Rabu, 09 Juli 2025

Yesaya 1-39 16


 jauh letaknya dan abad-abad di masa akan datang men-

dengar apa yang Allah telah kerjakan. Mereka betul bisa mendengar-

nya. Mereka akan mendengarnya dari Kitab Suci, dengan sama 

yakinnya seperti orang-orang yang berada di dekat bangsa-bangsa 

tetangga dan yang hidup di kala itu. Namun, siapa pun itu yang men-


 610

dengar apa yang telah Allah lakukan, apakah mereka ada di dekat 

atau jauh, biarlah mereka mengakui keperkasaan-Nya, bahwa keper-

kasaan-Nya tidak dapat dilawan, dan bahwa Ia dapat melakukan 

segala sesuatu. Sangat dungulah orang yang mendengar apa yang 

telah Allah lakukan tetapi tidak mau mengakui keperkasaan-Nya. 

Nah, apa itu yang telah Allah lakukan yang kita harus perhatikan 

dan yang darinya kita harus mengakui keperkasaan-Nya? 

I. Ia telah menimbulkan kengerian kepada para pendosa di Sion (ay. 

14): Orang-orang murtad diliputi kegentaran. Ada pendosa-pendosa 

di Sion, orang-orang murtad, yang menikmati berbagai hak isti-

mewa Sion dan terlibat dalam pelayanan dan pekerjaan Sion, 

tetapi hati mereka tidak luruh di hadapan Allah. Mereka meme-

lihara hal-hal dosa tersembunyi di balik topeng pengakuan bibir, 

jadi ini sungguh membenarkan dosa kemurtadan atau kemunafik-

an mereka. Para pendosa di Sion akan dimintai pertanggungan 

jawab yang luar biasa besar melebihi pendosa-pendosa lain. Juga, 

tempat mereka di Sion jauh dari menjadi tempat keamanan bagi 

mereka, malah lebih memberatkan dosa dan hartikel  man mereka. 

Nah, para pendosa di Sion itu, walaupun diam-diam selalu me-

rasa takut dan ngeri luar biasa, akan ditimpa dengan kecemasan 

yang tidak biasanya dari penghartikel  man oleh hati nurani mereka 

sendiri, 

1. Saat mereka melihat pasukan Asyur mengepung Yerusalem 

dan bersiap membakarnya menjadi debu, dan menghanguskan 

lebah di sarangnya. Karena tidak bisa meloloskan diri ke Me-

sir, seperti yang telah dilakukan sebagian orang, dan karena 

tidak percaya akan janji-janji yang Allah telah berikan kepada 

nabi-nabi-Nya bahwa Ia akan menyelamatkan mereka, mereka 

menjadi kehabisan akal dan berlarian seperti orang kehilangan 

pikiran, sambil berteriak-teriak, “Siapakah di antara kita yang 

dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Marilah kita 

tinggalkan kota ini dan lari menyelamatkan diri. Siapakah di 

antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?” 

Siapa yang akan menyelamatkan kita dari api yang mengha-

biskan ini? Demikian beberapa orang membacanya. Lihatlah di 

sini bagaimana para pendosa di Sion sampai begitu menderita 

ketika penghakiman Allah datang. Ketika masih hanya dian-

cam, mereka meremehkan penghakiman-Nya itu dan tidak 

Kitab Yesaya 33:13-24 

 611 

peduli. Tetapi ketika penghakiman itu tiba untuk dijalankan, 

mereka lari ke arah yang sama sekali berlawanan, dan karena 

itu malah memperbesar dan memperparah penghakiman itu. 

Mereka menyebutnya api yang menghabiskan dan perapian 

yang abadi, putus asa karena tidak akan memperoleh kelepas-

an dan pertolongan. Orang-orang yang memberontak terhadap 

perintah-perintah firman tidak dapat memperoleh penghibur-

annya di saat membutuhkan. Atau lebih tepat lagi, 

2. Saat mereka melihat pasukan Asyur dihancurkan. Sebab, ke-

hancuran pasukan Asyur itu yaitu   api yang dibicarakan 

sebelumnya (ay. 11-12). Ketika para pendosa di Sion menyak-

sikan betapa mengerikannya pelaksanaan murka Allah, mere-

ka dilanda ketakutan hebat, karena menyadari sendiri bahwa 

mereka telah membuat marah Allah dengan diam-diam me-

nyembah allah-allah lain. Dan karena itulah mereka berseru,  

Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang 

menghabiskan ini, yang di depannya pasukan yang sedemikian 

besar ini saja menjadi seperti semak duri?  Siapakah di antara 

kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini, yang telah 

membuat orang-orang Asyur dibakar menjadi kapur? (ay. 12). 

Begitulah yang mereka katakan, atau yang akan mereka kata-

kan. Perhatikanlah, penghakiman-penghakiman Allah atas 

musuh-musuh Sion akan menghantam para pendosa di Sion 

dengan kengerian, bahkan Daud sendiri gemetar dengan se-

mua penghakiman-Nya itu (Mzm. 119:120). Allah sendiri ada-

lah api yang menghabiskan (Ibr. 12:29). Siapa yang tahan ber-

diri di hadapan-Nya? (1Sam. 6:20). Murka-Nya akan selama-

lamanya membakar orang-orang yang telah menjadikan diri 

mereka sendiri sebagai bahan bakar murka-Nya itu. Murka-

Nya itu yaitu   api yang tidak akan pernah padam, dan tidak 

akan padam sendiri. Sebab, itu yaitu   murka dari satu Allah 

yang abadi yang memangsa hati nurani dari satu jiwa yang 

tidak dapat mati. Para pendosa yang paling berani sekalipun 

tidak tahan menghadapinya, tidak akan tahan terhadap pelak-

sanaan penghakiman-Nya atau penantian yang menakutkan 

akan penghakiman tersebut. Maka kiranya hal ini memba-

ngunkan kita semua untuk melarikan diri dari murka yang 

akan datang, dengan berlari kepada Kristus sebagai tempat 

pelarian kita. 


 612

II. Dengan penuh kemurahan hati Ia telah menyediakan keamanan 

bagi umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Dengarkan ini, dan akui-

lah keperkasaan-Nya dalam membuat orang yang hidup dalam ke-

benaran, yang berbicara dengan jujur, untuk tinggal aman di 

tempat-tempat tinggi (ay. 15-16). Kita dapati di sini, 

1. Sifat orang benar, yang dipertahankannya bahkan di masa-

masa ketika ada kejahatan di mana-mana, di segala keadaan. 

(1) Ia hidup dalam kebenaran. Dalam seluruh perilakunya ia 

bertindak menurut aturan-aturan keadilan, dan memper-

lakukan semua orang sesuai dengan apa yang menjadi 

keharusan bagi mereka, kepada Allah apa yang patut diteri-

ma-Nya, serta juga kepada manusia. Hidupnya yaitu   kebe-

naran itu sendiri. Ia tidak akan melakukan dengan sengaja 

sesuatu yang tidak adil hanya demi dunia. 

(2) Ia berbicara dengan jujur, kejujuran (begitulah maksud-

nya). Ia berbicara apa yang benar dan yang sesungguhnya, 

dengan maksud yang jujur. Ia tidak bisa memikirkan satu 

hal dan berbicara hal yang lain, tidak melihat ke satu arah 

dan berjalan ke arah lain. Perkataannya baginya sama ku-

dusnya seperti sumpahnya, dan bukan ya dan tidak sekali-

gus. 

(3) Ia begitu jauh dari kerakusan untuk mendapatkan keun-

tungan dengan cara yang tidak benar hingga ia menghina-

nya. Ia anggap rendah dan kotor dan tidak pantas bagi se-

orang yang terhormat untuk memperkaya diri sendiri de-

ngan cara menimpakan kesukaran kepada sesamanya. Ia 

menolak dengan jijik untuk melakukan sesuatu hal yang 

tidak benar, bahkan yang kasar, walaupun ia punya ke-

sempatan untuk itu. Ia tidak menilai tinggi keuntungan itu 

sendiri, dan karena itu dengan mudah membenci keun-

tungan yang diperoleh secara tidak jujur. 

(4) Jika ia disodori uang suap, supaya melencengkan keadilan, 

ia mengebaskan tangannya, dengan luar biasa jijik, meng-

anggap diri sangat terhina ditawarkan suap seperti itu.  

(5) Ia menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan apa 

saja yang mengarah kepada kekejaman atau penumpahan 

darah, atau segala hasutan untuk mengajak dia membalas 

dendam (Ayb. 31:30). Ia menutup telinga kepada orang-

Kitab Yesaya 33:13-24 

 613 

orang yang bersuka ria dalam perang dan membujuk dia 

untuk membuang undi di tengah-tengah mereka (Ams. 1:14, 

16).    

(6) Ia menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan. Be-

gitu jijiknya ia terhadap dosa sampai ia tidak tahan melihat 

orang lain melakukannya, dan ia sendiri berjaga-jaga terha-

dap segala kesempatan berbuat dosa. Siapa yang mau men-

jaga kemurnian jiwanya, ia harus menjaga dan memperhati-

kan dengan ketat semua indra tubuhnya, harus menghenti-

kan telinganya untuk mendengarkan berbagai godaan, dan 

memalingkan matanya dari menatap kesia-siaan. 

2. Penghiburan orang benar, yang dialaminya bahkan di saat-

saat ketika ada bencana di mana-mana (ay. 16). 

(1) Ia akan aman. Ia akan luput dari api yang menghabiskan 

dan perapian yang abadi itu. Ia akan diperbolehkan ber-

hubungan dan bersekutu dengan Allah itu, yang yaitu   api 

yang menghabiskan, tetapi yang akan menjadi cahaya yang 

menyukakan hatinya. Dan, mengenai segala kesusahan 

yang menimpanya sekarang, dialah seperti orang yang ting-

gal aman di tempat-tempat tinggi, jauh dari jangkauan semua 

kesusahan itu, bahkan ia sama sekali tidak mendengar 

ribut-ribut kesusahan itu. Ia sama sekali tidak akan disa-

kiti oleh kesusahan itu, bahkan sama sekali tidak dibuat 

takut terhadapnya, pada waktu banjir besar terjadi, itu 

tidak melandanya. Atau, jika kesusahan itu sampai menye-

rangnya, maka bentengnya ialah kubu di atas bukit batu, 

kokoh dan tak tergoyahkan, dikartikel  hkan oleh alam serta ke-

ahlian. Kuasa ilahi akan menjaganya aman, dan imannya 

akan kuasa itu akan menjaganya tenteram. Tuhan Allah, 

Sang Batu yang Teguh, akan menjadi menaranya yang tinggi. 

(2) Ia akan disediakan keperluannya. Ia tidak akan kekurang-

an apa-apa yang diperlukannya: rotinya disediakan, sekali-

pun musuh mengepung dengan paling ketat dan perbekal-

an dihentikan. Dan air minumnya terjamin, yakni, ia akan 

terjamin dengan air yang tidak ada hentinya, sehingga ia 

tidak akan minum dengan takaran dan terheran-heran. 

Orang-orang yang takut Tuhan tidak akan kekurangan apa 

pun yang baik bagi mereka. 


 614

III. Allah akan melindungi Yerusalem, dan melepaskannya dari tangan 

para penyerbunya. Badai yang mengancam mereka ini akan ber-

lalu, dan mereka akan menikmati masa-masa kemakmuran kem-

bali. Banyak contoh diberikan di sini mengenai kemakmuran ini. 

1. Hizkia akan menanggalkan kain berkabungnya, dan kesedihan 

wajahnya akan sirna. Ia akan tampil di depan rakyat dalam 

keagungannya, dalam jubah rajawinya dengan penuh semarak 

(ay. 17), yang menimbulkan sukacita besar bagi semua rakyat-

nya yang terkasih. Orang-orang yang hidup benar tidak hanya 

disediakan rotinya, dan air minumnya terjamin, tetapi juga 

dengan mata iman mereka akan melihat Raja segala raja 

dalam keagungan-Nya, keagungan kekudusan, dan keagungan 

itu akan terpancar ke atas mereka.  

2. Setelah pengepungan pasukan Asyur diangkat dari mereka, 

yang sebelumnya membuat mereka terkurung di dalam tem-

bok-tembok Yerusalem, mereka akan bebas pergi keluar Yeru-

salem untuk mengerjakan urusan atau berpelesir tanpa baha-

ya jatuh ke dalam tangan musuh.  Mereka akan melihat negeri 

yang terbentang jauh. Mereka akan mengunjungi seluruh 

pelosok negeri, dan melihat-lihat negeri-negeri tetangga, yang 

sungguh akan menyenangkan lagi setelah sekian lama terku-

rung. Demikianlah orang-orang percaya memandang Kanaan 

sorgawi, tanah yang terbentang jauh itu, dan merasa terhibur 

dengan pemandangan itu dalam masa-masa buruk. 

3. Ingatan akan ketakutan yang mereka alami dahulu akan me-

nambah rasa senang akan kelepasan mereka (ay. 18):  Dalam 

hatimu engkau akan memikirkan kengerian yang sudah-sudah, 

memikirkannya dengan perasaan senang ketika kengerian itu 

sudah berlalu. Engkau akan mengira engkau masih men-

dengar bunyi peringatan di telingamu, yang berteriak-teriak, 

“Pasukan siap, pasukan siap! Semua orang di tempat jaganya 

masing-masing.  “Sudah lenyapkah juru hitung atau  petugas 

pencatat pertempuran? Cobalah ia tampil menyiapkan daftar 

prajurit. Sudah lenyapkah juru timbang dan juru bayar pasuk-

an? Cobalah ia melihat berapa banyak uang yang ada, untuk 

menyiapkan bayaran biaya pertahanan. Sudah lenyapkah orang 

yang menghitung menara-menara? Cobalah ia bawa masuk 

hitungannya, supaya jumlah orang yang mampu bisa ditempat-

kan di tiap menara.” Atau semua kata-kata ini bisa diartikan 

Kitab Yesaya 33:13-24 

 615 

juga sebagai sorak-sorai kemenangan Yerusalem atas pasukan 

Asyur yang kalah telak itu, dan ini lebih tepat lagi karena 

Rasul Paulus menunjuk pada kata-kata ini ketika ia berbang-

ga penuh kemenangan atas hikmat dunia ini, yang dibuat 

bodoh oleh Injil Kristus (1Kor. 1:20). Si anak dara, putri Sion, 

menghina semua persiapan perang pasukan Asyur. Di mana 

juru hitung atau kepala pasukan Asyur? Sudah lenyapkah ia? 

Di mana juru timbang (atau bendahara), dan di mana ahli-ahli 

yang menghitung menara-menara? Mereka semua sudah mati 

atau melarikan diri. Tamatlah mereka semua. 

4. Mereka tidak akan lagi merasa ngeri ketakutan melihat orang 

Asyur, yang pada dasarnya bangsa yang biadab dan buas, ter-

lebih lagi terhadap orang Yehuda. Orang Asyur itu dari bangsa 

yang bahasanya asing, yang tidak dapat mengerti permohonan 

ataupun keluhan orang Yehuda, dan karena itu berpura-pura 

tuli kepada mereka, dan juga tidak dapat dimengerti oleh 

orang lain: “Mereka itu bangsa yang logatnya samar, sehingga 

tidak dapat dipahami, yang akan membuat mereka lebih me-

nakutkan lagi (ay. 19). Matamu tidak akan lagi melihat mereka 

buas seperti itu, sebaliknya wajah mereka berubah saat 

mereka semua menjadi mayat-mayat.” 

5. Mereka tidak akan lagi dipenuhi kecemasan akan bahaya yang 

menimpa Yerusalem-Sion dan rumah Allah yang ada di sana 

(ay. 20): “Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita, kota 

tempat perayaan-perayaan kudus kita yang agung dipelihara, 

tempat di mana kita biasanya berkumpul untuk menyembah 

Allah di dalam ibadah-ibadah bersama.” Orang-orang benar di 

antara mereka, dalam masa kesesakan, sangatlah merasa 

pedih untuk Sion karena masalah ini, bahwa itu yaitu   kota 

pertemuan raya, bahwa para penakluk akan membakar rumah 

Allah dan mereka tidak bisa lagi memelihara perayaan-peraya-

an agung mereka itu. Pada masa bahaya besar melanda selu-

ruh negeri, kepedulian kita yang utama seharusnya mengenai 

agama atau ibadah kita, dan kota-kota pertemuan raya kita 

seharusnyalah yang menjadi perhatian hati kita daripada kota-

kota kuat atau kota-kota tempat persediaan. yaitu   dengan 

mata yang tertuju kepada hal inilah, maka Tuhan Allah hen-

dak mengerjakan kelepasan bagi Yerusalem, karena itu yaitu   

kota perayaan-perayaan ibadah agung. Jadi kiranya semua 


 616

perayaan itu dipelihara dengan segenap hati nurani, sebagai 

kemuliaan suatu bangsa, dan dengan begitu kita boleh bersan-

dar pada Allah untuk memagari kemuliaan itu. Ada dua hal 

yang dijanjikan di sini kepada Yerusalem: 

(1) Keamanan yang kuat dasarnya. Yerusalem akan menjadi 

tempat kediaman yang aman bagi umat Allah. Mereka tidak 

akan diserbu dan diganggu, seperti sebelumnya, oleh rasa 

cemas akan bahaya pedang dari perang ataupun pengania-

yaan (29:20). Yerusalem akan menjadi tempat kediaman 

yang aman, sebab ia yaitu   kota pertemuan raya kita. 

Orang biasanya ingin agar ada ketenangan di rumahnya 

sendiri, namun terlebih lagi bila ada ketenangan di dalam 

rumah Allah dan tidak ada yang membuat kita takut ber-

ada di sana. Demikianlah yang akan terjadi dengan Yeru-

salem. Dan matamu akan melihat Yerusalem, yang akan 

memberi kepuasan besar kepada orang benar (Mzm. 128:5-

6). “Supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur 

hidupmu, dan damai sejahtera atas Israel. Engkau akan 

hidup untuk melihatnya dan mengalaminya.”  

(2) Kemapanan yang tidak tergoyahkan. Yerusalem, kota perte-

muan raya kita, hanyalah sebuah kemah dibandingkan 

dengan Yerusalem Baru. Segala perwujudan kemuliaan dan 

anugerah ilahi sekarang ini tidak ada apa-apanya diban-

dingkan dengan perwujudan kemuliaan dan anugerah ilahi 

yang disimpan dan disediakan nanti di kehidupan akan 

datang. Walaupun begitu, Yerusalem yaitu   kemah yang 

kuat yang tidak berpindah-pindah, tidak dapat diruntuh-

kan. Setelah masalah ini berlalu, Yerusalem akan menik-

mati damai sejahtera yang tetap dalam waktu lama. Hak-

hak istimewanya yang kudus, yang menjadi patok dan tali 

kemahnya, tidak akan dicabut darinya, tidak pula ada 

gangguan yang menimpa kehidupan dan pelaksanaan iba-

dah-ibadahnya. Jemaat Allah di bumi yaitu   sebuah 

kemah, yang walaupun bisa dipindahkan dari satu tempat 

ke tempat lain, tidak akan bisa diruntuhkan selama dunia 

berdiri. Sebab, di setiap abad, Kristus akan memiliki suatu 

keturunan yang melayani-Nya. Janji-janji dari perjanjian 

yaitu   patok jemaat, yang tidak pernah akan dicabut, dan 

segala tata aturan dan ketetapan Injil yaitu   tali-talinya, 

Kitab Yesaya 33:13-24 

 617 

yang tidak akan putus. Semua itu tidak dapat digoncang-

kan, walaupun langit dan bumi dapat, sebaliknya semua-

nya akan tetap tinggal. 

6. Tuhan Allah sendiri akan menjadi pelindung dan Penyelamat 

mereka (ay. 21-22). Inilah yang menjadi dasar utama keyakin-

an mereka: “Betapa mulia TUHAN kita itu, dan Ia akan menun-

jukkan kemuliaan-Nya demi kita dan menjadi kemuliaan kita 

sedemikian hebatnya sampai memudar kemuliaan musuh 

yang hendak menyaingi-Nya.” Tuhan Allah, yang Mahapemu-

rah, yaitu   Tuhan yang mulia. Sebab kebaikan-Nya yaitu   

kemuliaan-Nya. Allah akan menjadi Penyelamat Yerusalem 

dan Tuhannya yang mulia, 

(1) Sebagai Penjaga terhadap musuh-musuh mereka dari luar. 

Dia akan menjadi seperti tempat yang penuh sungai dan 

aliran yang lebar. Yerusalem tidak punya sungai besar apa 

pun yang mengalir melaluinya, seperti yang dipunyai kota-

kota hebat. Tidak ada, selain sungai kecil Kidron. Ia keku-

rangan salah satu benteng alam terbaik, serta juga salah 

satu keuntungan terbesar bagi perdagangan, dan atas per-

soalan inilah maka musuh-musuhnya memandang hina 

penduduk Yerusalem, dan tidak ragu lagi menjadikan me-

reka mangsa empuk. Namun, kehadiran dan kuasa Allah 

cartikel  p pada segala waktu untuk memenuhi kekurangan 

kita yang kita temui dalam makhluk atau benda ciptaan, 

dalam kekuatan dan keindahannya. Kita memiliki segala-

galanya di dalam Allah, semua yang kita perlukan atau rin-

dukan. Banyak keuntungan lahiriah yang tidak dimiliki 

oleh Yerusalem seperti yang terdapat di tempat-tempat lain, 

tetapi di dalam Allah ada yang lebih baik daripada yang 

dimiliki tempat lain itu. Tetapi, jika ada sungai dan aliran 

yang lebar di sekeliling Yerusalem, bukankah ini bisa mem-

buka jalan bagi armada kapal penyerbu? Oh tidak. Ini ada-

lah sungai-sungai dan aliran-aliran dari Allah di mana 

perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak 

menyeberanginya, tidak akan ada pasukan perang atau 

kapal besar. Jika Allah sendiri yang menjadi sungainya, 

tidak akan ada jalan bagi musuh. Musuh tidak akan dapat 

menemukan jalan atau memaksakan diri melaluinya. 


 618

(2) Sebagai Penuntun bagi segala perkara mereka di rumah: 

“Sebab TUHAN ialah Hakim kita, kepada-Nya kita bertang-

gung jawab, kepada penghakiman-Nya kita menghadapkan 

diri, kepada penghakiman-Nya kita tunduk, dan karena itu 

kita berharap Ia akan menghakimi bagi kita. TUHAN ialah 

yang memberi hartikel  m bagi kita. Perkataan-Nya merupakan 

hartikel  m bagi kita, dan kepada-Nya setiap pikiran dalam diri 

kita dibawa ke dalam kepatuhan. TUHAN ialah Raja kita, 

kepada-Nya kita memberi hormat dan penghargaan, setia, 

dan karena itu Dia akan menyelamatkan kita.” Sebab, 

seperti halnya perlindungan menarik kesetiaan, demikian 

pula kesetiaan boleh mengharapkan perlindungan, dan 

akan memperolehnya jika bersama Allah. Dengan iman kita 

menerima Kristus sebagai Raja dan Penyelamat kita, dan 

dengan begitu bergantung kepada-Nya dan membaktikan 

diri kepada-Nya. Amatilah, betapa dengan suasana penuh 

kemenangan dan hati yang terpusat pada nama Allah yang 

mulia, hati mereka terhibur dengan ini: TUHAN ialah Hakim 

kita, TUHAN ialah yang memberi hartikel  m bagi kita; TUHAN 

ialah Raja kita, yang karena ada oleh diri-Nya sendiri, juga 

Maha Mencartikel  pi oleh diri-Nya sendiri, dan Maha Mencartikel  pi 

untuk kita.t 

7. Musuh-musuh akan terhentak dan tergoncang hatinya, dan 

segala kekuatan dan rencana mereka hancur, seperti kapal di 

laut dalam goncangan karena cuaca, tidak dapat melalui badai 

dan hancur, akibat tali-talinya rusak, tiang layar patah, dan 

tidak bisa diperbaiki (ay. 23). Tali-talimu, orang Asyur, sudah 

kendor. Mereka seperti kapal yang tali-talinya kendor, atau 

ditinggalkan oleh awak kapal, ketika menyerah setelah tahu 

mereka tidak bisa menegakkan lagi tiang layar, dan bahwa 

kapal pasti akan tenggelam. Mereka sangka Yerusalam pasti 

menjadi miliki mereka. Tetapi ketika mereka baru saja masuk 

pelabuhan, dan walaupun segala sesuatu sudah menjadi milik 

mereka, mereka sama sekali tidak bisa maju lagi, dan tidak 

dapat membentangkan layar, tetapi tinggal di tempat sampai 

Allah menumpahkan kemarahan murka-Nya ke atas mereka. 

Musuh-musuh jemaat Allah sering dilucuti segala perlengkap-

an dan persenjataan mereka saat mereka pikir sudah hampir 

mencapai tujuan. 

Kitab Yesaya 33:13-24 

 619 

8. Harta kekayaan di perkemahan orang Asyur akan menjadi ja-

rahan yang kaya bagi orang Yehuda: Pada waktu itu orang 

akan membagi-bagi rampasan banyak-banyak. Ketika sebagian 

besar pasukan terbunuh, yang sisanya melarikan diri kebi-

ngungan, dan dalam keadaan terburu-buru begitu rupa sam-

pai (seperti orang Aram) meninggalkan begitu saja kemah 

mereka mereka, sehingga segala harta yang ada di dalamnya 

jatuh ke dalam tangan orang-orang yang terkepung selama itu. 

Dan bahkan orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan. 

Orang-orang yang mau tinggal berlama-lama di negeri sung-

guh membagi-bagi rampasan itu. Begitu mudahnya semua itu 

terjadi sampai bukan saja orang yang kuat bisa menguasai 

harta itu, tetapi juga bahkan orang lumpuh, yang tangannya 

lumpuh sehingga tidak bisa bertempur, dan kakinya juga, 

sehingga tidak bisa mengejar. Seperti halnya kemenangan 

yang mereka peroleh tidak mendatangkan bahaya bagi mere-

ka, demikian pula jarahan yang mereka dapat tidak disertai 

jerih payah. Dan jarahan itu begitu berlimpahnya sampai 

orang yang maju dan tiba lebih dulu membawa pergi sebanyak 

yang mereka bisa, dan bahkan orang lumpuh, yang tiba ter-

lambat, masih mendapat cartikel  p. Demikianlah Allah menimbul-

kan yang baik dari yang jahat, dan tidak saja membebaskan 

Yerusalem, tetapi juga membuatnya kaya raya dan diberi ganti 

rugi secara berlimpah atas segala kerugian yang mereka de-

rita. Begitulah,  betapa ketakutan dan kesesakan umat Allah 

berakhir dengan sedemikian baik dan penuh penghiburan. 

9. Baik sakit-penyakit maupun dosa disingkirkan. Dan pada saat 

itu sakit-penyakit pun disingkirkan dalam belas kasihan seba-

gai hasilnya, dan orang dipulihkan, bahkan dosa pun dising-

kirkan. 

(1) Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: “Aku 

sakit.” Seperti halnya orang-orang lumpuh akan menjarah 

jarahan, demikian juga dengan orang-orang yang sakit, 

kendati dengan segala kelemahan, mereka bergerak pergi 

ke perkemahan yang sudah ditinggalkan dan mengambil 

apa saja bagi mereka. Atau, waktu itu akan ada suasana 

sukacita begitu rupa di mana-mana sampai bahkan orang-

orang sakit pun ketika itu melupakan penyakit mereka 

berserta dukanya, dan bergabung bersama orang banyak 


 620

dalam bersuka ria. Kebebasan kota mereka akan menjadi 

kesembuhan mereka. Atau, itu berarti bahwa sementara 

sakit-penyakit menular umumnya menjadi akibat dari pe-

ngepungan musuh atau kemalangan yang berkepanjangan, 

tidaklah demikian halnya dengan Yerusalem, penduduknya 

malah, bersamaan dengan kemenangan dan perdamaian 

yang mereka peroleh, mendapatkan kesehatan dan tidak 

akan ada keluh kesah atas sakit-penyakit di pintu-pintu 

gerbang mereka. Atau, orang-orang sakit akan menanggung 

penyakit mereka tanpa mengeluh asalkan mereka melihat 

segalanya baik-baik saja dengan Yerusalem. Rasa duka dan 

pedih kita seharusnya tenggelam dalam ucapan puji syu-

kur atas belas kasihan yang diterima semua orang. 

(2) Dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya. 

Bukan saja bangsa itu diampuni dari kesalahan negeri 

ketika penghakiman terhadap seluruh bangsa disingkirkan, 

tetapi juga orang perorangan yang tinggal di dalam bangsa 

itu akan bertobat dan diperbaharui, dan dosanya diam-

puni. Dan hal ini dijanjikan demikian, karena ini merupa-

kan dasar bagi semua berkat dan anugerah lainnya. Allah 

akan melakukan demikian, dan melakukannya bagi umat-

Nya, Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap 

kesalahan mereka (Ibr. 8:12). Dosa yaitu   penyakit dari 

jiwa. Ketika Allah mengampuni dosa, Ia menyembuhkan 

penyakit itu. Dan ketika sakit-penyakit dosa disembuhkan 

oleh belas kasihan yang mengampuni, sengatan penyakit 

jasmani pun diambil keluar dan penyebabnya disingkirkan. 

Demikianlah, penduduk tidak akan sakit lagi, atau paling 

kurang tidak akan berkata, “Aku sakit.” Jika pelanggaran 

disingkirkan, maka kita tidak akan berkeluh kesah atas 

kemalangan jasmani. Percayalah, hai anak-Ku, dosamu su-

dah diampuni (KJV: Anak-Ku, bergembiralah, dosamu sudah 

diampuni). 

 

 

 

PASAL 34  

alam pasal ini kita temukan penghakiman mematikan ke atas 

bangsa-bangsa yang menjadi musuh bagi jemaat dan umat 

Allah, walaupun hanya bangsa Edom yang disebutkan. Penghakiman 

ini terjadi akibat permusuhan lama dari Esau terhadap Yakub, yang 

merupakan perlambang dari permusuhan yang lebih kuno lagi, yaitu 

dari Kain terhadap Habel, dan yang turun dari permusuhan yang 

sebenarnya dari si ular terhadap keturunan si perempuan. Ada ke-

mungkinan nubuat akan penghakiman ini tergenapi dalam kehancur-

an besar-besaran yang dilakukan pertama-tama oleh pasukan Asyur, 

atau lebih tepat lagi oleh pasukan Nebukadnezar beberapa waktu sete-

lah itu, di antara bangsa-bangsa tetangga Israel dan sangat merugikan 

mereka. Sang penakluk perkasa itu bermegah dalam darah yang ter-

curah dan meninggalkan negeri-negeri itu hancur luluh, dan dalam 

peristiwa itu, di luar rencananya, ia menggenapi apa yang diancam-

kan Allah terhadap musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh umat-

Nya. Walaupun demikian, beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa 

peristiwa ini dimaksudkan sebagai pernyataan akan penghartikel  man 

murka Allah terhadap semua orang yang berjuang melawan semua 

kepentingan kerajaan-Nya di antara manusia, bahwa penghartikel  man-

Nya itu sering kali digenapi melalui penghancuran besar-besaran 

yang terjadi oleh karena peperangan antara bangsa-bangsa dan ber-

bagai bentuk penghakiman lainnya yang mendatangkan kehancuran. 

Dan pada akhirnya penghartikel  man itu akan digenapi sepenuh-penuh-

nya pada saat kebinasaan menyeluruh dari segala sesuatu pada hari 

penghakiman dan penghartikel  man terakhir atas semua orang fasik.  

Dalam pasal ini kita temukan, 

I. Tuntutan agar semua orang dari segala bangsa memperhati-

kan (ay. 1). 


 622

II. Pemandangan akan darah dan kebingungan yang mengeri-

kan (ay. 2-7). 

III. Alasan untuk penghakiman ini (ay. 8). 

IV. Kelanjutan dari kehancuran ini, negeri itu dibuat seperti 

lautan Sodom (ay. 9-10), dan kota-kotanya ditinggalkan un-

tuk berbagai jenis binatang buas dan segala burung kemati-

an (ay. 11-15). 

V. Peneguhan yang sungguh-sungguh atas terjadinya semua 

peristiwa ini (ay. 16-17). Karena itu, dengarlah, dan gemetar-

lah. 

Ancaman terhadap Musuh-musuh Allah 

(34:1-8) 

1 Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah, hai 

sartikel  -sartikel   bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan 

segala yang terpancar dari padanya. 2 Sebab TUHAN murka atas segala bangsa, 

dan hati-Nya panas atas segenap tentara mereka. Ia telah mengkhususkan 

mereka untuk ditumpas dan menyerahkan mereka untuk dibantai. 3 Orang-

orangnya yang mati terbunuh akan dilemparkan, dan dari bangkai- bangkai 

mereka akan naik bau busuk; gunung-gunung akan kebanjiran darah mereka. 

4 Segenap tentara langit akan hancur, dan langit akan digulung seperti gulung-

an kitab, segala tentara mereka akan gugur seperti daun yang gugur dari pohon 

anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara. 5 Sebab pedang-Ku yang di 

langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Ku-

khususkan untuk ditumpas. 6 TUHAN mempunyai sebilah pedang yang berlu-

muran darah dan yang penuh lemak, yaitu darah anak-anak domba dan kam-

bing-kambing jantan dan lemak buah pinggang domba-domba jantan. Sebab 

TUHAN mengadakan penyembelihan korban di Bozra dan pembantaian besar di 

tanah Edom. 7 Banteng-banteng akan rebah mati bersama-sama domba dan 

kambing itu, dan lembu-lembu jantan yang muda bersama-sama lembu-lembu 

jantan yang gagah, seluruh negerinya diresapi oleh darah, dan tanah mereka 

penuh dengan lemak. 8 Sebab TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan 

tahun pengganjaran karena perkara Sion. 

Di sini kita dapati sebuah nubuat, dan juga sebuah sejarah, seperti di 

bagian lain Alkitab, tentang peperangan Tuhan, yang kita yakin kedua-

nya sungguh benar dan terjadi dengan penuh keberhasilan. Dunia ini, 

sebagai ciptaan-Nya, Ia berbuat baginya. Namun, begitu ia ada dalam 

kepentingan Iblis, yang disebut sebagai ilah dunia ini, maka Ia ber-

tempur melawannya. 

I. Inilah sangkakala ditiup dan perang dikumandangkan (ay. 1). Se-

mua bangsa harus dengar dan perhatikan, bukan hanya karena 

apa yang Allah hendak lakukan patut mendapat perhatian mereka 

Kitab Yesaya 34:1-8 

 623 

(seperti pada 33:13), tetapi juga karena mereka semua punya 

kepentingan di dalamnya. Dengan merekalah Allah berselisih. Me-

lawan merekalah Allah datang maju dengan murka-Nya. Biarlah 

mereka pasang perhatian, bahwa Allah yang Mahabesar sedang 

marah terhadap mereka. Murka-Nya menyala ke atas semua 

bangsa, dan karena itu biarlah semua bangsa datang mendekat 

untuk mendengar. Adakah sangkakala ditiup di suatu kota (Am. 

3:6), dan aku mengangkat atas mereka penjaga-penjaga, firman-

Ku: Perhatikanlah bunyi sangkakala! (Yer. 6:17). Tuhanlah yang 

empunya bumi serta segala isinya (Mzm. 24.1) dan Dia layak 

didengarkan sebagai Pencipta dan Tuannya. Dunia harus mende-

ngar, dan segala yang terpancar dari padanya, yaitu anak-anak 

manusia, yang keluar dari bumi, dari tanah, berasal daripadanya 

dan akan kembali kepadanya. Atau juga, semua hasil-hasil dari 

tanah dipanggil juga, yang lebih mungkin akan mendengar dari-

pada para pendosa, yang hatinya sudah mengeras terhadap pang-

gilan dan seruan Allah. Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan 

TUHAN (Mi. 6:2). Ini sungguh suatu hal yang bertolak belakang 

dan sekaligus adil, bahwa seluruh dunia diajak untuk peduli ter-

hadap hal yang menyangkut keadilan bagi mereka.  

II. Inilah pernyataan yang diumumkan, yang menyatakan: 

1. Dengan siapa Allah menyatakan perang (ay. 2): Sebab TUHAN 

murka atas segala bangsa. Mereka semua bersekongkol mela-

wan Allah dan agama, semuanya berpihak pada si Jahat, dan 

karena itu Ia marah dengan mereka semua, bahkan dengan 

semua bangsa yang melupakan Dia. Dalam zaman yang lam-

pau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya ma-

sing-masing (Kis. 14:16), tetapi sekarang Dia tidak akan lagi 

tinggal diam. Seperti halnya mereka semua telah merasakan 

manfaat dari kesabaran-Nya, demikian juga mereka sekarang 

harus siap merasakan kemarahan-Nya. Secara khusus hati-

Nya panas atas segenap tentara mereka, 

(1) Sebab dengan tentara itu, bangsa-bangsa telah berbuat ja-

hat terhadap umat Allah. Mereka mengucurkan darah umat 

Allah, dan karena itu mereka juga pasti harus diberi darah 

untuk diminum. 


 624

(2) Sebab mereka mempercayakan harapan mereka pada ten-

tara-tentara mereka itu dalam menghadapi keadilan dan 

kuasa Allah, dan karena itu ke atas tentara-tentara itulah 

kemarahan Allah pertama-tama akan menimpa. Pasukan 

tentara di hadapan kemarahan Allah hanyalah seperti rum-

put kering di depan api yang menghanguskan, tak peduli 

seberapa banyaknya jumlah mereka dan gagah beraninya 

mereka. 

2. Untuk siapa Ia berperang, dan apa dasar dan alasan dari 

peperangan itu (ay. 8): Sebab TUHAN mendatangkan hari pem-

balasan, dan hak Dia-lah dendam dan pembalasan, dan Ia 

tidak pernah tidak adil dalam menampakkan murka-Nya (Rm. 

3:5). Seperti halnya ada suatu hari kesabaran Tuhan, demi-

kian pula ada suatu hari pembalasan-Nya. Sebab, walaupun Ia 

panjang sabar, tidak selamanya Ia membiarkan. Saat itu ada-

lah tahun pengganjaran karena perkara Sion. Sion yaitu   kota 

kudus, kota kemuliaan kita, sebuah perlambang dan gambar-

an dari jemaat Allah di dalam dunia. Sion pantas berseteru de-

ngan para tetangganya karena segala perbuatan jahat mereka 

terhadapnya, karena segala tindakan khianat dan biadab 

mereka terhadap dia, dengan menajiskan benda-benda kudus-

nya, meruntuhkan semua istananya, dan membunuh putera-

puteranya. Ia telah berserah kepada Allah untuk membela per-

karanya itu, dan Allah akan melakukannya pada waktunya, 

yaitu pada waktu yang ditetapkan-Nya, untuk menolongnya. 

Pada saat itulah Ia akan mengganjar para penganiaya dan 

penindasnya atas segala kejahatan yang telah mereka lakukan 

kepadanya. Perkaranya akan diurus, bahwa Sion telah diperla-

kukan salah dan dalam perkara itu Sion kepunyaan Allah 

telah diperlakukan tidak benar. Penghartikel  man akan dijatuh-

kan atas keputusan ini dan akan dilaksanakan. Perhatikanlah, 

ada suatu waktu yang sudah ditetapkan menurut keputusan 

ilahi mengenai pembebasan jemaat dan kehancuran musuh-

musuhnya, yaitu suatu tahun bagi orang-orang yang dibebas-

kan, yang akan datang, tahun pengganjaran karena perkara 

Sion. Karena itu, kita harus menunggu dengan sabar sampai 

saat itu tiba, dan janganlah menghakimi sebelum waktunya. 

Kitab Yesaya 34:1-8 

 625 

III. Inilah pelaksanaan perang itu dan cara-caranya, yang ditetapkan 

dengan kepastian yang tidak akan keliru dan pasti akan berhasil.  

1. Pedang Tuhan yang di langit sudah mengamuk (KJV: dimandi-

kan). Inilah segala persiapan yang dibuat untuk perang itu (ay. 

5). Mungkin ini menunjuk pada semacam kebiasaan yang di-

miliki orang pada waktu itu untuk memandikan atau mence-

lupkan pedang mereka ke dalam suatu cairan tertentu, untuk 

mengeraskan atau mengilapkan pedang. Ini sama seperti meng-

asah dan menggosoknya supaya mengilap (Yeh. 21:9-11). Pe-

dang Allah diasah dan digosok di sorga, dalam hikmat dan kepu-

tusan-Nya, dalam keadilan dan kuasa-Nya, dan tidak ada yang 

akan tahan di hadapannya. 

2. Lihat, ia turun. Apa yang telah ditetapkan-Nya akan dijalankan 

tanpa gagal. Pedang itu akan turun dari sorga, dan semakin 

tinggi tempatnya, maka begitu turun, semakin berat pula ia 

jatuh. Ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan 

untuk ditumpas. Bangsa yang ada di bawah kutukan-Nya akan 

dihartikel  m binasa olehnya. Sengsara, selamanya sengsara, orang-

orang yang oleh dosa-dosa mereka membuat mereka ada di ba-

wah kutukan Allah. Sebab, pedang Allah tanpa meleset akan 

mengikuti kutukan Tuhan dan menjalankan hartikel  mannya. Dan 

siapa yang dikutuki-Nya, sungguh menjadi terkutuk. Pedang itu 

turun untuk menghakimi, untuk menjalankan penghakiman 

atas para pendosa. Perhatikan, pedang perang Allah selamanya 

merupakan pedang keadilan. Kita membaca bahwa dari mulut-

Nya keluar sebilah pedang tajam dan Ia menghakimi dan 

berperang dengan adil (Why. 19:11, 15). 

3. Bangsa-bangsa dan tentara mereka akan diserahkan kepada 

pedang itu (ay. 2): Ia menyerahkan mereka untuk dibantai, dan 

saat itu mereka tidak bisa menyelamatkan diri dan teman-

teman mereka pun tidak bisa membebaskan mereka darinya. 

Mereka yang dibantai yaitu   yang Allah serahkan kepada si 

pembantai, sebab kunci maut ada di tangan-Nya. Dan dalam 

menyerahkan mereka kepada si pembantai, Ia telah menum-

pas mereka. Kebinasaan mereka sudah pasti saat Allah meng-

hartikel  m mereka untuk itu, seolah-olah saat itu juga mereka 

sudah binasa, sungguh-sungguh binasa. Sesungguhnya Allah 

telah menyerahkan para musuh jemaat-Nya yang kejam ke da-

lam tangan si pembantai ketika Ia mengucapkan firman itu 


 626

(Why. 13:10), Barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pe-

dang, ia harus dibunuh dengan pedang, sebab Tuhan itu benar. 

4. Sesuai dengan hartikel  man itu, seorang pembantai sadis akan 

dihadirkan di antara mereka (ay. 6): TUHAN mempunyai sebi-

lah pedang, ketika pedang itu turun untuk suatu tugas, ia 

akan menjalankannya secara besar-besaran. Pedang itu berlu-

muran, sangat penuh, darah, darah yang disembelih, dan pe-

nuh lemak mereka. Saat hari belas kasihan dan kesabaran 

Allah yang telah disalahgunakan itu habis, maka pedang ke-

adilan-Nya tidak akan memberi ampun, tidak menyayangkan 

seorang pun. Manusia, oleh karena dosa, telah kehilangan ke-

hormatan kodrat manusiawinya dan membuat dirinya seperti 

binatang yang binasa. Dan karena itu sudah selayaknya mere-

ka tidak usah mendapatkan belas kasih dan rasa hormat yang 

sepantasnya bagi kodrat manusia. Mereka lebih pantas dibu-

nuh seperti binatang, dan tidak ada bedanya untuk memban-

tai sepasukan manusia daripada menyembelih sekawanan 

domba atau kambing dan mengambil gemuk dari buah-buah 

pinggang domba-domba jantan. Bukan itu saja, pedang Tuhan 

bukan saja membunuh domba-domba dan kambing-kambing, 

pasukan-pasukan prajurit, para prajurit biasa yang miskin, 

tetapi juga (ay. 7),  banteng-banteng akan rebah mati bersama-

sama domba dan kambing itu, dan lembu-lembu jantan yang 

muda bersama-sama lembu-lembu jantan yang gagah, tak 

peduli mereka itu biasanya sombong, kuat dan ganas (raja-raja 

di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira [Why. 

6:15]). Pedang Tuhan menjadikan mereka semua sebagai 

mangsa empuk seperti domba dan kambing. Yang paling per-

kasa di antara semua manusia pun bukanlah apa-apa di ha-

dapan murka Allah yang Mahabesar. Lihat pekerjaan berdarah 

apa yang akan terjadi: seluruh negerinya diresapi oleh darah, 

seperti hujan yang sering turun di atasnya dengan berlimpah. 

Dan tanah mereka, tanah yang kering dan tandus, penuh 

dengan lemak dari orang-orang yang terbunuh dalam segenap 

kekuatan mereka, seperti bangkai binatang. Bukan itu saja, 

gunung-gunung, yang keras dan berbatuan, akan kebanjiran 

(KJV: mencair oleh) darah mereka (ay. 3). Ungkapan-ungkapan 

ini bersifat hiperbola (berlebihan, seperti penglihatan rasul 

Yohanes mengenai darah yang mengalir sampai ke kekang 

Kitab Yesaya 34:1-8 

 627 

kuda [Why. 14:20]), dan dipakai karena kedengaran sangat 

menakutkan bagi indra kita (yang membuat kita bahkan ge-

metar memikirkan sedemikian berlimpahnya curahan darah 

manusia), dan karena itu sesuai untuk mengungkapkan kenge-

rian murka Allah, yang menakutkan melebihi segenap pengerti-

an dan ungkapan. Lihatlah apa yang sama-sama diperbuat 

dosa dan murka di dalam dunia ini, dan pikirkan betapa lebih 

mengerikan lagi murka itu bila ia datang, yang merebahkan 

banteng-banteng ke ujung-ujung tongkat yang tertanam di 

lubang perangkap. 

5. Pembantaian besar-besaran ini akan menjadi korban besar 

bagi keadilan Allah (ay. 6): TUHAN mengadakan penyembelihan 

korban di Bozra. Di sanalah baju Sang Penebus Agung menjadi 

merah oleh darah (63:1, KJV). Korban-korban persembahan 

pada waktu dulu dimaksudkan untuk kehormatan Allah, su-

paya jelas bahwa Dia membenci dosa dan menuntut tebusan 

bagi dosa, dan bahwa tidak ada lain selain darah yang bisa 

membuat pendamaian. Karena itu, untuk semua tujuan inilah 

pembunuhan itu dilakukan, supaya di dalamnya murka Allah 

nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, 

khususnya permusuhan mereka yang fasik dan lalim terhadap 

umat-Nya, yang merupakan dosa yang karenanya orang Edom 

dikenal bersalah. Pada saat korban-korban persembahan be-

sar, segala binatang berlimpah dibunuh, hekatom (korban per-

sembahan umum secara besar-besaran – pen.) dipersembah-

kan, dan darah mereka dicurahkan di depan mezbah. Dan 

demikian pula yang akan terjadi pada hari ini saat pembalasan 

Tuhan dilakukan. Dan pada saat itu seluruh bumi sudah akan 

diresapi dengan darah orang-orang berdosa seandainya Yesus 

Kristus, Sang Pendamaian Agung, tidak menumpahkan darah-

Nya bagi kita. Tetapi, barang siapa menolak Dia dan tidak mau 

ikut dalam perjanjian dengan Allah melalui Sang Korban ini, ia 

menjadikan dirinya sendiri jatuh sebagai korban ke dalam 

murka ilahi. Orang-orang berdosa yang terhartikel  m menjadi 

korban-korban persembahan selama-lamanya (Mrk. 9:48-49). 

Barang siapa tidak mempersembahkan korban (yang merupa-

kan tabiat dari orang-orang fasik (Pkh. 9:2), ia harus dipersem-

bahkan sebagai korban. 


 628

6. Orang-orang yang dibunuh ini akan sangat dibenci oleh umat 

manusia, dan orang akan merasa luar biasa jijik terhadap me-

reka, seperti dulunya mereka merasa begitu ketakutan terha-

dap orang-orang itu (ay. 3): Orang-orangnya yang mati terbunuh 

akan dilemparkan, dan tidak ada yang peduli untuk mengu-

burkan mereka dengan selayaknya. Sebaliknya, dari bangkai-

bangkai mereka akan naik bau busuk, sedemikian rupa sehing-

ga oleh karena bau yang sangat busuk itu dan juga karena pe-

mandangan yang memuakkan itu, semua orang dibuat men-

jadi marah terhadap dosa dan ketakutan akan murka Allah. 

Orang-orang yang terbunuh itu tergeletak tanpa dikuburkan, 

supaya mereka tinggal menjadi tugu-tugu peringatan akan 

keadilan ilahi. 

7. Pengaruh dan akibat dari pembantaian ini yaitu   terjadinya 

kebingungan dan kebinasaan besar-besaran di mana-mana, 

seolah-seolah seluruh alam ini melebur dan mencair habis (ay. 

4): Segenap tentara langit akan hancur. Matahari menjadi gelap, 

dan bulan tampak hitam pekat, atau berubah menjadi merah 

darah. Langit sendiri akan digulung seperti gulungan kitab, se-

perti dilakukan orang ketika selesai membacanya, atau tergu-

lung dan mengerut oleh karena panasnya api. Bintang-bintang 

akan berguguran seperti daun-daun di musim gugur. Segala 

kecantikan, sukacita dan penghiburan dari bangsa yang sudah 

takluk itu akan hilang lenyap, tata hartikel  m dan pemerintahan, 

serta seluruh kuasa dan kekuasaan akan runtuh, selain pedang 

perang saja yang berdiri. Para penakluk di masa-masa itu biasa-

nya membuat negeri-negeri yang mereka taklukkan menjadi lu-

luh lantak, dan kehancuran menyeluruh seperti ini digambar-

kan di sini dengan berbagai ungkapan kiasan, yang sungguh-

sungguh akan menjadi nyata nanti saat segala sesuatu menjadi 

hancur lebur pada akhir zaman. Menjelang akhir zaman ter-

sebut, atau hari penghakiman terakhir, Allah kadang-kadang 

menjalankan penghakiman-penghakiman luar biasa ke atas 

bangsa-bangsa yang berdosa sebagai perlambang, tanda, dan 

pendahulu bagi akhir zaman itu. Karena itu, hendaklah kita 

dibangunkan untuk merenungkan hal ini, karena untuk alasan 

inilah semua ungkapan ini digambarkan di sini, dan juga dalam 

Wahyu 6:12-13. Namun, semua peristiwa yang akan terjadi itu 

tidak juga selalu digambarkan dalam bentuk kiasan, seperti

Kitab Yesaya 34:9-17 

 629 

dalam 2 Petrus 3:10, di mana kita diberitahukan bahwa langit 

akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur 

dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang 

ada di atasnya akan hilang lenyap. 

Ancaman-ancaman terhadap Musuh-musuh Allah 

(34:9-17) 

9 Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi ter, dan tanahnya menjadi 

belerang; negerinya akan menjadi ter yang menyala-nyala. 10 Siang dan ma-

lam negeri itu tidak akan padam-padam, asapnya naik untuk selama-lama-

nya. Negeri itu akan menjadi reruntuhan turun-temurun, tidak ada orang 

yang melintasinya untuk seterusnya. 11 Burung undan dan landak akan 

mendudukinya, burung hantu dan burung gagak akan tinggal di dalamnya. 

TUHAN menjadikannya campur baur dan kosong tepat menurut rencana-

Nya. 12 Jin-jin akan diam di dalamnya, dan para pemukanya akan tidak ada 

lagi; tidak ada lagi di sana yang dimaklumkan sebagai raja, dan semua pe-

mimpinnya sudah lenyap. 13 Duri-duri akan tumbuh di puri- purinya, rum-

put dan puteri malu di tempat-tempatnya yang berkubu, sehingga menjadi 

tempat kediaman serigala, dan lapangan bagi burung unta. 14 Di sana ber-

papasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan 

temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian. 

15 Di sana ular pohon bersarang dan bertelur, mengeram sampai telurnya 

menetas; burung-burung dendang saja berkumpul di sana, masing-masing 

dengan pasangannya. 16 Carilah di dalam kitab TUHAN dan bacalah: Satupun 

dari semua makhluk itu tidak ada yang ketinggalan dan yang satu tidak 

kehilangan yang lain; sebab begitulah perintah yang keluar dari mulut 

TUHAN, dan Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan mereka. 17 Ia sendiri 

telah membuang undi
dan membagi-bagi negeri itu di
antara mereka dengan 

tali pengartikel  r; mereka akan mendudukinya sampai selama-lamanya dan 

akan tinggal di situ turun-temurun. 

Nubuat ini tampak sangat suram, tetapi pasti cakupannya tidak ha-

nya sampai pada Edom dan Bozra.  

1. Nubuat ini menggambarkan perubahan-perubahan menyedihkan 

yang sering dilakukan melalui Pemeliharaan Ilahi, di berbagai ne-

geri, kota, istana-istana, dan keluarga. Tempat-tempat yang telah 

berkembang pesat, secara aneh sering menjadi lemah dan hancur 

perlahan-lahan. Sekarang ini kita tidak tahu lagi di mana letak 

tempat-tempat yang dulunya pernah berdiri kota-kota besar yang 

dipuji-puji dalam sejarah. Negeri-negeri yang berhasil, dengan ber-

jalannya waktu, berubah menjadi tandus, dan kota-kota padat 

yang ramai menjadi tumpukan reruntuhan. Puri-puri tua yang 

membusuk tampak menyeramkan, reruntuhannya sama mena-

kutkan seperti pasukannya di kala dulu.  


 630

2. Nubuat itu menggambarkan penghakiman-penghakiman yang mem-

binasakan yang merupakan akibat dari murka Allah dan pengha-

kiman-Nya yang adil terhadap musuh-musuh jemaat-Nya. Semua 

ini akan ditimpakan-Nya pada saat terjadinya hari pembalasan dan 

tahun pengganjaran karena perkara Sion. Orang-orang yang hendak 

meruntuhkan jemaat tidak akan pernah bisa melakukannya, malah-

an sebaliknya mereka sendiri yang pasti akan hancur lebur. 

3. Nubuat itu menggambarkan kehancuran akhir dari dunia yang 

fasik ini, yang disimpan untuk hari penghakiman (2Ptr. 3:7). Bumi 

itu sendiri, ketika ia dan segala pekerjaan yang ada di dalamnya 

dihanguskan, sepengetahuan saya, akan berubah menjadi neraka 

bagi orang-orang yang menaruh hatinya pada perkara-perkara 

dunia ini.  

Walaupun begitu, nubuatan ini menunjukkan kepada kita apa yang 

akan menjadi nasib dari bangsa yang kena murka-Nya. 

I. Negeri itu akan menjadi seperti lautan Sodom (ay. 9-10). Sungai-

sungai Edom, yang mengairi tanahnya serta menyenangkan dan 

menyegarkan penghuninya, sekarang akan berubah menjadi ter, 

mengental dan mengeras, hitam pekat, bergerak-gerak sedikit 

saja, atau bahkan tidak sama sekali. Aliran sungai mereka yang 

deras berubah menjadi aliran ter yang malas, demikian kata Sir R. 

Blackmore. Tanahnya menjadi belerang. Begitu keringnya dosa 

telah membuat tanah mereka sehingga menjadi mudah terbakar 

dan mulai terbakar begitu kena percikan pertama dari murka 

Allah saat menghantamnya. Dan, begitu sudah mulai terbakar, 

segera saja seluruhnya menjadi ter yang menyala-nyala. Api ada 

di mana-mana, tidak saja di rumah atau kota, melainkan juga 

seluruh isi negeri terbakar. Dan tidak ada kuasa mana pun yang 

mampu mengecilkan atau memadamkan api itu. Negeri itu ter-

bakar terus-menerus, tanpa henti, dan siang dan malam tidak 

akan padam-padam. Siksaan yang menerpa mereka yang ada di 

neraka, atau yang ada neraka di dalam hati nuraninya sendiri, ber-

langsung terus tanpa putus-putusnya. Asapnya naik untuk selama-

lamanya. Selama para pendosa yang membangkitkan amarah ada 

di bumi, dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, dan menam-

bah jumlah kawanan orang-orang berdosa, untuk menambah lagi 

murka TUHAN (Bil. 32:14), maka di situ akan ada satu Allah di 

Kitab Yesaya 34:9-17 

 631 

sorga yang akan menghartikel  m mereka untuk perbuatan mereka 

itu. Dan selama suatu bangsa tetap meneruskan pergantian para 

pendosa, maka Allah pun akan terus mengadakan pergantian 

wabah-wabah bagi mereka. Selain itu, barangsiapa yang jatuh di 

bawah murka Allah, ia tidak akan pernah bisa pulih kembali. Tak 

peduli seberapa ringannya orang memandang murka-Nya itu, ia 

pasti akan merasakan bahwa ngeri benar, kalau jatuh ke dalam 

tangan Allah yang hidup. Jika tanah itu sudah ditentukan untuk 

binasa, maka tidak akan ada seorang pun yang mau melewatinya, 

para pelancong lebih memilih jalan memutar yang jauh sekalipun 

daripada mendekatinya dan mencium baunya. 

II. Kota-kotanya akan menjadi seperti rumah-rumah tua yang lapuk, 

yang karena sudah lama ditinggalkan para pemiliknya, kelihatan 

sangat menyeramkan, dihuni oleh segala binatang pemangsa atau 

burung-burung pembawa pertanda buruk. Lihatlah, betapa hina 

dinanya tampak istana-istana musuh. Gambaran yang diberikan 

di sini sungguh elok dan halus. 

1. Allah akan menandai mereka untuk dihancurkan dan dibina-

sakan. TUHAN menjadikannya campur baur dan kosong tepat 

menurut rencana-Nya. Ini mengartikan keadilan dari hartikel  man 

yang dijatuhkan ke atas negeri itu. Hartikel  man itu diberikan se-

suai dengan aturan keadilan dan pelaksanaannya tepat sesuai 

dengan hartikel  mannya.  Penghancurannya tidak dilakukan sem-

barangan begitu saja, melainkan dengan tali pengartikel  r. Keada-

an campur baur dan kosong yang menyeliputi seluruh muka 

negeri itu akan seperti yang terjadi pada seluruh bumi ketika 

ia masih tohu-bohu (kata yang persis digunakan di sini), yaitu 

belum berbentuk dan kosong (Kej. 1:2). Dosa akan segera meng-

ubah sorga menjadi kacau balau, dan merusak kecantikan se-

luruh ciptaan. Bilamana ada kacau balau, di situ segera ada 

kekosongan. Namun, kedua keadaan itu ditetapkan oleh sang 

Penguasa dunia, dan dalam artikel  ran yang tepat.  

2. Para pembesar dari negeri itu akan dipisahkan satu sama lain, 

dan seorang pun tidak akan berani muncul (ay. 12): Para 

pemukanya tidak akan ada lagi untuk mengurus perkara-per-

kara besar yang menghadang mereka, dan tidak satu pun yang 

akan ada untuk menanggung kehancuran ini dalam tangan 

mereka. Para pemimpinnya, setelah mendengar kabar buruk 


 632

dibawa kepada mereka, tidak akan ada apa-apanya, kehabisan 

akal, dan tidak mampu berbuat apa-apa, untuk melindungi 

diri dari kehancuran. 

III. Bahkan rumah-rumah megah dan perkasa akan menjadi hutan 

belukar (ay. 13). Tidak hanya rumput, duri-duri akan tumbuh di 

puri- purinya, rumput dan puteri malu di tempat-tempatnya yang 

berkubu, dan tidak akan ada seorang pun yang memangkasnya 

atau menginjak-injak supaya tidak tumbuh. Kadang-kadang kita 

melihat gedung-gedung runtuh ditumbuhi demikian dengan 

sampah-sampah ini. Ini menunjukkan bahwa tempat itu tidak ha-

nya tidak akan berpenghuni dan tidak dikunjungi seperti yang 

biasanya terjadi di suatu istana, tetapi juga akan ada di bawah 

kutukan Allah. Sebab semak duri dan rumput duri dahulu biasa-

nya merupakan hasil dari kutukan (Kej. 3:18). 

IV. Tempat-tempat itu akan menjadi kediaman dan tempat pertemu-

an segala binatang dan burung yang menakutkan dan menyeram-

kan, yang biasanya mengunjungi tempat-tempat suram seperti 

itu, sebab di sana mereka tidak bisa diganggu, dan bila mereka 

ditakuti di sana, mereka bisa menakuti manusia untuk ke sana. 

Keadaan kehancuran ini, karena cenderung bisa menghantam 

pikiran menjadi ngeri, diuraikan panjang lebar di sini (ay. 11). 

Burung undan akan memilikinya, atau burung pelikan, yang men-

datangkan suasana terpencil (Mzm. 102:7). Juga landak, yang 

mengeluarkan bunyi tidak mengenakkan, burung hantu, burung 

kesuraman, gagak, burung pemakan bangkai, ditarik oleh bang-

kai-bangkai, semuanya akan berdiam di sana (dengan segala 

makhluk menyeramkan pembawa pertanda buruk, kata Sir R. 

Blackmore), segala burung najis, yang tidak akan mau dipakai 

untuk melayani manusia (ay. 13). Menjadi tempat kediaman seri-

gala,  yang beracun dan berbahaya. 

Dan di ruang-ruang rumah megah yang indah berlapis karpet, 

Di mana dulunya orang-orang membungkuk menanti, 

Serigala-serigala akan mendesis dan  

anjing liar kelaparan akan melonglong. 

Di istana-istana yang dahulunya dimiliki tuan-tuan perkasa 

Ular akan menegakkan lehernya yang bertotol-totol, 

Atau melingkar-lingkarkan badannya untuk berehat. 

Sir R. Blackmore 

Kitab Yesaya 34:9-17 

 633 

Apa yang dahulunya merupakan istana bagi para pembesar 

sekarang menjadi istana bagi burung-burung hantu dan burung 

unta (ay. 14). Binatang gurun, dari negeri yang kering dan ber-

pasir, akan bertemu, seperti sudah saling berjanji, dengan anjing 

hutan, dari tempat berdataran rendah yang basah, dan berceng-

kerama di sana dengan kesunyian dan kesenyapan. 

Leopard dan teman-temannya yang kelaparan siap memangsa 

Menjelajah seluruh dataran, atau mengintip  

di balik pohon-pohon, 

Saling mengajak untuk datang, 

Dan menjadikan tempat liar ini rumah mereka. 

Binatang-binatang buas berbagai bentuk dan  

artikel  ran menyeramkan 

Akan bermukim di sini sebagai  

wilayah jajahan mereka yang penuh darah. 

Sir. R. Blackmore 

Dan jin bertemu dengan temannya untuk pergi bersama ke gu-

run ini, atau saat sudah berada di sana, mereka sangat bersuka 

bisa menemukan tempat kediaman yang cocok ini. Hantu malam 

saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian, burung malam 

dan burung pembawa pertanda buruk. Di sana ular pohon ber-

sarang dan bertelur, mengeram sampai telurnya menetas (ay. 15). 

Mereka beranak pinak supaya tempat sunyi senyap ini tetap ada 

keturunannya. Burung-burung dendang yang berpesta dengan 

bangkai-bangkai, berkumpul di sana, masing-masing dengan pa-

sangannya. Nah amatilah,  

1. Bagaimana tempat-tempat yang telah ditinggalkan dan dijauhi 

manusia justru menjadi ruang-ruang yang cocok bagi bina-

tang, yang dirawat oleh pemeliharaan Allah, dan yang tidak 

akan diabaikan-Nya. 

2. Seperti apa itu orang-orang yang bertabiat buruk, tidak bisa 

hidup bersama orang lain dan tidak bisa bergaul, dan akhir-

nya hidup terasing dalam kemuraman. Mereka itu persis se-

perti makhluk-makhluk ciptaan ini yang hidup menyendiri dan 

suka akan keterasingan. 

3. Betapa suram dan hinanya perubahan yang diakibatkan dosa. 

Dosa menjadikan tanah yang subur menjadi gersang, kota 

yang ramai menjadi gurun. 


 634

V. Inilah kepastian yang diberikan mengenai penggenapan sepenuh-

nya akan nubuat ini, bahkan hingga saat-saat terkecil keadaan 

yang menyertainya (ay. 16-17): “Carilah di dalam kitab TUHAN dan 

bacalah. Bilamana kehancuran ini tiba, bandingkan kejadiannya 

dengan nubuat ini, dan akan tahu betapa nubuat itu terjawab 

persis seperti yang dikatakan.” Perhatikanlah, kitab para nabi 

yaitu   kitab Tuhan, dan karena itu sepatutnyalah kita mencari 

keterangan di dalamnya dan bergaul dengannya sebagai yang 

memiliki asal dan wewenang ilahi. Kita tidak boleh hanya mem-

bacanya, tetapi juga mencari jawaban darinya, menyelidikinya, 

melihat satu bagian tulisan dan kemudian bagian tulisan lain lagi 

dan membandingkan keduanya bersama-sama. Berlimpah penge-

tahuan berguna akan ditarik keluar dengan cara demikian, dengan 

penyelidikan yang tekun, dari Kitab Suci, yang tidak dapat diper-

oleh hanya dengan sekadar membacanya begitu saja. Bila kamu 

telah membaca nubuat dari kitab Tuhan, maka amatilah sesudah 

itu: 

1. Bahwa sesuai dengan apa yang kamu baca, itulah yang kamu 

lihat. Satupun dari semua makhluk itu tidak ada yang keting-

galan, baik binatang gurun maupun unggas. Dan seperti yang 

dinubuatkan bahwa mereka akan memiliki tempat-tempat itu 

turun temurun, supaya jenisnya bisa berkembang biak, maka 

yang satu tidak kehilangan yang lain. Semua tanda kehancur-

an dan kesunyian ini akan berbiak, berlipat ganda dan meme-

nuhi tanah itu.  

2. Bahwa setelah mulut Allah memerintahkan pasukan yang me-

ngerikan ini, maka Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan me-

reka, seperti segala makhluk oleh naluri dikumpulkan kepada 

Adam untuk dinamai dan kepada Nuh untuk dimasukkan ke 

dalam bahtera. Apa yang firman Allah telah tetapkan akan di-

genapkan dan diwujudkan oleh Roh-Nya, sebab tidak satu pun 

dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Demikian pula 

perkataan janji Allah akan digenapi seperti demikian melalui 

pekerjaan Roh. 

3. Bahwa ada urutan dan artikel  ran yang tepat yang terjadi di da-

lam penggenapan ancaman ini. Ia sendiri telah membuang undi 

untuk semua burung dan binatang itu, sehingga setiap makh-

luk itu akan tahu tempatnya masing-masing dengan tepat 

seakan-akan tempatnya sudah ditandai dengan tali pengartikel  r. 

Kitab Yesaya 34:9-17 

 635 

Lihat hal seperti ini dalam Yoel 2:7-8, mereka masing-masing 

berjalan terus dengan tidak membelok dari jalannya; mereka 

tidak berdesak-desakan. Juru-juru tenung bangsa kafir mera-

malkan berbagai kejadian melalui terbangnya burung, seolah 

nasib manusia bergantung darinya. Tetapi di sini kita lihat 

bahwa terbangnya burung-burung ada di bawah arahan Allah 

Israel: Ia sendiri telah membuang undi untuk mereka.  

4. Bahwa kehancuran dan kesunyian itu akan terus berlangsung: 

mereka akan mendudukinya sampai selama-lamanya. Yerusa-

lem kepunyaan Allah bisa saja tergeletak dalam reruntuhan, 

tetapi Yerusalem lama menjadi pulih kembali dengan sendiri-

nya dari reruntuhannya, sampai ia memberi tempat kepada 

Yerusalem Injil, yang bisa saja direndahkan, tetapi akan diba-

ngun kembali, dan akan terus berdiri hingga ia memberi tem-

pat kepada Yerusalem sorgawi. Tetapi semua musuh jemaat 

akan dihancurkan dan menjadi merana selama-lamanya, akan 

dihartikel  m dengan kebinasaan kekal. 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 35  

ama seperti sebelumnya dalam Yesaya pasal 24 nubuat tentang 

penghakiman Allah atas dunia diikuti dengan sebuah janji dalam 

pasal berikutnya (ps. 25) akan tersedianya belas kasih-Nya yang be-

sar bagi jemaat-Nya, maka demikian pula yang terjadi di sini. Setelah 

pemandangan gelap dan mengerikan yang menggelisahkan kita 

dapati dalam pasal 34, sekarang dalam pasal ini, ada pemandangan 

yang terang benderang dan menyenangkan hati. Walaupun nubuat 

ini menggambarkan kemakmuran kerajaan Hizkia baru akan terjadi 

pada bagian penghujung dari masa kekuasaannya, namun nubuat 

tersebut memandang jauh ke depan, seperti halnya dengan nubuat 

pasal sebelumnya yang melihat jauh melampaui kehancuran kaum 

Edom. Kedua nubuat ini merupakan perlambangan, dan karena itu 

kita perlu mempelajari hal-hal apa yang diperlambangkan olehnya, 

yaitu kerajaan Kristus dan kerajaan sorga. Ketika dunia, yang hidup 

dalam kefasikan, dihancurkan, dan jemaat Yahudi, yang bersikeras 

dalam ketidakpercayaan, menjadi sunyi senyap, maka saat itulah 

jemaat Injil akan ditegakkan dan bermekaran. 

I. Orang-orang bukan Yahudi akan dibawa masuk ke dalam 

jemaat Injil itu (ay. 1-2, 7). 

II. Orang-orang yang mengharapkan jemaat Injil itu, yang lemah 

lesu dan tawar hati, akan didorong supaya bangkit (ay. 3-4). 

III. Mujizat-mujizat akan dikerjakan pada jiwa-jiwa dan tubuh 

jasmani (ay. 5-6). 

IV. Jemaat Injil akan dijalankan dalam jalan kekudusan (ay. 8-9).  

V. Jemaat akan dibawa ke dalam sukacita abadi (ay. 10). 

Demikianlah, kita temukan dalam pasal ini banyak hal tentang 

Kristus dan sorga melebihi yang mungkin orang pikirkan dalam Per-

janjian Lama. 


 638

Berkat-berkat Injil  

(35:1-4) 

1 Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan 

bersorak-sorak dan berbunga; 2 seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, 

akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Liba-

non akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan 

melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita. 3 Kuatkanlah tangan yang 

lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.
4 Katakanlah kepada orang-

orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allah-

mu
akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri 

datang menyelamatkan kamu!"  

Dalam ayat-ayat di atas kita temukan, 

I. Tanah tandus bermekaran. Dalam pasal sebelumnya kita dapati 

sebuah negeri yang ramai dan subur berubah menjadi padang 

gurun yang mengerikan. Di sini kita temukan sebaliknya, sebuah 

padang gurun berubah menjadi tanah yang baik. Ketika tanah 

Yehuda dibebaskan dari pasukan Asyur, bagian-bagian negeri itu 

yang sudah menjadi seperti padang gurun akibat penghancuran 

dan porak-poranda pasukan Asyur, mulai pulih kembali, tampak 

indah kembali, dan berbunga lebat seperti mawar. Ketika bangsa-

bangsa bukan Yahudi, yang sudah lama seperti padang gurun 

dan tidak berbuah apa-apa bagi Allah, menerima Injil, maka suka-

cita pun datang bersama Injil kepada mereka (Mzm. 67:4-5; 

96:11-12).  Ketika Kristus diberitakan di Samaria, maka sangatlah 

besar sukacita dalam kota itu (Kis. 8:8). Mereka yang duduk dalam 

kegelapan melihat terang yang besar dan penuh sukacita, lalu 

berbunga lebat, yakni memberi harapan akan menghasilkan 

buah-buah yang berlimpah. Sebab, itulah yang menjadi tujuan 

para pemberita Injil (Yoh. 15:16), untuk pergi dan menghasilkan 

buah (lihat juga Rm. 1:13; Kol. 1:6). Walaupun bunga-bunga bu-

kanlah buah, dan sering kali gugur dan tidak menjadi apa-apa, 

namun mereka diperlukan untuk berbuah. Kasih karunia yang 

mengubah hati membuat jiwa yang seperti padang gurun bersorak 

sorai dan berbunga lebat. Padang gurun yang mekar ini akan 

memiliki kemuliaan Libanon, yang terkenal dengan kekuatan dan 

keanggunan pohon-pohon arasnya, serta semarak Karmel dan 

Saron, yang termasyhur dengan gandum dan ternaknya. Apa saja 

yang berharga di suatu tempat akan dibawa ke dalam Injil. Semua 

keindahan jemaat Yahudi diperbolehkan masuk ke dalam jemaat 

Kristen, dan muncul dalam kesempurnaannya, seperti yang di-

Kitab Yesaya 35:1-4 

 639 

tunjukkan dengan panjang lebar oleh Rasul Paulus dalam surat-

nya kepada orang-orang Ibrani. Apa saja yang mulia dan unggul 

di dalam tata aturan Musa dialihkan ke dalam ketetapan-ketetap-

an Injil. 

II. Kemuliaan Allah bersinar terang: Mereka itu akan melihat kemulia-

an TUHAN. Allah akan menyatakan diri-Nya lebih daripada yang 

sudah-sudah dalam kasih karunia dan kasih-Nya kepada umat 

manusia (sebab itulah yang menjadi kemuliaan dan semarak-

Nya). Dan Ia akan memberi manusia mata untuk melihat kasih 

karunia dan kasih-Nya itu, dan hati untuk dipengaruhi olehnya 

seperti yang dikehendaki-Nya. Inilah yang membuat padang gu-

run itu berbunga lebat. Semakin kita melihat dengan iman kemu-

liaan Tuhan dan semarak Allah kita, semakin bersuka dan ber-

buahlah kita jadinya. 

III. Orang-orang yang lemah lesu dan tawar hati mendapat dorongan 

semangat (ay. 3-4). Para nabi dan hamba-hamba Allah secara 

khusus ditugaskan, melalui jabatan mereka, kuatkanlah tangan 

yang lemah lesu, hiburlah orang-orang yang belum pulih dari 

ketakutan yang mereka alami karena pasukan Asyur, yakinkan 

mereka bahwa sekarang Allah kembali kepada mereka dengan 

belas kasih-Nya. Inilah yang menjadi rancangan Injil, yaitu: 

1. Untuk menguatkan orang-orang yang lemah dan meneguhkan 

mereka, yaitu yang lemah tangannya sehingga tidak mampu 

bekerja atau bertempur, dan hampir tidak bisa mengangkat 

tangan ketika berdoa, yang goyah lututnya sehingga tidak 

mampu berdiri atau berjalan dan tidak layak untuk menjalani 

perlombaan yang dihadapkan kepada kita. Injil melengkapi 

kita dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran yang me-

nguatkan hati kita, dan menunjukkan kepada kita di mana 

kekuatan itu disediakan bagi kita. Di antara orang-orang Kris-

ten sejati ada banyak yang tangannya lemah dan lututnya go-

yah, yang masih bayi di dalam Kristus. Walaupun begitu, me-

rupakan kewajiban kita untuk menguatkan saudara-saudara 

kita (Luk. 22:32), bukan saja menanggung kelemahan orang 

yang tidak kuat, tetapi juga melakukan semampu kita untuk 

meneguhkan mereka (Rm. 15:1; 1Tes. 5:14). Menjadi tugas 

kita juga untuk menguatkan diri kita sendiri, mengangkat 


 640

tangan yang lemah (Ibr. 12:12), mengembangkan kekuatan 

yang telah Allah berikan kepada kita dan memakainya. 

2. Untuk menghidupkan mereka yang hilang keyakinan diri dan 

patah arang: Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati 

oleh karena kelemahan mereka dan karena kekuatan musuh 

mereka, yang berpikiran pendek atau terburu-buru (begitulah 

artinya), langsung menyerah dan melarikan diri begitu ada 

tanda bahaya, dan berkata tanpa pikir panjang lagi, “Kita ter-

buang dan binasa” (Mzm. 31:23). Injil lebih dari cartikel  p untuk 

membungkam segala ketakutan ini. Injil berkata kepada mere-

ka, hendaklah mereka katakan kepada diri sendiri dan satu 

sama lain, Kuatkanlah hatimu, jangan takut. Rasa takut mem-

buat orang lemah. Semakin kita berjuang melawannya, sema-

kin kuat kita dalam bertindak dan menderita. Dan untuk men-

dorong kita untuk berjuang melawan rasa takut, maka Dia 

yang berkata kepada kita, kuatkan hatimu, telah menyediakan 

pertolongan bagi kita di tangan seorang yang perkasa. 

IV. Kepastian yang diberikan mengenai kedatangan seorang Penyela-

mat: “Lihatlah, Allahmu
akan datang dengan pembalasan. Allah 

akan tampil bagimu melawan musuh-musuhmu, akan membalas-

kan segala kejahatan yang mereka lakukan dan memberi ganti 

rugi atas segala kerugianmu.” Mesias akan datang, ketika waktu-

nya tiba, untuk mengadakan pembalasan terhadap kuasa-kuasa 

kegelapan, melucuti mereka dan membuat mereka sebagai tonton-

an di depan umum, untuk memberi ganjaran berupa penghiburan 

melimpah kepada mereka yang berkabung di Sion. Ia sendiri da-

tang menyelamatkan kita. Dengan semua harapan inilah orang-

orang kudus Perjanjian Lama menguatkan tangan-tangan mereka 

yang lemah. Mesias akan datang kembali pada akhir zaman, akan 

datang dalam api yang bernyala-nyala, untuk membalaskan kesu-

sahan kepada mereka yang telah menyusahkan umat-Nya, dan 

mengganjar mereka yang dibuat susah itu dengan istirahat, isti-

rahat yang begitu tenteram yang bukan merupakan akhir, tetapi 

yang merupakan suatu upah penuh (2Tes. 1:6-7). Orang-orang 

yang  hatinya berdebar-debar karena tabut Allah itu, dan yang terus 

bersusah hati bagi jemaat-Nya di dunia ini, boleh membungkam 

segala rasa takut mereka dengan ini, bahwa Allah akan mengambil 

pekerjaan itu ke dalam tangan-Nya. Allahmu akan datang, yang

Kitab Yesaya 35:5-10 

 641 

membela perkaramu dan kepentinganmu sendiri. Dialah Allah itu 

sendiri, Allah satu-satunya. 

Berkat-berkat Injil 

(35:5-10) 

5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-

orang tuli akan dibuka. 6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat se-

perti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air me-

mancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; 7 tanah pasir yang 

hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; 

di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. 8 Di situ akan 

ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir 

tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di 

atasnya. 9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalani-

nya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan 

berjalan di situ, 10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang 

dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi 

mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan 

keluh kesah akan menjauh. 

“Pada waktu itu, ketika Allahmu datang, yaitu Kristus, untuk mene-

gakkan kerajaan-Nya di dunia, yang mengenainya semua nabi ber-

saksi, khususnya dalam menggenapi nubuat-nubuat mereka menge-

nai pembebasan jemaat secara jasmani dari kesukaran mereka, 

terutama nubuat dari Yesaya, sang nabi Injil ini, maka pada waktu 

itu lihatlah perkara-perkara besar.” 

I. Perbuatan-perbuatan ajaib akan dikerjakan di dalam kerajaan 

alam maupun kerajaan kasih karunia, mujizat belas kasih diker-

jakan atas anak-anak manusia, sedemikian hebatnya sampai 

cartikel  p untuk memperlihatkan bahwa Allah sendirilah yang datang 

kepada kita.  

1. Perbuatan ajaib akan dikerjakan atas tubuh jasmani (ay. 5-6):  

mata orang-orang buta akan dicelikkan. Hal seperti ini sering 

dilakukan Tuhan Yesus semasa berada di bumi, dengan se-

patah kata, dan pernah Ia memberi penglihatan kepada orang 

yang buta sejak lahir (Mat. 9:27; 12:22; 20:30; Yoh. 9:6). 

Dengan kuasa-Nya pula telinga orang tuli dibukakan, dengan  

satu kata. Efata, Terbukalah (Mrk. 7:34). Banyak yang lumpuh 

dipulihkan kakinya dengan begitu sempurna sampai bukan 

saja mereka bisa berjalan, tetapi juga melompat, dan dengan 

sukacita besar sampai tidak bisa tahan untuk berlompat-


 642

lompat kegirangan, seperti si orang lumpuh dalam Kisah Para 

Rasul 3:8. Yang bisa juga dibuat bisa berbicara, dan tidak 

heran mereka sampai bernyanyi-nyanyi kegirangan (Mat. 9:32-

33). Mujizat-mujizat ini Kristus kerjakan untuk membuktikan 

diri-Nya diutus Allah (Yoh. 3:2), bahkan bukan itu saja, de-

ngan melakukan semuanya itu dengan kuasa-Nya sendiri dan 

dalam nama-Nya sendiri, Ia membuktikan bahwa Dia sendiri 

yaitu   Allah, Allah yang sama yang pada mulanya mencipta-

kan mulut manusia, telinga yang mendengar, dan mata yang 

melihat. Saat Ia memberi bukti kepada murid-murid Yohanes 

Pembaptis mengenai tugas ilahi-Nya, Ia melakukannya dengan 

berbagai mujizat seperti ini, yang dalam semua peristiwa itu 

firman yang tertulis dalam Kitab Yesaya ini terpenuhi. 

2. Perbuatan ajaib, perbuatan ajaib yang lebih hebat, akan diker-

jakan pada jiwa-jiwa manusia. Oleh firman dan Roh Kristus, 

orang-orang yang buta secara rohani akan diterangi, yang tuli 

terhadap panggilan-panggilan Allah akan dibuat siap mende-

ngarkan panggilan-Nya, seperti Lidia, di mana Tuhan membuka 

hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh 

Paulus (Kis. 16:14). Yang lumpuh terhadap segala sesuatu 

yang baik, oleh kasih karunia Allah akan dibuat bukan hanya 

mampu melakukan, tetapi juga giat di dalam semua yang baik, 

dan melakukan segala perintah Allah. Yang bisu dan tidak 

tahu bagaimana berbicara tentang Allah dan kepada Allah, 

akan dibukakan pengertian mereka sehingga mengenal Dia, 

sehingga membuka bibir memuji-muji Dia. Lidah si bisu akan 

bernyanyi gembira, sukacita karena keselamatan dari Allah. 

Puji-pujian akan keluar dari mulut bayi-bayi dan anak-anak 

yang menyusu.  

II. Roh Kudus akan dicurahkan dari atas. Akan ada mata air dan su-

ngai, sungai-sungai dari air hidup. Ketika Penyelamat kita ber-

bicara mengenai hal-hal ini sebagai penggenapan Kitab Suci, dan 

sangat mungkin ayat ini, sang penulis Injil Yohanes memberitahu-

kan kita, bahwa yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan 

diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya (Yoh. 7:38-39), 

seperti juga yang dikatakan sang nabi dalam Kitab Yesaya (32:15). 

Begitu pula di sini (ay. 6), di padang gurun, di mana tidak ada 

yang mengharapkannya, mata air memancar. Hal ini digenapi keti-

Kitab Yesaya 35:5-10 

 643 

ka turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan 

pemberitaan itu (Kis. 10:44). Saat itulah sumber-sumber air kehi-

dupan terbuka, yang darinya sungai-sungai mengalir mengairi 

bumi dengan limpahnya. Mata-mata air ini dikatakan memancar, 

tiba-tiba muncrat keluar, yang menunjukkan adanya suatu kejut-

an yang menyenangkan terjadi bagi dunia bangsa-bangsa lain, de-

ngan begitu rupa sampai seolah-olah membawa mereka ke suatu 

dunia lain. Akibat membahagiakan dari hal ini yaitu   tanah pasir 

yang hangat akan menjadi kolam (ay. 7). Orang-orang yang mem-

banting tulang dan berbeban berat, yang ada di bawah beban rasa 

bersalah, dan merasa panas akibat murka ilahi, bisa beristirahat 

dan merasa sangat segar serta terhibur di dalam Injil. Di tanah 

kersang, di mana tidak ada air, tidak ada ibadah (Mzm. 63:1-2), 

akan ada sumber-sumber air, yaitu pelayanan Injil, yang menjalan-

kan semua ibadah dan ketetapan Injil secara murni dan melim-

pah, sehingga kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan 

oleh aliran-aliran sebuah sungai (Mzm. 46:5). Di tempat serigala, 

yang lebih suka berdiam di tanah kersang yang panas (34:9, 13), 

sungai-sungai itu akan mengalir dan mengairinya, sehingga di 

tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan, hasil-

hasil bumi melimpah dan berguna. Demikianlah yang terjadi ke-

tika jemaat-jemaat Kristen ditanam, dan bermekaran dengan he-

batnya, di segala kota bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang selama 

berabad-abad menjadi seperti tempat serigala berbaring, atau lebih 

tepatnya setan-setan, seperti Babel (Why. 18:2). Ketika sifat-sifat 

dan harta benda kuil-kuil berhala diubah dan semuanya dialihkan 

untuk melayani Kekristenan, maka saat itu segala tempat serigala 

berbaring menjadi ladang yang subur dan berbuah. 

III. Jalan agama dan kekudusan akan dibentangkan, yang disebut-

kan di sini dengan Jalan Kudus (ay. 8), yaitu jalan penyembahan 

yang kudus maupun jalan perilaku hidup yang kudus. Kekudus-

an merupakan sifat yang benar bagi kodrat dan kehendak manu-

sia, sejalan dengan kodrat dan kehendak ilahi. Jalan Kudus ada-

lah jalan kewajiban-kewajiban ibadah yang patut manusia ikuti 

dan mendesak maju di dalamnya, dengan mata yang tertuju pada 

kemuliaan Allah dan kebahagiaan mereka sendiri dalam menik-

mati hadirat-Nya. “Ketika Allah kita datang kepada kita untuk 

menyelamatkan kita, Dia akan menuliskan jalan ini kepada kita 


 644

melalui Injil-Nya, seperti yang belum pernah digambarkan sebe-

lumnya.” 

1. Itu yaitu   sebuah jalan yang sudah ditetapkan. Bukan jalan 

penderitaan, tetapi jalan raya, ke dalamnya kita diarahkan 

oleh suatu kuasa ilahi dan di dalamnya kita dilindungi oleh 

suatu jaminan ilahi. Itu yaitu   jalan raya Raja, jalan raya dari 

Raja dari segala raja, yang di dalamnya, walaupun bisa digang-

gu, kita tidak bisa dihentikan. Jalan Kudus yaitu   jalan perin-

tah-perintah Allah. Jalan itu (seperti biasanya dengan jalan-

jalan raya) yaitu   jalan-jalan yang dahulu kala (Yer. 6:16).  

2. Itu akan menjadi jalan yang layak, jalan yang dipakai Allah 

untuk membawa orang-orang pilihan-Nya kepada diri-Nya sen-

diri, dan orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, kare-

na akan mengotorinya atau mengganggu mereka yang berjalan 

di dalamnya. Itu satu-satunya jalan yang ada, dibedakan dari 

jalan dunia, karena itu jalan pemisahan dari dunia dan tidak 

mau serupa dengan dunia ini. Jalan itu hanya bagi mereka 

yang telah Tuhan pisahkan bagi diri-Nya (Mzm. 4:4), akan 

disediakan bagi mereka: Orang-orang yang diselamatkan akan 

berjalan di situ, dan kepuasan yang mereka nikmati dalam 

jalan penuh kebahagiaan ini akan jauh dari jangkauan gang-

guan dunia yang jahat. Orang yang tidak tahir tidak akan me-

lintasinya, karena itu jalan yang bersih dan indah. Mereka 

yang berjalan di dalamnya yaitu   orang-orang yang hidupnya 

tidak bercela, yang telah melepaskan diri dari kecemaran-kece-

maran dunia.  

3. Itu yaitu   jalan lurus: orang-orang yang melintas, yang ber-

jalan di dalamnya, walaupun bodoh, tidak mampu dalam per-

kara-perkara lain, akan mendapat petunjuk-petunjuk yang 

jelas dari firman dan Roh Allah di jalan ini sehingga mereka 

tidak akan berbuat salah. Bukan berarti mereka kebal dari 

kesalahan dalam perilaku mereka, atau tidak akan melakukan 

kesalahan, melainkan tidak akan bersalah melakukan per-

buatan-perbuatan jahat yang mematikan, tidak akan tersesat 

tetapi menemukan kembali jalan mereka, dan bisa mencapai 

akhir perjalanan mereka. Mereka yang berada di jalan yang 

sempit, walaupun sebagian bisa jatuh di satu jalan setapak 

dan lainnya di jalan setapak lainnya, tidak selalu benar, na-

mun semuanya akan bertemu pada akhirnya di akhir perjalan-

Kitab Yesaya 35:5-10 

 645 

an yang sama, tidak akan pernah jatuh kembali ke jalan yang 

lebar. Roh kebenaran akan menuntun mereka ke dalam selu-

ruh kebenaran yang perlu bagi mereka. Perhatikanlah, jalan ke 

sorga yaitu   jalan yang jelas dan mudah dilalui. Apa yang 

bodoh bagi dunia, dipilih Allah, dan dibuat-Nya mereka menjadi 

bijak untuk diselamatkan. Bagi orang berpengertian, pengeta-

huan mudah diperoleh. 

4. Itu yaitu   jalan yang aman: Di situ tidak akan ada singa, bina-

tang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di 

sana (ay. 9), tidak ada yang akan menyakiti atau menghancur-

kan. Mereka yang terus dekat di jalan ini akan aman dari 

jangkauan Iblis, si singa yang mengaum-aum itu, si jahat tidak 

akan menyentuh mereka. Mereka yang berjalan di Jalan 

Kudus bisa melintas terus dengan rasa aman yang kudus dan 

pikiran tenang, karena mereka tahu tidak ada yang akan 

menyakiti mereka. Mereka merasa tenang tidak merasa takut 

terhadap yang jahat. Di masa Hizkia, beberapa waktu setelah 

penawanan sepuluh sartikel   Israel, karena tidak senang dengan 

sartikel  -sartikel   lain yang tinggal di Samaria menggantikan kesepu-

luh sartikel   itu, Allah melepaskan singa-singa ke antara mereka 

(2Raj. 17:25. Tetapi Yehuda tetap menjaga kesetiaan mereka, 

dan karena itu di situ tidak akan ada singa. Orang yang ber-

jalan di Jalan Kudus harus memisahkan diri dari semua yang 

cemar dan buas, harus memberi diri diselamatkan dari angkat-

an yang jahat ini. Karena mereka yaitu   orang-orang yang 

diselamatkan, maka biarlah mereka berjalan dengan orang-

orang yang diselamatkan yang akan berjalan di situ. 

IV. Ujung dari jalan ini yaitu   sukacita abadi (ay. 10). Janji mulia 

akan datangnya damai sejahtera ini kini segera akan tergenapi 

dalam sukacita dan istirahat bagi jiwa yang tidak berkesudahan. 

Inilah kabar gembira bagi semua warga sorga, yaitu istirahat dari 

keletihan: orang-orang yang dibebaskan TUHAN, yang karena itu 

pantas mengikuti Dia ke mana pun Dia pergi (Why. 14:4), akan 

pulang dan masuk ke Sion.   

1. Untuk melayani dan menyembah Allah di dalam jemaat yang 

bergiat: mereka akan membebaskan diri sendiri dari Babel (Za. 

2:7), akan menanyakan jalan ke Sion (Yer. 50:5), dan akan me-

nemukan jalannya (52:12). Allah akan membuka bagi mereka 


 646

sebuah jalan untuk meloloskan diri dari penawanan, dan jalan 

itu akan berhasil, walaupun ada banyak musuh. Mereka akan 

menggabungkan diri dengan jemaat Injil, Gunung Sion itu, kota 

Allah yang hidup itu (Ibr. 12:22). Mereka akan datang dengan 

nyanyian-nyanyian sukacita dan pujian atas pembebasan me-

reka dari Babel, tempat di mana mereka dahulu biasa mena-

ngis apabila mengingat Sion (Mzm. 137:1). Mereka akan ber-

nyanyi-nyanyi di jalan-jalan Tuhan, dan terus memuji-muji 

Dia. Mereka bergirang di dalam Yesus Kristus, dan segala 

dukacita serta tanda-tanda kebersalahan mereka dilenyapkan 

oleh kuasa penghiburan ilahi. Berbahagialah orang yang ber-

dukacita, karena mereka akan dihibur.   

2. Untuk melihat dan menikmati Allah di dalam jemaat yang ber-

sorak kemenangan. Mereka yang berjalan di Jalan Kudus, di 

bawah tuntunan Penebus mereka, pada akhirnya akan datang 

ke Sion, ke Sion sorgawi, akan datang dalam suatu tubuh, 

seutuhnya dipersembahkan, dengan tak bernoda dan penuh 

kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya (Yud. 24; Why. 7:17). 

Mereka akan datang dengan nyanyian-nyanyian. Ketika umat 

Allah kembali dari Babel ke Sion, mereka datang dengan mena-

ngis (Yer. 50:4). Tetapi, mereka akan datang ke sorga dengan 

menyanyikan sebuah nyanyian baru, yang seorang pun tidak 

dapat mempelajarinya (Why. 14:3). Saat mereka masuk ke 

dalam sukacita Tuhan mereka, akan ada sukacita besar yang 

tidak pernah akan dapat diberikan dunia ini, sukacita abadi, 

tanpa campuran, selingan atau hentian. Sukacita itu tidak 

hanya akan memenuhi hati mereka, sampai mereka merasa 

puas sempurna tanpa henti, tetapi juga akan ada di kepala 

mereka sebagai perhiasan kasih karunia dan mahkota kemu-

liaan, sebagai kalungan bunga yang dipakai sebagai tanda 

kemenangan. Sukacita mereka akan bisa dilihat, dan tidak lagi 

tersembunyi seperti di dunia ini. Sukacita mereka itu akan 

diberitakan, untuk kemuliaan Allah dan dorongan semangat 

bagi mereka satu sama lain. Saat itu mereka akan mengalami 

sukacita dan kegembiraan yang tidak bisa mereka harapkan di 

seberang sorga sini. Dan kedukaan dan keluh kesah akan 

menjauh, bagaikan malam di hadapan matahari terbit. Demi-

kianlah semua nubuat-nubuat ini, yang menunjuk pada pe-

nyerbuan pasukan Asyur, berakhir dengan dartikel  ngan kepada 

Kitab Yesaya 35:5-10 

 647 

umat Allah yang menopang mereka dalam malapetaka yang 

mereka alami, dan mengarahkan sukacita mereka kepada 

sesuatu yang lebih tinggi, ketika dibebaskan dari malapetaka 

itu. Pengharapan dan pandangan kita yang penuh dengan 

sukacita akan hidup kekal sudah seharusnya bisa menelan 

segala dukacita dan sukacita sekarang ini. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 36  

abi Yesaya, dalam pasal ini dan tiga pasal berikutnya, menjadi 

seorang ahli sejarah. Sebab sejarah Kitab Suci, seperti juga 

nubuatan Kitab Suci, diberikan oleh ilham Allah, dan disampaikan 

kepada orang-orang kudus. Banyak nubuat dari pasal-pasal sebe-

lumnya digenapi dalam penyerangan Sanherib ke Yehuda dan penge-

pungannya atas Yerusalem, serta kekalahan ajaib yang ditemuinya di 

sana. Oleh sebab itu, kisah tentang peristiwa ini diselipkan di sini, 

baik untuk menjelaskan maupun meneguhkan nubuat itu. Kunci 

nubuat dapat ditemukan dalam sejarah. Dan di sini, supaya kita 

lebih mudah masuk, kunci itu seolah-olah digantung di pintu. Peng-

genapan nubuat ini sepenuh-penuhnya dapat meneguhkan iman 

umat Allah akan nubuat-nubuat lain, yang waktu penggenapannya 

masih lama. Apakah cerita ini diambil dari Kitab Raja-raja dan ditam-

bahkan di sini, ataukah cerita ini pertama-tama ditulis oleh Yesaya di 

sini dan dari situ dimasukkan ke dalam Kitab Raja-raja, tidaklah 

penting. Tetapi ceritanya hampir sama persis kata demi kata. Dan 

peristiwa itu begitu layak untuk dingat sehingga pantas dicatat dua 

kali (2Raj. 18 dan 19), dan dalam pasal ini, serta ringkasannya dalam 

2 Tawarikh 32. Kita hanya akan melihat dengan singkat cerita ini di 

sini, karena cerita itu sudah dijelaskan panjang lebar dalam Kitab 

Raja-raja. Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Penyerangan yang diadakan raja Asyur terhadap Yehuda, dan 

keberhasilannya melawan semua kotanya yang berkubu (ay. 1).  

II. Pertemuan yang ingin diadakannya dengan Hizkia, dan de-

ngan para pejabat dari kedua belah pihak (ay. 2-3).  

III. Perkataan juru minuman agung yang mencemooh dan meng-

hujat, yang dengannya ia bermaksud untuk menakut-nakuti 


 650

Hizkia supaya tunduk, dan membujuknya untuk menyerah 

dengan sukarela (ay. 4-10).  

IV. Seruannya kepada orang banyak, dan usahanya untuk mem-

bujuk mereka supaya meninggalkan Hizkia, dan dengan demi-

kian memaksa Hizkia untuk menyerah (ay. 11-20).  

V. Laporan tentang hal ini disampaikan kepada Hizkia oleh para 

utusannya (ay. 21-22). 

Pesan Sanherib yang Lancang 

(36:1-10) 

1 Maka dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja 

Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya. 2 

Raja Asyur mengutus juru minuman agung dari Lakhis ke Yerusalem kepada 

raja Hizkia disertai suatu tentara yang besar. Ia mengambil tempat dekat 

saluran kolam atas di jalan raya pada Padang Tukang Penatu. 3 Keluarlah 

mendapatkan dia Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera 

negara, serta Yoah bin Asaf, bendahara negara. 4 Lalu berkatalah juru mi-

numan agung kepada mereka: “Baiklah katakan kepada Hizkia: Beginilah 

kata raja agung, raja Asyur: Kepercayaan macam apakah yang kaupegang 

ini? 5 Kaukira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan rencana dan 

kekuatan untuk perang! Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka 

engkau memberontak terhadap aku? 6 Sesungguhnya, engkau berharap ke-

pada tongkat bambu yang patah terkulai itu, yaitu Mesir, yang akan menu-

suk dan menembus tangan orang yang bertopang kepadanya. Begitulah ke-

adaan Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang berharap kepadanya. 7 Dan 

apabila engkau berkata kepadaku: Kami berharap kepada TUHAN, Allah 

kami, – bukankah Dia itu yang bukit-bukit pengorbanan-Nya dan mezbah-

mezbah-Nya telah dijauhkan oleh Hizkia sambil berkata kepada Yehuda dan 

Yerusalem: Di depan mezbah inilah kamu harus sujud menyembah! 8 Maka 

sekarang, baiklah bertaruh dengan tuanku, raja Asyur: Aku akan memberi-

kan dua ribu ekor kuda kepadamu, jika engkau sanggup memberikan dari 

pihakmu orang-orang yang mengendarainya. 9 Bagaimanakah mungkin eng-

kau memartikel  l mundur satu orang perwira tuanku yang paling kecil? Padahal 

engkau berharap kepada Mesir dalam hal kereta dan orang-orang berkuda! 10 

Sekarang pun, adakah di luar kehendak TUHAN aku maju melawan negeri ini 

untuk memusnahkannya? TUHAN telah berfirman kepadaku: Majulah 

menyerang negeri itu dan musnahkanlah itu!” 

Di sini kita hanya akan mencermati beberapa hal yang bisa dijadikan 

pelajaran.  

1.  Sebuah bangsa bisa saja sedang menjalankan kewajiban ibadah 

mereka, namun menghadapi masalah dan kesusahan. Hizkia 

sedang melakukan pembaruan, dan rakyatnya dalam tingkat ter-

tentu sedang diperbarui. Namun negeri mereka pada waktu itu 

diserang dan sebagian besarnya diporak-porandakan. Mungkin 

mereka mulai lalai dan dingin dalam pekerjaan pembaruan itu, 

Kitab Yesaya 36:1-10 

 651 

melakukannya dengan setengah hati, dan mulai mundur dalam 

mengadakan pembaruan yang menyeluruh. Lalu Allah men-

datangi mereka dengan penghakiman ini, untuk menghidupkan 

mereka dan kembali melakukan pekerjaan pembaruan yang baik 

itu. Kita tidak boleh terheran-heran jika, ketika kita sedang 

melakukan segala sesuatu dengan baik, Allah mengirimkan pen-

deritaan-penderitaan untuk menggugah kita supaya melakukan-

nya dengan lebih baik lagi, untuk melakukan yang terbaik, dan 

untuk terus mendesak maju menuju kesempurnaan. 

2.  Bahwa kita tidak boleh aman dan yakin bahwa damai sejahtera 

kita di dunia ini akan terus berlanjut, tidak pula berpikir bahwa 

gunung kita berdiri begitu kokoh sehingga tidak dapat dipindah-

kan. Hizkia yaitu   seorang raja yang bukan hanya saleh melain-

kan juga bijaksana, baik dalam mengatur negerinya sendiri mau-

pun dalam berunding dengan negeri-ne