi
juga penggoda-penggoda. Tidak saja digerakkan oleh Iblis,
tetapi menjadi kaki tangannya. Jika mereka yang disebut
sebagai anak-anak, anak-anak Allah, yang dianggap terma-
suk keluarga-Nya, menjadi begitu jahat dan keji, maka kete-
10
ladanan mereka merupakan pengaruh yang paling mem-
bahayakan.
(5) Dosa mereka yaitu pengkhianatan dengan cara meninggal-
kan Allah. Mereka yaitu orang-orang yang membelot dari
persekutuan mereka: “Mereka telah meninggalkan TUHAN,
yang kepada-Nya mereka telah mengikatkan diri. Mereka
telah berpaling membelakangi Dia, terasing atau terpisah
dari Allah, telah berpaling membelakangi Dia, meninggalkan
segala yang menjadi ciri-ciri mereka, dan menghentikan
tugas pelayanan mereka.” Ketika mereka disuruh maju, me-
reka malah berlari mundur, seperti seekor lembu yang tidak
mau membiasakan diri dengan kuknya, seperti lembu yang
degil (Hos. 4:16).
(6) Hal itu merupakan pembangkangan yang lancang dan be-
rani terhadap Dia: Mereka telah membangkitkan murka yang
Mahakudus, Allah Israel (ay. 4, KJV) dengan sengaja dan
dengan rencana. Mereka tahu apa yang akan membuat-Nya
murka, dan itulah yang mereka lakukan. Perhatikanlah, ke-
murtadan orang yang telah mengaku percaya dan menjalin
hubungan dengan Allah, sungguh telah teramat menggusar-
kan Dia.
2. Bagaimana sang nabi menggambarkan dosa mereka itu de-
ngan suatu perbandingan yang diambil dari tubuh yang sakit
dan terserang penyakit, seluruhnya tertutup dengan kusta,
atau, seperti Ayub dengan barah yang busuk (ay. 5-6).
(1) Penyakit ini telah merenggut bagian-bagian penting dari
tubuh, dan dengan demikian terancam akan mati. Penya-
kit-penyakit yang menyerang bagian dalam kepala dan hati
atau jantung yaitu penyakit yang paling berbahaya. Nah,
sekarang kepala, seluruh kepala kini sedang sakit. Hati atau
jantung, seluruhnya lemah lesu. Mereka telah menjadi rusak
dalam pertimbangan mereka: Kusta memenuhi kepala mere-
ka. Mereka sama sekali najis. Kasih mereka kepada Allah
dan hidup keagamaan mereka telah menjadi dingin dan bah-
kan sirna. Apa yang masih tinggal sudah hampir mati (Why.
3:2).
(2) Penyakit itu sudah menyebar ke seluruh tubuh, dan de-
ngan demikian menjadi sangat berbau busuk dan menu-
Kitab Yesaya 1:2-9
11
suk. Dari telapak kaki bahkan sampai kepala, dari petani
paling hina sampai bangsawan paling agung, tidak ada
yang sehat di sana, tidak ada asas-asas yang baik, tidak
ada hidup keagamaan (sebab itulah yang merupakan
kesehatan bagi jiwa), tidak ada apa pun selain bengkak dan
bilur, rasa bersalah dan kebobrokan, akibat menyedihkan
dari kejatuhan Adam, menjadi menjijikkan bagi Allah yang
kudus, menyakitkan bagi jiwa yang sehat dan peka. Seperti
itulah yang dirasakan oleh Daud ketika ia berkeluh kesah
(Mzm. 38:6), luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh
karena kebodohanku. Lihat juga Mazmur 32:3-4. Tidak ada
usaha untuk membuat pembaruan, atau kalaupun ada,
ternyata tidak ada gunanya: Luka-luka itu masih belum
ditutup, tidak dibalut, dan juga tidak ditaruh minyak (ay. 6,
KJV). Sementara dosa tetap tidak disesali dari luka-luka
yang tidak diperiksa, tidak dibersihkan, daging kesom-
bongan yang ada di dalamnya tidak dibuang, dan se-
mentara itu, akibatnya, dosa itu juga tetap tidak diampuni,
luka-luka itu tidak diredakan atau tidak ditutup, dan juga
tidak ada upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan
luka-luka itu dan upaya pencegahan atas akibat-akibat
yang mematikan.
V. Dengan sedih Yesaya meratapi hartikel man-hartikel man Allah yang
mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri karena dosa-dosa
mereka. Ia juga menangisi keadaan mereka yang tidak dapat
diperbaiki di bawah hartikel man-hartikel man itu.
1. Kerajaan mereka sudah hampir runtuh (ay. 7). Betapa sengara
keadaan mereka, sampai baik kota-kota maupun tanah-tanah
mereka ditinggalkan. Namun betapa bodohnya mereka, karena
harus diberi tahu mengenai keadaan mereka ini, harus ditun-
jukkan kepada mereka. “Pandang dan lihatlah bagaimana
keadaanmu, negerimu menjadi sunyi sepi, tanah-tanah tidak
diolah dan ditanami, karena kekurangan penduduk, pedusun-
an menjadi sepi (Hak. 5:7). Dan begitu jugalah jadinya ladang-
ladang dan kebun-kebun anggur, menjadi seperti padang
gurun, semuanya akan ditumbuhi onak (Ams. 24:31). Kota-
kotamu habis terbakar api, oleh musuh-musuh yang menye-
rang kamu” (api dan pedang biasanya datang bersama-sama).
12
“Adapun buah-buah hasil tanahmu, yang seharusnya menjadi
makanan bagi anggota-anggota keluargamu, akan dimakan
oleh orang-orang asing. Dan kamu akan semakin jengkel, ka-
rena hal itu terjadi di depan matamu, dan kamu tidak dapat
menghalang-halanginya. Engkau akan kelaparan sementara
musuh-musuhmu kekenyangan dengan apa yang seharusnya
dapat memelihara kehidupanmu. Keruntuhan negerimu sama
seperti keruntuhan orang-orang asing. Negerimu akan dikua-
sai para penyerang, yaitu orang asing, seperti yang pasti ter-
jadi.” Yerusalem sendiri, yang yaitu seperti putri Sion (bait
suci yang dibangun di atas Sion yaitu ibarat seorang ibu,
bagi Yerusalem, seorang ibu yang merawat), atau Sion itu sen-
diri, gunung yang kudus itu, yang telah disayang Allah seperti
seorang putrinya, sekarang sudah musnah, ditinggalkan, dan
dibiarkan seperti pondok di kebun anggur, yang ditinggalkan
orang ketika panen anggur telah usai, tidak ada orang yang
tinggal di dalamnya atau yang menjaganya, dan tampak tidak
bernilai dan hina seperti sebuah pondok atau gubuk di kebun
mentimun. Dan setiap orang merasa takut untuk mendekati-
nya, dan sangat ingin melenyapkan akibat-akibatnya dari situ,
seolah-olah seperti kota yang terkepung (ay. 8). Dan beberapa
orang berpendapat bahwa malapetaka dari kerajaan Yehuda-
lah yang digambarkan dengan tubuh yang terjangkit penyakit
itu (ay. 6). Mungkin khotbah ini disampaikan pada masa pe-
merintahan Ahas, ketika Yehuda diserang oleh raja-raja Aram
dan Israel, orang-orang Edom dan Filistin, yang membunuh
banyak orang dan mengangkut banyak orang sebagai tawanan
(2Taw. 28:5, 17-18). Perhatikanlah, ketidaksalehan dan kebo-
brokan akhlak yang terjadi di seluruh bangsa mendatangkan
kemusnahan bagi seluruh bangsa. Kanaan, kemuliaan dari
semua negeri, Gunung Sion, sukacita seluruh bumi, keduanya
menjadi celaan dan reruntuhan. Dan dosalah, si pembuat
kejahatan besar itu, yang membuat mereka semua menjadi
seperti itu.
2. Namun tidak semua orang diperbarui, dan itulah sebabnya
Allah mengancam untuk mengambil jalan lain terhadap mere-
ka (ay. 5): “Mengapa kamu harus dipartikel l lagi (KJV), dengan
harapan dapat mendatangkan kebaikan bagimu oleh partikel lan
itu, ketika kamu bertambah murtad lagi saat teguranmu
Kitab Yesaya 1:2-9
13
ditambahkan? Kamu akan lebih dan lebih bertambah murtad
lagi (KJV), seperti yang sudah kamu lakukan,” khususnya
seperti yang telah dilakukan oleh Ahas, yang di dalam keada-
annya yang terdesak itu, malah semakin berubah setia terha-
dap TUHAN (2Taw. 28:22). Begitulah, ketika seorang dokter
melihat kasus penyakit pasiennya sudah sangat gawat, ia
tidak lagi menyusahkan diri dengan tubuh pasien itu. Dan
sama pula, seorang ayah akan memutuskan tidak akan ber-
usaha lagi memperbaiki anaknya yang didapatinya telah me-
ngeraskan hati, dan ia memutuskan untuk mencabut hak
waris anak itu. Perhatikan,
(1) Ada orang-orang yang makin menjadi parah oleh cara-cara
yang digunakan Allah untuk membuat mereka menjadi
lebih baik. Semakin mereka dipartikel l semakin mereka men-
durhaka. Kebobrokan mereka bukannya dimatikan, malah
merasa terganggu dan gusar oleh kesusahan-kesusahan
mereka, dan hati mereka menjadi semakin mengeras.
(2) Dengan pertimbangan yang benar, kadang-kadang Allah
berhenti memperbaiki orang-orang yang sudah lama tidak
dapat diperbaiki lagi, dan karenanya Dia bermaksud meng-
hancurkan mereka. Perak yang ditolak akan dibuang, tidak
ke dalam dapur api, tetapi ke atas timbunan sampah (Yer.
6:29-30). Lihat juga Yehezkiel 24:13, Hosea 4:14. Barang-
siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar.
VI. Yesaya merasa terhibur dengan mengingat ada umat sisa yang
akan menjadi tanda peringatan akan kasih karunia dan belas
kasihan ilahi, walaupun ada kebobrokan dan kehancuran besar-
besaran (ay. 9). Lihatlah di sini,
1. Betapa dekatnya mereka dengan kemusnahan yang diungkap-
kan. Mereka hampir sama seperti Sodom dan Gomora, baik
dalam hal dosa maupun kehancuran, bertambah begitu buruk
sehingga tidak dapat ditemukan sepuluh orang benar di antara
mereka, dan hampir sama sengsaranya seakan-akan tidak ada
orang yang ditinggalkan hidup, sebaliknya negeri mereka ber-
ubah menjadi danau belerang. Keadilan ilahi berfirman, Biar-
kan mereka menjadi seperti Adma, buatlah mereka seperti
14
Zeboim, tetapi Belas Kasihan berfirman, Bagaimana Aku akan
melaksanakannya? (Hos. 11:8-9, KJV).
2. Apa yang menyelamatkan mereka dari murka itu: TUHAN
semesta alam meninggalkan sedikit orang yang terlepas, orang-
orang yang tetap murni dari kemurtadan yang terjadi di mana-
mana dan dijaga tetap aman dan hidup dari bencana yang me-
nimpa semua orang. Hal ini dikutip oleh sang rasul (Rm. 9:27),
dan diterapkan kepada sejumlah kecil orang Yahudi yang pada
masanya menerima Kekristenan, dan di dalam mereka janji-
janji yang diberikan kepada nenek moyang mereka telah di-
genapi. Ketika itu sebagian besar bangsa itu menolak Kekris-
tenan. Perhatikanlah,
(1) Pada masa-masa yang paling buruk terdapat sejumlah kecil
orang yang dipelihara dari kejahatan dan disiapkan untuk
memperoleh belas kasihan, seperti Nuh dan keluarganya
dari bahaya air bah, Lot dan keluarganya dari penghancur-
an kota Sodom. Kasih karunia ilahi sanggup membedakan
orang-orang benar dengan perbuatan Allah yang berdaulat.
(2) Sering kali orang-orang yang terlepas sangat kecil jumlahnya
dibandingkan dengan jumlah besar orang-orang berdosa
yang dihancurkan karena pemberontakan mereka. Jumlah
yang besar bukanlah tanda dari jemaat yang benar. Jemaat
Kristus merupakan kawanan kecil.
(3) Ini yaitu karya Allah untuk menguduskan dan menyela-
matkan beberapa orang, ketika yang lain dibiarkan binasa
di dalam kecemaran mereka. Ini yaitu pekerjaan dari
kuasa-Nya sebagai TUHAN semesta alam. Seandainya Dia
tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas,
maka tidak akan ada seorang pun yang tersisa. Orang-
orang cemar (ay. 4) akan melakukan apa saja yang dapat
mereka lakukan untuk merusak akhlak semuanya. Dan
orang-orang pelahap (ay. 7) menghancurkan semuanya,
dan mereka akan menang jika Allah tidak campur tangan
untuk mengamankan bagi diri-Nya sendiri sedikit orang
yang terlepas, yang siap memberikan segala kemuliaan
kepada-Nya.
(4) Merupakan hal yang baik bagi orang-orang yang telah dise-
lamatkan dari kehancuran total untuk melihat ke belakang
dan menyadari betapa dekatnya mereka pada kehancuran
Kitab Yesaya 1:10-15
15
itu, nyaris sedikit lagi. Dengan begitu mereka bisa merasa-
kan betapa mereka berutang kepada beberapa orang baik
yang menengahi di hadapan Tuhan, dan bahwa mereka
berutang kepada Allah yang baik, yang telah meninggalkan
orang-orang baik ini bagi mereka. Hanya karena belas
kasihan TUHAN sajalah kita tidak dibinasakan sama sekali
(Rat. 3:22, KJV; LAI: tak berkesudahan kasih setia TUHAN).
Kesia-siaan Ketaatan yang Hanya Berupa
Upacara Keagamaan Belaka
(1:10-15)
10 Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom!
Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! 11 “Untuk
apa itu korbanmu yang banyak-banyak?” firman TUHAN; “Aku sudah jemu
akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari
anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing
jantan tidak Kusukai. 12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-
Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak
pelataran Bait Suci-Ku? 13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak
sungguh, sebab baunya yaitu kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan
bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak
tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. 14 Perayaan-
perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci
melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menang-
gungnya. 15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan
memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku
tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
Di sini,
I. Allah memanggil mereka (tetapi memanggil dengan sia-sia) untuk
mendengar firman-Nya (ay. 10).
1. Gelar yang Dia berikan kepada mereka sangat aneh, kamu
pemimpin-pemimpin Sodom, dan orang-orang Gomora. Sebutan
ini menunjukkan betapa pantasnya Allah membuat mereka
sama seperti Sodom dan Gomora dalam hal kehancuran (ay.
9), sebab hal itu telah membuat diri mereka sama seperti So-
dom dan Gomora dalam hal dosa. Adapun orang-orang Sodom
itu sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN (Kej. 13:13), dan
begitu jugalah dengan orang-orang Yehuda. Ketika para pe-
mimpin berperilaku buruk, tidak heran kalau rakyatnya juga
begitu. Perbuatan jahat mengalahkan kebajikan, karena para
penguasa, yakni tokoh-tokoh terkemuka, berada di pihaknya.
16
Dan jumlahnya lebih banyak, sebab orang-orang yang memi-
haknya juga sangat banyak. Dengan demikian arusnya men-
jadi begitu kuat, sehingga tidak bisa tidak hanya kuasa
TUHAN semesta alam yang sanggup meninggalkan sedikit
orang yang terlepas (ay. 9). Di sini para pemimpin diserang
dengan berani oleh sang nabi dengan menyebut mereka sebagai
pemimpin-pemimpin Sodom, sebab ia tidak tahu bagaimana
memberikan gelar-gelar yang menyanjung. Tradisi Yahudi me-
ngatakan bahwa lama sesudah itu ia didakwa, dan dijatuhi
hartikel man mati, karena telah mengutuki dewa-dewa dan me-
nyumpahi seorang pemuka di tengah-tengah bangsanya.
2. Tuntutannya atas mereka sangat masuk akal: “Dengarlah fir-
man TUHAN, dan perhatikanlah pengajaran Allah kita. Perhati-
kanlah apa yang harus difirmankan Allah kepadamu, dan
biarlah firman-Nya menjadi hartikel m bagimu.” Pernyataan beri-
kutnya mengenai kebencian atas korban-korban mereka men-
jadi hartikel m yang baru bagi mereka, meskipun pernyataan itu
hanya merupakan penjelasan dari hartikel m yang lama. Namun
rasa hormat khusus harus diberikan untuk mendengarkan
pernyataan itu, sebagaimana diwajibkan dengan hartikel m-hu-
kum Allah lainnya (Mzm. 50:7-8). “Dengarlah ini, dan gemetar-
lah, dengarlah itu, dan berhati-hatilah.”
II. Pantaslah jika Allah menolak mendengar doa-doa mereka dan me-
nerima ibadah-ibadah mereka, korban-korban bakaran mereka,
lemak dan darah binatang-binatang itu (ay. 11), kedatangan
mereka di Bait Suci-Nya (ay. 12), persembahan-persembahan me-
reka, bau dupa mereka, dan pertemuan-pertemuan ibadah mere-
ka, perayaan-perayaan bulan baru dan pertemuan-pertemuan
tetap mereka (ay. 14), doa-doa mereka yang khusyuk (ay. 15). Se-
muanya itu ditolak karena tangan-tangan mereka penuh dengan
darah. Sekarang amatilah,
1. Ada banyak yang merupakan orang asing, bahkan musuh-
musuh bagi kekuatan agama, namun mereka tampak sangat
giat menunjukkan bentuk-bentuk luar dari ibadah agama.
Bangsa yang berdosa ini, keturunan para pelaku kejahatan,
pemimpin-pemimpin Sodom dan orang-orang Gomora ini,
tidak membawa persembahan-persembahan itu ke atas mez-
bah dewa-dewa palsu (di sini mereka tidak didakwa dengan hal
Kitab Yesaya 1:10-15
17
ini), tetapi membawa ke mezbah Allah Israel, korban-korban
dalam jumlah yang sangat banyak, sebanyak yang dipersyarat-
kan oleh hartikel m Taurat dan agak lebih banyak, bukan saja per-
sembahan-persembahan pendamaian, yang melibatkan kepen-
tingan diri mereka sendiri. Tetapi juga persembahan-persem-
bahan bakaran, yang harus dibakar habis untuk kemuliaan
Allah. Mereka tidak membawa binatang-binatang yang cacat,
lumpuh, dan sakit, tetapi binatang-binatang tambun dan ge-
muk, yang terbaik dari jenisnya. Mereka tidak menyuruh
orang lain untuk mempersembahkan korban-korban bagi me-
reka, tetapi mereka datang sendiri untuk hadir di hadapan
Allah. Mereka merayakan di tempat-tempat yang sudah dite-
tapkan (bukan di bukit-bukit atau tugu-tugu berhala, tetapi di
Bait Suci Allah sendiri), dan pada waktu-waktu yang telah
ditetapkan, bulan-bulan baru, hari-hari Sabat, dan perayaan-
perayaan yang telah ditetapkan, dan tidak ada yang mereka
lalaikan. Bahkan, tampaknya, mereka mengadakan pertemu-
an-pertemuan ibadah yang luar biasa, dan mengadakan
ibadah-ibadah yang khidmat, di samping perayaan-perayaan
yang telah ditetapkan Allah. Namun ini belumlah semuanya,
mereka menghadap Allah, tidak saja dengan menjalankan
upacara-upacara keagamaan, tetapi juga dengan melakukan
kebaktian. Mereka berdoa, sering berdoa, menaikkan banyak
doa, mengira doa-doa mereka akan didengar karena doa yang
panjang kata-katanya. Bukan itu saja, mereka bersungguh-
sungguh dan mendesak dalam doa, mereka menadahkan
tangan mereka sebagaimana orang yang sedang bersungguh-
sungguh. Nah, tidak diragukan lagi kita pasti berpikir bahwa
mereka menganganggap diri mereka sebagai orang beragama
yang saleh. Padahal mereka jauh dari menjadi orang seperti
itu, sebab,
(1) Hati mereka kosong dari ibadah yang sejati. Mereka datang
untuk menghadap hadirat Allah (ay. 12), supaya dapat di-
lihat di hadapan-Nya (begitulah tafsiran yang agak bebas).
Mereka berada di luar kewajiban ibadah. Yang mereka cari
tidak lebih supaya dapat dilihat orang, dan tidak beranjak
lebih jauh daripada yang dilihat orang.
(2) Tangan mereka penuh dengan darah. Mereka bersalah atas
pembunuhan, pencurian, dan penindasan, dengan berto-
18
pengkan nama hartikel m dan keadilan. Rakyat menumpah-
kan darah, dan para pemimpin tidak menghartikel m mereka
karena kejahatan itu. Para pemimpin menumpahkan darah,
dan rakyat ikut membantu dan bersekongkol, seperti yang
dilakukan oleh tua-tua Yizreel bagi Izebel ketika menum-
pahkan darah Nabot. Kebencian yaitu pembunuh di dalam
hati menurut pemandangan Allah. Orang yang membenci
saudaranya di dalam hati, sesungguhnya tangan-tangannya
sudah penuh darah.
2. Ketika orang-orang berdosa ada di bawah penghakiman Allah,
mereka akan lebih mudah lari kepada kebaktian-kebaktian
keagamaan daripada meninggalkan dosa-dosa dan memper-
baiki kehidupan mereka. Negeri mereka sekarang menjadi
sunyi sepi, kota-kota mereka habis terbakar (ay. 7), yang
membangkitkan mereka untuk membawa korban-korban dan
persembahan-persembahan mereka kepada Allah secara lebih
berkelanjutan daripada yang telah mereka lakukan sebelum-
nya, seolah-olah mereka hendak menyuap Allah yang Maha-
kuasa untuk menghapuskan hartikel man dan membebaskan
mereka untuk terus berbuat dosa. Apabila Ia membunuh mere-
ka, maka mereka mencari Dia (Mzm. 78:34). Ya TUHAN, dalam
kesesakan mereka mencari Engkau (26:16). Banyak yang siap
berpisah dengan korban-korban persembahan mereka, namun
tidak mau diyakinkan untuk berpisah dengan dosa-dosa
mereka.
3. Segala ibadah dan kebaktian yang megah-megah dan mewah
dari orang-orang jahat, tanpa disertai dengan pembaruan hati
dan kehidupan secara menyeluruh, begitu jauhnya dari per-
kenan Allah sampai malah menjadi suatu kekejian luar biasa
bagi-Nya. Di sini ditunjukkan dalam pernyataan-pernyataan
yang sangat beragam bahwa mendengarkan lebih baik dari-
pada korban sembelihan, bahkan dikatakan bahwa pengorban-
an tanpa ketaatan merupakan olok-olok, suatu penghinaan,
dan membangkitkan murka Allah. Penolakan Allah terhadap
ketaatan lahiriah yang berupa upacara-upacara keagamaan,
yang dinyatakan-Nya dengan suatu perbandingan itu, secara
tersirat mengungkapkan apa yang akan terjadi dengan semua
upacara itu pada akhirnya, ketika semuanya dihapus oleh
kematian Kristus. Apa yang sekarang dikecilkan maknanya,
Kitab Yesaya 1:10-15
19
pada waktunya nanti akan dihapuskan. “Korban dan persem-
bahan, dan doa yang dinaikkan berdasarkan korban dan per-
sembahan itu, tidak Engkau kehendaki, lalu Aku berfirman:
Sungguh, Aku datang.” Korban-korban mereka di sini digam-
barkan,
(1) Sebagai kesia-siaan dan tidak ada artinya. Untuk apa kor-
banmu yang banyak-banyak itu? (ay. 11). Persembahan
mereka itu tidak sungguh (ay. 13, KJV: persembahan yang
sia-sia). Percuma mereka beribadah kepada-Ku (Mat. 15:9).
Perhatian mereka atas ketetapan-ketetapan Allah semua-
nya merupakan pekerjaan yang sia-sia, dan tidak berguna
untuk memenuhi tujuan baik apa pun, karena,
[1] Tindakan mereka itu tidak dipandang sebagai menjalan-
kan kewajiban ibadah atau ketaatan kepada Allah: Sia-
pakah yang menuntut itu dari padamu? (ay. 12). Tidak
berarti Allah tidak mengakui ketetapan-ketetapan-Nya
atau menolak perintah-perintah-Nya, tetapi dalam mela-
kukan semuanya itu, mata mereka tidak tertuju kepada
Dia yang menuntut hal itu. Dan juga, Ia sama sekali
tidak menuntut hal itu dari orang-orang yang tangan-
nya penuh dengan darah dan yang terus-menerus tidak
mau bertobat.
[2] Tindakan itu tidak membuat mereka memperoleh per-
kenan Allah. Dia tidak disukakan dengan darah korban-
korban mereka, sebab Ia tidak memandang diri-Nya
dihormati dengan darah korban-korban itu.
[3] Korban-korban itu tidak dapat menghasilkan kelegaan
apa pun bagi mereka. Mereka berdoa, tetapi Allah tidak
akan mendengarkannya, karena ada niat jahat dalam
hati mereka (Mzm. 66:18). Allah tidak akan mau menye-
lamatkan mereka, sebab, meskipun mereka menaikkan
banyak doa, tidak ada satu pun doa yang datang dari
hati yang lurus. Semua kebaktian keagamaan mereka
tidak ada gunanya bagi mereka. Bahkan,
(2) Sebagai menjijikkan dan menyakitkan hati. Allah tidak saja
menolak mereka, tetapi Ia juga membenci dan tidak me-
nyukai mereka. “Semua itu yaitu korban-korban persem-
bahanmu, tidak ada yang milik-Ku. Aku sudah jenuh de-
20
ngan korban-korbanmu itu, bahkan merasa muak dengan-
nya.” Ia tidak membutuhkan korban-korban itu (Mzm.
50:10), tidak mengingininya, sudah jenuh, lebih dari jenuh
dengannya. Ia sebut kedatangan mereka di hadirat-Nya
sebagai menginjak-injak pelataran Bait Suci-Nya, atau me-
rusakkannya. Kehadiran mereka dalam upacara-upacara
ibadah yang menjadi ketetapan-Nya dipandang-Nya sebagai
penghinaan terhadap ibadah-ibadah itu. artikel pan mereka,
walaupun harum semerbak, sangat menjijikkan bagi-Nya,
sebab artikel pan itu dibakar dalam kemunafikan dan dengan
niat yang jahat. Pertemuan-pertemuan mereka yang khid-
mat membuat-Nya tidak tahan melihatnya, hilang sabar
melihat mereka, juga tidak dapat menanggung penghinaan
yang mereka lontarkan kepada-Nya. Pertemuan yang khid-
mat itu penuh kejahatan, meskipun pertemuan itu sendiri
bukanlah suatu kejahatan, namun ketika mereka melak-
sanakannya, menjadi seperti itu. Hal itu menjengkelkan
(beberapa orang memahaminya seperti itu), membangkit-
kan murka Allah, karena Ia mendapati semua ketetapan-
Nya itu dicemari, bukan saja oleh orang-orang jahat, me-
lainkan juga untuk maksud-maksud yang jahat: “Aku benci
melihat semuanya itu. Semuanya merupakan kesulitan bagi-
Ku, suatu beban, suatu halangan. Aku sungguh muak
dengannya, dan telah payah menanggungnya.” Allah tidak
pernah merasa lelah mendengar doa-doa orang-orang yang
lurus hatinya, namun segera menjadi lelah dengan korban-
korban yang mahal dari orang-orang jahat. Dia menutup
mata terhadap doa-doa mereka, sebab itulah yang menim-
bulkan kebencian-Nya dan membangkitkan murka-Nya.
Semua ini untuk menunjukkan,
[1] Bahwa dosa sangat dibenci Allah, begitu dibenci sehing-
ga bahkan doa-doa manusia dan kebaktian-kebaktian
keagamaan mereka pun menimbulkan kebencian bagi-
Nya,
[2] Bahwa kesalehan yang dibungkus dalam penyamaran
merupakan kejahatan yang berlipat ganda. Kemunafik-
an dalam beragama merupakan sesuatu yang paling
menjijikkan dari segala hal bagi Allah yang di sorga.
Jerome (cendekiawan Kristen abad kelima – pen.) mene-
Kitab Yesaya 1:16-20
21
rapkan bagian ayat ini kepada orang-orang Yahudi di
zaman Kristus, karena mereka berpura-pura sangat giat
membela hartikel m Taurat dan Bait Suci, namun mem-
buat diri mereka dan semua ibadah mereka menjadi
kekejian bagi Allah dengan melumuri tangan mereka
dengan darah Kristus dan rasul-rasul-Nya, dan dengan
demikian memenuhi takaran kejahatan mereka.
Panggilan untuk Bertobat;
Dorongan untuk Bertobat dan Memperbarui Diri
(1:16-20)
16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang
jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, 17 belajarlah berbuat
baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-
anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! 18 Marilah, baiklah kita
berperkara! – firman TUHAN – Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba,
akan menjadi putih seperti bulu domba. 19 Jika kamu menurut dan mau
mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. 20 Tetapi
jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh
pedang.” Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.
Walaupun Allah telah menolak ibadah-ibadah mereka sebagai tidak
cartikel p untuk menebus dosa-dosa mereka sementara mereka berkan-
jang di dalamnya, namun Ia tidak menolak mereka seperti orang yang
berada di dalam keadaan yang tanpa harapan. Sebaliknya di sini Ia
menyerukan supaya mereka meninggalkan dosa-dosa mereka, yang
menghalangi perkenan-Nya atas kebaktian-kebaktian mereka, dan
kemudian semua akan menjadi baik. Janganlah mereka berkata
bahwa Allah memilih untuk berbantah-bantah dengan mereka. Sama
sekali tidak, Ia menawarkan cara untuk berdamai kembali. Amatilah
di sini,
I. Seruan untuk pertobatan dan pembaruan diri: “Jika kamu ingin
korban-korbanmu diterima dan doa-doamu dijawab, kamu harus
memulai pekerjaanmu pada ujung yang benar: Berbaliklah ke-
pada hartikel m Taurat-Ku” (begitulah orang Kasdim memulai nasihat
ini), “jalanilah kewajiban-kewajiban yang tertulis dalam loh batu
yang kedua, kalau tidak jangan berharap ibadah-ibadahmu di-
terima.” Sebab seperti halnya keadilan dan amal tidak akan per-
nah dapat menebus orang-orang yang tidak percaya akan adanya
22
Allah dan orang-orang yang duniawi, demikian pula doa-doa dan
korban-korban tidak akan pernah dapat menebus kecurangan
dan penindasan. Sebab, seperti keadilan terhadap manusia
merupakan suatu bagian dari agama yang murni, demikian pula
agama atau kepercayaan kepada Allah merupakan suatu bagian
dari keadilan terhadap umat manusia.
1. Mereka harus berhenti berbuat jahat, tidak boleh berbuat salah
lagi, tidak boleh lagi menumpahkan darah orang yang tidak
bersalah. Inilah arti dari membasuh diri sendiri dan membuat
diri mereka bersih (ay. 16). Tidak saja berdukacita atas dosa
yang telah mereka lakukan, tetapi juga memutuskan perbuat-
an-perbuatan itu di masa depan, dan mematikan semua pera-
saan dan watak buruk yang mencondongkan mereka kepada
perbuatan itu. Dosa mencemarkan jiwa. Tugas kita yaitu
membasuh diri dari dosa dengan cara bertobat dari dosa dan
berbalik darinya kepada Allah. Kita tidak saja harus mem-
buang kejahatan dari perbuatan-perbuatan kita yang ada di
depan mata dunia, dengan cara menahan diri dari perbuatan-
perbuatan dosa yang besar, tetapi juga terhadap perbuatan
dosa-dosa yang di depan mata Allah, yaitu akar-akar dan
kebiasaan-kebiasaan dosa yang ada di dalam hati kita. Hal-hal
ini harus dihancurkan dan dimatikan.
2. Mereka harus belajar berbuat baik. Hal ini diperlukan untuk
melengkapi pertobatan mereka. Perhatikanlah, tidak cartikel p
jika kita hanya berhenti berbuat jahat, tetapi juga harus
belajar berbuat baik.
(1) Kita harus berbuat baik, tidak saja berhenti berbuat jahat
dan kemudian tidak berbuat apa-apa lagi.
(2) Kita harus melakukan apa yang baik, kebaikan yang dike-
hendaki Allah dan yang akan mendatangkan manfaat baik.
(3) Kita harus mengerjakannya dengan baik, dengan cara yang
benar dan untuk tujuan yang benar, dan,
(4) Kita harus belajar berbuat baik. Kita harus berusaha keras
untuk mengenal tugas kita, bertanya-tanya mengenainya,
peduli dengannya, dan menyesuaikan diri kita dengannya,
supaya kita sigap menggunakan tangan kita dan menjadi
mahir dalam seni berbuat baik yang kudus ini. Secara
khusus Tuhan mendorong mereka untuk melihat contoh-
Kitab Yesaya 1:16-20
23
contoh perbuatan baik yang selama ini telah mereka
abaikan, yaitu kewajiban-kewajiban pada loh batu kedua:
“Usahakanlah keadilan, selidikilah apa yang benar, supaya
kamu dapat melakukannya. Awasilah supaya dirimu selalu
ada di dalam tugasmu, dan jangan bertindak ceroboh.
Carilah kesempatan untuk berbuat baik: tolonglah orang
yang tertindas (KJV), orang-orang yang sudah kamu tindas
sendiri. Lepaskan tali-tali kuk mereka (58:6). Kamu, yang
memegang kekuasaan di dalam tanganmu, gunakanlah itu
untuk melepaskan orang-orang yang ditindas, sebab itulah
tugasmu. Tuntutlah balas bagi orang-orang yang menderita
ketidakadilan, dan bagi kamu sendiri secara khusus, bela-
lah hak anak-anak yatim dan perjuangkanlah perkara jan-
da-janda, karena mereka lemah dan tidak berdaya, sehing-
ga diinjak-injak dan diperlakukan dengan semena-mena
oleh orang-orang sombong. Kalau ada kesempatan, tampil-
lah di peradilan untuk membela mereka. Berbicaralah bagi
orang-orang yang tidak mampu berbicara bagi diri mereka
sendiri dan yang tidak mempunyai uang untuk membalas
kebaikanmu.” Perhatikanlah, kita benar-benar menghor-
mati Allah ketika kita berbuat baik di dunia ini. Dan, ber-
tindak adil dan berbuat amal lebih menyenangkan hati-Nya
daripada semua persembahan bakaran dan korban-korban.
II. Sebuah pertunjukan di pengadilan yang sehat, mengenai keadilan
tindakan Allah terhadap mereka: “Marilah, baiklah kita beperkara
(ay. 18). Selagi tanganmu penuh dengan darah, Aku tidak akan
mau berurusan apa pun denganmu, meskipun kamu membawa
sangat banyak korban persembahan. Tetapi, jika kamu memba-
suh dan membersihkan dirimu, kamu akan diterima dengan
senang hati untuk mendekat kepada-Ku. Maka datanglah seka-
rang, dan marilah kita bicarakan perkara itu.” Perhatikanlah,
orang-orang, dan hanya mereka itu saja, yang telah memutuskan
persekutuannya dengan dosa, yang akan diterima dengan senang
hati ke dalam perjanjian dan persekutuan dengan Allah. Ia berfir-
man, Marilah, Dia yang sebelumnya melarang mereka memasuki
hadirat-Nya. Lihatlah Yakobus 4:8. Atau lebih tepatnya demikian:
Ada orang-orang di antara mereka yang merasa tersinggung oleh
pengabaian-pengabaian Allah atas korban-korban mereka yang
24
sangat banyak, seperti dinyatakan dalam ayat 58:3, mengapa
kami berpuasa (kata mereka) dan Engkau tidak memperhatikan-
nya juga? Mereka menggambarkan Allah sebagai Tuan yang
kejam, yang mustahil merasa senang. “Marilah,” kata Allah, “mari
kita membahas perkara itu secara jujur, dan Aku tidak ragu-ragu
untuk menggambarkan bahwa tindakan-Ku itu tepat, tetapi
tindakanmu itulah yang tidak tepat” (Yeh. 18:25). Perhatikanlah, di
pihaknya, agama memiliki alasan, di sanalah ada alasan yang
paling diperlukan di dunia ini mengapa kita harus melakukan apa
yang Tuhan ingin kita lakukan. Allah sorgawi berkenan meren-
dahkan diri beperkara mengenai hal-hal yang melawan diri-Nya
dan mencari kesalahan atas tindakan-tindakan-Nya, supaya ter-
nyata Dia adil dalam putusan-Nya (Mzm. 51:6). Perkara itu hanya
perlu dinyatakan (seperti yang dinyatakan dengan adil di sini) dan
ia akan mengungkapkan dirinya sendiri. Di sini Allah menunjuk-
kan persyaratan apa yang perlu mereka lakukan (seperti yang Dia
lakukan dalam Yeh. 18:21-24; 33:18-19) dan kemudian menyerah-
kan kepada mereka untuk menilai apakah persyaratan ini adil dan
masuk akal.
1. Mereka tidak dapat beralasan apa pun lagi, selain bertobat
dan diperbarui, supaya dipulihkan dan mendapat kasih sa-
yang Allah kembali, sekalipun mereka telah banyak membuat-
Nya marah. “Inilah yang dapat kamu harapkan,” kata Allah,
dan itu sudah sangat baik buat kamu, jadi tidak malukah
kalian mengingini persyaratan-persyaratan lain?
(1) Sangat sedikitlah yang dituntut, “Hanya supaya kamu me-
nurut dan mau mendengar, supaya kamu sepakat untuk
taat (begitulah pemahaman beberapa orang), supaya kamu
menundukkan kehendak-kehendakmu kepada kehendak
Allah, menyetujuinya, dan menyerahkan dirimu dalam
segala hal untuk diperintah oleh Dia yang luar biasa bijak
dan baik hati tak terhingga.” Di sini tidak ada hartikel man
atas kedegilan mereka sebelumnya, juga kuk mereka tidak
diperberat atau lebih dikencangkan pada leher mereka.
Hanya, “Walaupun sebelumnya kamu menyimpang dan
keras kepala, dan tidak mau menurut dengan apa yang baik
bagi dirimu sendiri, maka sekarang jadilah orang yang
penurut, yang dapat dikuasai.” Ia tidak berkata, “Jika kamu
Kitab Yesaya 1:16-20
25
menjadi taat dengan sempurna,” melainkan, “Jika kamu
mau begitu,” sebab jika ada hati dan pikiran yang rela, itu
diterima.
(2) Sangatlah besar apa yang dijanjikan Allah itu.
[1] Bahwa semua dosa mereka akan diampuni, dan tidak
akan disebut-sebut lagi terhadap mereka. “Sekalipun
dosa-dosa itu merah seperti kirmizi dan kain kesumba,
sekalipun kamu berada di bawah rasa bersalah karena
darah yang kamu curahkan itu, namun, saat kamu ber-
tobat, semua itu pun akan diampuni bagimu, dan kamu
akan tampil putih seperti salju di hadapan Allah.” Per-
hatikanlah, para pendosa yang besar, jika mereka sung-
guh-sungguh bertobat, maka dosa mereka akan diam-
puni, dan dengan demikian hati nurani mereka akan
didamaikan dan dimurnikan. Mungkin dosa-dosa kita
merah seperti kirmizi dan kain kesumba, seperti bahan
pewarna yang sangat tua warnanya, yang dicelup dua
kali, pertama di dalam bulu domba kebobrokan asali
dan sesudah itu di dalam banyak benang-benang pe-
langgaran yang kita lakukan sendiri. Mungkin kita
sering jatuh terperosok karena banyak kali tergelincir ke
dalam dosa, dan mungkin kita telah lama berendam di
dalamnya, seperti kain di dalam bahan pewarna kirmizi.
Akan tetapi, pengampunan belas kasihan akan mem-
bersihkan sepenuhnya noda itu, dan dengan dibersih-
kan dengan hisop, kita menjadi tahir (Mzm. 51:9). Jika
kita membersihkan diri sendiri oleh pertobatan dan
pembaruan diri (ay. 16), Allah akan membuat kita men-
jadi putih oleh pengampuan yang penuh.
[2] Bahwa mereka akan memiliki semua kebahagiaan dan
penghiburan sebisa yang mereka idam-idamkan. “Jika
kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan
memakan hasil baik dari negeri itu, negeri yang dijanji-
kan itu. Kamu akan memiliki semua berkat kovenan
yang baru, dari Kanaan sorgawi, semua yang baik dari
negeri itu.” Orang-orang yang terus hidup di dalam
dosa, walaupun mereka dapat tinggal di dalam negeri
yang baik itu, tidak dapat makan dengan senang apa
yang baik dari negeri itu, rasa bersalah akan membuat
26
semuanya terasa pahit. Tetapi, jika dosa diampuni, sega-
la kesenangan yang diperoleh dari semua ciptaan Allah
menjadi kesenangan yang sesungguhnya.
2. Sudah sepantasnya mereka tidak dapat mengharapkan yang
lain daripada itu, jika mereka terus keras kepala dalam keti-
daktaatan mereka. Mereka akan ditinggalkan untuk kehancur-
an, dan hartikel man yang dijatuhkan harus dilaksanakan atas
mereka. Apa lagi yang lebih adil daripada itu? “Tetapi jika
kamu melawan dan memberontak (ay. 20), jika kamu terus
memberontak melawan pemerintahan ilahi dan menolak
tawaran kasih karunia ilahi, kamu akan dimakan oleh pedang,
dengan pedang musuh-musuhmu, yang akan diperintahkan
untuk menghancurkan kamu, dengan pedang keadilan Allah,
murka-Nya, dan pembalasan-Nya, yang akan dihunus mela-
wan kamu. Sebab inilah yang telah diucapkan oleh mulut
TUHAN, dan yang akan dilaksanakan-Nya, untuk menjaga ke-
hormatan-Nya sendiri.” Perhatikanlah, orang-orang yang tidak
mau diperintah oleh tongkat kerajaan Allah pasti dan sudah
sewajarnya akan dimakan oleh pedang-Nya.
“Dan pada hari ini Kuperhadapkan kepadamu kehidupan dan
kematian, berkat dan kutuk. Marilah, baiklah kita beperkara. Apa yang
membuatmu merasa keberatan dengan keadilan ini, atau menentang
untuk menuruti syarat-syarat Allah?”
Kebobrokan Yerusalem; Pembaruan Jemaat
(1:21-31)
21 Bagaimana ini, kota yang dahulu setia sekarang sudah menjadi sundal!
Tadinya penuh keadilan dan di situ selalu diam kebenaran, tetapi sekarang
penuh pembunuh. 22 Perakmu tidak murni lagi dan arakmu bercampur air. 23
Para pemimpinmu yaitu pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri.
Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela
hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka.
24 Sebab itu demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta alam, Yang
Mahakuat pelindung Israel; “Ha, Aku akan melampiaskan dendam-Ku ke-
pada para lawan-Ku, dan melakukan pembalasan kepada para musuh-Ku. 25
Aku akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu
dengan garam soda, dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya. 26
Aku akan mengembalikan para hakimmu seperti dahulu, dan para penasi-
hatmu seperti semula. Sesudah itu engkau akan disebutkan kota keadilan,
kota yang setia.” 27 Sion akan Kubebaskan dengan penghakiman yang adil
dan orang-orangnya yang bertobat akan Kubebaskan dengan tindakan yang
benar. 28 Tetapi orang-orang yang memberontak dan orang-orang berdosa
Kitab Yesaya 1:21-31
27
akan dihancurkan bersama, dan orang-orang yang meninggalkan TUHAN
akan habis lenyap. 29 Sungguh, kamu akan mendapat malu karena pohon-
pohon keramat yang kamu inginkan; dan kamu akan tersipu-sipu karena
taman-taman dewa yang kamu pilih. 30 Sebab kamu akan seperti pohon
keramat yang daunnya layu, dan seperti kebun yang kekurangan air. 31 Maka
yang kuat menjadi seolah-olah kapas dan pekerjaannya menjadi seolah-olah
bunga api; keduanya menimbulkan api dan tidak ada yang dapat memadam-
kan.
Di sini,
I. Kebobrokan Yehuda dan Yerusalem yang menyedihkan diratapi
dengan sangat pilu. Lihatlah,
1. Bagaimana keadaan kota kerajaan itu dahulu, sebuah kota
yang setia, setia kepada Allah dan kepentingan-kepentingan
kerajaan-Nya di antara manusia, setia kepada bangsa dan
kepentingan-kepentingan rakyatnya. Tadinya kota itu penuh
keadilan, keadilan dijalankan dengan semestinya di atas kursi-
kursi pengadilan yang didirikan di sana, yakni kursi-kursi
pengadilan milik keluarga raja Daud (Mzm. 122:5). Orang di
mana-mana bertindak jujur dalam segala urusan mereka, dan
tidak suka melakukan yang tidak adil. Kebenaran selalu diam
di situ, terus-menerus menetap di istana-istana mereka dan di
semua tempat tinggal mereka, bukan dipanggil melayani
sekali-sekali, sekarang dan nanti lagi kemudian, tetapi selalu
ada di rumah. Perhatikanlah, kota-kota suci, atau kota-kota
kerajaan-kerajaan, di segala tempat di mana agama diakui,
dan juga tempat-tempat di mana pemerintahan diselenggara-
kan, tidak satu pun yang bisa setia kepada tugas kewajiban-
nya, jika agama tidak tinggal di dalamnya.
2. Menjadi apa tempat-tempat itu sekarang. Istri yang cantik dan
saleh itu sekarang menjadi rusak akhlaknya dan menjadi
seorang sundal. Kebenaran tidak tinggal lagi di Yerusalem
(terras Astraea reliquit – Astrea telah meninggalkan bumi). Bah-
kan pembunuh-pembunuh tidak dihartikel m dan tinggal dengan
tenang di sana. Bukan itu saja, para pemimpin itu sendiri
begitu kejam dan suka menindas sehingga mereka tidak lebih
baik daripada pembunuh-pembunuh. Seorang yang tidak
bersalah lebih bisa menjaga diri terhadap sepasukan penjahat
atau pembunuh daripada terhadap pengadilan majelis hakim
semacam itu. Perhatikanlah, sangatlah parah kejahatan suatu
28
keluarga atau suatu bangsa, jika nenek moyang mereka justru
dahulunya terkenal baik dan jujur. Dan umumnya orang-
orang yang bejat akhlaknya seperti itu terbukti menjadi orang-
orang yang paling jahat dari semua manusia. Corruptio optimi
est pessima – Bila yang semula merupakan sesuatu yang ter-
baik lalu berubah rusak, ia menjadi yang terburuk (Luk. 11:26;
Pkh. 3:16). Lihat juga Yeremia 22:15-17. Kebobrokan Yeru-
salem digambarkan,
(1) Dengan kiasan-kiasan: Perakmu tidak murni lagi (ay. 22).
Kemerosotan akhlak para pemimpin ini, yang wataknya
bertolak belakang dari para leluhur mereka, merupakan
celaan dan penghinaan besar terhadap kerajaan bangsa
itu, seperti mata uang mereka yang merosot nilainya dan
perubahan perak mereka menjadi tidak murni lagi. Pemim-
pin-pemimpin yang benar dan kota-kota yang benar sama
seperti perak yang disimpan di dalam perbendaharaan,
tetapi orang-orang yang tidak benar sama seperti sanga
(kerak atau buih logam – pen.) yang dibuang sebagai sam-
pah. Ah, sungguh pudar emas itu! (Rat. 4:1). Arakmu sudah
dicampur air (ay. 22, TL), dan menjadi hambar dan asam.
Beberapa orang memahami kedua hal ini secara harfiah:
Arak yang mereka jual sudah dipalsukan, setengahnya me-
ngandung air belaka, uang yang mereka bayarkan yaitu
palsu, dan dengan begitu mereka menipu semua orang
yang berurusan dengan mereka. Tetapi lebih baik jika hal
itu dipahami secara kiasan: keadilan sudah diselewengkan
oleh pemimpin-pemimpin mereka, agama dan firman Allah
dibuat menjadi rumit oleh imam-imam mereka, dan dibuat
supaya dapat menyenangkan hati mereka. Sanga tetap da-
pat bersinar seperti perak, dan arak yang telah dicampur
dengan air dapat tetap berwarna seperti arak tulen, tetapi
keduanya sudah tidak berharga lagi. Jadi, mereka tetap
mempertahankan sifat pamer diri dan kepura-puraan da-
lam berbuat kebaikan dan keadilan, namun tidak ada mak-
na yang sejati di dalamnya.
(2) Dengan beberapa contoh (ay. 23): “Para pemimpinmu, yang
harus menjaga supaya orang lain tetap setia kepada Allah
dan tunduk kepada hartikel m-Nya, mereka sendiri justru
memberontak, dan menentang Allah hartikel m-Nya.” Orang-
Kitab Yesaya 1:21-31
29
orang yang seharusnya menahan para pencuri (penindas-
penindas sombong dan kaya, para perampok bejat, dan
orang-orang yang dengan sengaja menipu para pemberi
pinjaman kepada mereka, yang tidak lebih baik lagi),
mereka sendiri menjadi teman-teman para pencuri dan ber-
sekongkol dengan mereka, berbuat seperti yang mereka
lakukan, dan malah dengan lebih leluasa dan lebih berhasil
lagi, karena mereka yaitu para pemimpin dan memiliki
kekuasaan dalam tangan mereka. Mereka melindungi ke-
untungan yang diperoleh para pencuri dengan cara haram
itu, dan berbagi keuntungan itu bersama mereka (Mzm.
50:18) dan membuang undi ke tengah-tengah mereka (Ams.
1:13-14).
[1] Keuntungan dari jabatan-jabatan mereka merupakan
semua tujuan mereka, memanfaatkannya sebaik mung-
kin, benar atau salah. Mereka suka menerima suap,
dan mengejar sogok. Hati mereka terpatri pada gaji,
upah dan segala hak istimewa dari jabatan mereka, dan
mereka sangat serakah dengan semua itu, dan tidak
pernah merasa cartikel p. Bahkan, mereka akan melaku-
kan apa saja, meskipun sangat bertentangan dengan
hartikel m dan keadilan, supaya dapat menerima suap
secara diam-diam. Hadiah-hadiah dan pemberian-pem-
berian akan membutakan mata mereka setiap saat, dan
membuat mereka memutarbalikkan keadilan. Inilah
yang mereka sukai dan yang mereka kejar dengan
penuh semangat (Hos. 4:18).
[2] Kewajiban-kewajiban dari jabatan mereka tidak mereka
pedulikan. Seharusnya mereka wajib melindungi orang-
orang yang dirugikan dan bertanggung jawab atas per-
mohonan yang diajukan kepada mereka. Tetapi meng-
apa mereka lebih menyukai yang lain? Tetapi mereka
tidak membela hak anak-anak yatim, tidak peduli untuk
melindungi anak-anak yatim piatu, begitu juga perkara
janda-janda tidak sampai kepada mereka, karena janda
miskin tidak memiliki uang suap untuk diberikan, yang
dapat membuka jalan baginya dan melancarkan perka-
ranya. Orang-orang yang seharusnya melindungi yang
30
tertindas malah menjadi penindas, mereka akan dimin-
tai pertanggungjawaban besar untuk itu.
II. Sebuah keputusan diambil untuk menangani keluhan-keluhan ini
(ay. 24): Sebab itu demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta
alam, yang Mahakuat pelindung Israel, yang memiliki kuasa untuk
menggenapi apa yang Dia firmankan, yang memiliki bala tentara
yang siap untuk melaksanakan kehendak-Nya, dan yang kuasa-
Nya akan dikerahkan untuk Israel milik-Nya, Ha, Aku akan
melampiaskan dendam-Ku kepada para lawan-Ku. Amatilah,
1. Orang-orang jahat, khususnya pemimpin-pemimpin yang ke-
jam dan penindas, yaitu musuh-musuh Allah, lawan-lawan-
Nya, dan mereka akan dianggap seperti itu dan akan ditangani
seperti itu juga. Jika benih yang kudus menjadi bobrok, mere-
ka menjadi musuh-musuh rumah-Nya sendiri.
2. Mereka yaitu beban bagi Allah sorgawi, yang disiratkan
dalam rencananya yang hendak melampiaskan dendam-Nya
kepada mereka. Yang Mahakuat pelindung Israel, yang sang-
gup menanggung apa saja, bahkan yang menopang segala
sesuatu, mengeluh tentang bagaimana Dia disusahi dengan
kesalahan manusia (43:24; Am. 2:13).
3. Allah akan menentukan suatu waktu dan cara untuk melega-
kan diri-Nya dari beban ini, dengan membalas dendam terha-
dap orang-orang yang begitu membebani kesabaran-Nya. Di
sini Ia berbicara seperti seorang yang sedang bersorak-sorak
saat memikirkan apa yang akan terjadi nanti: Ha. Aku akan
melampiaskan dendam-Ku. Ia akan melegakan bumi dari
beban yang dikeluhkan (Rm. 8:21-22), akan melepaskan nama-
Nya sendiri dari celaan-celaan yang dipikul oleh nama-Nya. Ia
akan dilegakan dari lawan-lawan-Nya, dengan melakukan
pembalasan kepada para musuh-Nya. Ia akan memuntahkan
mereka dari mulut-Nya, dan dengan demikian dilegakan dari
mereka (Why. 3:16). Ia berbicara dengan penuh kegembiraan
mengenai hari pembalasan yang telah direncanakan-Nya
(63:4). Jika orang-orang yang mengaku percaya kepada Allah
tidak menyesuaikan diri mereka dengan gambar-Nya, sebagai
yang Mahakudus, Allah Israel (ay. 4), maka mereka akan me-
rasakan berat tangan-Nya sebagai yang Mahakuat pelindung
Israel (ay. 24): kekuatan-Nya, yang biasanya digunakan untuk
Kitab Yesaya 1:21-31
31
kepentingan mereka, akan dipersenjatai melawan mereka. De-
ngan dua cara Allah akan membebaskan diri-Nya dari keluhan
ini:
(1) Dengan cara memperbarui jemaat-Nya, dan memulihkan
hakim-hakim baik yang ada di dalam ruang hakim-hakim
yang rusak. Walaupun jemaat memiliki banyak sanga di
dalam dirinya, namun jemaat itu tidak akan dibuang,
tetapi akan dimurnikan (ay. 25): “Aku akan memurnikan
perakmu. Aku akan memperbaiki apa yang salah. Kejahatan
dan kenajisan akan ditindas dan tidak akan diterima,
penindas-penindas diganti dan dicabut dari kekuasaan yang
digunakan untuk melakukan kekacauan.” Ketika segala
sesuatu menjadi begitu buruk Allah dapat memperbaikinya,
dan menghasilkan suatu pembaruan yang sempurna. Keti-
ka Dia memulai, Dia akan mengakhirinya, akan menyingkir-
kan segala timah. Amatilah,
[1] Pembaruan suatu umat merupakan pekerjaan Allah
sendiri, dan jika itu dilakukan, Dia sendirilah yang me-
lakukannya: “Aku akan bertindak terhadap engkau. Aku
akan melakukannya untuk membangkitkan kembali
hidup keagamaan, yang Aku lakukan pada mulanya
untuk menanamnya.” Ia dapat melakukan hal itu de-
ngan mudah, dengan hanya membalik telapak tangan-
Nya. Dan Ia pasti berhasil dalam melakukannya, sebab
perlawanan seperti apa yang sanggup bertahan di
hadapan tangan Allah yang dinyatakan?
[2] Ia melakukan hal itu dengan memberkati mereka de-
ngan hakim-hakim dan pelayan-pelayan negara yang
baik (ay. 26): “Aku akan mengembalikan para hakimmu
seperti dahulu, untuk menegakkan pelaksanaan hartikel m
terhadap para pelaku kejahatan, dan para penasihatmu,
untuk mengatur urusan-urusan masyarakat, seperti se-
mula. Mereka itu yaitu orang-orang yang sama yang
telah diusir atau bisa jadi orang-orang yang berbeda
namun memiliki karakter yang sama baiknya.
[3] Ia melakukan hal itu dengan memulihkan keadilan dan
kebenaran di antara mereka (ay. 27), dengan menanam-
kan di dalam pikiran orang-orang asas-asas keadilan
32
dan memerintah hidup mereka dengan asas-asas itu.
Manusia dapat melakukan banyak hal dengan pengen-
dalian dari luar, tetapi Allah melakukannya dengan
berhasil melalui pengaruh Roh-Nya sebagai Roh yang
mengadili (4:4; 28:6). Lihat juga Mazmur 85:11-12.
[4] Pembaruan suatu bangsa akan menjadi penebusan dan
pertobatan mereka, sebab dosa merupakan penawanan
yang terburuk, perbudakan paling buruk, dan pene-
busan yang agung dan kekal yaitu penebusan yang
olehnya Israel dibebaskan dari segala kesalahannya
(Mzm. 130:8), dan Juruselamat yang terberkati yaitu
Dia yang akan menyingkirkan segala kefasikan dari Ya-
kub (Rm. 11:26), dan menyelamatkan umat-Nya dari
dosa-dosa mereka (Mat. 1:21). Semua orang tebusan Tu-
han akan menjadi orang-orang yang bertobat, dan perto-
batan mereka merupakan penebusan mereka: “Dan
umat-Nya yang bertobat, atau orang-orang dari umat-Nya
yang kembali (begitulah terjemahan agak bebas) akan
dibebaskan dengan kebenaran.” Allah mengerjakan pem-
bebasan bagi kita dengan cara mempersiapkan kita
untuk hal itu dengan keadilan dan kebenaran.
[5] Kebangkitan kebajikan suatu bangsa merupakan pemu-
lihan dari kehormatan mereka: Sesudah itu engkau
akan disebut kota keadilan, kota yang setia, yakni,
Pertama, “Engkau akan menjadi seperti itu.” Pem-
baruan tata pemerintahan merupakan langkah baik me-
nuju pembaruan kota dan negara juga.
Kedua, “Engkau akan mendapat pujian karena men-
jadi seperti itu.” Dan tidak ada pujian yang lebih besar
lagi bagi sebuah kota selain bahwa ia disebut sebagai
kota keadilan, dan bahwa ia mendapatkan kembali ke-
hormatan purbakala yang telah hilang ketika kota yang
tadinya setia itu menjadi sebuah kota sundal (ay. 21).
(2) Dengan menyingkirkan orang-orang yang tidak suka diper-
barui, supaya mereka tidak ada lagi, baik sebagai jerat
maupun kecemaran bagi kota yang setia itu.
[1] Yang diancamkan di sini merupakan penghancuran me-
nyeluruh. Mereka akan dihancurkan dan dihabiskan,
Kitab Yesaya 1:21-31
33
tidak sekadar dihartikel m dan diperbaiki. Pembasmian
mereka sampai ke akar-akarnya ini akan diperlukan
untuk penebusan Sion.
[2] Penghancuran itu merupakan penghancuran atas se-
muanya, yang akan melibatkan para pelanggar hartikel m
dan orang-orang berdosa bersama-sama, yakni, orang-
orang yang secara terang-terangan menjalani kehidupan
duniawi, yang benar-benar telah membuang semua
hidup keagamaan, dan kaum munafik yang menjalani
kehidupan jahat di balik jubah pengakuan keagamaan
mereka. Keduanya akan dihancurkan bersama-sama,
sebab mereka berdua sama-sama merupakan kejijikan
bagi Allah, keduanya yaitu orang-orang yang menen-
tang hidup keagamaan dan menyangkal diri sendiri
dengan kepura-puraan kehidupan keagamaan mereka.
Dan orang-orang yang meninggalkan TUHAN, yang ke-
pada-Nya mereka sebelumnya mengikat diri, akan habis
lenyap, seperti air dalam saluran pipa yang akan segera
habis ketika saluran itu dipotong dari sumbernya.
[3] Kehancuran itu merupakan kehancuran yang tidak dapat
dielakkan, tidak ada jalan keluar untuk melarikan diri.
Pertama, Berhala-berhala mereka tidak sanggup me-
nolong mereka, pohon-pohon keramat yang mereka ingin-
kan, dan taman-taman dewa yang mereka pilih, yakni
patung-patung, tumpukan berhala-berhala yang mereka
sembah di dalam hutan-hutan kecil mereka dan di ba-
wah pepohonan hijau, yang mereka sukai dan sangat
senangi, yang untuknya mereka telah meninggalkan
Allah yang sejati, dan yang mereka sembah secara pri-
badi di dalam taman mereka sendiri, bahkan ketika
penyembahan berhala dilarang bagi semua orang. “Ini
yaitu perbuatan pemberontak-pemberontak dan orang-
orang berdosa. Tetapi mereka akan mendapat malu
karena perbuatan itu, bukan dengan pertobatan yang
pura-pura, tetapi oleh karena keputusasaan (ay. 29).
Mereka akan dibuat malu atas berhala-berhala mereka,
sebab setelah menyanjung-nyanjung berhala-berhala
itu, mereka mendapati berhala-berhala itu tidak ada
gunanya bagi mereka, sebaliknya berhala-berhala itu
34
sendiri harus pergi sebagai tawanan” (46:1-2). Perhati-
kanlah, mereka yang menjadikan makhluk-makhluk
dan benda-benda ciptaan sebagai kepercayaan mereka,
hanya menciptakan kebingungan bagi mereka sendiri.
Kamu menyukai pohon-pohon keramat dan taman-
taman tetapi kamu sendiri akan menjadi,
1. “Seperti pohon keramat tanpa daun, menjadi kering
dan layu, terlepas dari semua hiasannya.” Pantaslah
pohon-pohon itu tidak berdaun, tidak mengeluarkan
buah, seperti pohon ara yang dikutuk Kristus.
2. Seperti kebun yang kekurangan air, yang tidak per-
nah disirami hujan atau tidak pernah diairi dengan
jerih payah (Ul. 11:10), yang tidak mempunyai mata
air (Kid. 4:15), dan akibatnya semua menjadi kering,
dan semua buahnya membusuk.” Demikianlah jadi-
nya nanti orang-orang yang percaya akan berhala-
berhala, atau yang mengandalkan kekuatan manusia
(Yer. 17:5-6). Tetapi, orang-orang yang percaya ke-
pada Allah tidak akan pernah mendapati Dia seperti
padang gurun (Yer. 2:31), atau seperti air yang tidak
dapat dipercayai (Yer. 15:18).
Kedua, Mereka tidak akan sanggup menolong diri
sendiri (ay. 31): “Maka yang kuat seolah-olah menjadi
seperti kapas, yang tidak saja cepat putus dan hancur
berantakan, tetapi juga mudah terbakar. Dan pekerja-
annya (begitulah tafsiran yang agak luas), yang ia
harapkan dapat memperkuat dan melindungi dirinya,
akan menjadi seolah-olah bunga api bagi kapasnya sen-
diri, akan membuatnya terbakar, ia dan pekerjaannya
akan bersama-sama terbakar. Rancangannya akan men-
jadi kehancurannya, hidupnya sendiri menyulut api
murka Allah, yang akan membakar sampai bagian ne-
raka yang paling bawah, dan tidak ada yang dapat
memadamkannya.” Ketika orang berdosa telah membuat
dirinya menjadi seperti kapas dan tunggul jerami, dan
Allah menjadikan diri-Nya sebagai api yang mengha-
nguskan bagi orang itu, maka apa yang dapat mencegah
kehancuran orang berdosa itu?
Kitab Yesaya 1:21-31
35
Sekarang, semua ini dapat diterapkan,
1. Kepada pekerjaan pembaruan yang berbahagia itu, yang dikerja-
kan pada zaman Hizkia sesudah kebobrokan yang mengerikan se-
masa pemerintahan Ahas. Saat itu orang-orang baik menjadi lebih
disukai, dan wajah-wajah orang jahat dipenuhi oleh rasa malu.
2. Kepada kembalinya orang Yehuda dari penawanan di Babel, yang
sepenuhnya telah menyembuhkan mereka dari pemujaan berhala.
3. Kepada Kerajaan Injil dan pencurahan Roh Kudus, yang dengan-
nya jemaat Perjanjian Baru akan dijadikan sebuah Yerusalem
baru, sebuah kota keadilan.
4. Kepada kedatangan Kristus yang kedua kali, ketika Dia akan mem-
bersihkan sepenuhnya tanah-Nya, ladang-Nya, akan mengumpul-
kan gandum ke dalam lumbung-Nya, ke dalam tempat penyimpan-
an-Nya, dan membakar sekam dan lalang dengan api yang tak ter-
padamkan.
PASAL 2
engan pasal ini dimulailah sebuah khotbah baru, yang dilanjut-
kan dalam dua pasal berikutnya. Pokok pembicaraannya yaitu
Yehuda dan Yerusalem (ay. 1). Dalam pasal ini sang nabi berbicara,
I. Tentang kemuliaan orang-orang Kristen, Yerusalem, dan je-
maat Injil di zaman akhir, dalam banyaknya orang yang masuk
ke dalamnya (ay. 2-3), dan damai sejahtera besar yang akan
dibawanya ke dalam dunia (ay. 4). Dari situ ia menyimpulkan
apa kewajiban kaum keturunan Yakub (ay. 5).
II. Tentang aib bangsa Yahudi, Yerusalem, sebagaimana ia pada
waktu itu, dan sebagaimana ia sesudah penolakannya ter-
hadap Injil dan ditolak Allah.
1. Dosa mereka membawa aib bagi mereka (ay. 6-9).
2. Allah dengan penghakiman-penghakiman-Nya akan meren-
dahkan mereka dan mempermalukan mereka (ay. 10-17).
3. Mereka sendiri harus malu karena sudah mengandalkan
berhala-berhala mereka dan kekuatan manusia (ay. 18-
22). Jadi sekarang, Yerusalem mana yang akan menjadi
tempat tinggal kita? Yerusalem yang penuh dengan penge-
tahuan akan Allah, yang akan menjadi kehormatan kekal
kita, atau Yerusalem yang penuh dengan kuda-kuda dan
kereta-kereta, perak dan emas, dan berhala-berhala se-
perti itu, yang pada akhirnya akan mempermalukan kita?
Pertumbuhan Jemaat Dinubuatkan
(2:1-5)
1 Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan
Yerusalem. 2 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat
D
38
rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
3 dan banyak sartikel bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung
TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-
Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar
pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.” 4 Ia akan menjadi hakim
antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak sartikel bangsa; maka
mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-
tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat
pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. 5 Hai
kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!
Judul untuk khotbah ini (ay. 1) sama dengan judul umum untuk
seluruh kitab ini (1:1), hanya saja apa yang di sana disebut sebagai
penglihatan di sini disebut sebagai firman yang dinyatakan kepada
Yesaya (atau pokok, hal, yang dilihatnya), yang kebenarannya ia
yakini sepenuhnya dalam pikirannya sendiri seolah-olah ia sudah
melihatnya dengan mata jasmaninya. Atau firman ini disampaikan
kepada Yesaya dalam suatu penglihatan, yaitu sesuatu yang ia lihat
ketika ia menerima pesan ini dari Allah. Yohanes berpaling untuk
melihat suara yang berbicara kepadaya (Why. 1:12).
Khotbah ini diawali dengan nubuat yang berkaitan dengan zaman
akhir, zaman Mesias, ketika kerajaan-Nya didirikan di dunia, di masa
akhir berlakunya peraturan Musa. Di hari-hari terakhir Yerusalem
duniawi, tepat sebelum kehancurannya, Yerusalem sorgawi ini akan
ditegakkan (Ibr. 12:22; Gal. 4:26). Perhatikanlah, zaman Injil yaitu
zaman akhir. Sebab,
1. Zaman itu lama datangnya, sudah sangat lama dinantikan oleh
orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama, dan pada akhirnya
datang juga.
2. Kita tidak perlu menantikan orde atau masa (dispensasi) anuge-
rah ilahi lain selain apa yang kita miliki dalam Injil (Gal. 1:8-9).
3. Kita harus menantikan kedatangan Yesus Kristus untuk kali
kedua pada akhir zaman, sebagaimana orang-orang kudus dalam
Perjanjian Lama menantikan kedatangan-Nya yang pertama. Wak-
tu ini yaitu waktu yang terakhir (1Yoh. 2:18).
Sekarang sang Nabi di sini menubuatkan tentang,
I. Pendirian jemaat Kristen, dan penanaman agama Kristen di du-
nia. Kekristenan akan menjadi gunung tempat rumah Tuhan
berdiri. Di mana Kekristenan diakui, di situ Allah berkenan hadir,
menerima penghormatan umat-Nya, dan memberikan pengajaran
Kitab Yesaya 2:1-5
39
dan berkat, seperti yang dilakukan-Nya dulu di bait Allah di
Gunung Sion. Jemaat Injil, yang dipadukan oleh hartikel m dasar
dari Kristus, akan menjadi tempat bertemunya semua keturunan
Abraham secara rohani. Nah, di sini dijanjikan,
1. Bahwa Kekristenan akan diberitakan dan diakui secara te-
rang-terangan. Kekristenan akan dipersiapkan (demikian taf-
siran luasnya) di hulu gunung-gunung, supaya dilihat dan di-
dengar semua orang. Dari sinilah murid-murid Kristus diban-
dingkan dengan sebuah kota di atas bukit, yang tidak mungkin
tersembunyi (Mat. 5:14). Banyak mata tertuju pada mereka.
Kristus sendiri berbicara terus terang kepada dunia (Yoh.
18:20). Apa yang dilakukan oleh para rasul tidak terjadi di tem-
pat yang terpencil (Kis. 26:26). Kekristenan itu seperti lampu
mercusuar, ia menetapkan patokan. Kekristenan ditentang di
mana-mana berarti ia dibicarakan di mana-mana.
2. Bahwa Kekristenan akan terpancang dan berakar teguh. Ia akan
didirikan di atas bukit-bukit yang berabad-abad, dibangun di
atas batu karang, sehingga alam maut tidak akan menguasainya,
kecuali alam itu bisa mencabut bukit-bukit sampai ke akar-
akarnya. Orang yang tinggal dengan aman dikatakan tinggal di
tempat-tempat tinggi (33:16). TUHAN telah meletakkan dasar Sion
Injili.
3. Bahwa Kekristenan tidak hanya akan mengatasi semua per-
lawanan, tetapi juga mengalahkan semua saingan. Ia akan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Hikmat Allah yang tersem-
bunyi ini akan bersinar terang mengalahkan semua hikmat
dunia ini, semua filsafat dan politiknya. Penyembahan rohani
yang akan diperkenalkannya akan meruntuhkan penyembah-
an berhala orang-orang kafir. Dan semua lembaga keagamaan
lain akan terlihat hina dina dibandingkan dengan Kekristenan.
Lihat Mazmur 68:17. Hai gunung-gunung yang berpuncak ba-
nyak, mengapa kamu menjeling cemburu, kepada gunung yang
dikehendaki Allah menjadi tempat kedudukan-Nya?
II. Dibawanya bangsa-bangsa bukan Yahudi ke dalamnya.
1. Bangsa-bangsa akan diperbolehkan masuk ke sana, bahkan
mereka yang tidak bersunat sekalipun, yang sebelumnya dila-
rang masuk ke dalam pelataran bait Allah di Yerusalem. Tem-
40
bok pemisah, yang memisahkan mereka di luar, menjauhkan
mereka darinya, akan diruntuhkan.
2. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana. Karena diberi
kebebasan untuk masuk, mereka akan memanfaatkan kebe-
basan mereka, dan banyak orang akan beramai-ramai meme-
luk iman Kristen. Mereka akan berduyun-duyun mengalir ke
sana, seperti aliran-aliran air, yang menggambarkan berlim-
pahnya para petobat yang akan dibawa Injil, dan betapa mere-
ka dengan bergegas dan ceria akan masuk ke dalam jemaat.
Mereka tidak akan dipaksa masuk ke dalamnya, tetapi akan
mengalir sendiri ke sana. Bangsamu akan merelakan diri,
semuanya menjadi sukarelawan (Mzm. 110:3). Kepada Kristus
akan takluk bangsa-bangsa (Kej. 49:10, KJV: akan berkumpul
bangsa-bangsa). Lihat pasal 60:4-5.
III. Bantuan dan dorongan yang akan diberikan oleh kumpulan para
petobat ini terhadap satu sama lain. Kasih sayang dan tekad hati
mereka yang saleh akan sedemikian bercampur baur sehingga
mereka akan datang dalam satu gelombang yang besar. Sama
seperti, ketika orang-orang Yahudi dari segala penjuru negeri
pergi tiga kali setahun untuk beribadah di Yerusalem, mereka
singgah di rumah teman-teman mereka di tengah jalan, dan
mengajak teman-teman itu untuk ikut pergi bersama-sama me-
reka, demikian pula banyak orang dari bangsa-bangsa bukan
Yahudi akan mengajak saudara, teman, dan tetangga mereka
untuk bergabung bersama-sama mereka dalam memeluk agama
Kristen (ay. 3): “Mari, kita naik ke gunung TUHAN. Meskipun jalan-
nya menanjak dan menawarkan hati, namun itu yaitu gunung
TUHAN, yang akan membantu jiwa kita untuk menerima Dia.”
Perhatikanlah, orang yang masuk ke dalam perjanjian dan per-
sekutuan dengan Allah sendiri harus membawa sebanyak mung-
kin orang yang dapat mereka bawa bersama mereka. Sudah sepa-
tutnya orang-orang Kristen menggugah satu sama lain untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan baik, dan untuk lebih memaju-
kan persekutuan para kudus dengan mengundang satu sama lain
ke dalam persekutuan itu. Bukan, “Naiklah kamu ke gunung
TUHAN, dan berdoalah bagi kami, tetapi kami akan tinggal di ru-
mah.” Atau, “Kami akan pergi, dan kamu lakukan apa saja yang
kamu mau.” Melainkan, “Mari, kita pergi, marilah kita pergi ber-
Kitab Yesaya 2:1-5
41
sama-sama, supaya dapat menguatkan tangan satu sama lain
dan mendartikel ng nama baik satu sama lain.” Bukan, “Kami akan
mempertimbangkannya, dan meminta nasihat untuk itu, lalu
pergi sesudahnya.” Melainkan, “Mari, kita pergi segera.” Lihat
Mazmur 122:1. Banyak orang akan mengatakan ini. Orang yang
kepadanya hal ini dikatakan akan mengatakannya kepada orang
lain. Gereja Injil di sini disebut bukan hanya sebagai gunung
TUHAN, melainkan juga rumah Allah Yakub. Sebab di dalamnya
perjanjian Allah dengan Yakub dan keturunannya yang berdoa
tetap dijaga dan mendapati penggenapannya. Sebab kepada kita
sekarang, seperti halnya kepada mereka, Ia tidak pernah berkata,
carilah Aku dengan sia-sia! (45:19). Sekarang lihatlah di sini,
1. Apa yang mereka janjikan pada diri mereka sendiri dengan
naik ke gunung TUHAN. Di sana Ia akan mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya. Perhatikanlah, jalan-jalan Allah harus dipela-
jari dalam jemaat-Nya, dalam persekutuan dengan umat-Nya,
dan dengan menjalankan ketetapan-ketetapan yang sudah
ditentukan, yaitu jalan-jalan kewajiban yang dituntut-Nya
supaya kita berjalan di dalamnya, dan jalan-jalan anugerah
yang di dalamnya Ia berjalan menghampiri kita. Allah-lah yang
mengajar umat-Nya, melalui firman dan Roh-Nya. Sungguh
berharga bersusah payah untuk naik ke gunung kudus-Nya
supaya diajar tentang jalan-jalan-Nya, dan orang yang mau
bersusah payah seperti itu tidak akan pernah mendapati jerih
payah mereka sia-sia. Kita akan mengenal jika kita berusaha
sungguh-sungguh untuk mengenal TUHAN.
2. Apa yang mereka janjikan bagi diri mereka sendiri dan satu
sama lain: “Jika Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, maka
kita akan berjalan menempuhnya. Jika Ia memberi tahu kita
tentang kewajiban kita, maka kita dengan anugerah akan
menjalankannya dengan kesadaran hati.” Siapa yang mende-
ngarkan firman Allah dengan tekad yang rendah hati ini tidak
akan dibiarkan pergi tanpa mendapat pelajaran.
IV. Sarana yang dengannya hal ini akan terwujud: Dari Sion akan
keluar pengajaran (KJV: hartikel m), hartikel m Perjanjian Baru, hartikel m
Kristus, seperti dulu hartikel m Musa keluar dari Gunung Sinai,
yaitu firman TUHAN dari Yerusalem. Injil yaitu hartikel m, hartikel m
iman. Injil yaitu firman Tuhan. Ia keluar dari Sion, di mana bait
42
Allah dibangun, dan dari Yerusalem. Kristus sendiri memulai dari
Galilea (Mat. 4:23; Luk. 23:5). Tetapi, ketika menugaskan para
rasul-Nya untuk memberitakan Injil ke semua bangsa, Ia menun-
juk mereka untuk memulai di Yerusalem (Luk. 24:47). Lihat Roma
15:19. Meskipun sebagian besar dari mereka berumah di Galilea,
namun mereka harus tinggal di Yerusalem, untuk menerima Roh
yang dijanjikan di sana (Kis. 1:4). Dan di bait Allah di Gunung
Sion mereka memberitakan Injil (Kis. 5:20). Keho