jauh letaknya dan abad-abad di masa akan datang men-
dengar apa yang Allah telah kerjakan. Mereka betul bisa mendengar-
nya. Mereka akan mendengarnya dari Kitab Suci, dengan sama
yakinnya seperti orang-orang yang berada di dekat bangsa-bangsa
tetangga dan yang hidup di kala itu. Namun, siapa pun itu yang men-
610
dengar apa yang telah Allah lakukan, apakah mereka ada di dekat
atau jauh, biarlah mereka mengakui keperkasaan-Nya, bahwa keper-
kasaan-Nya tidak dapat dilawan, dan bahwa Ia dapat melakukan
segala sesuatu. Sangat dungulah orang yang mendengar apa yang
telah Allah lakukan tetapi tidak mau mengakui keperkasaan-Nya.
Nah, apa itu yang telah Allah lakukan yang kita harus perhatikan
dan yang darinya kita harus mengakui keperkasaan-Nya?
I. Ia telah menimbulkan kengerian kepada para pendosa di Sion (ay.
14): Orang-orang murtad diliputi kegentaran. Ada pendosa-pendosa
di Sion, orang-orang murtad, yang menikmati berbagai hak isti-
mewa Sion dan terlibat dalam pelayanan dan pekerjaan Sion,
tetapi hati mereka tidak luruh di hadapan Allah. Mereka meme-
lihara hal-hal dosa tersembunyi di balik topeng pengakuan bibir,
jadi ini sungguh membenarkan dosa kemurtadan atau kemunafik-
an mereka. Para pendosa di Sion akan dimintai pertanggungan
jawab yang luar biasa besar melebihi pendosa-pendosa lain. Juga,
tempat mereka di Sion jauh dari menjadi tempat keamanan bagi
mereka, malah lebih memberatkan dosa dan hartikel man mereka.
Nah, para pendosa di Sion itu, walaupun diam-diam selalu me-
rasa takut dan ngeri luar biasa, akan ditimpa dengan kecemasan
yang tidak biasanya dari penghartikel man oleh hati nurani mereka
sendiri,
1. Saat mereka melihat pasukan Asyur mengepung Yerusalem
dan bersiap membakarnya menjadi debu, dan menghanguskan
lebah di sarangnya. Karena tidak bisa meloloskan diri ke Me-
sir, seperti yang telah dilakukan sebagian orang, dan karena
tidak percaya akan janji-janji yang Allah telah berikan kepada
nabi-nabi-Nya bahwa Ia akan menyelamatkan mereka, mereka
menjadi kehabisan akal dan berlarian seperti orang kehilangan
pikiran, sambil berteriak-teriak, “Siapakah di antara kita yang
dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Marilah kita
tinggalkan kota ini dan lari menyelamatkan diri. Siapakah di
antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?”
Siapa yang akan menyelamatkan kita dari api yang mengha-
biskan ini? Demikian beberapa orang membacanya. Lihatlah di
sini bagaimana para pendosa di Sion sampai begitu menderita
ketika penghakiman Allah datang. Ketika masih hanya dian-
cam, mereka meremehkan penghakiman-Nya itu dan tidak
Kitab Yesaya 33:13-24
611
peduli. Tetapi ketika penghakiman itu tiba untuk dijalankan,
mereka lari ke arah yang sama sekali berlawanan, dan karena
itu malah memperbesar dan memperparah penghakiman itu.
Mereka menyebutnya api yang menghabiskan dan perapian
yang abadi, putus asa karena tidak akan memperoleh kelepas-
an dan pertolongan. Orang-orang yang memberontak terhadap
perintah-perintah firman tidak dapat memperoleh penghibur-
annya di saat membutuhkan. Atau lebih tepat lagi,
2. Saat mereka melihat pasukan Asyur dihancurkan. Sebab, ke-
hancuran pasukan Asyur itu yaitu api yang dibicarakan
sebelumnya (ay. 11-12). Ketika para pendosa di Sion menyak-
sikan betapa mengerikannya pelaksanaan murka Allah, mere-
ka dilanda ketakutan hebat, karena menyadari sendiri bahwa
mereka telah membuat marah Allah dengan diam-diam me-
nyembah allah-allah lain. Dan karena itulah mereka berseru,
Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang
menghabiskan ini, yang di depannya pasukan yang sedemikian
besar ini saja menjadi seperti semak duri? Siapakah di antara
kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini, yang telah
membuat orang-orang Asyur dibakar menjadi kapur? (ay. 12).
Begitulah yang mereka katakan, atau yang akan mereka kata-
kan. Perhatikanlah, penghakiman-penghakiman Allah atas
musuh-musuh Sion akan menghantam para pendosa di Sion
dengan kengerian, bahkan Daud sendiri gemetar dengan se-
mua penghakiman-Nya itu (Mzm. 119:120). Allah sendiri ada-
lah api yang menghabiskan (Ibr. 12:29). Siapa yang tahan ber-
diri di hadapan-Nya? (1Sam. 6:20). Murka-Nya akan selama-
lamanya membakar orang-orang yang telah menjadikan diri
mereka sendiri sebagai bahan bakar murka-Nya itu. Murka-
Nya itu yaitu api yang tidak akan pernah padam, dan tidak
akan padam sendiri. Sebab, itu yaitu murka dari satu Allah
yang abadi yang memangsa hati nurani dari satu jiwa yang
tidak dapat mati. Para pendosa yang paling berani sekalipun
tidak tahan menghadapinya, tidak akan tahan terhadap pelak-
sanaan penghakiman-Nya atau penantian yang menakutkan
akan penghakiman tersebut. Maka kiranya hal ini memba-
ngunkan kita semua untuk melarikan diri dari murka yang
akan datang, dengan berlari kepada Kristus sebagai tempat
pelarian kita.
612
II. Dengan penuh kemurahan hati Ia telah menyediakan keamanan
bagi umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Dengarkan ini, dan akui-
lah keperkasaan-Nya dalam membuat orang yang hidup dalam ke-
benaran, yang berbicara dengan jujur, untuk tinggal aman di
tempat-tempat tinggi (ay. 15-16). Kita dapati di sini,
1. Sifat orang benar, yang dipertahankannya bahkan di masa-
masa ketika ada kejahatan di mana-mana, di segala keadaan.
(1) Ia hidup dalam kebenaran. Dalam seluruh perilakunya ia
bertindak menurut aturan-aturan keadilan, dan memper-
lakukan semua orang sesuai dengan apa yang menjadi
keharusan bagi mereka, kepada Allah apa yang patut diteri-
ma-Nya, serta juga kepada manusia. Hidupnya yaitu kebe-
naran itu sendiri. Ia tidak akan melakukan dengan sengaja
sesuatu yang tidak adil hanya demi dunia.
(2) Ia berbicara dengan jujur, kejujuran (begitulah maksud-
nya). Ia berbicara apa yang benar dan yang sesungguhnya,
dengan maksud yang jujur. Ia tidak bisa memikirkan satu
hal dan berbicara hal yang lain, tidak melihat ke satu arah
dan berjalan ke arah lain. Perkataannya baginya sama ku-
dusnya seperti sumpahnya, dan bukan ya dan tidak sekali-
gus.
(3) Ia begitu jauh dari kerakusan untuk mendapatkan keun-
tungan dengan cara yang tidak benar hingga ia menghina-
nya. Ia anggap rendah dan kotor dan tidak pantas bagi se-
orang yang terhormat untuk memperkaya diri sendiri de-
ngan cara menimpakan kesukaran kepada sesamanya. Ia
menolak dengan jijik untuk melakukan sesuatu hal yang
tidak benar, bahkan yang kasar, walaupun ia punya ke-
sempatan untuk itu. Ia tidak menilai tinggi keuntungan itu
sendiri, dan karena itu dengan mudah membenci keun-
tungan yang diperoleh secara tidak jujur.
(4) Jika ia disodori uang suap, supaya melencengkan keadilan,
ia mengebaskan tangannya, dengan luar biasa jijik, meng-
anggap diri sangat terhina ditawarkan suap seperti itu.
(5) Ia menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan apa
saja yang mengarah kepada kekejaman atau penumpahan
darah, atau segala hasutan untuk mengajak dia membalas
dendam (Ayb. 31:30). Ia menutup telinga kepada orang-
Kitab Yesaya 33:13-24
613
orang yang bersuka ria dalam perang dan membujuk dia
untuk membuang undi di tengah-tengah mereka (Ams. 1:14,
16).
(6) Ia menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan. Be-
gitu jijiknya ia terhadap dosa sampai ia tidak tahan melihat
orang lain melakukannya, dan ia sendiri berjaga-jaga terha-
dap segala kesempatan berbuat dosa. Siapa yang mau men-
jaga kemurnian jiwanya, ia harus menjaga dan memperhati-
kan dengan ketat semua indra tubuhnya, harus menghenti-
kan telinganya untuk mendengarkan berbagai godaan, dan
memalingkan matanya dari menatap kesia-siaan.
2. Penghiburan orang benar, yang dialaminya bahkan di saat-
saat ketika ada bencana di mana-mana (ay. 16).
(1) Ia akan aman. Ia akan luput dari api yang menghabiskan
dan perapian yang abadi itu. Ia akan diperbolehkan ber-
hubungan dan bersekutu dengan Allah itu, yang yaitu api
yang menghabiskan, tetapi yang akan menjadi cahaya yang
menyukakan hatinya. Dan, mengenai segala kesusahan
yang menimpanya sekarang, dialah seperti orang yang ting-
gal aman di tempat-tempat tinggi, jauh dari jangkauan semua
kesusahan itu, bahkan ia sama sekali tidak mendengar
ribut-ribut kesusahan itu. Ia sama sekali tidak akan disa-
kiti oleh kesusahan itu, bahkan sama sekali tidak dibuat
takut terhadapnya, pada waktu banjir besar terjadi, itu
tidak melandanya. Atau, jika kesusahan itu sampai menye-
rangnya, maka bentengnya ialah kubu di atas bukit batu,
kokoh dan tak tergoyahkan, dikartikel hkan oleh alam serta ke-
ahlian. Kuasa ilahi akan menjaganya aman, dan imannya
akan kuasa itu akan menjaganya tenteram. Tuhan Allah,
Sang Batu yang Teguh, akan menjadi menaranya yang tinggi.
(2) Ia akan disediakan keperluannya. Ia tidak akan kekurang-
an apa-apa yang diperlukannya: rotinya disediakan, sekali-
pun musuh mengepung dengan paling ketat dan perbekal-
an dihentikan. Dan air minumnya terjamin, yakni, ia akan
terjamin dengan air yang tidak ada hentinya, sehingga ia
tidak akan minum dengan takaran dan terheran-heran.
Orang-orang yang takut Tuhan tidak akan kekurangan apa
pun yang baik bagi mereka.
614
III. Allah akan melindungi Yerusalem, dan melepaskannya dari tangan
para penyerbunya. Badai yang mengancam mereka ini akan ber-
lalu, dan mereka akan menikmati masa-masa kemakmuran kem-
bali. Banyak contoh diberikan di sini mengenai kemakmuran ini.
1. Hizkia akan menanggalkan kain berkabungnya, dan kesedihan
wajahnya akan sirna. Ia akan tampil di depan rakyat dalam
keagungannya, dalam jubah rajawinya dengan penuh semarak
(ay. 17), yang menimbulkan sukacita besar bagi semua rakyat-
nya yang terkasih. Orang-orang yang hidup benar tidak hanya
disediakan rotinya, dan air minumnya terjamin, tetapi juga
dengan mata iman mereka akan melihat Raja segala raja
dalam keagungan-Nya, keagungan kekudusan, dan keagungan
itu akan terpancar ke atas mereka.
2. Setelah pengepungan pasukan Asyur diangkat dari mereka,
yang sebelumnya membuat mereka terkurung di dalam tem-
bok-tembok Yerusalem, mereka akan bebas pergi keluar Yeru-
salem untuk mengerjakan urusan atau berpelesir tanpa baha-
ya jatuh ke dalam tangan musuh. Mereka akan melihat negeri
yang terbentang jauh. Mereka akan mengunjungi seluruh
pelosok negeri, dan melihat-lihat negeri-negeri tetangga, yang
sungguh akan menyenangkan lagi setelah sekian lama terku-
rung. Demikianlah orang-orang percaya memandang Kanaan
sorgawi, tanah yang terbentang jauh itu, dan merasa terhibur
dengan pemandangan itu dalam masa-masa buruk.
3. Ingatan akan ketakutan yang mereka alami dahulu akan me-
nambah rasa senang akan kelepasan mereka (ay. 18): Dalam
hatimu engkau akan memikirkan kengerian yang sudah-sudah,
memikirkannya dengan perasaan senang ketika kengerian itu
sudah berlalu. Engkau akan mengira engkau masih men-
dengar bunyi peringatan di telingamu, yang berteriak-teriak,
“Pasukan siap, pasukan siap! Semua orang di tempat jaganya
masing-masing. “Sudah lenyapkah juru hitung atau petugas
pencatat pertempuran? Cobalah ia tampil menyiapkan daftar
prajurit. Sudah lenyapkah juru timbang dan juru bayar pasuk-
an? Cobalah ia melihat berapa banyak uang yang ada, untuk
menyiapkan bayaran biaya pertahanan. Sudah lenyapkah orang
yang menghitung menara-menara? Cobalah ia bawa masuk
hitungannya, supaya jumlah orang yang mampu bisa ditempat-
kan di tiap menara.” Atau semua kata-kata ini bisa diartikan
Kitab Yesaya 33:13-24
615
juga sebagai sorak-sorai kemenangan Yerusalem atas pasukan
Asyur yang kalah telak itu, dan ini lebih tepat lagi karena
Rasul Paulus menunjuk pada kata-kata ini ketika ia berbang-
ga penuh kemenangan atas hikmat dunia ini, yang dibuat
bodoh oleh Injil Kristus (1Kor. 1:20). Si anak dara, putri Sion,
menghina semua persiapan perang pasukan Asyur. Di mana
juru hitung atau kepala pasukan Asyur? Sudah lenyapkah ia?
Di mana juru timbang (atau bendahara), dan di mana ahli-ahli
yang menghitung menara-menara? Mereka semua sudah mati
atau melarikan diri. Tamatlah mereka semua.
4. Mereka tidak akan lagi merasa ngeri ketakutan melihat orang
Asyur, yang pada dasarnya bangsa yang biadab dan buas, ter-
lebih lagi terhadap orang Yehuda. Orang Asyur itu dari bangsa
yang bahasanya asing, yang tidak dapat mengerti permohonan
ataupun keluhan orang Yehuda, dan karena itu berpura-pura
tuli kepada mereka, dan juga tidak dapat dimengerti oleh
orang lain: “Mereka itu bangsa yang logatnya samar, sehingga
tidak dapat dipahami, yang akan membuat mereka lebih me-
nakutkan lagi (ay. 19). Matamu tidak akan lagi melihat mereka
buas seperti itu, sebaliknya wajah mereka berubah saat
mereka semua menjadi mayat-mayat.”
5. Mereka tidak akan lagi dipenuhi kecemasan akan bahaya yang
menimpa Yerusalem-Sion dan rumah Allah yang ada di sana
(ay. 20): “Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita, kota
tempat perayaan-perayaan kudus kita yang agung dipelihara,
tempat di mana kita biasanya berkumpul untuk menyembah
Allah di dalam ibadah-ibadah bersama.” Orang-orang benar di
antara mereka, dalam masa kesesakan, sangatlah merasa
pedih untuk Sion karena masalah ini, bahwa itu yaitu kota
pertemuan raya, bahwa para penakluk akan membakar rumah
Allah dan mereka tidak bisa lagi memelihara perayaan-peraya-
an agung mereka itu. Pada masa bahaya besar melanda selu-
ruh negeri, kepedulian kita yang utama seharusnya mengenai
agama atau ibadah kita, dan kota-kota pertemuan raya kita
seharusnyalah yang menjadi perhatian hati kita daripada kota-
kota kuat atau kota-kota tempat persediaan. yaitu dengan
mata yang tertuju kepada hal inilah, maka Tuhan Allah hen-
dak mengerjakan kelepasan bagi Yerusalem, karena itu yaitu
kota perayaan-perayaan ibadah agung. Jadi kiranya semua
616
perayaan itu dipelihara dengan segenap hati nurani, sebagai
kemuliaan suatu bangsa, dan dengan begitu kita boleh bersan-
dar pada Allah untuk memagari kemuliaan itu. Ada dua hal
yang dijanjikan di sini kepada Yerusalem:
(1) Keamanan yang kuat dasarnya. Yerusalem akan menjadi
tempat kediaman yang aman bagi umat Allah. Mereka tidak
akan diserbu dan diganggu, seperti sebelumnya, oleh rasa
cemas akan bahaya pedang dari perang ataupun pengania-
yaan (29:20). Yerusalem akan menjadi tempat kediaman
yang aman, sebab ia yaitu kota pertemuan raya kita.
Orang biasanya ingin agar ada ketenangan di rumahnya
sendiri, namun terlebih lagi bila ada ketenangan di dalam
rumah Allah dan tidak ada yang membuat kita takut ber-
ada di sana. Demikianlah yang akan terjadi dengan Yeru-
salem. Dan matamu akan melihat Yerusalem, yang akan
memberi kepuasan besar kepada orang benar (Mzm. 128:5-
6). “Supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur
hidupmu, dan damai sejahtera atas Israel. Engkau akan
hidup untuk melihatnya dan mengalaminya.”
(2) Kemapanan yang tidak tergoyahkan. Yerusalem, kota perte-
muan raya kita, hanyalah sebuah kemah dibandingkan
dengan Yerusalem Baru. Segala perwujudan kemuliaan dan
anugerah ilahi sekarang ini tidak ada apa-apanya diban-
dingkan dengan perwujudan kemuliaan dan anugerah ilahi
yang disimpan dan disediakan nanti di kehidupan akan
datang. Walaupun begitu, Yerusalem yaitu kemah yang
kuat yang tidak berpindah-pindah, tidak dapat diruntuh-
kan. Setelah masalah ini berlalu, Yerusalem akan menik-
mati damai sejahtera yang tetap dalam waktu lama. Hak-
hak istimewanya yang kudus, yang menjadi patok dan tali
kemahnya, tidak akan dicabut darinya, tidak pula ada
gangguan yang menimpa kehidupan dan pelaksanaan iba-
dah-ibadahnya. Jemaat Allah di bumi yaitu sebuah
kemah, yang walaupun bisa dipindahkan dari satu tempat
ke tempat lain, tidak akan bisa diruntuhkan selama dunia
berdiri. Sebab, di setiap abad, Kristus akan memiliki suatu
keturunan yang melayani-Nya. Janji-janji dari perjanjian
yaitu patok jemaat, yang tidak pernah akan dicabut, dan
segala tata aturan dan ketetapan Injil yaitu tali-talinya,
Kitab Yesaya 33:13-24
617
yang tidak akan putus. Semua itu tidak dapat digoncang-
kan, walaupun langit dan bumi dapat, sebaliknya semua-
nya akan tetap tinggal.
6. Tuhan Allah sendiri akan menjadi pelindung dan Penyelamat
mereka (ay. 21-22). Inilah yang menjadi dasar utama keyakin-
an mereka: “Betapa mulia TUHAN kita itu, dan Ia akan menun-
jukkan kemuliaan-Nya demi kita dan menjadi kemuliaan kita
sedemikian hebatnya sampai memudar kemuliaan musuh
yang hendak menyaingi-Nya.” Tuhan Allah, yang Mahapemu-
rah, yaitu Tuhan yang mulia. Sebab kebaikan-Nya yaitu
kemuliaan-Nya. Allah akan menjadi Penyelamat Yerusalem
dan Tuhannya yang mulia,
(1) Sebagai Penjaga terhadap musuh-musuh mereka dari luar.
Dia akan menjadi seperti tempat yang penuh sungai dan
aliran yang lebar. Yerusalem tidak punya sungai besar apa
pun yang mengalir melaluinya, seperti yang dipunyai kota-
kota hebat. Tidak ada, selain sungai kecil Kidron. Ia keku-
rangan salah satu benteng alam terbaik, serta juga salah
satu keuntungan terbesar bagi perdagangan, dan atas per-
soalan inilah maka musuh-musuhnya memandang hina
penduduk Yerusalem, dan tidak ragu lagi menjadikan me-
reka mangsa empuk. Namun, kehadiran dan kuasa Allah
cartikel p pada segala waktu untuk memenuhi kekurangan
kita yang kita temui dalam makhluk atau benda ciptaan,
dalam kekuatan dan keindahannya. Kita memiliki segala-
galanya di dalam Allah, semua yang kita perlukan atau rin-
dukan. Banyak keuntungan lahiriah yang tidak dimiliki
oleh Yerusalem seperti yang terdapat di tempat-tempat lain,
tetapi di dalam Allah ada yang lebih baik daripada yang
dimiliki tempat lain itu. Tetapi, jika ada sungai dan aliran
yang lebar di sekeliling Yerusalem, bukankah ini bisa mem-
buka jalan bagi armada kapal penyerbu? Oh tidak. Ini ada-
lah sungai-sungai dan aliran-aliran dari Allah di mana
perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak
menyeberanginya, tidak akan ada pasukan perang atau
kapal besar. Jika Allah sendiri yang menjadi sungainya,
tidak akan ada jalan bagi musuh. Musuh tidak akan dapat
menemukan jalan atau memaksakan diri melaluinya.
618
(2) Sebagai Penuntun bagi segala perkara mereka di rumah:
“Sebab TUHAN ialah Hakim kita, kepada-Nya kita bertang-
gung jawab, kepada penghakiman-Nya kita menghadapkan
diri, kepada penghakiman-Nya kita tunduk, dan karena itu
kita berharap Ia akan menghakimi bagi kita. TUHAN ialah
yang memberi hartikel m bagi kita. Perkataan-Nya merupakan
hartikel m bagi kita, dan kepada-Nya setiap pikiran dalam diri
kita dibawa ke dalam kepatuhan. TUHAN ialah Raja kita,
kepada-Nya kita memberi hormat dan penghargaan, setia,
dan karena itu Dia akan menyelamatkan kita.” Sebab,
seperti halnya perlindungan menarik kesetiaan, demikian
pula kesetiaan boleh mengharapkan perlindungan, dan
akan memperolehnya jika bersama Allah. Dengan iman kita
menerima Kristus sebagai Raja dan Penyelamat kita, dan
dengan begitu bergantung kepada-Nya dan membaktikan
diri kepada-Nya. Amatilah, betapa dengan suasana penuh
kemenangan dan hati yang terpusat pada nama Allah yang
mulia, hati mereka terhibur dengan ini: TUHAN ialah Hakim
kita, TUHAN ialah yang memberi hartikel m bagi kita; TUHAN
ialah Raja kita, yang karena ada oleh diri-Nya sendiri, juga
Maha Mencartikel pi oleh diri-Nya sendiri, dan Maha Mencartikel pi
untuk kita.t
7. Musuh-musuh akan terhentak dan tergoncang hatinya, dan
segala kekuatan dan rencana mereka hancur, seperti kapal di
laut dalam goncangan karena cuaca, tidak dapat melalui badai
dan hancur, akibat tali-talinya rusak, tiang layar patah, dan
tidak bisa diperbaiki (ay. 23). Tali-talimu, orang Asyur, sudah
kendor. Mereka seperti kapal yang tali-talinya kendor, atau
ditinggalkan oleh awak kapal, ketika menyerah setelah tahu
mereka tidak bisa menegakkan lagi tiang layar, dan bahwa
kapal pasti akan tenggelam. Mereka sangka Yerusalam pasti
menjadi miliki mereka. Tetapi ketika mereka baru saja masuk
pelabuhan, dan walaupun segala sesuatu sudah menjadi milik
mereka, mereka sama sekali tidak bisa maju lagi, dan tidak
dapat membentangkan layar, tetapi tinggal di tempat sampai
Allah menumpahkan kemarahan murka-Nya ke atas mereka.
Musuh-musuh jemaat Allah sering dilucuti segala perlengkap-
an dan persenjataan mereka saat mereka pikir sudah hampir
mencapai tujuan.
Kitab Yesaya 33:13-24
619
8. Harta kekayaan di perkemahan orang Asyur akan menjadi ja-
rahan yang kaya bagi orang Yehuda: Pada waktu itu orang
akan membagi-bagi rampasan banyak-banyak. Ketika sebagian
besar pasukan terbunuh, yang sisanya melarikan diri kebi-
ngungan, dan dalam keadaan terburu-buru begitu rupa sam-
pai (seperti orang Aram) meninggalkan begitu saja kemah
mereka mereka, sehingga segala harta yang ada di dalamnya
jatuh ke dalam tangan orang-orang yang terkepung selama itu.
Dan bahkan orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan.
Orang-orang yang mau tinggal berlama-lama di negeri sung-
guh membagi-bagi rampasan itu. Begitu mudahnya semua itu
terjadi sampai bukan saja orang yang kuat bisa menguasai
harta itu, tetapi juga bahkan orang lumpuh, yang tangannya
lumpuh sehingga tidak bisa bertempur, dan kakinya juga,
sehingga tidak bisa mengejar. Seperti halnya kemenangan
yang mereka peroleh tidak mendatangkan bahaya bagi mere-
ka, demikian pula jarahan yang mereka dapat tidak disertai
jerih payah. Dan jarahan itu begitu berlimpahnya sampai
orang yang maju dan tiba lebih dulu membawa pergi sebanyak
yang mereka bisa, dan bahkan orang lumpuh, yang tiba ter-
lambat, masih mendapat cartikel p. Demikianlah Allah menimbul-
kan yang baik dari yang jahat, dan tidak saja membebaskan
Yerusalem, tetapi juga membuatnya kaya raya dan diberi ganti
rugi secara berlimpah atas segala kerugian yang mereka de-
rita. Begitulah, betapa ketakutan dan kesesakan umat Allah
berakhir dengan sedemikian baik dan penuh penghiburan.
9. Baik sakit-penyakit maupun dosa disingkirkan. Dan pada saat
itu sakit-penyakit pun disingkirkan dalam belas kasihan seba-
gai hasilnya, dan orang dipulihkan, bahkan dosa pun dising-
kirkan.
(1) Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: “Aku
sakit.” Seperti halnya orang-orang lumpuh akan menjarah
jarahan, demikian juga dengan orang-orang yang sakit,
kendati dengan segala kelemahan, mereka bergerak pergi
ke perkemahan yang sudah ditinggalkan dan mengambil
apa saja bagi mereka. Atau, waktu itu akan ada suasana
sukacita begitu rupa di mana-mana sampai bahkan orang-
orang sakit pun ketika itu melupakan penyakit mereka
berserta dukanya, dan bergabung bersama orang banyak
620
dalam bersuka ria. Kebebasan kota mereka akan menjadi
kesembuhan mereka. Atau, itu berarti bahwa sementara
sakit-penyakit menular umumnya menjadi akibat dari pe-
ngepungan musuh atau kemalangan yang berkepanjangan,
tidaklah demikian halnya dengan Yerusalem, penduduknya
malah, bersamaan dengan kemenangan dan perdamaian
yang mereka peroleh, mendapatkan kesehatan dan tidak
akan ada keluh kesah atas sakit-penyakit di pintu-pintu
gerbang mereka. Atau, orang-orang sakit akan menanggung
penyakit mereka tanpa mengeluh asalkan mereka melihat
segalanya baik-baik saja dengan Yerusalem. Rasa duka dan
pedih kita seharusnya tenggelam dalam ucapan puji syu-
kur atas belas kasihan yang diterima semua orang.
(2) Dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya.
Bukan saja bangsa itu diampuni dari kesalahan negeri
ketika penghakiman terhadap seluruh bangsa disingkirkan,
tetapi juga orang perorangan yang tinggal di dalam bangsa
itu akan bertobat dan diperbaharui, dan dosanya diam-
puni. Dan hal ini dijanjikan demikian, karena ini merupa-
kan dasar bagi semua berkat dan anugerah lainnya. Allah
akan melakukan demikian, dan melakukannya bagi umat-
Nya, Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap
kesalahan mereka (Ibr. 8:12). Dosa yaitu penyakit dari
jiwa. Ketika Allah mengampuni dosa, Ia menyembuhkan
penyakit itu. Dan ketika sakit-penyakit dosa disembuhkan
oleh belas kasihan yang mengampuni, sengatan penyakit
jasmani pun diambil keluar dan penyebabnya disingkirkan.
Demikianlah, penduduk tidak akan sakit lagi, atau paling
kurang tidak akan berkata, “Aku sakit.” Jika pelanggaran
disingkirkan, maka kita tidak akan berkeluh kesah atas
kemalangan jasmani. Percayalah, hai anak-Ku, dosamu su-
dah diampuni (KJV: Anak-Ku, bergembiralah, dosamu sudah
diampuni).
PASAL 34
alam pasal ini kita temukan penghakiman mematikan ke atas
bangsa-bangsa yang menjadi musuh bagi jemaat dan umat
Allah, walaupun hanya bangsa Edom yang disebutkan. Penghakiman
ini terjadi akibat permusuhan lama dari Esau terhadap Yakub, yang
merupakan perlambang dari permusuhan yang lebih kuno lagi, yaitu
dari Kain terhadap Habel, dan yang turun dari permusuhan yang
sebenarnya dari si ular terhadap keturunan si perempuan. Ada ke-
mungkinan nubuat akan penghakiman ini tergenapi dalam kehancur-
an besar-besaran yang dilakukan pertama-tama oleh pasukan Asyur,
atau lebih tepat lagi oleh pasukan Nebukadnezar beberapa waktu sete-
lah itu, di antara bangsa-bangsa tetangga Israel dan sangat merugikan
mereka. Sang penakluk perkasa itu bermegah dalam darah yang ter-
curah dan meninggalkan negeri-negeri itu hancur luluh, dan dalam
peristiwa itu, di luar rencananya, ia menggenapi apa yang diancam-
kan Allah terhadap musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh umat-
Nya. Walaupun demikian, beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa
peristiwa ini dimaksudkan sebagai pernyataan akan penghartikel man
murka Allah terhadap semua orang yang berjuang melawan semua
kepentingan kerajaan-Nya di antara manusia, bahwa penghartikel man-
Nya itu sering kali digenapi melalui penghancuran besar-besaran
yang terjadi oleh karena peperangan antara bangsa-bangsa dan ber-
bagai bentuk penghakiman lainnya yang mendatangkan kehancuran.
Dan pada akhirnya penghartikel man itu akan digenapi sepenuh-penuh-
nya pada saat kebinasaan menyeluruh dari segala sesuatu pada hari
penghakiman dan penghartikel man terakhir atas semua orang fasik.
Dalam pasal ini kita temukan,
I. Tuntutan agar semua orang dari segala bangsa memperhati-
kan (ay. 1).
D
622
II. Pemandangan akan darah dan kebingungan yang mengeri-
kan (ay. 2-7).
III. Alasan untuk penghakiman ini (ay. 8).
IV. Kelanjutan dari kehancuran ini, negeri itu dibuat seperti
lautan Sodom (ay. 9-10), dan kota-kotanya ditinggalkan un-
tuk berbagai jenis binatang buas dan segala burung kemati-
an (ay. 11-15).
V. Peneguhan yang sungguh-sungguh atas terjadinya semua
peristiwa ini (ay. 16-17). Karena itu, dengarlah, dan gemetar-
lah.
Ancaman terhadap Musuh-musuh Allah
(34:1-8)
1 Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah, hai
sartikel -sartikel bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan
segala yang terpancar dari padanya. 2 Sebab TUHAN murka atas segala bangsa,
dan hati-Nya panas atas segenap tentara mereka. Ia telah mengkhususkan
mereka untuk ditumpas dan menyerahkan mereka untuk dibantai. 3 Orang-
orangnya yang mati terbunuh akan dilemparkan, dan dari bangkai- bangkai
mereka akan naik bau busuk; gunung-gunung akan kebanjiran darah mereka.
4 Segenap tentara langit akan hancur, dan langit akan digulung seperti gulung-
an kitab, segala tentara mereka akan gugur seperti daun yang gugur dari pohon
anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara. 5 Sebab pedang-Ku yang di
langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Ku-
khususkan untuk ditumpas. 6 TUHAN mempunyai sebilah pedang yang berlu-
muran darah dan yang penuh lemak, yaitu darah anak-anak domba dan kam-
bing-kambing jantan dan lemak buah pinggang domba-domba jantan. Sebab
TUHAN mengadakan penyembelihan korban di Bozra dan pembantaian besar di
tanah Edom. 7 Banteng-banteng akan rebah mati bersama-sama domba dan
kambing itu, dan lembu-lembu jantan yang muda bersama-sama lembu-lembu
jantan yang gagah, seluruh negerinya diresapi oleh darah, dan tanah mereka
penuh dengan lemak. 8 Sebab TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan
tahun pengganjaran karena perkara Sion.
Di sini kita dapati sebuah nubuat, dan juga sebuah sejarah, seperti di
bagian lain Alkitab, tentang peperangan Tuhan, yang kita yakin kedua-
nya sungguh benar dan terjadi dengan penuh keberhasilan. Dunia ini,
sebagai ciptaan-Nya, Ia berbuat baginya. Namun, begitu ia ada dalam
kepentingan Iblis, yang disebut sebagai ilah dunia ini, maka Ia ber-
tempur melawannya.
I. Inilah sangkakala ditiup dan perang dikumandangkan (ay. 1). Se-
mua bangsa harus dengar dan perhatikan, bukan hanya karena
apa yang Allah hendak lakukan patut mendapat perhatian mereka
Kitab Yesaya 34:1-8
623
(seperti pada 33:13), tetapi juga karena mereka semua punya
kepentingan di dalamnya. Dengan merekalah Allah berselisih. Me-
lawan merekalah Allah datang maju dengan murka-Nya. Biarlah
mereka pasang perhatian, bahwa Allah yang Mahabesar sedang
marah terhadap mereka. Murka-Nya menyala ke atas semua
bangsa, dan karena itu biarlah semua bangsa datang mendekat
untuk mendengar. Adakah sangkakala ditiup di suatu kota (Am.
3:6), dan aku mengangkat atas mereka penjaga-penjaga, firman-
Ku: Perhatikanlah bunyi sangkakala! (Yer. 6:17). Tuhanlah yang
empunya bumi serta segala isinya (Mzm. 24.1) dan Dia layak
didengarkan sebagai Pencipta dan Tuannya. Dunia harus mende-
ngar, dan segala yang terpancar dari padanya, yaitu anak-anak
manusia, yang keluar dari bumi, dari tanah, berasal daripadanya
dan akan kembali kepadanya. Atau juga, semua hasil-hasil dari
tanah dipanggil juga, yang lebih mungkin akan mendengar dari-
pada para pendosa, yang hatinya sudah mengeras terhadap pang-
gilan dan seruan Allah. Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan
TUHAN (Mi. 6:2). Ini sungguh suatu hal yang bertolak belakang
dan sekaligus adil, bahwa seluruh dunia diajak untuk peduli ter-
hadap hal yang menyangkut keadilan bagi mereka.
II. Inilah pernyataan yang diumumkan, yang menyatakan:
1. Dengan siapa Allah menyatakan perang (ay. 2): Sebab TUHAN
murka atas segala bangsa. Mereka semua bersekongkol mela-
wan Allah dan agama, semuanya berpihak pada si Jahat, dan
karena itu Ia marah dengan mereka semua, bahkan dengan
semua bangsa yang melupakan Dia. Dalam zaman yang lam-
pau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya ma-
sing-masing (Kis. 14:16), tetapi sekarang Dia tidak akan lagi
tinggal diam. Seperti halnya mereka semua telah merasakan
manfaat dari kesabaran-Nya, demikian juga mereka sekarang
harus siap merasakan kemarahan-Nya. Secara khusus hati-
Nya panas atas segenap tentara mereka,
(1) Sebab dengan tentara itu, bangsa-bangsa telah berbuat ja-
hat terhadap umat Allah. Mereka mengucurkan darah umat
Allah, dan karena itu mereka juga pasti harus diberi darah
untuk diminum.
624
(2) Sebab mereka mempercayakan harapan mereka pada ten-
tara-tentara mereka itu dalam menghadapi keadilan dan
kuasa Allah, dan karena itu ke atas tentara-tentara itulah
kemarahan Allah pertama-tama akan menimpa. Pasukan
tentara di hadapan kemarahan Allah hanyalah seperti rum-
put kering di depan api yang menghanguskan, tak peduli
seberapa banyaknya jumlah mereka dan gagah beraninya
mereka.
2. Untuk siapa Ia berperang, dan apa dasar dan alasan dari
peperangan itu (ay. 8): Sebab TUHAN mendatangkan hari pem-
balasan, dan hak Dia-lah dendam dan pembalasan, dan Ia
tidak pernah tidak adil dalam menampakkan murka-Nya (Rm.
3:5). Seperti halnya ada suatu hari kesabaran Tuhan, demi-
kian pula ada suatu hari pembalasan-Nya. Sebab, walaupun Ia
panjang sabar, tidak selamanya Ia membiarkan. Saat itu ada-
lah tahun pengganjaran karena perkara Sion. Sion yaitu kota
kudus, kota kemuliaan kita, sebuah perlambang dan gambar-
an dari jemaat Allah di dalam dunia. Sion pantas berseteru de-
ngan para tetangganya karena segala perbuatan jahat mereka
terhadapnya, karena segala tindakan khianat dan biadab
mereka terhadap dia, dengan menajiskan benda-benda kudus-
nya, meruntuhkan semua istananya, dan membunuh putera-
puteranya. Ia telah berserah kepada Allah untuk membela per-
karanya itu, dan Allah akan melakukannya pada waktunya,
yaitu pada waktu yang ditetapkan-Nya, untuk menolongnya.
Pada saat itulah Ia akan mengganjar para penganiaya dan
penindasnya atas segala kejahatan yang telah mereka lakukan
kepadanya. Perkaranya akan diurus, bahwa Sion telah diperla-
kukan salah dan dalam perkara itu Sion kepunyaan Allah
telah diperlakukan tidak benar. Penghartikel man akan dijatuh-
kan atas keputusan ini dan akan dilaksanakan. Perhatikanlah,
ada suatu waktu yang sudah ditetapkan menurut keputusan
ilahi mengenai pembebasan jemaat dan kehancuran musuh-
musuhnya, yaitu suatu tahun bagi orang-orang yang dibebas-
kan, yang akan datang, tahun pengganjaran karena perkara
Sion. Karena itu, kita harus menunggu dengan sabar sampai
saat itu tiba, dan janganlah menghakimi sebelum waktunya.
Kitab Yesaya 34:1-8
625
III. Inilah pelaksanaan perang itu dan cara-caranya, yang ditetapkan
dengan kepastian yang tidak akan keliru dan pasti akan berhasil.
1. Pedang Tuhan yang di langit sudah mengamuk (KJV: dimandi-
kan). Inilah segala persiapan yang dibuat untuk perang itu (ay.
5). Mungkin ini menunjuk pada semacam kebiasaan yang di-
miliki orang pada waktu itu untuk memandikan atau mence-
lupkan pedang mereka ke dalam suatu cairan tertentu, untuk
mengeraskan atau mengilapkan pedang. Ini sama seperti meng-
asah dan menggosoknya supaya mengilap (Yeh. 21:9-11). Pe-
dang Allah diasah dan digosok di sorga, dalam hikmat dan kepu-
tusan-Nya, dalam keadilan dan kuasa-Nya, dan tidak ada yang
akan tahan di hadapannya.
2. Lihat, ia turun. Apa yang telah ditetapkan-Nya akan dijalankan
tanpa gagal. Pedang itu akan turun dari sorga, dan semakin
tinggi tempatnya, maka begitu turun, semakin berat pula ia
jatuh. Ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan
untuk ditumpas. Bangsa yang ada di bawah kutukan-Nya akan
dihartikel m binasa olehnya. Sengsara, selamanya sengsara, orang-
orang yang oleh dosa-dosa mereka membuat mereka ada di ba-
wah kutukan Allah. Sebab, pedang Allah tanpa meleset akan
mengikuti kutukan Tuhan dan menjalankan hartikel mannya. Dan
siapa yang dikutuki-Nya, sungguh menjadi terkutuk. Pedang itu
turun untuk menghakimi, untuk menjalankan penghakiman
atas para pendosa. Perhatikan, pedang perang Allah selamanya
merupakan pedang keadilan. Kita membaca bahwa dari mulut-
Nya keluar sebilah pedang tajam dan Ia menghakimi dan
berperang dengan adil (Why. 19:11, 15).
3. Bangsa-bangsa dan tentara mereka akan diserahkan kepada
pedang itu (ay. 2): Ia menyerahkan mereka untuk dibantai, dan
saat itu mereka tidak bisa menyelamatkan diri dan teman-
teman mereka pun tidak bisa membebaskan mereka darinya.
Mereka yang dibantai yaitu yang Allah serahkan kepada si
pembantai, sebab kunci maut ada di tangan-Nya. Dan dalam
menyerahkan mereka kepada si pembantai, Ia telah menum-
pas mereka. Kebinasaan mereka sudah pasti saat Allah meng-
hartikel m mereka untuk itu, seolah-olah saat itu juga mereka
sudah binasa, sungguh-sungguh binasa. Sesungguhnya Allah
telah menyerahkan para musuh jemaat-Nya yang kejam ke da-
lam tangan si pembantai ketika Ia mengucapkan firman itu
626
(Why. 13:10), Barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pe-
dang, ia harus dibunuh dengan pedang, sebab Tuhan itu benar.
4. Sesuai dengan hartikel man itu, seorang pembantai sadis akan
dihadirkan di antara mereka (ay. 6): TUHAN mempunyai sebi-
lah pedang, ketika pedang itu turun untuk suatu tugas, ia
akan menjalankannya secara besar-besaran. Pedang itu berlu-
muran, sangat penuh, darah, darah yang disembelih, dan pe-
nuh lemak mereka. Saat hari belas kasihan dan kesabaran
Allah yang telah disalahgunakan itu habis, maka pedang ke-
adilan-Nya tidak akan memberi ampun, tidak menyayangkan
seorang pun. Manusia, oleh karena dosa, telah kehilangan ke-
hormatan kodrat manusiawinya dan membuat dirinya seperti
binatang yang binasa. Dan karena itu sudah selayaknya mere-
ka tidak usah mendapatkan belas kasih dan rasa hormat yang
sepantasnya bagi kodrat manusia. Mereka lebih pantas dibu-
nuh seperti binatang, dan tidak ada bedanya untuk memban-
tai sepasukan manusia daripada menyembelih sekawanan
domba atau kambing dan mengambil gemuk dari buah-buah
pinggang domba-domba jantan. Bukan itu saja, pedang Tuhan
bukan saja membunuh domba-domba dan kambing-kambing,
pasukan-pasukan prajurit, para prajurit biasa yang miskin,
tetapi juga (ay. 7), banteng-banteng akan rebah mati bersama-
sama domba dan kambing itu, dan lembu-lembu jantan yang
muda bersama-sama lembu-lembu jantan yang gagah, tak
peduli mereka itu biasanya sombong, kuat dan ganas (raja-raja
di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira [Why.
6:15]). Pedang Tuhan menjadikan mereka semua sebagai
mangsa empuk seperti domba dan kambing. Yang paling per-
kasa di antara semua manusia pun bukanlah apa-apa di ha-
dapan murka Allah yang Mahabesar. Lihat pekerjaan berdarah
apa yang akan terjadi: seluruh negerinya diresapi oleh darah,
seperti hujan yang sering turun di atasnya dengan berlimpah.
Dan tanah mereka, tanah yang kering dan tandus, penuh
dengan lemak dari orang-orang yang terbunuh dalam segenap
kekuatan mereka, seperti bangkai binatang. Bukan itu saja,
gunung-gunung, yang keras dan berbatuan, akan kebanjiran
(KJV: mencair oleh) darah mereka (ay. 3). Ungkapan-ungkapan
ini bersifat hiperbola (berlebihan, seperti penglihatan rasul
Yohanes mengenai darah yang mengalir sampai ke kekang
Kitab Yesaya 34:1-8
627
kuda [Why. 14:20]), dan dipakai karena kedengaran sangat
menakutkan bagi indra kita (yang membuat kita bahkan ge-
metar memikirkan sedemikian berlimpahnya curahan darah
manusia), dan karena itu sesuai untuk mengungkapkan kenge-
rian murka Allah, yang menakutkan melebihi segenap pengerti-
an dan ungkapan. Lihatlah apa yang sama-sama diperbuat
dosa dan murka di dalam dunia ini, dan pikirkan betapa lebih
mengerikan lagi murka itu bila ia datang, yang merebahkan
banteng-banteng ke ujung-ujung tongkat yang tertanam di
lubang perangkap.
5. Pembantaian besar-besaran ini akan menjadi korban besar
bagi keadilan Allah (ay. 6): TUHAN mengadakan penyembelihan
korban di Bozra. Di sanalah baju Sang Penebus Agung menjadi
merah oleh darah (63:1, KJV). Korban-korban persembahan
pada waktu dulu dimaksudkan untuk kehormatan Allah, su-
paya jelas bahwa Dia membenci dosa dan menuntut tebusan
bagi dosa, dan bahwa tidak ada lain selain darah yang bisa
membuat pendamaian. Karena itu, untuk semua tujuan inilah
pembunuhan itu dilakukan, supaya di dalamnya murka Allah
nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia,
khususnya permusuhan mereka yang fasik dan lalim terhadap
umat-Nya, yang merupakan dosa yang karenanya orang Edom
dikenal bersalah. Pada saat korban-korban persembahan be-
sar, segala binatang berlimpah dibunuh, hekatom (korban per-
sembahan umum secara besar-besaran – pen.) dipersembah-
kan, dan darah mereka dicurahkan di depan mezbah. Dan
demikian pula yang akan terjadi pada hari ini saat pembalasan
Tuhan dilakukan. Dan pada saat itu seluruh bumi sudah akan
diresapi dengan darah orang-orang berdosa seandainya Yesus
Kristus, Sang Pendamaian Agung, tidak menumpahkan darah-
Nya bagi kita. Tetapi, barang siapa menolak Dia dan tidak mau
ikut dalam perjanjian dengan Allah melalui Sang Korban ini, ia
menjadikan dirinya sendiri jatuh sebagai korban ke dalam
murka ilahi. Orang-orang berdosa yang terhartikel m menjadi
korban-korban persembahan selama-lamanya (Mrk. 9:48-49).
Barang siapa tidak mempersembahkan korban (yang merupa-
kan tabiat dari orang-orang fasik (Pkh. 9:2), ia harus dipersem-
bahkan sebagai korban.
628
6. Orang-orang yang dibunuh ini akan sangat dibenci oleh umat
manusia, dan orang akan merasa luar biasa jijik terhadap me-
reka, seperti dulunya mereka merasa begitu ketakutan terha-
dap orang-orang itu (ay. 3): Orang-orangnya yang mati terbunuh
akan dilemparkan, dan tidak ada yang peduli untuk mengu-
burkan mereka dengan selayaknya. Sebaliknya, dari bangkai-
bangkai mereka akan naik bau busuk, sedemikian rupa sehing-
ga oleh karena bau yang sangat busuk itu dan juga karena pe-
mandangan yang memuakkan itu, semua orang dibuat men-
jadi marah terhadap dosa dan ketakutan akan murka Allah.
Orang-orang yang terbunuh itu tergeletak tanpa dikuburkan,
supaya mereka tinggal menjadi tugu-tugu peringatan akan
keadilan ilahi.
7. Pengaruh dan akibat dari pembantaian ini yaitu terjadinya
kebingungan dan kebinasaan besar-besaran di mana-mana,
seolah-seolah seluruh alam ini melebur dan mencair habis (ay.
4): Segenap tentara langit akan hancur. Matahari menjadi gelap,
dan bulan tampak hitam pekat, atau berubah menjadi merah
darah. Langit sendiri akan digulung seperti gulungan kitab, se-
perti dilakukan orang ketika selesai membacanya, atau tergu-
lung dan mengerut oleh karena panasnya api. Bintang-bintang
akan berguguran seperti daun-daun di musim gugur. Segala
kecantikan, sukacita dan penghiburan dari bangsa yang sudah
takluk itu akan hilang lenyap, tata hartikel m dan pemerintahan,
serta seluruh kuasa dan kekuasaan akan runtuh, selain pedang
perang saja yang berdiri. Para penakluk di masa-masa itu biasa-
nya membuat negeri-negeri yang mereka taklukkan menjadi lu-
luh lantak, dan kehancuran menyeluruh seperti ini digambar-
kan di sini dengan berbagai ungkapan kiasan, yang sungguh-
sungguh akan menjadi nyata nanti saat segala sesuatu menjadi
hancur lebur pada akhir zaman. Menjelang akhir zaman ter-
sebut, atau hari penghakiman terakhir, Allah kadang-kadang
menjalankan penghakiman-penghakiman luar biasa ke atas
bangsa-bangsa yang berdosa sebagai perlambang, tanda, dan
pendahulu bagi akhir zaman itu. Karena itu, hendaklah kita
dibangunkan untuk merenungkan hal ini, karena untuk alasan
inilah semua ungkapan ini digambarkan di sini, dan juga dalam
Wahyu 6:12-13. Namun, semua peristiwa yang akan terjadi itu
tidak juga selalu digambarkan dalam bentuk kiasan, seperti
Kitab Yesaya 34:9-17
629
dalam 2 Petrus 3:10, di mana kita diberitahukan bahwa langit
akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur
dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang
ada di atasnya akan hilang lenyap.
Ancaman-ancaman terhadap Musuh-musuh Allah
(34:9-17)
9 Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi ter, dan tanahnya menjadi
belerang; negerinya akan menjadi ter yang menyala-nyala. 10 Siang dan ma-
lam negeri itu tidak akan padam-padam, asapnya naik untuk selama-lama-
nya. Negeri itu akan menjadi reruntuhan turun-temurun, tidak ada orang
yang melintasinya untuk seterusnya. 11 Burung undan dan landak akan
mendudukinya, burung hantu dan burung gagak akan tinggal di dalamnya.
TUHAN menjadikannya campur baur dan kosong tepat menurut rencana-
Nya. 12 Jin-jin akan diam di dalamnya, dan para pemukanya akan tidak ada
lagi; tidak ada lagi di sana yang dimaklumkan sebagai raja, dan semua pe-
mimpinnya sudah lenyap. 13 Duri-duri akan tumbuh di puri- purinya, rum-
put dan puteri malu di tempat-tempatnya yang berkubu, sehingga menjadi
tempat kediaman serigala, dan lapangan bagi burung unta. 14 Di sana ber-
papasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan
temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian.
15 Di sana ular pohon bersarang dan bertelur, mengeram sampai telurnya
menetas; burung-burung dendang saja berkumpul di sana, masing-masing
dengan pasangannya. 16 Carilah di dalam kitab TUHAN dan bacalah: Satupun
dari semua makhluk itu tidak ada yang ketinggalan dan yang satu tidak
kehilangan yang lain; sebab begitulah perintah yang keluar dari mulut
TUHAN, dan Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan mereka. 17 Ia sendiri
telah membuang undi dan membagi-bagi negeri itu di antara mereka dengan
tali pengartikel r; mereka akan mendudukinya sampai selama-lamanya dan
akan tinggal di situ turun-temurun.
Nubuat ini tampak sangat suram, tetapi pasti cakupannya tidak ha-
nya sampai pada Edom dan Bozra.
1. Nubuat ini menggambarkan perubahan-perubahan menyedihkan
yang sering dilakukan melalui Pemeliharaan Ilahi, di berbagai ne-
geri, kota, istana-istana, dan keluarga. Tempat-tempat yang telah
berkembang pesat, secara aneh sering menjadi lemah dan hancur
perlahan-lahan. Sekarang ini kita tidak tahu lagi di mana letak
tempat-tempat yang dulunya pernah berdiri kota-kota besar yang
dipuji-puji dalam sejarah. Negeri-negeri yang berhasil, dengan ber-
jalannya waktu, berubah menjadi tandus, dan kota-kota padat
yang ramai menjadi tumpukan reruntuhan. Puri-puri tua yang
membusuk tampak menyeramkan, reruntuhannya sama mena-
kutkan seperti pasukannya di kala dulu.
630
2. Nubuat itu menggambarkan penghakiman-penghakiman yang mem-
binasakan yang merupakan akibat dari murka Allah dan pengha-
kiman-Nya yang adil terhadap musuh-musuh jemaat-Nya. Semua
ini akan ditimpakan-Nya pada saat terjadinya hari pembalasan dan
tahun pengganjaran karena perkara Sion. Orang-orang yang hendak
meruntuhkan jemaat tidak akan pernah bisa melakukannya, malah-
an sebaliknya mereka sendiri yang pasti akan hancur lebur.
3. Nubuat itu menggambarkan kehancuran akhir dari dunia yang
fasik ini, yang disimpan untuk hari penghakiman (2Ptr. 3:7). Bumi
itu sendiri, ketika ia dan segala pekerjaan yang ada di dalamnya
dihanguskan, sepengetahuan saya, akan berubah menjadi neraka
bagi orang-orang yang menaruh hatinya pada perkara-perkara
dunia ini.
Walaupun begitu, nubuatan ini menunjukkan kepada kita apa yang
akan menjadi nasib dari bangsa yang kena murka-Nya.
I. Negeri itu akan menjadi seperti lautan Sodom (ay. 9-10). Sungai-
sungai Edom, yang mengairi tanahnya serta menyenangkan dan
menyegarkan penghuninya, sekarang akan berubah menjadi ter,
mengental dan mengeras, hitam pekat, bergerak-gerak sedikit
saja, atau bahkan tidak sama sekali. Aliran sungai mereka yang
deras berubah menjadi aliran ter yang malas, demikian kata Sir R.
Blackmore. Tanahnya menjadi belerang. Begitu keringnya dosa
telah membuat tanah mereka sehingga menjadi mudah terbakar
dan mulai terbakar begitu kena percikan pertama dari murka
Allah saat menghantamnya. Dan, begitu sudah mulai terbakar,
segera saja seluruhnya menjadi ter yang menyala-nyala. Api ada
di mana-mana, tidak saja di rumah atau kota, melainkan juga
seluruh isi negeri terbakar. Dan tidak ada kuasa mana pun yang
mampu mengecilkan atau memadamkan api itu. Negeri itu ter-
bakar terus-menerus, tanpa henti, dan siang dan malam tidak
akan padam-padam. Siksaan yang menerpa mereka yang ada di
neraka, atau yang ada neraka di dalam hati nuraninya sendiri, ber-
langsung terus tanpa putus-putusnya. Asapnya naik untuk selama-
lamanya. Selama para pendosa yang membangkitkan amarah ada
di bumi, dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, dan menam-
bah jumlah kawanan orang-orang berdosa, untuk menambah lagi
murka TUHAN (Bil. 32:14), maka di situ akan ada satu Allah di
Kitab Yesaya 34:9-17
631
sorga yang akan menghartikel m mereka untuk perbuatan mereka
itu. Dan selama suatu bangsa tetap meneruskan pergantian para
pendosa, maka Allah pun akan terus mengadakan pergantian
wabah-wabah bagi mereka. Selain itu, barangsiapa yang jatuh di
bawah murka Allah, ia tidak akan pernah bisa pulih kembali. Tak
peduli seberapa ringannya orang memandang murka-Nya itu, ia
pasti akan merasakan bahwa ngeri benar, kalau jatuh ke dalam
tangan Allah yang hidup. Jika tanah itu sudah ditentukan untuk
binasa, maka tidak akan ada seorang pun yang mau melewatinya,
para pelancong lebih memilih jalan memutar yang jauh sekalipun
daripada mendekatinya dan mencium baunya.
II. Kota-kotanya akan menjadi seperti rumah-rumah tua yang lapuk,
yang karena sudah lama ditinggalkan para pemiliknya, kelihatan
sangat menyeramkan, dihuni oleh segala binatang pemangsa atau
burung-burung pembawa pertanda buruk. Lihatlah, betapa hina
dinanya tampak istana-istana musuh. Gambaran yang diberikan
di sini sungguh elok dan halus.
1. Allah akan menandai mereka untuk dihancurkan dan dibina-
sakan. TUHAN menjadikannya campur baur dan kosong tepat
menurut rencana-Nya. Ini mengartikan keadilan dari hartikel man
yang dijatuhkan ke atas negeri itu. Hartikel man itu diberikan se-
suai dengan aturan keadilan dan pelaksanaannya tepat sesuai
dengan hartikel mannya. Penghancurannya tidak dilakukan sem-
barangan begitu saja, melainkan dengan tali pengartikel r. Keada-
an campur baur dan kosong yang menyeliputi seluruh muka
negeri itu akan seperti yang terjadi pada seluruh bumi ketika
ia masih tohu-bohu (kata yang persis digunakan di sini), yaitu
belum berbentuk dan kosong (Kej. 1:2). Dosa akan segera meng-
ubah sorga menjadi kacau balau, dan merusak kecantikan se-
luruh ciptaan. Bilamana ada kacau balau, di situ segera ada
kekosongan. Namun, kedua keadaan itu ditetapkan oleh sang
Penguasa dunia, dan dalam artikel ran yang tepat.
2. Para pembesar dari negeri itu akan dipisahkan satu sama lain,
dan seorang pun tidak akan berani muncul (ay. 12): Para
pemukanya tidak akan ada lagi untuk mengurus perkara-per-
kara besar yang menghadang mereka, dan tidak satu pun yang
akan ada untuk menanggung kehancuran ini dalam tangan
mereka. Para pemimpinnya, setelah mendengar kabar buruk
632
dibawa kepada mereka, tidak akan ada apa-apanya, kehabisan
akal, dan tidak mampu berbuat apa-apa, untuk melindungi
diri dari kehancuran.
III. Bahkan rumah-rumah megah dan perkasa akan menjadi hutan
belukar (ay. 13). Tidak hanya rumput, duri-duri akan tumbuh di
puri- purinya, rumput dan puteri malu di tempat-tempatnya yang
berkubu, dan tidak akan ada seorang pun yang memangkasnya
atau menginjak-injak supaya tidak tumbuh. Kadang-kadang kita
melihat gedung-gedung runtuh ditumbuhi demikian dengan
sampah-sampah ini. Ini menunjukkan bahwa tempat itu tidak ha-
nya tidak akan berpenghuni dan tidak dikunjungi seperti yang
biasanya terjadi di suatu istana, tetapi juga akan ada di bawah
kutukan Allah. Sebab semak duri dan rumput duri dahulu biasa-
nya merupakan hasil dari kutukan (Kej. 3:18).
IV. Tempat-tempat itu akan menjadi kediaman dan tempat pertemu-
an segala binatang dan burung yang menakutkan dan menyeram-
kan, yang biasanya mengunjungi tempat-tempat suram seperti
itu, sebab di sana mereka tidak bisa diganggu, dan bila mereka
ditakuti di sana, mereka bisa menakuti manusia untuk ke sana.
Keadaan kehancuran ini, karena cenderung bisa menghantam
pikiran menjadi ngeri, diuraikan panjang lebar di sini (ay. 11).
Burung undan akan memilikinya, atau burung pelikan, yang men-
datangkan suasana terpencil (Mzm. 102:7). Juga landak, yang
mengeluarkan bunyi tidak mengenakkan, burung hantu, burung
kesuraman, gagak, burung pemakan bangkai, ditarik oleh bang-
kai-bangkai, semuanya akan berdiam di sana (dengan segala
makhluk menyeramkan pembawa pertanda buruk, kata Sir R.
Blackmore), segala burung najis, yang tidak akan mau dipakai
untuk melayani manusia (ay. 13). Menjadi tempat kediaman seri-
gala, yang beracun dan berbahaya.
Dan di ruang-ruang rumah megah yang indah berlapis karpet,
Di mana dulunya orang-orang membungkuk menanti,
Serigala-serigala akan mendesis dan
anjing liar kelaparan akan melonglong.
Di istana-istana yang dahulunya dimiliki tuan-tuan perkasa
Ular akan menegakkan lehernya yang bertotol-totol,
Atau melingkar-lingkarkan badannya untuk berehat.
Sir R. Blackmore
Kitab Yesaya 34:9-17
633
Apa yang dahulunya merupakan istana bagi para pembesar
sekarang menjadi istana bagi burung-burung hantu dan burung
unta (ay. 14). Binatang gurun, dari negeri yang kering dan ber-
pasir, akan bertemu, seperti sudah saling berjanji, dengan anjing
hutan, dari tempat berdataran rendah yang basah, dan berceng-
kerama di sana dengan kesunyian dan kesenyapan.
Leopard dan teman-temannya yang kelaparan siap memangsa
Menjelajah seluruh dataran, atau mengintip
di balik pohon-pohon,
Saling mengajak untuk datang,
Dan menjadikan tempat liar ini rumah mereka.
Binatang-binatang buas berbagai bentuk dan
artikel ran menyeramkan
Akan bermukim di sini sebagai
wilayah jajahan mereka yang penuh darah.
Sir. R. Blackmore
Dan jin bertemu dengan temannya untuk pergi bersama ke gu-
run ini, atau saat sudah berada di sana, mereka sangat bersuka
bisa menemukan tempat kediaman yang cocok ini. Hantu malam
saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian, burung malam
dan burung pembawa pertanda buruk. Di sana ular pohon ber-
sarang dan bertelur, mengeram sampai telurnya menetas (ay. 15).
Mereka beranak pinak supaya tempat sunyi senyap ini tetap ada
keturunannya. Burung-burung dendang yang berpesta dengan
bangkai-bangkai, berkumpul di sana, masing-masing dengan pa-
sangannya. Nah amatilah,
1. Bagaimana tempat-tempat yang telah ditinggalkan dan dijauhi
manusia justru menjadi ruang-ruang yang cocok bagi bina-
tang, yang dirawat oleh pemeliharaan Allah, dan yang tidak
akan diabaikan-Nya.
2. Seperti apa itu orang-orang yang bertabiat buruk, tidak bisa
hidup bersama orang lain dan tidak bisa bergaul, dan akhir-
nya hidup terasing dalam kemuraman. Mereka itu persis se-
perti makhluk-makhluk ciptaan ini yang hidup menyendiri dan
suka akan keterasingan.
3. Betapa suram dan hinanya perubahan yang diakibatkan dosa.
Dosa menjadikan tanah yang subur menjadi gersang, kota
yang ramai menjadi gurun.
634
V. Inilah kepastian yang diberikan mengenai penggenapan sepenuh-
nya akan nubuat ini, bahkan hingga saat-saat terkecil keadaan
yang menyertainya (ay. 16-17): “Carilah di dalam kitab TUHAN dan
bacalah. Bilamana kehancuran ini tiba, bandingkan kejadiannya
dengan nubuat ini, dan akan tahu betapa nubuat itu terjawab
persis seperti yang dikatakan.” Perhatikanlah, kitab para nabi
yaitu kitab Tuhan, dan karena itu sepatutnyalah kita mencari
keterangan di dalamnya dan bergaul dengannya sebagai yang
memiliki asal dan wewenang ilahi. Kita tidak boleh hanya mem-
bacanya, tetapi juga mencari jawaban darinya, menyelidikinya,
melihat satu bagian tulisan dan kemudian bagian tulisan lain lagi
dan membandingkan keduanya bersama-sama. Berlimpah penge-
tahuan berguna akan ditarik keluar dengan cara demikian, dengan
penyelidikan yang tekun, dari Kitab Suci, yang tidak dapat diper-
oleh hanya dengan sekadar membacanya begitu saja. Bila kamu
telah membaca nubuat dari kitab Tuhan, maka amatilah sesudah
itu:
1. Bahwa sesuai dengan apa yang kamu baca, itulah yang kamu
lihat. Satupun dari semua makhluk itu tidak ada yang keting-
galan, baik binatang gurun maupun unggas. Dan seperti yang
dinubuatkan bahwa mereka akan memiliki tempat-tempat itu
turun temurun, supaya jenisnya bisa berkembang biak, maka
yang satu tidak kehilangan yang lain. Semua tanda kehancur-
an dan kesunyian ini akan berbiak, berlipat ganda dan meme-
nuhi tanah itu.
2. Bahwa setelah mulut Allah memerintahkan pasukan yang me-
ngerikan ini, maka Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan me-
reka, seperti segala makhluk oleh naluri dikumpulkan kepada
Adam untuk dinamai dan kepada Nuh untuk dimasukkan ke
dalam bahtera. Apa yang firman Allah telah tetapkan akan di-
genapkan dan diwujudkan oleh Roh-Nya, sebab tidak satu pun
dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Demikian pula
perkataan janji Allah akan digenapi seperti demikian melalui
pekerjaan Roh.
3. Bahwa ada urutan dan artikel ran yang tepat yang terjadi di da-
lam penggenapan ancaman ini. Ia sendiri telah membuang undi
untuk semua burung dan binatang itu, sehingga setiap makh-
luk itu akan tahu tempatnya masing-masing dengan tepat
seakan-akan tempatnya sudah ditandai dengan tali pengartikel r.
Kitab Yesaya 34:9-17
635
Lihat hal seperti ini dalam Yoel 2:7-8, mereka masing-masing
berjalan terus dengan tidak membelok dari jalannya; mereka
tidak berdesak-desakan. Juru-juru tenung bangsa kafir mera-
malkan berbagai kejadian melalui terbangnya burung, seolah
nasib manusia bergantung darinya. Tetapi di sini kita lihat
bahwa terbangnya burung-burung ada di bawah arahan Allah
Israel: Ia sendiri telah membuang undi untuk mereka.
4. Bahwa kehancuran dan kesunyian itu akan terus berlangsung:
mereka akan mendudukinya sampai selama-lamanya. Yerusa-
lem kepunyaan Allah bisa saja tergeletak dalam reruntuhan,
tetapi Yerusalem lama menjadi pulih kembali dengan sendiri-
nya dari reruntuhannya, sampai ia memberi tempat kepada
Yerusalem Injil, yang bisa saja direndahkan, tetapi akan diba-
ngun kembali, dan akan terus berdiri hingga ia memberi tem-
pat kepada Yerusalem sorgawi. Tetapi semua musuh jemaat
akan dihancurkan dan menjadi merana selama-lamanya, akan
dihartikel m dengan kebinasaan kekal.
PASAL 35
ama seperti sebelumnya dalam Yesaya pasal 24 nubuat tentang
penghakiman Allah atas dunia diikuti dengan sebuah janji dalam
pasal berikutnya (ps. 25) akan tersedianya belas kasih-Nya yang be-
sar bagi jemaat-Nya, maka demikian pula yang terjadi di sini. Setelah
pemandangan gelap dan mengerikan yang menggelisahkan kita
dapati dalam pasal 34, sekarang dalam pasal ini, ada pemandangan
yang terang benderang dan menyenangkan hati. Walaupun nubuat
ini menggambarkan kemakmuran kerajaan Hizkia baru akan terjadi
pada bagian penghujung dari masa kekuasaannya, namun nubuat
tersebut memandang jauh ke depan, seperti halnya dengan nubuat
pasal sebelumnya yang melihat jauh melampaui kehancuran kaum
Edom. Kedua nubuat ini merupakan perlambangan, dan karena itu
kita perlu mempelajari hal-hal apa yang diperlambangkan olehnya,
yaitu kerajaan Kristus dan kerajaan sorga. Ketika dunia, yang hidup
dalam kefasikan, dihancurkan, dan jemaat Yahudi, yang bersikeras
dalam ketidakpercayaan, menjadi sunyi senyap, maka saat itulah
jemaat Injil akan ditegakkan dan bermekaran.
I. Orang-orang bukan Yahudi akan dibawa masuk ke dalam
jemaat Injil itu (ay. 1-2, 7).
II. Orang-orang yang mengharapkan jemaat Injil itu, yang lemah
lesu dan tawar hati, akan didorong supaya bangkit (ay. 3-4).
III. Mujizat-mujizat akan dikerjakan pada jiwa-jiwa dan tubuh
jasmani (ay. 5-6).
IV. Jemaat Injil akan dijalankan dalam jalan kekudusan (ay. 8-9).
V. Jemaat akan dibawa ke dalam sukacita abadi (ay. 10).
Demikianlah, kita temukan dalam pasal ini banyak hal tentang
Kristus dan sorga melebihi yang mungkin orang pikirkan dalam Per-
janjian Lama.
S
638
Berkat-berkat Injil
(35:1-4)
1 Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan
bersorak-sorak dan berbunga; 2 seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat,
akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Liba-
non akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan
melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita. 3 Kuatkanlah tangan yang
lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. 4 Katakanlah kepada orang-
orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allah-
mu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri
datang menyelamatkan kamu!"
Dalam ayat-ayat di atas kita temukan,
I. Tanah tandus bermekaran. Dalam pasal sebelumnya kita dapati
sebuah negeri yang ramai dan subur berubah menjadi padang
gurun yang mengerikan. Di sini kita temukan sebaliknya, sebuah
padang gurun berubah menjadi tanah yang baik. Ketika tanah
Yehuda dibebaskan dari pasukan Asyur, bagian-bagian negeri itu
yang sudah menjadi seperti padang gurun akibat penghancuran
dan porak-poranda pasukan Asyur, mulai pulih kembali, tampak
indah kembali, dan berbunga lebat seperti mawar. Ketika bangsa-
bangsa bukan Yahudi, yang sudah lama seperti padang gurun
dan tidak berbuah apa-apa bagi Allah, menerima Injil, maka suka-
cita pun datang bersama Injil kepada mereka (Mzm. 67:4-5;
96:11-12). Ketika Kristus diberitakan di Samaria, maka sangatlah
besar sukacita dalam kota itu (Kis. 8:8). Mereka yang duduk dalam
kegelapan melihat terang yang besar dan penuh sukacita, lalu
berbunga lebat, yakni memberi harapan akan menghasilkan
buah-buah yang berlimpah. Sebab, itulah yang menjadi tujuan
para pemberita Injil (Yoh. 15:16), untuk pergi dan menghasilkan
buah (lihat juga Rm. 1:13; Kol. 1:6). Walaupun bunga-bunga bu-
kanlah buah, dan sering kali gugur dan tidak menjadi apa-apa,
namun mereka diperlukan untuk berbuah. Kasih karunia yang
mengubah hati membuat jiwa yang seperti padang gurun bersorak
sorai dan berbunga lebat. Padang gurun yang mekar ini akan
memiliki kemuliaan Libanon, yang terkenal dengan kekuatan dan
keanggunan pohon-pohon arasnya, serta semarak Karmel dan
Saron, yang termasyhur dengan gandum dan ternaknya. Apa saja
yang berharga di suatu tempat akan dibawa ke dalam Injil. Semua
keindahan jemaat Yahudi diperbolehkan masuk ke dalam jemaat
Kristen, dan muncul dalam kesempurnaannya, seperti yang di-
Kitab Yesaya 35:1-4
639
tunjukkan dengan panjang lebar oleh Rasul Paulus dalam surat-
nya kepada orang-orang Ibrani. Apa saja yang mulia dan unggul
di dalam tata aturan Musa dialihkan ke dalam ketetapan-ketetap-
an Injil.
II. Kemuliaan Allah bersinar terang: Mereka itu akan melihat kemulia-
an TUHAN. Allah akan menyatakan diri-Nya lebih daripada yang
sudah-sudah dalam kasih karunia dan kasih-Nya kepada umat
manusia (sebab itulah yang menjadi kemuliaan dan semarak-
Nya). Dan Ia akan memberi manusia mata untuk melihat kasih
karunia dan kasih-Nya itu, dan hati untuk dipengaruhi olehnya
seperti yang dikehendaki-Nya. Inilah yang membuat padang gu-
run itu berbunga lebat. Semakin kita melihat dengan iman kemu-
liaan Tuhan dan semarak Allah kita, semakin bersuka dan ber-
buahlah kita jadinya.
III. Orang-orang yang lemah lesu dan tawar hati mendapat dorongan
semangat (ay. 3-4). Para nabi dan hamba-hamba Allah secara
khusus ditugaskan, melalui jabatan mereka, kuatkanlah tangan
yang lemah lesu, hiburlah orang-orang yang belum pulih dari
ketakutan yang mereka alami karena pasukan Asyur, yakinkan
mereka bahwa sekarang Allah kembali kepada mereka dengan
belas kasih-Nya. Inilah yang menjadi rancangan Injil, yaitu:
1. Untuk menguatkan orang-orang yang lemah dan meneguhkan
mereka, yaitu yang lemah tangannya sehingga tidak mampu
bekerja atau bertempur, dan hampir tidak bisa mengangkat
tangan ketika berdoa, yang goyah lututnya sehingga tidak
mampu berdiri atau berjalan dan tidak layak untuk menjalani
perlombaan yang dihadapkan kepada kita. Injil melengkapi
kita dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran yang me-
nguatkan hati kita, dan menunjukkan kepada kita di mana
kekuatan itu disediakan bagi kita. Di antara orang-orang Kris-
ten sejati ada banyak yang tangannya lemah dan lututnya go-
yah, yang masih bayi di dalam Kristus. Walaupun begitu, me-
rupakan kewajiban kita untuk menguatkan saudara-saudara
kita (Luk. 22:32), bukan saja menanggung kelemahan orang
yang tidak kuat, tetapi juga melakukan semampu kita untuk
meneguhkan mereka (Rm. 15:1; 1Tes. 5:14). Menjadi tugas
kita juga untuk menguatkan diri kita sendiri, mengangkat
640
tangan yang lemah (Ibr. 12:12), mengembangkan kekuatan
yang telah Allah berikan kepada kita dan memakainya.
2. Untuk menghidupkan mereka yang hilang keyakinan diri dan
patah arang: Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati
oleh karena kelemahan mereka dan karena kekuatan musuh
mereka, yang berpikiran pendek atau terburu-buru (begitulah
artinya), langsung menyerah dan melarikan diri begitu ada
tanda bahaya, dan berkata tanpa pikir panjang lagi, “Kita ter-
buang dan binasa” (Mzm. 31:23). Injil lebih dari cartikel p untuk
membungkam segala ketakutan ini. Injil berkata kepada mere-
ka, hendaklah mereka katakan kepada diri sendiri dan satu
sama lain, Kuatkanlah hatimu, jangan takut. Rasa takut mem-
buat orang lemah. Semakin kita berjuang melawannya, sema-
kin kuat kita dalam bertindak dan menderita. Dan untuk men-
dorong kita untuk berjuang melawan rasa takut, maka Dia
yang berkata kepada kita, kuatkan hatimu, telah menyediakan
pertolongan bagi kita di tangan seorang yang perkasa.
IV. Kepastian yang diberikan mengenai kedatangan seorang Penyela-
mat: “Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan. Allah
akan tampil bagimu melawan musuh-musuhmu, akan membalas-
kan segala kejahatan yang mereka lakukan dan memberi ganti
rugi atas segala kerugianmu.” Mesias akan datang, ketika waktu-
nya tiba, untuk mengadakan pembalasan terhadap kuasa-kuasa
kegelapan, melucuti mereka dan membuat mereka sebagai tonton-
an di depan umum, untuk memberi ganjaran berupa penghiburan
melimpah kepada mereka yang berkabung di Sion. Ia sendiri da-
tang menyelamatkan kita. Dengan semua harapan inilah orang-
orang kudus Perjanjian Lama menguatkan tangan-tangan mereka
yang lemah. Mesias akan datang kembali pada akhir zaman, akan
datang dalam api yang bernyala-nyala, untuk membalaskan kesu-
sahan kepada mereka yang telah menyusahkan umat-Nya, dan
mengganjar mereka yang dibuat susah itu dengan istirahat, isti-
rahat yang begitu tenteram yang bukan merupakan akhir, tetapi
yang merupakan suatu upah penuh (2Tes. 1:6-7). Orang-orang
yang hatinya berdebar-debar karena tabut Allah itu, dan yang terus
bersusah hati bagi jemaat-Nya di dunia ini, boleh membungkam
segala rasa takut mereka dengan ini, bahwa Allah akan mengambil
pekerjaan itu ke dalam tangan-Nya. Allahmu akan datang, yang
Kitab Yesaya 35:5-10
641
membela perkaramu dan kepentinganmu sendiri. Dialah Allah itu
sendiri, Allah satu-satunya.
Berkat-berkat Injil
(35:5-10)
5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-
orang tuli akan dibuka. 6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat se-
perti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air me-
mancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; 7 tanah pasir yang
hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air;
di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. 8 Di situ akan
ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir
tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di
atasnya. 9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalani-
nya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan
berjalan di situ, 10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang
dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi
mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan
keluh kesah akan menjauh.
“Pada waktu itu, ketika Allahmu datang, yaitu Kristus, untuk mene-
gakkan kerajaan-Nya di dunia, yang mengenainya semua nabi ber-
saksi, khususnya dalam menggenapi nubuat-nubuat mereka menge-
nai pembebasan jemaat secara jasmani dari kesukaran mereka,
terutama nubuat dari Yesaya, sang nabi Injil ini, maka pada waktu
itu lihatlah perkara-perkara besar.”
I. Perbuatan-perbuatan ajaib akan dikerjakan di dalam kerajaan
alam maupun kerajaan kasih karunia, mujizat belas kasih diker-
jakan atas anak-anak manusia, sedemikian hebatnya sampai
cartikel p untuk memperlihatkan bahwa Allah sendirilah yang datang
kepada kita.
1. Perbuatan ajaib akan dikerjakan atas tubuh jasmani (ay. 5-6):
mata orang-orang buta akan dicelikkan. Hal seperti ini sering
dilakukan Tuhan Yesus semasa berada di bumi, dengan se-
patah kata, dan pernah Ia memberi penglihatan kepada orang
yang buta sejak lahir (Mat. 9:27; 12:22; 20:30; Yoh. 9:6).
Dengan kuasa-Nya pula telinga orang tuli dibukakan, dengan
satu kata. Efata, Terbukalah (Mrk. 7:34). Banyak yang lumpuh
dipulihkan kakinya dengan begitu sempurna sampai bukan
saja mereka bisa berjalan, tetapi juga melompat, dan dengan
sukacita besar sampai tidak bisa tahan untuk berlompat-
642
lompat kegirangan, seperti si orang lumpuh dalam Kisah Para
Rasul 3:8. Yang bisa juga dibuat bisa berbicara, dan tidak
heran mereka sampai bernyanyi-nyanyi kegirangan (Mat. 9:32-
33). Mujizat-mujizat ini Kristus kerjakan untuk membuktikan
diri-Nya diutus Allah (Yoh. 3:2), bahkan bukan itu saja, de-
ngan melakukan semuanya itu dengan kuasa-Nya sendiri dan
dalam nama-Nya sendiri, Ia membuktikan bahwa Dia sendiri
yaitu Allah, Allah yang sama yang pada mulanya mencipta-
kan mulut manusia, telinga yang mendengar, dan mata yang
melihat. Saat Ia memberi bukti kepada murid-murid Yohanes
Pembaptis mengenai tugas ilahi-Nya, Ia melakukannya dengan
berbagai mujizat seperti ini, yang dalam semua peristiwa itu
firman yang tertulis dalam Kitab Yesaya ini terpenuhi.
2. Perbuatan ajaib, perbuatan ajaib yang lebih hebat, akan diker-
jakan pada jiwa-jiwa manusia. Oleh firman dan Roh Kristus,
orang-orang yang buta secara rohani akan diterangi, yang tuli
terhadap panggilan-panggilan Allah akan dibuat siap mende-
ngarkan panggilan-Nya, seperti Lidia, di mana Tuhan membuka
hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh
Paulus (Kis. 16:14). Yang lumpuh terhadap segala sesuatu
yang baik, oleh kasih karunia Allah akan dibuat bukan hanya
mampu melakukan, tetapi juga giat di dalam semua yang baik,
dan melakukan segala perintah Allah. Yang bisu dan tidak
tahu bagaimana berbicara tentang Allah dan kepada Allah,
akan dibukakan pengertian mereka sehingga mengenal Dia,
sehingga membuka bibir memuji-muji Dia. Lidah si bisu akan
bernyanyi gembira, sukacita karena keselamatan dari Allah.
Puji-pujian akan keluar dari mulut bayi-bayi dan anak-anak
yang menyusu.
II. Roh Kudus akan dicurahkan dari atas. Akan ada mata air dan su-
ngai, sungai-sungai dari air hidup. Ketika Penyelamat kita ber-
bicara mengenai hal-hal ini sebagai penggenapan Kitab Suci, dan
sangat mungkin ayat ini, sang penulis Injil Yohanes memberitahu-
kan kita, bahwa yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan
diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya (Yoh. 7:38-39),
seperti juga yang dikatakan sang nabi dalam Kitab Yesaya (32:15).
Begitu pula di sini (ay. 6), di padang gurun, di mana tidak ada
yang mengharapkannya, mata air memancar. Hal ini digenapi keti-
Kitab Yesaya 35:5-10
643
ka turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan
pemberitaan itu (Kis. 10:44). Saat itulah sumber-sumber air kehi-
dupan terbuka, yang darinya sungai-sungai mengalir mengairi
bumi dengan limpahnya. Mata-mata air ini dikatakan memancar,
tiba-tiba muncrat keluar, yang menunjukkan adanya suatu kejut-
an yang menyenangkan terjadi bagi dunia bangsa-bangsa lain, de-
ngan begitu rupa sampai seolah-olah membawa mereka ke suatu
dunia lain. Akibat membahagiakan dari hal ini yaitu tanah pasir
yang hangat akan menjadi kolam (ay. 7). Orang-orang yang mem-
banting tulang dan berbeban berat, yang ada di bawah beban rasa
bersalah, dan merasa panas akibat murka ilahi, bisa beristirahat
dan merasa sangat segar serta terhibur di dalam Injil. Di tanah
kersang, di mana tidak ada air, tidak ada ibadah (Mzm. 63:1-2),
akan ada sumber-sumber air, yaitu pelayanan Injil, yang menjalan-
kan semua ibadah dan ketetapan Injil secara murni dan melim-
pah, sehingga kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan
oleh aliran-aliran sebuah sungai (Mzm. 46:5). Di tempat serigala,
yang lebih suka berdiam di tanah kersang yang panas (34:9, 13),
sungai-sungai itu akan mengalir dan mengairinya, sehingga di
tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan, hasil-
hasil bumi melimpah dan berguna. Demikianlah yang terjadi ke-
tika jemaat-jemaat Kristen ditanam, dan bermekaran dengan he-
batnya, di segala kota bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang selama
berabad-abad menjadi seperti tempat serigala berbaring, atau lebih
tepatnya setan-setan, seperti Babel (Why. 18:2). Ketika sifat-sifat
dan harta benda kuil-kuil berhala diubah dan semuanya dialihkan
untuk melayani Kekristenan, maka saat itu segala tempat serigala
berbaring menjadi ladang yang subur dan berbuah.
III. Jalan agama dan kekudusan akan dibentangkan, yang disebut-
kan di sini dengan Jalan Kudus (ay. 8), yaitu jalan penyembahan
yang kudus maupun jalan perilaku hidup yang kudus. Kekudus-
an merupakan sifat yang benar bagi kodrat dan kehendak manu-
sia, sejalan dengan kodrat dan kehendak ilahi. Jalan Kudus ada-
lah jalan kewajiban-kewajiban ibadah yang patut manusia ikuti
dan mendesak maju di dalamnya, dengan mata yang tertuju pada
kemuliaan Allah dan kebahagiaan mereka sendiri dalam menik-
mati hadirat-Nya. “Ketika Allah kita datang kepada kita untuk
menyelamatkan kita, Dia akan menuliskan jalan ini kepada kita
644
melalui Injil-Nya, seperti yang belum pernah digambarkan sebe-
lumnya.”
1. Itu yaitu sebuah jalan yang sudah ditetapkan. Bukan jalan
penderitaan, tetapi jalan raya, ke dalamnya kita diarahkan
oleh suatu kuasa ilahi dan di dalamnya kita dilindungi oleh
suatu jaminan ilahi. Itu yaitu jalan raya Raja, jalan raya dari
Raja dari segala raja, yang di dalamnya, walaupun bisa digang-
gu, kita tidak bisa dihentikan. Jalan Kudus yaitu jalan perin-
tah-perintah Allah. Jalan itu (seperti biasanya dengan jalan-
jalan raya) yaitu jalan-jalan yang dahulu kala (Yer. 6:16).
2. Itu akan menjadi jalan yang layak, jalan yang dipakai Allah
untuk membawa orang-orang pilihan-Nya kepada diri-Nya sen-
diri, dan orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, kare-
na akan mengotorinya atau mengganggu mereka yang berjalan
di dalamnya. Itu satu-satunya jalan yang ada, dibedakan dari
jalan dunia, karena itu jalan pemisahan dari dunia dan tidak
mau serupa dengan dunia ini. Jalan itu hanya bagi mereka
yang telah Tuhan pisahkan bagi diri-Nya (Mzm. 4:4), akan
disediakan bagi mereka: Orang-orang yang diselamatkan akan
berjalan di situ, dan kepuasan yang mereka nikmati dalam
jalan penuh kebahagiaan ini akan jauh dari jangkauan gang-
guan dunia yang jahat. Orang yang tidak tahir tidak akan me-
lintasinya, karena itu jalan yang bersih dan indah. Mereka
yang berjalan di dalamnya yaitu orang-orang yang hidupnya
tidak bercela, yang telah melepaskan diri dari kecemaran-kece-
maran dunia.
3. Itu yaitu jalan lurus: orang-orang yang melintas, yang ber-
jalan di dalamnya, walaupun bodoh, tidak mampu dalam per-
kara-perkara lain, akan mendapat petunjuk-petunjuk yang
jelas dari firman dan Roh Allah di jalan ini sehingga mereka
tidak akan berbuat salah. Bukan berarti mereka kebal dari
kesalahan dalam perilaku mereka, atau tidak akan melakukan
kesalahan, melainkan tidak akan bersalah melakukan per-
buatan-perbuatan jahat yang mematikan, tidak akan tersesat
tetapi menemukan kembali jalan mereka, dan bisa mencapai
akhir perjalanan mereka. Mereka yang berada di jalan yang
sempit, walaupun sebagian bisa jatuh di satu jalan setapak
dan lainnya di jalan setapak lainnya, tidak selalu benar, na-
mun semuanya akan bertemu pada akhirnya di akhir perjalan-
Kitab Yesaya 35:5-10
645
an yang sama, tidak akan pernah jatuh kembali ke jalan yang
lebar. Roh kebenaran akan menuntun mereka ke dalam selu-
ruh kebenaran yang perlu bagi mereka. Perhatikanlah, jalan ke
sorga yaitu jalan yang jelas dan mudah dilalui. Apa yang
bodoh bagi dunia, dipilih Allah, dan dibuat-Nya mereka menjadi
bijak untuk diselamatkan. Bagi orang berpengertian, pengeta-
huan mudah diperoleh.
4. Itu yaitu jalan yang aman: Di situ tidak akan ada singa, bina-
tang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di
sana (ay. 9), tidak ada yang akan menyakiti atau menghancur-
kan. Mereka yang terus dekat di jalan ini akan aman dari
jangkauan Iblis, si singa yang mengaum-aum itu, si jahat tidak
akan menyentuh mereka. Mereka yang berjalan di Jalan
Kudus bisa melintas terus dengan rasa aman yang kudus dan
pikiran tenang, karena mereka tahu tidak ada yang akan
menyakiti mereka. Mereka merasa tenang tidak merasa takut
terhadap yang jahat. Di masa Hizkia, beberapa waktu setelah
penawanan sepuluh sartikel Israel, karena tidak senang dengan
sartikel -sartikel lain yang tinggal di Samaria menggantikan kesepu-
luh sartikel itu, Allah melepaskan singa-singa ke antara mereka
(2Raj. 17:25. Tetapi Yehuda tetap menjaga kesetiaan mereka,
dan karena itu di situ tidak akan ada singa. Orang yang ber-
jalan di Jalan Kudus harus memisahkan diri dari semua yang
cemar dan buas, harus memberi diri diselamatkan dari angkat-
an yang jahat ini. Karena mereka yaitu orang-orang yang
diselamatkan, maka biarlah mereka berjalan dengan orang-
orang yang diselamatkan yang akan berjalan di situ.
IV. Ujung dari jalan ini yaitu sukacita abadi (ay. 10). Janji mulia
akan datangnya damai sejahtera ini kini segera akan tergenapi
dalam sukacita dan istirahat bagi jiwa yang tidak berkesudahan.
Inilah kabar gembira bagi semua warga sorga, yaitu istirahat dari
keletihan: orang-orang yang dibebaskan TUHAN, yang karena itu
pantas mengikuti Dia ke mana pun Dia pergi (Why. 14:4), akan
pulang dan masuk ke Sion.
1. Untuk melayani dan menyembah Allah di dalam jemaat yang
bergiat: mereka akan membebaskan diri sendiri dari Babel (Za.
2:7), akan menanyakan jalan ke Sion (Yer. 50:5), dan akan me-
nemukan jalannya (52:12). Allah akan membuka bagi mereka
646
sebuah jalan untuk meloloskan diri dari penawanan, dan jalan
itu akan berhasil, walaupun ada banyak musuh. Mereka akan
menggabungkan diri dengan jemaat Injil, Gunung Sion itu, kota
Allah yang hidup itu (Ibr. 12:22). Mereka akan datang dengan
nyanyian-nyanyian sukacita dan pujian atas pembebasan me-
reka dari Babel, tempat di mana mereka dahulu biasa mena-
ngis apabila mengingat Sion (Mzm. 137:1). Mereka akan ber-
nyanyi-nyanyi di jalan-jalan Tuhan, dan terus memuji-muji
Dia. Mereka bergirang di dalam Yesus Kristus, dan segala
dukacita serta tanda-tanda kebersalahan mereka dilenyapkan
oleh kuasa penghiburan ilahi. Berbahagialah orang yang ber-
dukacita, karena mereka akan dihibur.
2. Untuk melihat dan menikmati Allah di dalam jemaat yang ber-
sorak kemenangan. Mereka yang berjalan di Jalan Kudus, di
bawah tuntunan Penebus mereka, pada akhirnya akan datang
ke Sion, ke Sion sorgawi, akan datang dalam suatu tubuh,
seutuhnya dipersembahkan, dengan tak bernoda dan penuh
kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya (Yud. 24; Why. 7:17).
Mereka akan datang dengan nyanyian-nyanyian. Ketika umat
Allah kembali dari Babel ke Sion, mereka datang dengan mena-
ngis (Yer. 50:4). Tetapi, mereka akan datang ke sorga dengan
menyanyikan sebuah nyanyian baru, yang seorang pun tidak
dapat mempelajarinya (Why. 14:3). Saat mereka masuk ke
dalam sukacita Tuhan mereka, akan ada sukacita besar yang
tidak pernah akan dapat diberikan dunia ini, sukacita abadi,
tanpa campuran, selingan atau hentian. Sukacita itu tidak
hanya akan memenuhi hati mereka, sampai mereka merasa
puas sempurna tanpa henti, tetapi juga akan ada di kepala
mereka sebagai perhiasan kasih karunia dan mahkota kemu-
liaan, sebagai kalungan bunga yang dipakai sebagai tanda
kemenangan. Sukacita mereka akan bisa dilihat, dan tidak lagi
tersembunyi seperti di dunia ini. Sukacita mereka itu akan
diberitakan, untuk kemuliaan Allah dan dorongan semangat
bagi mereka satu sama lain. Saat itu mereka akan mengalami
sukacita dan kegembiraan yang tidak bisa mereka harapkan di
seberang sorga sini. Dan kedukaan dan keluh kesah akan
menjauh, bagaikan malam di hadapan matahari terbit. Demi-
kianlah semua nubuat-nubuat ini, yang menunjuk pada pe-
nyerbuan pasukan Asyur, berakhir dengan dartikel ngan kepada
Kitab Yesaya 35:5-10
647
umat Allah yang menopang mereka dalam malapetaka yang
mereka alami, dan mengarahkan sukacita mereka kepada
sesuatu yang lebih tinggi, ketika dibebaskan dari malapetaka
itu. Pengharapan dan pandangan kita yang penuh dengan
sukacita akan hidup kekal sudah seharusnya bisa menelan
segala dukacita dan sukacita sekarang ini.
PASAL 36
abi Yesaya, dalam pasal ini dan tiga pasal berikutnya, menjadi
seorang ahli sejarah. Sebab sejarah Kitab Suci, seperti juga
nubuatan Kitab Suci, diberikan oleh ilham Allah, dan disampaikan
kepada orang-orang kudus. Banyak nubuat dari pasal-pasal sebe-
lumnya digenapi dalam penyerangan Sanherib ke Yehuda dan penge-
pungannya atas Yerusalem, serta kekalahan ajaib yang ditemuinya di
sana. Oleh sebab itu, kisah tentang peristiwa ini diselipkan di sini,
baik untuk menjelaskan maupun meneguhkan nubuat itu. Kunci
nubuat dapat ditemukan dalam sejarah. Dan di sini, supaya kita
lebih mudah masuk, kunci itu seolah-olah digantung di pintu. Peng-
genapan nubuat ini sepenuh-penuhnya dapat meneguhkan iman
umat Allah akan nubuat-nubuat lain, yang waktu penggenapannya
masih lama. Apakah cerita ini diambil dari Kitab Raja-raja dan ditam-
bahkan di sini, ataukah cerita ini pertama-tama ditulis oleh Yesaya di
sini dan dari situ dimasukkan ke dalam Kitab Raja-raja, tidaklah
penting. Tetapi ceritanya hampir sama persis kata demi kata. Dan
peristiwa itu begitu layak untuk dingat sehingga pantas dicatat dua
kali (2Raj. 18 dan 19), dan dalam pasal ini, serta ringkasannya dalam
2 Tawarikh 32. Kita hanya akan melihat dengan singkat cerita ini di
sini, karena cerita itu sudah dijelaskan panjang lebar dalam Kitab
Raja-raja. Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Penyerangan yang diadakan raja Asyur terhadap Yehuda, dan
keberhasilannya melawan semua kotanya yang berkubu (ay. 1).
II. Pertemuan yang ingin diadakannya dengan Hizkia, dan de-
ngan para pejabat dari kedua belah pihak (ay. 2-3).
III. Perkataan juru minuman agung yang mencemooh dan meng-
hujat, yang dengannya ia bermaksud untuk menakut-nakuti
N
650
Hizkia supaya tunduk, dan membujuknya untuk menyerah
dengan sukarela (ay. 4-10).
IV. Seruannya kepada orang banyak, dan usahanya untuk mem-
bujuk mereka supaya meninggalkan Hizkia, dan dengan demi-
kian memaksa Hizkia untuk menyerah (ay. 11-20).
V. Laporan tentang hal ini disampaikan kepada Hizkia oleh para
utusannya (ay. 21-22).
Pesan Sanherib yang Lancang
(36:1-10)
1 Maka dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja
Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya. 2
Raja Asyur mengutus juru minuman agung dari Lakhis ke Yerusalem kepada
raja Hizkia disertai suatu tentara yang besar. Ia mengambil tempat dekat
saluran kolam atas di jalan raya pada Padang Tukang Penatu. 3 Keluarlah
mendapatkan dia Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera
negara, serta Yoah bin Asaf, bendahara negara. 4 Lalu berkatalah juru mi-
numan agung kepada mereka: “Baiklah katakan kepada Hizkia: Beginilah
kata raja agung, raja Asyur: Kepercayaan macam apakah yang kaupegang
ini? 5 Kaukira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan rencana dan
kekuatan untuk perang! Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka
engkau memberontak terhadap aku? 6 Sesungguhnya, engkau berharap ke-
pada tongkat bambu yang patah terkulai itu, yaitu Mesir, yang akan menu-
suk dan menembus tangan orang yang bertopang kepadanya. Begitulah ke-
adaan Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang berharap kepadanya. 7 Dan
apabila engkau berkata kepadaku: Kami berharap kepada TUHAN, Allah
kami, – bukankah Dia itu yang bukit-bukit pengorbanan-Nya dan mezbah-
mezbah-Nya telah dijauhkan oleh Hizkia sambil berkata kepada Yehuda dan
Yerusalem: Di depan mezbah inilah kamu harus sujud menyembah! 8 Maka
sekarang, baiklah bertaruh dengan tuanku, raja Asyur: Aku akan memberi-
kan dua ribu ekor kuda kepadamu, jika engkau sanggup memberikan dari
pihakmu orang-orang yang mengendarainya. 9 Bagaimanakah mungkin eng-
kau memartikel l mundur satu orang perwira tuanku yang paling kecil? Padahal
engkau berharap kepada Mesir dalam hal kereta dan orang-orang berkuda! 10
Sekarang pun, adakah di luar kehendak TUHAN aku maju melawan negeri ini
untuk memusnahkannya? TUHAN telah berfirman kepadaku: Majulah
menyerang negeri itu dan musnahkanlah itu!”
Di sini kita hanya akan mencermati beberapa hal yang bisa dijadikan
pelajaran.
1. Sebuah bangsa bisa saja sedang menjalankan kewajiban ibadah
mereka, namun menghadapi masalah dan kesusahan. Hizkia
sedang melakukan pembaruan, dan rakyatnya dalam tingkat ter-
tentu sedang diperbarui. Namun negeri mereka pada waktu itu
diserang dan sebagian besarnya diporak-porandakan. Mungkin
mereka mulai lalai dan dingin dalam pekerjaan pembaruan itu,
Kitab Yesaya 36:1-10
651
melakukannya dengan setengah hati, dan mulai mundur dalam
mengadakan pembaruan yang menyeluruh. Lalu Allah men-
datangi mereka dengan penghakiman ini, untuk menghidupkan
mereka dan kembali melakukan pekerjaan pembaruan yang baik
itu. Kita tidak boleh terheran-heran jika, ketika kita sedang
melakukan segala sesuatu dengan baik, Allah mengirimkan pen-
deritaan-penderitaan untuk menggugah kita supaya melakukan-
nya dengan lebih baik lagi, untuk melakukan yang terbaik, dan
untuk terus mendesak maju menuju kesempurnaan.
2. Bahwa kita tidak boleh aman dan yakin bahwa damai sejahtera
kita di dunia ini akan terus berlanjut, tidak pula berpikir bahwa
gunung kita berdiri begitu kokoh sehingga tidak dapat dipindah-
kan. Hizkia yaitu seorang raja yang bukan hanya saleh melain-
kan juga bijaksana, baik dalam mengatur negerinya sendiri mau-
pun dalam berunding dengan negeri-ne