ejatuhan pasukan Asyur, dan ketakutan
yang menimpa raja Asyur karenanya (ay. 8-9).
Keyakinan kepada Mesir Dikecam
(31:1-5)
1 Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang meng-
andalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak,
dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak me-
mandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. 2
Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak
menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan
bala bantuan orang-orang lalim. 3 Sebab orang Mesir yaitu manusia, bukan
allah, dan kuda-kuda mereka yaitu makhluk yang lemah, bukan roh yang
berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang
membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa
bersama-sama. 4 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku: Seperti seekor
singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya, dan
tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerah-
kan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikian-
lah TUHAN semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan
gunung Sion dan bukitnya. 5 Seperti burung yang berkepak-kepak melin-
dungi sarangnya, demikianlah TUHAN semesta alam akan melindungi Yeru-
salem, ya, melindungi dan menyelamatkannya, memeliharanya dan menjauh-
kan celaka.
P
568
Ini yaitu pasal terakhir dari empat pasal yang sama-sama dimulai
dengan bencana. Dan semuanya menyatakan bencana kepada para
pendosa yang ditemukan di antara umat Allah yang mengaku sebagai
orang percaya, kepada pemabuk-pemabuk Efraim (28:1), kepada Ariel
(29:1), kepada anak-anak pemberontak (30:1), dan di pasal ini kepada
orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan. Sebab, hubungan
orang dengan jemaat tidak akan aman dari malapetaka yang ditimpa-
kan Allah jika ia hidup dengan menghina hartikel m-hartikel m ilahi.
Amatilah,
I. Dosa apa yang dikecam di sini (ay. 1).
1. Memandang Mesir sebagai allah, dan bersekutu dengannya,
seolah-olah berbahagialah mereka yang mempunyai Mesir
sebagai sahabat dan sekutunya. Mereka pergi ke Mesir minta
pertolongan setiap ada keperluan darurat, seakan-akan para
penyembah allah-allah palsu itu memiliki kepentingan yang
lebih baik di sorga dan lebih mungkin mendapat keberhasilan
dunia ini daripada para hamba Allah yang hidup dan benar.
Yang mengundang mereka ke Mesir yaitu bahwa orang Mesir
punya banyak kereta untuk membantu mereka, dan kuda
serta pasukan berkudanya sangat kuat. Dan, jika bisa menda-
patkan sekumpulan pasukan yang baik untuk melayani mere-
ka, mereka pikir mampu menghadapi raja Asyur dengan pasu-
kannya yang besar. Selama itu raja-raja mereka telah dilarang
untuk memperbanyak kuda dan kereta, dan dikatakan bodoh
kalau menaruh percaya pada kuda dan kereta (Mzm. 20:8).
Namun, mereka pikir diri sendiri lebih bijak daripada Alkitab
mereka.
2. Meremehkan Allah Israel: tidak memandang kepada Yang Ma-
hakudus, Allah Israel, seolah-olah Ia tidak berharga untuk
diperhatikan dalam kesusahan ini. Mereka tidak bertanya ke-
pada Dia, tidak mencari pertolongan-Nya, dan tidak peduli
untuk menjadikan Dia sahabat mereka.
II. Betapa tidak masuk akal dan bodohnya dosa ini.
1. Mereka melalaikan Dia yang, jika mereka tidak mau berharap
kepada-Nya, seharusnya mereka takuti. Mereka tidak mencari
Tuhan, dan tidak memohon kepada-Nya, padahal Dia bijak-
Kitab Yesaya 31:1-5
569
sana (ay. 2). Mereka sangat ingin dan tidak sabar untuk men-
jadikan Mesir bersekutu dengan mereka, karena orang-orang
Mesir terkenal sebagai bangsa yang cerdik dan bijak. Padahal,
bukankah Allah itu bijak juga? Bukankah Sang Hikmat Tak
Terbatas, bila ada di pihak mereka, akan lebih mampu men-
jaga mereka lebih dari segala hikmat kebijaksanaan Mesir?
Mereka bersusah payah pergi ke Mesir, melalui perjalanan
yang panjang dan melelahkan, padahal mereka bisa menda-
patkan nasihat dan bantuan yang lebih baik dengan meman-
dang ke sorga, tetapi mereka tidak mau. Akan tetapi, jika
mereka tidak mau memohonkan hikmat Allah untuk bertindak
bagi mereka, maka mereka akan mendapatkan hikmat-Nya itu
bertindak melawan mereka. Allah itu bijaksana, terlalu bijak
bagi mereka untuk mencurangi-Nya, dan Dia akan menda-
tangkan yang jahat ke atas mereka yang menghina-Nya. Dia
tidak akan menarik firman-Nya seperti yang manusia lakukan
dengan kata-kata mereka (sebab manusia itu tidak tetap pen-
dirian dan dungu), tetapi Ia akan bangkit melawan kaum pen-
jahat, komplotan yang pergi ke Mesir itu. Allah akan tampil
membuat mereka kebingungan dan kelabakan, sesuai dengan
firman yang Ia katakan, dan akan melawan bantuan yang
mereka pikir akan di dapatkan dari orang-orang lalim itu.
Sebagian orang berpikir, Mesir meminta satu persyaratan ka-
lau mereka mau bersekutu dengan Mesir, yaitu bahwa mereka
harus menyembah allah-allah Mesir, dan mereka menyetujui-
nya, dan oleh karena itulah mereka dan Mesir dijuluki sebagai
kaum penjahat dan orang-orang lalim.
2. Mereka percaya kepada orang yang tidak mampu menolong
mereka, yang akan segera terbukti demikian adanya (ay. 3).
Biarlah mereka tahu bahwa orang Mesir, yang mereka begitu
andalkan, yaitu manusia, bukan allah. Seperti halnya baik
bagi manusia untuk mengakui, bahwa mereka manusia saja
(Mzm. 9:21), demikian pula baik bagi kita untuk sadar bahwa
orang-orang yang kita kasihi dan percaya itu manusia saja.
Karena itu orang-orang itu tidak dapat berbuat apa pun tanpa
Allah, tidak ada apa-apanya untuk melawan Dia, tidak ada
tandingannya dengan Dia. Mereka manusia saja, dan karena
itu berubah-ubah dan bodoh, tidak tetap dan bisa mati, ada di
sini hari ini dan lenyap keesokan hari. Mereka manusia, jadi
570
janganlah kita meng-allah-kan mereka, dengan menjadikan
mereka harapan dan keyakinan kita, dan mengharapkan pada
mereka apa yang hanya dapat ditemukan pada Allah saja.
Mereka bukan allah, mereka tidak dapat melakukan bagi kita
apa yang Allah dapat lakukan dan akan lakukan jika kita
percaya kepada-Nya. Jadi janganlah kita mengabaikan Dia dan
mencari orang-orang itu. Janganlah kita mencampakkan batu
yang teguh sebagai ganti tongkat bambu yang patah terkulai,
atau membuang sumber air yang hidup untuk kolam yang
bocor. Karena itu, seberapa kuat pun mereka, akan kelelahan
juga dengan perjalanan yang lama, dan menjadi tidak berguna,
atau dilukai dan dibunuh dalam pertempuran, dan meninggal-
kan penunggang-penunggang untuk dilindas. Semua orang
tahu ini, bahwa orang Mesir bukan allah dan kuda-kuda mere-
ka bukan roh yang berkuasa. Namun, mereka yang mencari
orang-orang Mesir untuk minta bantuan tidak mempertim-
bangkan hal ini, dan karena itu mereka menaruh percaya yang
begitu besar kepada orang-orang Mesir itu. Para pendosa bisa
saja diyakinkan akan dosa mereka dengan kebenaran-kebe-
naran yang jelas dan terbukti benar dengan sendirinya, yang
tidak bisa mereka ingkari, namun mereka tidak akan percaya
juga.
3. Mereka pasti akan hancur bersama orang-orang Mesir yang
mereka andalkan itu, ay. 3. Apabila TUHAN hanya mengacung-
kan tangan-Nya, langsung saja dengan mudah, dan pasti, Ia
akan membuat mereka malu dengan keyakinan mereka pada
Mesir, dan membuat orang Mesir malu dengan kesombongan
mereka yang mengajak-ngajak orang-orang itu supaya percaya
kepada mereka. Sebab, tergelincirlah yang membantu dan ja-
tuhlah yang dibantu, dan persekutuan mereka akan menda-
tangkan kehancuran bersama. Orang Mesir tidak lama kemu-
dian dimintai pertanggungan jawab, seperti tampak dengan
adanya ucapan ilahi terhadap Mesir (ps. 19), dan kemudian
orang-orang yang melarikan diri kepada mereka untuk minta
perlindungan dan pertolongan akan hancur bersama mereka.
Sebab, tidak ada yang bisa lolos dari penghartikel man Allah.
Orang berdosa dikejar oleh malapetaka, dan pantaslah bagi
Allah untuk membuat makhluk yang kita jadikan allah itu
sebagai cambuk bagi kita.
Kitab Yesaya 31:1-5
571
4. Mereka merampas pekerjaan Allah dari tangan-Nya. Mereka
berlagak sangat peduli untuk memelihara Yerusalem, lalu
membuat rencana untuk bersekutu dengan Mesir untuk itu.
Dan, bila orang lain tidak mau ikut dengan rencana mereka,
mereka bersikeras membela diri sendiri, dan pergi Mesir. Seka-
rang, sang nabi di sini memberitahukan mereka bahwa Yeru-
salem akan diperlihara tanpa bantuan dari Mesir dan bahwa
siapa yang tetap tinggal di Yerusalem akan selamat sedangkan
yang melarikan diri ke Mesir akan binasa. Yerusalem ada di
bawah perlindungan Allah, dan karena itu sekali-kali tidak
akan diletakkan di bawah lindungan Mesir. Akan tetapi, per-
buatan tidak percaya akan kecartikel pan Allah yang Mahamencu-
kupi menjadi dasar dari tindakan berdosa kita untuk mening-
galkan Dia dan lari kepada makhluk ciptaan. Sang nabi mem-
beritahukan mereka bahwa apa yang ia katakan ini ia terima
langsung dari mulut Allah: Sebab beginilah firman TUHAN ke-
padaku. Mereka boleh bergantung dari apa yang ia sampaikan,
(1) Bahwa Allah akan bangkit melawan musuh-musuh Yeru-
salem dengan keberanian seperti seekor singa atau singa
muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya (ay.
4). Ketika singa keluar menangkap mangsanya, seluruh
pasukan gembala dikerahkan melawan dia. Sebab, memang
sudah seharusnya para tetangga saling membantu saat
orang atau barang-barang mereka berada dalam bahaya.
Para gembala ini tidak berani datang mendekati singa.
Yang bisa mereka lakukan hanyalah membuat keributan,
dan mereka pikir itu bisa menakuti singa. Namun, apakah
singa peduli dengan itu? Dia tidak terkejut mendengar te-
riakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan
dia, dan tidak berlaku rendah sampai melepaskan mang-
sanya, atau cepat-cepat lari seperti yang akan dilakukan-
nya menangkap mangsa. Demikianlah TUHAN semesta alam
akan turun berperang untuk mempertahankan gunung Sion
dan bukitnya, dengan tekad hati yang kokoh teguh tidak
kenal takut dan tidak tergoncangkan oleh perlawanan apa
pun. Dan dengan mudah dan tak tertahankan Ia akan
menghancurkan pasukan Asyur seperti seekor singa men-
cabik-cabik domba. Siapa pun yang tampil melawan Allah,
mereka hanyalah seperti serombongan gembala miskin yang
572
tidak ada apa-apanya yang hanya berteriak-teriak kepada
singa, yang dengan menghina tidak peduli dengan mereka,
apalagi sampai menggeserkan langkah kakinya karena mere-
ka. Pastilah siapa pun yang mempunyai seorang pelindung
seperti ini tidak perlu pergi ke Mesir minta tolong.
(2) Bahwa Allah akan bangkit bagi sahabat-sahabat Yerusalem
dengan kelembutan seekor burung yang melindungi anak-
nya (ay. 5). Allah siap mengumpulkan anak-anakmu (Yeru-
salem), sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-
anaknya di bawah sayapnya (Mat. 23:37). Tetapi orang-
orang yang percaya kepada Mesir tidak mau dikumpulkan.
Seperti burung terbang ke sarangnya dengan semua kece-
patannya saat diserang, dan berkepak-kepak di sekeliling
sarang dengan perhatian penuh, melayang di atas anak-
anaknya untuk melindungi mereka dan mengusir para pe-
nyerbu, demikianlah TUHAN semesta alam akan melindungi
Yerusalem, dengan penuh kasih sayang. Laksana rajawali
menggoyangbangkitkan isi sarangnya ketika anak-anaknya
itu ada dalam bahaya, menampung seekor, dan mendartikel ng-
nya di atas kepaknya, demikianlah pula Tuhan menuntun
Israel keluar dari Mesir (Ul. 32:11-12). Dan sekarang Dia
masih memiliki perhatian yang penuh kasih yang sama ter-
hadap mereka seperti waktu dahulu itu, sehingga mereka
tidak perlu lari ke Mesir lagi untuk minta perlindungan.
Melindungi, dan menyelamatkannya. Ia akan melindungi
dan membelanya sedemikian rupa supaya tetap aman
untuk seterusnya. Ia tidak melindungi untuk sebentar saja
lalu meninggalkannya, tetapi mempertahankannya sehing-
ga tidak akan jatuh ke tangan musuh. Aku akan memagari
kota ini untuk menyelamatkannya (37:35). Memeliharanya
dan menjauhkan celaka. Kata yang dipakai dalam versi KJV
yaitu menjalani atau melewati untuk memelihara, yang
juga dipakai dalam Keluaran 12:12, 23, 27, berkaitan de-
ngan malaikat pembinasa yang melewati rumah-rumah
orang Israel ketika ia membunuh anak-anak sulung orang
Mesir. Kepada cerita inilah bagian ayat Yesaya tadi meru-
juk. Pasukan Asyur akan dipartikel l mundur oleh seorang
malaikat pembinasa, yang akan melewati Yerusalem, wa-
laupun Yerusalem juga pantas dibinasakan, dan hanya
Kitab Yesaya 31:6-9
573
menghunus pedangnya terhadap para pengepungnya. Para
pengepung ini akan dibunuh oleh wabah penyakit, tetapi
tak satu pun dari orang-orang yang mereka kepung akan
tertular wabah itu. Demikianlah Ia ini akan melewati lagi
rumah-rumah umat-Nya dan menyelamakan mereka.
Seruan untuk Bertobat; Penyelamatan Yerusalem
(31:6-9)
6 Bertobatlah, hai orang Israel, kepada Dia yang sudah kamu tinggalkan
jauh-jauh! 7 Sungguh pada hari itu kamu masing-masing akan membuang
berhala-berhala peraknya dan berhala-berhala emasnya yang dibuat oleh
tanganmu sendiri dengan penuh dosa. 8 Asyur akan rebah oleh pedang,
tetapi bukan pedang orang, dan akan dimakan habis oleh pedang, tetapi
bukan pedang manusia; mereka akan melarikan diri terhadap pedang, dan
teruna-terunanya akan menjadi orang rodi. 9 Pelindung mereka akan lenyap
karena gentar, dan panglimanya akan lari terkejut meninggalkan panji-panji,
demikianlah firman TUHAN yang mempunyai api di Sion dan dapur perapian
di Yerusalem.
Perikop ini menjelaskan janji sebelumnya mengenai penyelamatan
Yerusalem. Yerusalem akan dilayakkan lebih dahulu, baru sesudah
itu keselamatan diadakan baginya. Sebab dengan cara itulah Allah
mengerjakan keselamatan.
I. Yerusalem akan diperbaharui, sehingga ia dibebaskan dari musuh-
musuh yang ada di dalam tembok-temboknya (ay. 6-7). Di sini kita
dapati,
1. Panggilan penuh kasih untuk bertobat. Inilah suara Tuhan
yang berseru-seru di dalam kota, suara gada, suara pedang,
dan suara nabi-nabi yang menjelaskan penghakiman itu:
“Bertobatlah, wahai bertobatlah kamu sekarang, dari jalan-
jalanmu yang jahat, kepada Dia, kembalilah kepada perseku-
tuanmu dengan Dia yang sudah kamu tinggalkan jauh-jauh,
yang kamu, hai orang Israel, sudah tinggalkan.” Sang nabi
mengingatkan mereka kembali akan kelahiran dan asal usul
mereka, bahwa mereka yaitu orang Israel, dan karena itu
punya berbagai kewajiban amat besar terhadap Allah Israel,
supaya mereka sadar betapa besar kesalahan mereka dengan
memberontak terhadap Dia dan supaya hal ini mendorong
mereka untuk kembali kepada-Nya. “Mereka sudah menjadi
anak-anak yang tergelincir jatuh, ya anak-anak. Jadi biarlah
574
mereka kembali, dan disembuhkan dari kejatuhan mereka.
Sudah terlalu jauh mereka memberontak, sedalam-dalam yang
mereka bisa (menjadi lobang yang dikeruk di lembah Sitim [Hos.
5:2, KJV: para pemberontak yang sudah keterlaluan]). Akan
terbukti bahwa pemberontakan mereka itu sungguh berbahaya.
Noda dosa mereka sudah teramat dalam menusuk dalam sifat
mereka, tidak mudah lepas, seperti hitamnya arang. Busuk
sangat perbuatan mereka (Hos. 9:9). Mereka sudah tenggelam
dalam-dalam ke dalam kesengsaraan, dan tidak bisa dengan
mudah pulih kembali. Karena itu, bergegaslah kembali kepada
Allah.”
2. Janji mulia bahwa panggilan ini akan membawa keberhasilan
besar (ay. 7): Sungguh pada hari itu kamu masing- masing akan
membuang berhala-berhala, seturut perintah raja Hizkia, yang
banyak orang menolak lakukan sebelum mereka diperingatkan
melalui penyerbuan pasukan Asyur. Itu merupakan suatu
ketakutan yang mendatangkan kebahagiaan, yang membuat
kita ketakutan dengan dosa-dosa kita.
(1) Pada saat itu akan terjadi perubahan hidup di mana-mana.
Setiap orang akan membuang berhala-berhalanya, akan mu-
lai dengan berhala-berhalanya sendiri sebelum menghan-
curkan berhala orang lain, yang tidak akan perlu dilakukan
lagi ketika setiap orang mengubah hidupnya masing-masing.
(2) Saat itu akan terjadi perubahan hidup yang menyeluruh.
Sebab semua orang akan berpisah dengan penyembahan
berhala, dosa terkasih mereka, dengan berhala-berhala pe-
raknya dan berhala-berhala emasnya, berhala-berhala yang
sangat mereka sukai. Banyak orang membuat perak dan
emas sebagai allah mereka, dan dengan cinta akan allah
itu mereka ditarik menjauh dari Allah. Namun, mereka
yang kembali kepada Allah akan membuangnya dari hati
mereka dan akan siap berpisah dengannya ketika dipanggil
Allah.
(3) Saat itu akan terjadi perubahan hidup yang berdasarkan
suatu dasar atau pegangan yang benar, pegangan yang
saleh, bukan atas dasar keuntungan lain. Orang akan me-
lemparkan semua berhala mereka sebab mereka mencintai
semua berhala itu karena dosa. Mereka tidak akan lagi
punya urusan apa-apa dengan semua berhala itu, walau-
Kitab Yesaya 31:6-9
575
pun sebelumnya berhala-berhala itu yaitu buatan tangan
mereka sendiri sehingga membuat mereka sungguh teramat
menyukainya. Dosa yaitu pekerjaan tangan kita sendiri,
tetapi dalam mengerjakannya, kita sedang mengerjakan ke-
hancuran diri kita sendiri, dan itulah sebabnya kita harus
membuangnya jauh-jauh. Orang yang tidak mau diajak
untuk membuangnya walaupun melihat bahwa mereka
sendiri yang akan dibuang pada akhirnya, akan melekat
pada dosa itu tanpa tahu mengapa. Ada sebagian orang
yang menganggap hal ini sebagai sebuah nubuat bahwa
orang-orang yang percaya kepada berhala-berhala akan
melemparkan semuanya itu ketika mereka sadar bahwa
tidak satu pun yang menguntungkan mereka. Namun,
karena hal ini sangat bersesuaian dengan pasal 30:22,
maka saya lebih menganggap hal ini sebagai suatu janji
akan terjadinya perubahan hidup yang tulus.
II. Para pengepung Yerusalem akan dipartikel l kalah dan berlarian
tunggang langgang, dan dengan begitu Yerusalem dibebaskan dari
kepungan musuh-musuhnya. Perubahan hidup membuka jalan
bagi kebebasan ini. Jika suatu bangsa kembali kepada Allah, maka
mereka boleh berserah kepada-Nya untuk membela perkara mereka
melawan musuh-musuh mereka. Ketika mereka sudah membuang
segala berhala mereka, maka Asyur akan rebah (ay. 8-9).
1. Pasukan Asyur akan rebah oleh pedang, tetapi bukan pedang
orang, dan akan dimakan habis oleh pedang, tetapi bukan
pedang manusia, bukan oleh manusia mana saja, orang Israel
ataupun Mesir, bukan dengan kekuatan oleh pedang seorang
perkasa atau dengan diam-diam oleh pedang seorang manusia
biasa, tetapi oleh pedang seorang malaikat, yang menghantam
lebih kuat daripada seorang manusia perkasa dan tenang
tanpa suara lebih daripada yang dapat dilakukan seorang
manusia biasa. Oleh pedang Tuhan, dan dengan kekuatan dan
murka-Nya di tangan sang malaikat. Demikianlah teruna-
teruna dari pasukan itu akan meleleh, dan menjadi orang rodi
serta menjadi upeti bagi kematian. Bila Allah mempunyai
pekerjaan untuk dilakukan melawan musuh-musuh jemaat,
maka biasanya kita berharap itu harus dilakukan oleh orang-
orang perkasa dan orang biasa, para pejabat dan prajurit
576
biasa. Namun, Allah, jika Dia berkenan, akan melakukannya
tanpa keduanya. Dia tidak membutuhkan segala pasukan pra-
jurit manusia, karena Dia sendiri punya berlegiun-legiun pasuk-
an malaikat yang siap menerima perintah-Nya (Mat. 26:53).
2. Raja Asyur akan lari, akan melarikan diri dari pedang yang
sama yang tidak kelihatan itu, sambil berharap bisa terhindar
dari jangkauannya. Dan dia akan berusaha kabur secepat-
cepatnya kembali ke wilayah kekuasaannya, akan berlindung
ke dalam bentengnya sendiri, karena ketakutan jangan sampai
orang Yehuda yang sekarang mengejar dia ketika pasukannya
dipartikel l kalah dan kacau balau. Raja Sanherib sangat yakin
bahwa dia bisa menjadikan dirinya tuan atas Yerusalem, dan
dengan cara yang teramat kurang ajar menantang Allah dan
raja Hizkia. Namun sekarang dia dibuat gemetar ketakutan
oleh Allah dan raja Hizkia. Allah dapat menghujamkan kenge-
rian ke dalam hati manusia-manusia paling sombong, dan
membuat hati yang paling teguh sekalipun menjadi gemetar.
Lihat Ayub 18:11; 20:24. Panglimanya yang menyertai dia
akan lari terkejut meninggalkan panji-panji (KJV: akan ketakut-
an terhadap panji-panji), akan terus merasa ketakutan saat
mengingat panji-panji yang di udara itu, yang mungkin di-
kibarkan oleh sang malaikat pembinasa sebelum melancarkan
partikel lan mematikan. Atau, orang-orang Asyur akan ketakutan
terhadap panji-panji yang mereka lihat, merasa curiga jangan-
jangan ada suatu rombongan orang Yehuda sedang mengejar
mereka. Panji-panji yang Allah kibarkan sebagai dorongan
semangat untuk umat-Nya (Mzm. 60:6) akan menjadi kengeri-
an bagi musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh umat-Nya.
Begitulah Dia yang mematahkan semangat para pemimpin, Dia
yang dahsyat bagi raja-raja di bumi. Tetapi, siapa yang akan
melakukan ini? Ialah TUHAN yang mempunyai api di Sion dan
dapur perapian di Yerusalem.
(1) Yang berdiam di sana, dan yang menjaga rumah, seperti
yang dilakukan orang yang api dan dapur perapiannya ada
di dalamnya. Itu yaitu kota Sang Raja Agung, dan jangan-
lah orang-orang Asyur pikir bisa mengusir Dia keluar dari
kepemilikannya atas rumah-Nya sendiri.
(2) Yang ada di sana sebagai api yang menghanguskan bagi se-
mua musuh-Nya dan akan membuat mereka seperti perapian
Kitab Yesaya 31:6-9
577
yang menyala-nyala pada hari murka-Nya dinyatakan (Mzm.
21:10). Dia sendiri menjadi tembok berapi baginya di sekeli-
lingnya (yaitu Yerusalem – pen.), sehingga siapa saja yang
menyerangnya akan binasa sendiri (Zak. 2:5; Why. 11:5).
(3) Yang mezbah-Nya ada di sana, yang di atasnya api suci
terus menyala dan korban persembahan dipersembahkan
setiap hari bagi kehormatan-Nya, dan yang dengannya Ia
sangat berkenan. Karena itulah Ia akan membela kota itu,
dengan secara khusus mengarahkan pandangan-Nya ke-
pada sang Korban Agung yang juga dipersembahkan di
sana, yang tentangnya semua persembahan lain sebelum-
nya telah menjadi perlambang. Jika kita tetap menyalakan
api kasih dan ibadah kudus dalam hati dan rumah kita,
maka kita boleh yakin Allah akan menjadi perlindungan
bagi kita dan rumah kita.
PASAL 32
alam pasal ini kita lihat, karena begitu jelasnya nubuat menge-
nai pemerintahan raja Hizkia dinyatakan, maka gambaran sing-
kat mengenai sejarah pemerintahannya juga diberikan. Dan peng-
gambaran ini dilakukan dengan pandangan yang tertuju pada keraja-
an sang Mesias, yang pemerintahan-Nya diperlambangkan dengan
takhta-takhta kaum keturunan Daud, yang karena alasan ini sang
Mesias sering dipanggil sebagai “Anak Daud.” Dalam pasal ini kita
temukan,
I. Sebuah nubuat mengenai perbuatan baik yang ditimbulkan
oleh pembaruan hidup, yang dengannya Hizkia akan memu-
lai pemerintahannya, dan mengenai akibat yang membaha-
giakan yang didatangkan perbuatan baik itu bagi rakyatnya,
yang sudah sangat rusak dan bejat di bawah pemerintahan
pendahulunya (ay. 1-8).
II. Sebuah nubuat mengenai gangguan hebat yang timbul akibat
penyerbuan Asyur terhadap kerajaan Yehuda di tengah masa
pemerintahan Hizkia (ay. 9-14).
III. Sebuah janji akan datangnya masa-masa yang lebih baik sete-
lah itu, menjelang akhir pemerintahan Hizkia, yaitu berkenaan
dengan kesalehan dan damai sejahtera (ay. 15-20). Janji ini
bisa dipandang sebagai mengarah jauh ke depan ke hari-hari
sang Mesias.
Pemerintahan yang Benar
(32:1-8)
1 Sesungguhnya seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan
pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan, 2 dan mereka ma-
D
580
sing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat
perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering,
seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus. 3 Mata orang-orang
yang melihat tidak lagi akan tertutup, dan telinga orang-orang yang mende-
ngar akan memperhatikan. 4 Hati orang-orang yang terburu nafsu akan tahu
menimbang-nimbang, dan lidah orang-orang yang gagap akan dapat ber-
bicara jelas. 5 Orang bebal tidak akan disebutkan lagi orang yang berbudi lu-
hur, dan orang penipu tidak akan dikatakan terhormat. 6 Sebab orang bebal
mengatakan kebebalan, dan hatinya merencanakan yang jahat, yaitu ber-
maksud murtad dan mengatakan yang menyesatkan tentang TUHAN, mem-
biarkan kosong perut orang lapar dan orang haus kekurangan minuman. 7
Kalau penipu, akal-akalnya yaitu jahat, ia merancang perbuatan- perbuat-
an keji untuk mencelakakan orang sengsara dengan perkataan dusta, sekali-
pun orang miskin itu membela haknya. 8 Tetapi orang yang berbudi luhur
merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian.
Di sini kita dapati gambaran mengenai sebuah kerajaan yang ber-
kembang mekar. “Berbahagialah engkau tanah, bilamana yang demi-
kian terjadi dengan engkau, bilamana raja-raja, para pemimpin, dan
rakyat, semuanya mengerjakan tugas-tugas mereka sesuai dengan
jabatan mereka.” Hal ini bisa dipandang sebagai sebuah petunjuk
bagi para pemimpin dan rakyat, apa yang harus dilakukan keduanya,
atau sebagai suatu pujian kepada raja Hizkia, yang memerintah
dengan baik dan melihat hasil-hasil membahagiakan dari pemerin-
tahannya yang dikelola dengan baik. Hal ini juga dirancang untuk
mengajak rakyat merasakan betapa membahagiakannya mereka
berada di bawah pemerintahannya dan betapa dengan bijak mereka
harus memanfaatkan keadaan itu, dan dari situ mengarahkan mere-
ka untuk menantikan kerajaan Kristus dan masa-masa pembaruan
yang akan diperkenalkan kerajaan itu. Di sini dijanjikan dan diatur,
untuk mendatangkan penghiburan kepada jemaat,
I. Para pemimpin harus melakukan kewajiban mereka menurut ke-
dudukan mereka, dan segala kekuasaan haruslah untuk menca-
pai tujuan-tujuan besar yang untuknya mereka diangkat oleh
Allah (ay. 1-2).
1. Akan ada seorang raja dan para pemimpin yang akan meme-
rintah dan memimpin. Sebab semuanya tidak akan berjalan
baik bila tidak ada raja di Israel. Para pemimpin harus memi-
liki seorang raja, seorang pemegang kekuasaan tertinggi atas
mereka, yang di dalam dia mereka semua dipersatukan. Dan
raja harus memiliki para pemimpin di bawah dia sebagai para
pejabatnya, yang melalui mereka dia bertindak (1Ptr. 2:13-14).
Keduanya harus mengetahui tempat masing-masing dan
Kitab Yesaya 32:1-8
581
mengisinya. Raja akan memerintah, namun para pejabatnya
akan memimpin di wilayah yang lebih rendah, tanpa mengu-
rangi hak perorangan raja, untuk kebaikan orang banyak.
2. Mereka akan menggunakan kekuasaan mereka sesuai dengan
hartikel m, dan tidak bertentangan dengannya. Mereka akan me-
merintah menurut kebenaran dan keadilan, dengan hikmat
dan tidak berat sebelah, melindungi yang benar dan menghu-
kum yang jahat. Dan raja-raja dan para pemimpinnya diakui
untuk memerintah oleh Kristus yang memerintahkan ditegak-
kannya keadilan (Ams. 8:15). Kristus sendiri yaitu seorang
Raja yang demikian, seorang Pemimpin yang seperti itu. Ia
memerintah dengan aturan, dan Ia akan menghakimi orang-
orang lemah dengan keadilan (9:6; 11:4).
3. Dengan demikian mereka menjadi berkat besar bagi rakyat (ay.
2). Seseorang, orang itu, yaitu sang raja, yang memerintah me-
nurut kebenaran, akan seperti tempat perteduhan. Ketika para
pemimpin menjadi seperti yang seharusnya, maka rakyat pun
akan demikian keadaannya.
(1) Mereka dinaungi dan dilindungi dari banyak kejahatan. Pe-
mimpin yang baik menjadi tempat perlindungan bagi war-
ganya terhadap bahaya dan kekerasan. Ia memberi keadilan
kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, sehingga
mereka tidak menjadi mangsa orang yang kuat. Ke mana lagi
kebenaran yang tertindas berlari, saat dicaci atau dihantam
kekerasan, kalau bukan kepada sang pemimpin sebagai
tempat perlindungannya? Kepadanyalah perkara itu diadu-
kan, dan oleh dialah kebenarannya dinyatakan.
(2) Mereka disegarkan dan dihibur oleh banyak berkat. Pemim-
pin yang baik ini memberikan dartikel ngan begitu rupa kepada
yang miskin dan yang dalam kesesakan, dan memberi
dartikel ngan bagi segala sesuatu yang patut dipuji, sehingga ia
menjadi seperti aliran-aliran air di tempat kering, yang me-
nyejukkan dan menyegarkan tanah dan membuatnya ber-
buah, dan seperti naungan batu yang besar, yang di bawah-
nya pelancong miskin bisa bernaung dari panas matahari
yang menyengat di tanah yang tandus. Sangat membesarkan
semangat seorang yang baik, yang dengan penuh kesadaran
melakukan kewajibannya, bila di tengah-tengah kecaman
dan perlawanan, ia pada akhirnya ditopang, dikenan, dan
582
diberi senyuman oleh seorang pemimpin yang baik. Semua
hal ini, dan masih banyak lagi, dilakukan oleh manusia
Yesus Kristus, dan Dia seperti itu adanya bagi semua warga
kerajaan-Nya yang tulus dan setia. Ketika hal-hal jahat yang
hebat menerpa kita, bukan hanya angin, tetapi angin ribut,
ketika badai rasa bersalah dan amarah menyerang dan
memartikel l kita, semuanya itu menggiring kita kepada Kris-
tus, dan di dalam Dia kita tidak hanya aman, tetapi merasa
puas bahwa kita benar-benar aman. Di dalam Dia ditemu-
kan aliran-aliran air bagi mereka yang lapar dan haus akan
kebenaran, semua kesegaran dan penghiburan yang dirindu-
kan jiwa yang miskin. Di dalam Dia juga didapati tempat
naungan, bukan dari pohon yang dapat ditembus matahari
dan hujan, melainkan dari batu, batu yang besar, yang me-
naungi sampai jauh seorang pelancong di sepanjang per-
jalanannya. Sebagian orang mengamati, bahwa sebagai tem-
pat perteduhan, perlindungan, dan naungan, tempat-tempat
tersebut menerima tiupan dan hantaman angin dan badai
demi menyelamatkan orang yang berlindung padanya, dan
seperti itulah juga Kristus menanggung badai untuk meme-
lihara kita dari semuanya itu.
II. Bahwa rakyat harus melakukan kewajiban mereka sesuai tempat
mereka masing-masing.
1. Mereka akan rela untuk diajari, dan untuk memahami hal-hal
dengan benar. Mereka akan menjauhkan segala prasangka
buruk terhadap para pemimpin dan guru-guru mereka, dan
tunduk pada terang dan kuasa kebenaran (ay. 3). Ketika
pekerjaan pembaruan hidup yang membahagiakan ini ditegak-
kan dan orang melakukan bagian mereka untuk mencapainya,
maka Allah pun tidak akan ketinggalan melakukan bagian-
Nya: maka mata orang-orang yang melihat, yaitu para nabi,
para pelihat, tidak lagi akan tertutup. Allah akan memberkati
mereka dengan berbagai penglihatan, untuk mereka sampai-
kan kepada rakyat. Orang-orang yang membaca firman yang
tertulis tidak akan ada kabut di dalam hatinya, tetapi akan
melihat segala sesuatu dengan jelas. Maka telinga orang-orang
yang mendengar firman yang disampaikan akan memperhati-
kan dengan tekun dan siap menerima apa yang mereka de-
Kitab Yesaya 32:1-8
583
ngar, dan tidak akan bebal lagi dalam mendengar seperti sebe-
lumnya. Hal ini akan dilakukan dengan anugerah Allah, khu-
susnya anugerah-Injil. Sebab, telinga yang mendengar dan
mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN, Ia bah-
kan membuat baru kedua-duanya.
2. Akan terjadi suatu perubahan yang indah yang dikerjakan da-
lam diri mereka oleh apa yang diajarkan kepada mereka (ay. 4).
(1) Mereka akan memiliki pikiran yang jernih, dan bisa men-
cerna hal-hal yang berbeda, dan membedakannya. Hati
orang-orang yang terburu nafsu, dan tidak bisa mengambil
waktu untuk mencerna dan mempertimbangkan segala hal,
pada waktu itu akan disembuhkan dari sifat mereka itu,
dan akan tahu menimbang-nimbang. Sebab Roh Allah akan
membukakan pengertian mereka. Pekerjaan yang penuh
berkat ini Kristus kerjakan dalam diri murid-murid-Nya
setelah kebangkitan-Nya (Luk. 24:45), sebagai contoh dari
apa yang akan Dia lakukan juga kepada seluruh umat-Nya,
dalam mengaruniakan pengertian kepada mereka (1Yoh.
5:20). Semua rancangan saleh dari para pemimpin yang baik
kemungkinan besar bisa berhasil bila rakyat mereka memi-
liki kebebasan untuk menimbang dan berpikir dengan be-
basnya sehingga bisa melihat hal-hal dengan benar.
(2) Mereka akan memiliki perkataan yang siap diucapkan. Li-
dah orang-orang yang gagap, yang biasanya berbuat salah
ketika berbicara mengenai perkara-perkara Allah, kini akan
dapat berbicara jelas, seperti orang yang mengerti apa yang
mereka katakan, yang percaya dan karena itu berbicara
mengenainya. Akan ada pertambahan pengetahuan yang
luar biasa dalam perkara-perkara Allah dengan begitu jelas,
tepat, dan dalam berbagai cara. Peristiwanya terjadi sedemi-
kian rupa hingga orang-orang yang sebelumnya tidak dapat
diharap pun pandai membicarakan perkara-perkara itu,
khusus bagi kehormatan Allah dan kebaikan orang lain.
Begitu penuhnya hati mereka dengan hal yang baik ini sam-
pai lidah mereka akan menjadi seperti pena seorang jurutulis
yang mahir (Mzm. 45:2).
3. Perbedaan antara baik dan jahat, kebajikan dan kelaliman,
akan dipelihara, dan tidak akan lagi dikacaukan oleh orang-
584
orang yang menyebut kegelapan sebagai terang dan terang
sebagai kegelapan (ay. 5): Orang bebal tidak akan disebutkan
lagi orang yang berbudi luhur.
(1) Orang-orang jahat tidak akan lagi dipilih oleh pemimpin.
Bila seorang raja memerintah dengan keadilan, dia tidak
akan menempatkan di tempat-tempat terhormat dan penuh
kuasa segala orang yang bertabiat buruk, yang berjiwa
rendah dan kotor dan tidak peduli dengan segala kejahatan
dan kerugian yang mereka perbuat asalkan tujuan mereka
tercapai. Demikianlah orang-orang bebal (seperti Antiokus
raja Syria disebut demikian [Dan. 11:21]). Ketika mereka
menduduki jabatan tinggi, mereka disebut berbudi luhur dan
terhormat. Mereka disebut pelindung-pelindung (Luk. 22:25).
Namun, tidaklah selalu demikian. Ketika dunia menjadi
semakin bijak, maka orang akan dipilih sesuai dengan jasa,
dan kehormatan (yang tidak pernah dipikir layak bagi orang
bebal [Ams. 26:1]) tidak akan dilontarkan kepada orang-
orang bebal.
(2) Orang jahat tidak akan lagi punya nama baik di antara
orang banyak, dan kelaliman tidak akan lagi berwajah
kebajikan. Tidak akan dikatakan lagi kepada Nabal, engkau
orang terhormat (begitulah kata-kata yang dipakai). Cacing
kotor yang rakus seperti Nabal, seorang bebal yang hanya
memikirkan uangnya, tidak akan dipuji dengan gelar tuan
atau raja. Seorang penipu, yang hanya memikirkan diri
sendiri, tidak melakukan kebaikan dengan apa yang dipu-
nyainya, tetapi hanya menjadi beban yang merugikan bagi
bumi, tidak pula akan dipanggil dengan sebutan Tuanku.
Atau, lebih tepat lagi, orang tidak akan memanggilnya
dengan sebutan, orang itu sangat kaya (sebab begitulah arti
kata yang dipakai). Yang bisa disebut kaya hanyalah orang
yang kaya dalam perbuatan baik, bukan mereka yang
mempunyai dengan berlimpah tetapi tidak menggunakan-
nya dengan baik. Pendeknya, baiklah keadaan suatu bang-
sa bila orang-orangnya pada umumnya dihargai oleh kare-
na kebajikan, kegunaan dan manfaatnya bagi umat manu-
sia, dan bukan oleh kekayaan atau gelar-gelar kehormatan.
Apakah hal ini dipenuhi dalam masa pemerintahan Hizkia,
dan seberapa jauh hal itu merujuk kepada kerajaan Kristus
Kitab Yesaya 32:1-8
585
(yang di dalamnya kita yakin, orang dihakimi oleh apa yang
mereka perbuat, dan bukan oleh apa yang mereka punyai,
atau salah menghakimi sifat orang), tidak akan kita kata-
kan di sini. Walaupun begitu, hal ini memberi suatu kaidah
yang sangat bagus kepada pemimpin dan rakyat, untuk
menghormati dan menghargai orang menurut jasanya ma-
sing-masing. Untuk menguatkan kaidah ini, di sini ada
gambaran mengenai orang bebal dan orang berbudi luhur.
Dan dengan gambaran ini, kita akan melihat suatu per-
bedaan besar antara keduanya, sehingga tidak pantaslah
bagi kita jika kita sampai menghargai orang bebal dan
penipu dan bukannya orang yang berbudi luhur.
[1] Orang bebal dan penipu akan melakukan yang jahat,
dan akan berbuat lebih lagi jika ia diangkat menduduki
jabatan tinggi dan memiliki kuasa di tangannya. Segala
kehormatannya akan membuat dirinya bertambah bu-
ruk dan bukannya lebih baik (ay. 6-7). Lihatlah tabiat
dari manusia yang jahat dan rendah ini. Pertama, me-
reka selalu merancang sesuatu yang tidak benar,
merencanakan yang jahat kepada orang tertentu atau
kepada orang banyak, dan berusaha bagaimana mewu-
judkannya. Ada begitu banyak perasaan bodoh dan
balas dendam yang harus mereka puaskan, hingga
tidak ada sepercik pun kemurahan hati dalam diri me-
reka. Hati mereka terus mengerjakan suatu kejahatan.
Amatilah, ada pekerjaan yang dikerjakan oleh hati
maupun oleh tangan. Seperti halnya pikiran merupa-
kan kata-kata bagi Allah, demikian pula rancangan
merupakan perbuatan dalam pandangan-Nya. Lihatlah
betapa pedihnya jerih payah yang dialami para pendosa
dalam dosanya. Mereka berusaha keras melakukannya.
Hati mereka sangat kuat terpaku padanya, dan dengan
segala cara dan usaha yang besar mereka melakukan
perbuatan-perbuatan yang fasik. Mereka merancang
perbuatan-perbuatan keji dengan segala kelicikan si
ular tua dan dengan kesengajaan yang besar, yang
membuat dosa semakin luar biasa berdosanya. Dan
semakin hebat rancangan dan pengaturan dalam suatu
dosa, semakin hebat pula Iblis ada serta di dalamnya.
586
Kedua, mereka menjalankan segala rancangan dengan
tipu muslihat dan kepura-puraan. Bilamana mereka
merenungkan perbuatan fasik, mereka bermaksud mur-
tad, berbuat munafik, berlaku seperti orang benar
(Luk. 20:20). Perbuatan-perbuatan jahat yang paling
keji biasanya akan dibungkus dengan berbagai per-
buatan pura-pura yang tampaknya penuh ibadah ke-
pada Allah, penuh perhatian kepada orang, dan peduli
bagi kebaikan umum. Orang-orang yang paling jahat
yaitu yang mengatakan yang baik-baik padahal sebe-
narnya memaksudkan kejahatan besar. Ketiga, mereka
mengatakan kebebalan. Ketika mereka sedang murka,
kamu akan lihat betapa jahat dan rendahnya bahasa
yang mereka lontarkan kepada orang-orang di sekeli-
ling mereka, yang sama sekali bukan menjadi sifat dari
orang besar dan terhormat. Atau, dalam menjatuhkan
putusan atau penghakiman, dengan jahatnya mereka
memutar-balikkan hal-hal untuk membelokkan keadil-
an. Keempat, mereka menyerang Allah, yang yaitu
Allah yang benar dan mencintai kebenaran. Mereka
mengatakan yang menyesatkan tentang TUHAN, dan
dengan begitu melakukan kefasikan, sebab demikian-
lah arti kata yang kita terjemahkan dengan murtad.
Mereka menjatuhkan hartikel man yang tidak adil, dan
kemudian dengan fasiknya memakai nama Allah untuk
mengesahkannya. Seolah-olah, oleh karena pengadilan
yaitu kepunyaan Allah (Ul. 1:17), maka penghakiman
mereka yang palsu dan tidak adil itu yaitu dari-Nya.
Inilah maksudnya mengatakan yang menyesatkan ten-
tang TUHAN, dengan berpura-pura mengatakan kebe-
naran dan keadilan bagi-Nya. Dan tidak ada perbuatan
melawan Allah yang lebih kurang ajar lagi selain dari
memakai nama-Nya untuk melindungi kefasikan.
Kelima, mereka melecehkan umat manusia, terutama
orang-orang yang seharusnya mereka lindungi dan be-
baskan. 1. Bukannya memenuhi kebutuhan kaum mis-
kin, mereka malah memiskinkan mereka. Mereka mem-
biarkan kosong perut orang lapar, dengan cara meram-
pas makanan mereka, atau, yang hampir sama saja,
Kitab Yesaya 32:1-8
587
tidak menyediakan dan memberikan makanan yang
mereka butuhkan. Dan mereka membuat orang haus
kekurangan minuman. Mereka menghentikan rasa lega
yang dulunya dinikmati orang-orang itu, sekalipun me-
reka teramat memerlukannya. Sungguhlah bebal orang-
orang yang merampas keperluan hidup. 2. Bukannya
membenarkan orang miskin ketika mereka membawa
perkara mereka untuk diadili, orang-orang bebal ini
malah berusaha mencelakakan si miskin, untuk meng-
hancurkan mereka di dalam gedung pengadilan dengan
kata-kata dusta yang menguntungkan orang kaya,
yang mereka bela secara terang-terangan. Ya, walau-
pun orang yang berkekurangan berbicara benar, sekali-
pun bukti yang ada sungguh lengkap untuk mendu-
kung keadilan bagi perkara mereka, namun suaplah
yang mengatur dan menguasai mereka, bukan orang
benar. Keenam, para penipu dan orang-orang bebal ini
selalu mempunyai kaki tangan di sekeliling mereka,
yang siap sedia melayani tujuan-tujuan jahat mereka.
Semua pegawainya fasik. Rancangan yang curang me-
mang tidak kelihatan, tetapi pastilah bisa ditemukan
orang-orang yang dipakai sebagai alat untuk mewujud-
kannya. Akal-akalnya yaitu jahat, dan orang yang
tidak bisa berharap yang baik darinya. Namun, inilah
yang menjadi penghiburan kita, bahwa mereka tidak
bisa melakukan kejahatan lebih daripada yang diizin-
kan Allah.
[2] Orang yang sungguh-sungguh berbudi luhur, dan layak
mendapat kehormatan untuk dipanggil demikian, selalu
berikhtiar untuk berbuat baik kepada siapa saja yang
ada dalam jangkauannya, ay. 8. Amatilah, pertama, ke-
pedulian dan usahanya untuk berbuat baik. Ia meran-
cang hal-hal yang luhur. Kalau si penipu dan si kikir
memikirkan bagaimana menyimpan dan menimbun se-
banyak-banyaknya apa yang dipunyainya untuk dirinya
sendiri, maka begitu pula dengan orang baik hati yang
pemurah, ia memikirkan bagaimana menggunakan dan
membagi-bagikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-
baiknya apa yang dipunyainya untuk kebaikan orang
588
lain. Perbuatan amal harus dituntun oleh hikmat, dan
hal-hal berbudi perlu dilakukan dengan bijak dan ren-
cana, supaya maksud baiknya bisa tercapai, supaya
amalnya tidak salah ditempatkan. Orang berbudi luhur
atau pemurah, ketika sudah melakukan hal-hal yang
luhur yang ada dalam kemampuan mereka, maka biasa-
nya mereka meninggalkan hal-hal luhur bagi orang lain
untuk dikerjakan oleh orang lain itu sesuai kemampuan
mereka, dan membantu mereka melakukannya. Kedua,
penghiburan yang dinikmatinya, dan keuntungan yang
diperolehnya dalam berbuat baik. Oleh hal-hal yang luhur
ia akan tegak berdiri, atau menjadi mapan (ay. 8, KJV).
Dengan pemeliharaan-Nya, Allah akan memberi hadiah
kepadanya atas kemurahan hatinya itu, berupa kemak-
muran yang tetap dan nama baik yang teguh. Anugerah
Allah akan melimpahkan kepuasan dan damai sejahtera
dalam hatinya. Betapa pun orang menggelisahkan hati-
nya, ia tidak akan merasa terganggu. Hatinya tetap. Ini-
lah upah bagi perbuatan murah hati (Mzm. 112:5-6).
Sebagian orang membacanya begini, Raja, atau orang
terhormat, akan melakukan jalan-jalan terhormat. Dan
dengan jalan-jalan yang terhormat atau saleh seperti ini,
dia akan berdiri teguh atau menjadi mapan. Baiklah
keadaan sebuah negeri bila yang terhormatnya darinya
yaitu orang-orang yang penuh kehormatan dan meno-
lak melakukan suatu perkara yang rendah, bila rajanya
yaitu putra dari orang-orang mulia yang demikian.
Masa Depan yang Penuh Sukacita
(32:9-20)
9 Hai perempuan-perempuan yang hidup aman, bangunlah, dengarkanlah
suaraku, hai anak-anak perempuan yang hidup tenteram, perhatikanlah per-
kataanku! 10 Dalam waktu setahun lebih kamu akan gemetar, hai orang-
orang yang hidup tenteram, sebab panen buah anggur sudah habis binasa,
dan panen buah-buah lain juga tidak ada. 11 Gentarlah, hai perempuan-
perempuan yang hidup aman, gemetarlah, hai perempuan-perempuan yang
hidup tenteram, tanggalkanlah dan bukalah pakaianmu, kenakanlah kain
kabung pada pinggangmu! 12 Ratapilah ladangmu yang permai, dan pohon
anggurmu yang selalu berbuah lebat, 13 ratapilah tanah bangsaku yang
ditumbuhi semak duri dan puteri malu, bahkan juga segala rumahmu tem-
pat bergirang-girang di kota yang penuh keriaan. 14 Sebab purimu sudah
Kitab Yesaya 32:9-20
589
ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit
dan Menara sudah menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tem-
pat kegirangan bagi keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan
binatang. 15 Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang
gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan
dianggap hutan. 16 Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di
kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran. 17 Di mana ada kebenaran di
situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan
dan ketenteraman untuk selama-lamanya. 18 Bangsaku akan diam di tempat
yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang
aman. 19 Hutan akan runtuh seluruhnya dan kota akan direndahkan seren-
dah-rendahnya 20 Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat
di mana terdapat air, yang dapat membiarkan sapi dan keledainya pergi ke
mana- mana!
Dalam ayat-ayat di atas kita dapati Allah bangkit menghakimi orang-
orang bebal, untuk menghartikel m mereka atas segala perbuatan fasik
mereka. Dan akhirnya Ia kembali dengan belas kasih kepada orang-
orang berbudi luhur, untuk menghadiahi mereka atas semua
perbuatan kemurahan hati mereka.
I. Ketika segala perilaku sudah sedemikian bejat dan menimbulkan
kemarahan sangat di mata Allah, maka bersiap-siaplah menerima
masa-masa buruk. Demikianlah di sini diberikan peringatan me-
ngenai masa-masa buruk yang akan datang itu. Bunyi peringatan
diperdengarkan kepada perempuan-perempuan yang hidup aman,
dan anak-anak perempuan yang hidup tenteram (ay. 9), yang
untuk memenuhi segala kebanggaannya, kesia-siaan dan keme-
wahannya, maka suami-suami dan bapak-bapak tergoda untuk
membuat orang miskin kelaparan. Biarlah mereka mendengar apa
yang harus dikatakan sang nabi kepada mereka dalam nama
Allah: “Bangunlah, dan dengarkanlah dengan hormat dan penuh
perhatian.”
1. Biarkan mereka tahu bahwa Allah hendak mendatangkan
penghartikel man yang meluluh-lantakkan ke atas negeri di mana
mereka telah hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya. Ini
tampaknya merujuk terutama pada kehancuran yang dilaku-
kan oleh pasukan Sanherib ketika ia merebut semua kota-kota
berkubu Yehuda. Namun, kata-kata setahun lebih menunjuk-
kan lamanya waktu terjadi kehancuran besar-besaran ini,
yang begitu lama terjadi sejak pertama masuknya pasukan
Sanherib ke negeri Yehuda sampai dikalahkan dan diusir
keluar dari negeri itu. Namun juga, kehancuran ini dapat
590
diartikan pula sebagai kekecewaan mengenaskan yang pasti,
cepat atau lambat, akan dialami oleh orang-orang yang hanya
mengarahkan hatinya kepada dunia dan menempatkan keba-
hagiaannya di dalamnya. Kamu akan gemetar, hai orang-orang
yang hidup tenteram (KJV: kamu akan mengalami kesusahan,
hai perempuan-perempuan yang tidak peduli dan merasa aman-
aman saja). Sekalipun kita hidup aman dan tidak perlu
khawatir, keadaan itu tidak akan memberi jaminan bahwa kita
akan bebas dari kesusahan. Malahan, justru bagi orang yang
merasa aman-aman saja, kesusahan kecil pun sudah menjadi
kebingungan besar dan menekan mereka dengan keras.
Mereka merasa tenteram dan aman karena mereka punya
cartikel p uang dan cartikel p hiburan. Namun, sang nabi di sini
memberitahukan mereka,
(1) Bahwa negeri mereka yang dahulunya penuh dengan
kemah-kemah dan makanan lezat tidak lama lagi akan
menjadi tanah rata dan ditinggalkan. “Panen buah anggur
akan habis binasa. Lalu dari mana lagi kamu akan men-
dapatkan anggur untuk bersuka ria? Panen buah-buah lain
juga tidak ada, karena memang tidak akan ada buah untuk
dikumpulkan, dan kamu akan kekurangan buah (ay. 10).
Tidak akan ada susu enak dari sapi, ladang yang permai
dan hasil-hasilnya.” Ladang yang ada hasilnya sangat ber-
guna bagi hidup manusia, dan menjadi ladang yang per-
mai. “Tetapi kamu akan kehilangan buah anggur yang
dahulu dihasilkannya bagimu.” Perbuatan yang menyia-
nyiakan kelimpahan pantas dihartikel m dengan kelangkaan.
Dan siapa memakai kelimpahan sebagai pemuas nafsu dan
memberikannya kepada Baal, ia pantas dilucuti dari semua
perbekalan penopang hidup.
(2) Bahwa kota-kota, semua kota Yehuda, tempat mereka
tinggal dengan aman, menghabiskan waktu-waktu mereka
dan bergirang-girang dengan makanan yang enak-enak,
juga akan ditinggalkan tak terurus (ay. 13-14). Semak duri
dan puteri malu, buah-buah dosa dan kutukan, akan tum-
buh tidak saja di atas tanah bangsaku, yang dibiarkan
tidak terolah begitu saja, tetapi bahkan juga segala rumah-
mu tempat bergirang-girang, tempat-tempat permainan,
rumah judi, bar, di kota yang penuh keriaan. Ketika suatu
Kitab Yesaya 32:9-20
591
pasukan asing memporak-porandakan negeri, maka ru-
mah-rumah keriaan, tidak diragukan lagi, akan berubah
menjadi rumah-rumah kedukaan, lalu semua istana atau
rumah-rumah orang terhormat akan ditinggalkan pemilik-
nya, yang mungkin melarikan diri ke Mesir untuk mencari
perlindungan. Penduduk kota ditinggalkan oleh para pe-
mimpin mereka yang lari menyelamatkan diri sendiri. Maka
segala rumah dan tempat yang megah pun menjadi tanah
rata untuk selama-lamanya, yang sebelumnya menjadi
kubu dan menara kekuatan dan kemegahan. Semuanya itu
akan ditinggalkan. Semua orang akan memandangnya se-
bagai Yerikho, momok yang sangat dibenci, sampai-sampai,
sekalipun keadaan damai sudah kembali, mereka tidak
akan membangunnya kembali, melainkan dicampak-kan
begitu saja menjadi tempat kegirangan bagi keledai hutan
dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang. Seperti
itulah banyak rumah akan dihancurkan oleh dosa. Jam
seges est ubi Troja fuit – Tanaman gandum sekarang tum-
buh di tempat kerajaan Troja dulu berdiri.
2. Dengan merenungkan apa yang akan terjadi ini, maka hen-
daklah mereka gemetarlah dan tanggalkanlah dan bukalah
pakaianmu, kenakanlah kain kabung pada pinggangmu (ay. 11).
Hal ini tidak hanya berarti bahwa ketika bencana datang, mere-
ka akan dibuat gemetar dan dipaksa melucuti diri, bahwa peng-
hakiman Allah akan melucuti mereka dan membuat mereka
telanjang, tetapi juga,
(1) Bahwa tindakan terbaik untuk mencegah kemalangan ada-
lah bertobat dan merendahkan diri atas dosa dan duduk
dalam debu di hadapan Allah dengan ratapan yang sung-
guh dan rasa duka yang saleh, yang membantu hati tetap
ada dalam keheningan. Dengan berbuat begini kita mene-
mui Allah di tengah jalan penghakiman-Nya dan mencegah
hajaran dengan memperbaiki kesalahan kita sendiri. Ba-
rangsiapa tidak mau dibengkokkan supaya lurus, ia akan
patah.
(2) Bahwa persiapan terbaik untuk menghadapi kesusahan
yaitu dengan menyangkali diri dan menjalani hidup yang
mematikan kesenangan diri, dan tidak terikat dengan sega-
592
la kesenangan jasmani. Barangsiapa yang sudah meman-
dang rendah dunia ini dengan hati yang kudus dan melu-
cuti diri sendiri darinya, ia akan mampu bertahan ketika
dilucuti saat kesusahan dan maut datang.
II. Sementara itu, masih ada sisa umat yang tetap memelihara kese-
tiaan mereka, dan mereka memiliki alasan untuk berharap akan
datangnya masa-masa yang baik pada akhirnya. Dan mengenai
masa-masa yang baik ini, di sini sang nabi memberikan mereka
suatu pengharapan menyenangkan yang akan terjadi nanti. Dan
masa-masa yang baik ini mereka alami di ujung pemerintahan
raja Hizkia. Akan tetapi, nubuat ini sebaiknya dipandang sebagai
melihat jauh ke depan, ke hari-hari sang Mesias, yang yaitu
Raja Kebenaran dan Raja Damai Sejahtera, dan yang mengenai
Dia semua nabi memberi kesaksian. Sekarang amatilah,
1. Bagaimana masa-masa yang membahagiakan itu dimulai de-
ngan dicurahkan kepada kita Roh dari atas (ay. 15), yang tidak
hanya berbicara mengenai kehendak baik Allah kepada kita,
tetapi juga pekerjaan baik-Nya di dalam diri kita. Karena, pada
saat itulah, dan hanya ketika saat itu tiba, akan ada waktu-
waktu yang baik, ketika dengan anugerah-Nya Allah mengaru-
niakan hati yang baik kepada manusia. Jadi, dengan memberi-
kan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya,
Allah juga, dengan begitu, memberikan hal-hal yang baik ke-
pada mereka, seperti yang kita lihat dengan membandingkan
Lukas 11:13 dengan Matius 7:11. Inilah perkara besar yang
menghibur umat Allah dalam pengharapan mereka, yaitu
bahwa Roh akan dicurahkan kepada mereka, bahwa Roh se-
gala anugerah akan hadir dalam diri manusia secara berlim-
pah lebih daripada sebelumnya, sesuai dengan kebutuhan je-
maat dalam keadaannya yang mengenaskan. Roh dicurahkan
dari atas, dan karena itu jemaat harus memandang kepada
Bapa mereka di sorga atas untuk mendapatkan-Nya. Ketika
Allah merencanakan kebaikan-Nya bagi jemaat-Nya, Dia men-
curahkan Roh-Nya, baik untuk mempersiapkan mereka mene-
rima kebaikan-Nya itu maupun untuk melayakkan mereka
dan memberi keberhasilan kepada mereka yang Dia pakai se-
bagai alat-alat bagi kebaikan-Nya. Sebab, segala daya upaya
jemaat untuk memperbaiki kehancurannya tidak akan ber-
Kitab Yesaya 32:9-20
593
hasil apa-apa sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas,
dan pada saat itulah pekerjaan akan terlaksana seketika. Ke-
rajaan Mesias dibawa dan didirikan dengan dicurahkannya
Roh Kudus (Kis. 2), dan ia terus tegak dan akan demikian
sampai seterusnya.
2. Betapa indah dan membahagiakannya perubahan yang akan
terjadi. Maka pada gurun, kering dan tandus, akan menjadi
kebun buah-buahan, dan apa yang sekarang dianggap kebun
buah-buahan, dibandingkan dengan apa yang terjadi nanti,
akan dianggap hutan. Maka saat itu tanah telah memberi hasil-
nya. Dijanjikan bahwa pada hari-hari Mesias biarlah buahnya
mekar bagaikan Libanon (Mzm. 72:16). Ada orang yang menaf-
sirkan hal ini sebagai masuknya kaum bukan Yahudi ke da-
lam jemaat Injil (yang membuat padang gurun menjadi kebun
buah-buahan), dan ditolak dan dikeluarkannya kaum Yahudi
(yang membuat apa yang dahulunya kebun buah-buahan
berubah menjadi hutan). Ke atas orang bukan Yahudi dicurah-
kan roh kehidupan, tetapi ke atas orang Yahudi dicurahkan
roh tidur. Lihatlah bukti dan akibat dari dicurahkannya Roh
ke atas jiwa. Ia membuat jiwa berbuah dan buah itu menjadi-
kannya kudus. Ada tiga hal yang menyertai untuk menjadikan
masa-masa ini membahagiakan:
(1) Keadilan dan kebenaran (ay. 16). Ketika Roh dicurahkan ke
atas suatu tanah atau negeri, maka di padang gurun selalu
akan berlaku keadilan dan mengubahnya menjadi kebun
yang berbuah, dan di kebun buah-buahan akan tetap ada
kebenaran dan menjadikannya semakin berbuah. Para
hamba Tuhan akan menjelaskan hartikel m dan para pem-
besar negeri akan menjalankannya. Dan keduanya akan
bertindak sesuai hartikel m dan adil sehingga yang buruk
menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik. Di antara
segala macam orang, yang miskin dan rendah serta tidak
terpelajar, yang diabaikan seperti padang gurun, dan yang
kaya dan terhormat serta terpelajar, yang dihargai seperti
kebun yang berbuah-buah, akan ada pikiran-pikiran yang
benar terhadap berbagai hal, ada pegangan hidup yang
mengatur, dan hati nurani yang sadar akan yang baik dan
jahat, dosa dan kewajiban. Atau di segala bagian negeri,
baik di pedesaan, perkotaan, bagian-bagian yang terbela-
594
kang dan yang terpelajar, keadilan akan dijalankan dengan
sebagaimana mestinya. Hartikel m Kristus memperkenalkan
suatu penghakiman atau aturan yang dengannya kita harus
dikuasai, dan Injil Kristus memperkenalkan suatu kebe-
naran yang dengannya kita harus diselamatkan. Dan kapan-
pun Roh dicurahkan, kedua hal ini akan berdiam dan tinggal
tetap sebagai kebenaran yang berlangsung sampai selama-
lamanya.
(2) Damai sejahtera dan ketenangan (ay. 17-18). Damai sejah-
tera yang dijanjikan di sini ada dua macam:
[1] Damai sejahtera batin (ay. 17). Hal ini terjadi akibat
berdiamnya kebenaran di dalam hati (ay. 16). Siapa saja
akan mengalami damai sejahtera yang membahagiakan
ini dalam hatinya bila di dalam dirinya pekerjaan kebe-
naran ini dikerjakan. Berdiamnya kebenaran itu yaitu
damai sejahtera itu sendiri, dan akibat yang ditimbul-
kan yaitu ketenangan dan ketenteraman untuk selama-
lamanya, yakni kedamaian hati dan rasa aman pikiran,
yang olehnya jiwa menikmati dirinya dan menikmati
Allahnya, dunia pun tidak punya kuasa dan tidak mam-
pu mengusik kenikmatan yang dinikmatinya itu. Per-
hatikanlah, damai sejahtera dan ketenangan serta ke-
tenteraman selama-lamanya bisa diharapkan dan akan
ditemukan di jalan dan pekerjaan kebenaran. Kepuasan
sejati hanya bisa diperoleh di dalam agama yang sejati,
dan di sanalah ia pasti ditemukan tanpa gagal. Hidup
yang tenang dan tenteram yaitu hidup dalam segala
kesalehan dan kehormatan (1Tim. 2:2). Pertama, bahkan
di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai
sejahtera. Di tengah kita melakukan kewajiban kita,
kita akan mendapati kesenangan sejati yang berlimpah-
limpah, upah langsung yang besar bagi ketaatan di
dalam ketaatan. Walaupun pekerjaan kebenaran itu
melelahkan dan mahal, serta membuat kita rawan di-
hina, namun ia membawa damai sejahtera, rasa damai
yang luar biasa sehingga cartikel p untuk memampukan
kita menanggung segala beban. Kedua, akibat kebe-
naran ialah ketenangan dan ketenteraman, bukan hanya
sampai akhir zaman dari waktu kita, tetapi bahkan
Kitab Yesaya 32:9-20
595
sampai ke segala abad tak terhingga, sampai kekal se-
lama-lamanya. Kekudusan yang sesungguhnya yaitu
kebahagiaan sesungguhnya yang dirasakan sekarang
dan akan menjadi kebahagiaan sempurna sepenuhnya,
yaitu kekudusan sempurna, sampai selama-lamanya.
[2] Damai sejahtera lahiriah (ay. 18). Besarlah belas kasih
yang dialami orang-orang yang selain oleh anugerah
Allah bisa memiliki roh yang tenang dan damai, juga
oleh pemeliharaan-Nya dibuat diam di tempat yang da-
mai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristi-
rahatan yang aman, tidak diganggu di dalam rumah
mereka atau di dalam kumpulan-kumpulan ibadah me-
reka. Ketika rasa takut yang timbul akibat serbuan
pasukan Sanherib sudah berlalu, maka rakyat, tidak
diragukan lagi, lebih merasakan dan menikmati belas
kasihan berdiam dalam ketenangan, tidak diganggu
dengan tanda-tanda peringatan perang. Hendaklah se-
tiap keluarga berusaha tetap tenang dengan tidak ber-
selisih dan bertengkar, jangan dua orang melawan tiga
orang dan tiga melawan dua di dalam rumah, supaya
dengan begitu keluarga bisa ada di bawah perlindungan
Allah untuk berdiam dengan aman, dan terlindung dari
pada kedahsyatan malapetaka (KJV: merasa tenang dan
tidak takut dengan hal buruk) yang terjadi di luar.
Yerusalem akan menjadi tempat kediaman yang aman
(bdk. 33:20). Bahkan sekalipun akan ada hujan es dan
badai hebat menerpa hutan, saat itu pun Yerusalem
akan menjadi tempat peristirahatan yang aman, sebab
kota akan direndahkan serendah-rendahnya, di bawah
tiupan badai, tidak terkena (seperti kota-kota yang
berdiri di tempat tinggi) amukan badai, tetapi terlindung
oleh gunung-gunung sekelilingnya (Mzm. 125:2). Bukit
dan Menara sudah menjadi tanah rata (ay. 14), tetapi
kota yang terletak di tempat rendah akan menjadi tem-
pat peristirahatan yang aman. Orang yang paling me-
rasa aman dan bisa berdiam dengan teramat tenteram
yaitu yang rendah hati dan rela diam serendah-ren-
dahnya (ay. 19). Barangsiapa mau berdiam di tempat
kediaman yang aman, ia harus rela berdiam di bawah,
596
dan di tempat yang rendah. Sebagian orang menganggap
hal ini merujuk pada diselamatkannya tanah Gosyen dari
bencana hujan es, yang menimbulkan kehancuran hebat
di tanah Mesir.
(3) Banyak dan berlimpah. Akan ada begitu banyak hasil pa-
nen di mana-mana, dan itu setiap tahun. Para petani
sangat mensyartikel ri dan bahagia, boleh menabur di segala
tempat di mana terdapat air (ay. 20), menabur di segala
tanah yang cocok untuk ditaruh benih, melemparkan roti
atau gandum roti ke air (Pkh. 11:1). Allah akan memberi-
kan pertambahan, tetapi petani harus rajin dan mengurusi
pekerjaannya, serta menabur di segala tempat di mana
terdapat air. Dan jika ia melakukan ini, maka tanaman
gandum akan tumbuh dengan sangat lebatnya bahkan
sampai ia membiarkan ternaknya, yaitu sapi dan keledai,
untuk makan bagian pucuknya dan menyimpan bagian
bawahnya. Hal ini dapat diterapkan pada hal,
[1] Pemberitaan firman. Sebagian orang berpendapat bah-
wa hal ini menunjuk pada pelayanan para rasul, yang,
seperti petani, keluar untuk menabur benih (Mat. 13:3).
Mereka menabur di segala tempat yang ada airnya.
Mereka memberitakan Injil di mana pun mereka datang.
Air berarti orang-orang, dan mereka memberitakan fir-
man kepada orang banyak. Bilamana mereka menemu-
kan hati orang lembut dan lembab, mau menerima fir-
man, maka mereka melemparkan benih yang baik. Dan
kalau sebelumnya, sesuai hartikel m Musa, orang Yahudi
dilarang untuk membajak dengan lembu dan keledai
bersama-sama (Ul. 22:10), yang menyiratkan orang
Yahudi dan bukan Yahudi tidak boleh bercampur, maka
sekarang pembedaan itu ditiadakan, dan baik lembu
maupun keledai, baik Yahudi maupun bukan Yahudi,
akan dipakai dalam pekerjaan menabur dan menuai
Injil dan menikmati manfaatnya.
[2] Perbuatan kemurahan hati. Bila Allah mengirim saat-
saat yang membahagiakan ini, berbahagialah orang
yang memanfaatkannya dengan berbuat baik dengan
apa yang mereka peroleh, yang menabur di segala
Kitab Yesaya 32:9-20
597
tempat berair, yang mengambil segala kesempatan
untuk memenuhi kebutuhan. Sebab pada saatnya nanti
mereka akan menuai.
PASAL 33
asal ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang sama seperti di
pasal sebelumnya, yakni kesesakan Yehuda dan Yerusalem oleh
karena serbuan Sanherib dan kelepasan mereka dari kesesakan
akibat penghancuran pasukan Asyur itu. Semua peristiwa ini disatu-
kan dalam nubuat yang diberitakan oleh Yesaya ini, dalam bentuk
sajak. Amatilah,
I. Kesesakan hebat yang akan ditimpakan kepada Yehuda dan
Yerusalem (ay. 7-9).
II. Ketakutan besar yang dirasakan para pendosa di Sion saat
itu (ay. 13-14).
III. Doa-doa orang benar kepada Allah dalam kesesakan ini (ay.
2).
IV. Keamanan kudus yang akan dialami orang-orang benar itu
di tengah kesukaran ini (ay. 15-16).
V. Kehancuran pasukan Asyur (ay. 1-3), yang di dalam peris-
tiwa ini Allah akan sungguh luar biasa dimuliakan (ay. 5,
10-12).
VI. Harta kekayaan yang diperoleh orang-orang Yehuda dari
hasil jarahan di perkemahan Asyur (ay. 4, 23-24).
VII. Yerusalem menjadi kediaman yang berbahagia, dan demi-
kian juga dengan negeri Yehuda, karena kehancuran pasuk-
an Asyur itu. Ibadah kepada Allah akan mencapai puncak-
nya (ay. 6), dan negeri mereka akan makmur (ay. 17-22).
Hal ini segera terpenuhi setelah nubuat itu, tetapi ditulis di
sini untuk menjadi pelajaran bagi kita.
P
600
Asyur Diancam
(33:1-12)
1 Celakalah engkau, hai perusak yang tidak dirusak sendiri, dan engkau, hai
penggarong yang tidak digarong sendiri! Apabila engkau selesai merusak,
engkau sendiri akan dirusak; apabila engkau habis menggarong, engkau
sendiri akan digarong. 2 TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nanti-
kan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah
kami di waktu kesesakan! 3 Waktu mendengar suara gemuruh ketika Engkau
bangkit, larilah bangsa-bangsa dan berceraiberailah sartikel -sartikel bangsa. 4
Orang mengumpulkan jarahan seperti belalang pelahap menelan makanan-
nya; mereka menyerbunya seperti serbuan kawanan belalang. 5 TUHAN tinggi
luhur, sebab Ia tinggal di tempat tinggi; Ia membuat Sion penuh keadilan dan
kebenaran. 6 Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamat-
kan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda
Sion. 7 Lihat, orang-orang Ariel menjerit di jalan, utusan-utusan yang men-
cari damai menangis dengan pedih. 8 Jalan-jalan raya menjadi sunyi dan
seorangpun tiada lagi yang lintas di jalan. Perjanjian sudah diingkari, saksi-
saksi sudah ditolak, dan manusia tidak dihiraukan. 9 Negeri berkabung dan
merana; Libanon tersipu-sipu dan mati rebah; Saron sudah seperti padang
belantara, Basan dan Karmel meluruh daun. 10 Sekarang, Aku akan bangkit,
firman TUHAN, sekarang, Aku akan bangkit berdiri, sekarang, Aku akan
berdiri tegak! 11 Kamu mengandung rumput kering, dan melahirkan jerami;
amarahmu seperti api yang memakan kamu sendiri. 12 Bangsa-bangsa akan
dibakar menjadi kapur dan akan dibakar dalam api seperti semak duri yang
ditebang.
Di sini kita dapati,
I. Orang Asyur yang angkuh dan bejat ditindak sesuai dengan segala
kecurangan dan kekejaman mereka, dan ditimpakan dengan se-
buah malapetaka (ay. 1). Amatilah,
1. Dosa yang menjadi kesalahan si musuh. Ia telah merusak atau
menggarong umat Allah, dan memangsa mereka, dan dengan
begitu telah melanggar perjanjian damainya dengan umat
Allah, berbuat khianat. Kebenaran dan belas kasih merupakan
dua hal yang teramat kudus, dan sangat diperhatikan Allah,
sehingga siapa pun yang tidak peduli dengan dua hal ini pasti
akan kena murka-Nya. Ia sangat murka dengan orang yang
pada dirinya sama sekali tidak ada kebenaran dan belas kasih,
yang tidak peduli dengan kejahatan yang mereka lakukan,
kerusakan yang mereka perbuat, kecurangan yang menjadi
salah mereka, ataupun ikatan khidmat yang mereka langgar,
demi untuk mencapai segala rancangan mereka yang jahat.
Orang-orang berlumuran darah dan penuh tipu yaitu yang
teramat bejat di antara manusia.
Kitab Yesaya 33:1-12
601
2. Parahnya dosa ini. Si musuh itu merusak orang-orang yang
tidak pernah berbuat jahat atau merugikan dia. Tidak ada
alasan baginya untuk bertengkar atau bertindak khianat ter-
hadap mereka, karena mereka selalu berlaku setia kepadanya.
Perhatikanlah, semakin tidak ada alasan atau hasutan yang
mengakibatkan kita berbuat salah, semakin besar kita mem-
bangkitkan amarah Allah atas perbuatan itu.
3. Hartikel man yang akan dialami si musuh karena dosa ini. Ia
yang merusak kota-kota Yehuda itu akan dihancurkan pasuk-
annya oleh seorang malaikat dan perkemahannya dijarah oleh
mereka yang sebelumnya dimangsa oleh dia. Orang-orang
Aram akan berkhianat terhadap Asyur dan memberontak dari-
nya. Dua anak Sanherib akan mengkhianati dia dan dengan
biadab membunuhnya ketika ia sedang menyembah di kuil
allahnya. Perhatikanlah, Allah yang adil sering membalas orang-
orang berdosa dengan perbuatan mereka sendiri. Barangsiapa
ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan (Why. 13:10; 18:6).
4. Waktu si musuh akan ditangani. Ini akan terjadi apabila
engkau habis menggarong, engkau sendiri akan digarong, tidak
melalui pertobatan dan pembaruan hidup, yang bisa mence-
gah kebinasaannya (Dan. 4:27), tetapi ketika ia sudah selesai
melakukan kejahatannya, ketika ia sudah berjalan sejauh
yang Allah izinkan, hingga di ujung tali pengikatnya, dan baru-
lah piala kehangatan murka-Nya ditaruh ke dalam tangannya.
Ketika ia sudah tiba pada kepenuhan kefasikannya, sudah
memenuhi takaran kejahatannya, barulah semuanya dimintai
pertanggungjawaban. Ketika ia selesai, Allah akan memulai,
karena hari-Nya sedang mendekat.
II. Umat berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati di hadapan takh-
ta kasih karunia memohon belas kasihan-Nya bagi negeri yang
sekarang sedang dilanda kesesakan (ay. 2): “TUHAN, kasihanilah
kami. Manusia kejam. Engkau murah hati. Kami pantas Engkau
murkai, tetapi kami mohon pertolongan-Mu. Dan sekiranya kami
mendapat perkenanan-Mu itu, bahagialah kami. Kesusahan yang
kami sedang alami ini tidak dapat menyakiti kami, tidak akan
menghancurkan kami. Sia-sia saja untuk mengharapkan kelepas-
an dari makhluk-makhluk ciptaan. Kami tidak percaya dengan
Mesir, tetapi hanya Engkau kami nanti-nantikan, sudah bulat hati
602
tunduk kepada-Mu, apa pun kesusahan itu, dan berharap akan
memperoleh penghiburan pada akhirnya.” Orang yang dengan
iman dan rendah hati mau menanti-nantikan Allah, ia pasti akan
menemukan Allah bermurah hati kepadanya. Umat Israel berdoa,
1. Untuk orang-orang yang melayani dalam pasukan: “Lindungi-
lah kami setiap pagi dengan tangan-Mu (KJV: lindungilah me-
reka setiap pagi dengan tangan-Mu). Raja Hizkia dan para
pemimpinnya dan semua prajurit yang berperang memerlukan
pasokan kekuatan dan keberanian terus-menerus dari Eng-
kau. Karena itu, penuhilah kebutuhan mereka itu, dan jadilah
bagi mereka Allah yang Mahamencartikel pi. Setiap pagi, ketika
mereka maju untuk melakukan pekerjaan mereka, dan mung-
kin untuk melakukan tugas baru dan mengalami kesukaran,
kiranya mereka mendapat semangat dan tenaga baru dan
segar, dan selama umurmu kiranya kekuatanmu.” Dalam pepe-
rangan rohani kita, tangan kita sendiri tidaklah cartikel p mampu
untuk kita, dan tidak ada yang bisa kita lalui kalau Allah
bukan saja menguatkan tangan kita (Kej. 49:24), tetapi juga
Dia sendiri menjadi pelindung kita. Seutuhnya kita ini begitu
bergantung pada-Nya sebagai pelindung kita setiap pagi, selalu
setiap saat kita bergantung pada kuasa-Nya, serta juga pada
belas kasih-Nya, yang senantiasa baru setiap pagi (Rat. 3:23).
Jika Allah membiarkan kita sendiri setiap pagi, binasalah kita.
Kita harus menyerahkan diri kepada-Nya setiap pagi, dan
maju dalam kekuatan-Nya untuk melakukan pekerjaan kita
pada hari itu.
2. Untuk seluruh bangsa itu: “Selamatkanlah kami di waktu kese-
sakan, yang menanti-nantikan Engkau dan tidak berani ber-
lari ke tempat-tempat tinggi mencari perlindungan.” Mereka
bergantung pada Allah tidak hanya sebagai Penyelamat mere-
ka, untuk mengerjakan kelepasan bagi mereka, tetapi juga se-
bagai keselamatan itu sendiri. Sebab, apa pun yang menimpa
semua kepentingan duniawi mereka, mereka tetap merasa
aman dan selamat jika mereka memiliki Dia sebagai Allah
mereka. Jika Dia berkenan menjadi Penyelamat mereka, maka
Dia pun akan menjadi keselamatan mereka. Sebab, adapun
Allah, pekerjaan-Nya sempurna. Sebagian orang membaca ayat
2 ini demikian: “Engkau yang melindungi kami setiap pagi
dengan tangan-Mu, yang senantiasa menjadi kekuatan dan
Kitab Yesaya 33:1-12
603
pertolongan bapa-bapa leluhur kami sebelum kami, jadilah
juga keselataman kami di waktu kesesakan. Tolonglah kami
seperti Engkau telah menolong bapa-bapa leluhur kami itu.
Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan
berseri-seri (Mzm. 34:6, KJV: mereka memandang Engkau dan
wajah mereka disinari). Kiranya kami tidak berjalan dalam
kegelapan.”
III. Pasukan Asyur hancur dan perkemahan mereka menjadi mangsa
yang kaya dan mudah ditelan Yehuda dan Yerusalem. Tidak lama
setelah doa dipanjatkan (ay. 2), jawaban pun datang (ay. 3), bah-
kan melebihi apa yang didoakan. Mereka berdoa agar Allah me-
nyelamatkan mereka dari musuh-musuh mereka. Tetapi Dia me-
lakukan lebih dari itu. Dia memberikan mereka kemenangan atas
musuh-musuh mereka dan alasan melimpah untuk bersorak-
sorai. Sebab,
1. Kekuatan perkemahan Asyur dipatahkan (ay. 3) ketika sang
malaikat pembinasa membantai ribuan prajuritnya: Waktu
mendengar suara gemuruh, suara jeritan orang-orang yang
sekarat (yang kita bisa menduga, tidak mati dengan tenang),
larilah bangsa-bangsa, dan setiap orang menyingkir demi kese-
lamatan masing-masing. Bila Allah bangkit, bangsa-bangsa,
atau sartikel -sartikel , yang membentuk pasukan Asyur itu, ter-
cerai-berai. Saatnya untuk berlari-larian ketika bencana yang
muncul dengan tak terduga ini meluap di antara mereka. Keti-
ka Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya (Mzm.
68:2).
2. Semua harta benda perkemahan Asyur dijarah, sebagai pem-
balasan atas segala kehancuran kota-kota berkubu Yehuda
(ay. 4): Orang mengumpulkan jarahan, oleh semua penghuni
Yerusalem, seperti belalang pelahap menelan makanannya;
mereka menyerbunya seperti serbuan kawanan belalang, yaitu,
para penjarah itu akan menguasai semua kekayaan orang
Asyur dengan sangat mudah dan cepat seperti segerombolan
besar belalang, atau ulat-ulat, melahap habis ladang, atau po-
hon, sampai tandus. Begitulah kekayaan orang berdosa disim-
pan bagi orang benar, dan Israel diperkaya dengan jarahan
orang Mesir. Sebagian orang menafsirkan orang Asyur sebagai
belalang dan ulat, yang setelah dibunuh, ditumpuk bersama,
604
seperti katak-katak Mesir, dan dilindas serta diinjak-injak
menjadi kotoran.
IV. Allah dan Israel milik-Nya dimuliakan dan ditinggikan dengan
peristiwa ini. Ketika harta benda musuh dijarah seperti ini,
1. Allah akan mendapatkan puji-pujian atasnya (ay. 5): TUHAN
tinggi luhur. Merupakan kehormatan-Nya untuk merendahkan
orang-orang sombong dengan cara seperti ini, dan menimbun
mereka sekalian di dalam debu. Demikianlah Ia mengagung-
kan nama-Nya sendiri, dan umat-Nya memberi Dia kemuliaan
atasnya, seperti yang dilakukan umat Israel ketika orang-
orang Mesir ditenggelamkan (Kel. 15:1-2). Ia tinggi luhur seba-
gai Allah yang berdiam di tempat yang tinggi, di luar jangkau-
an hujatan orang-orang sombong itu. Ia tinggi luhur, yang me-
merintah dan berkuasa atas mereka. Ketika mereka bertindak
dengan pongahnya, Ia bersuka menunjukkan diri-Nya melebihi
mereka, dengan melakukan kehendak-Nya tanpa dapat dila-
wan oleh mereka.
2. Umat-Nya akan mendapatkan berkat atas tindakan-Nya itu.
Saat Allah bangkit mencerai-beraikan bangsa-bangsa yang
berkomplot melawan Yerusalem (ay. 3), saat itu juga, sebagai
persiapan atau sebagai hasil dan akibat dari itu, Ia membuat
Sion penuh keadilan dan kebenaran, bukan hanya dengan rasa
keadilan, tetapi juga dengan gairah dan kepedulian menyelu-
ruh supaya keadilan dan kebenaran itu dijalankan dengan
semestinya. Sion akan disebut lagi sebagai kota keadilan
(1:26). Dalam hal ini, kasih karunia Allah sangat dimuliakan,
seperti halnya dengan tindakan pemeliharaan-Nya dalam
menghancurkan pasukan Asyur. Maka kita tahu betul bahwa
Allah sudah menyediakan kasih setia-Nya bagi suatu bangsa
atau umat ketika Dia memenuhi mereka dengan keadilan dan
kebenaran, ketika segala sartikel bangsa, dan semua tindakan
dan urusan mereka dikuasai oleh keadilan dan kebenaran,
dan mereka begitu dipenuhi dengannya sampai segala pertim-
bangan dan pemikiran lain tidak dapat mendesak masuk dan
menggoyang mereka keluar dari keadilan dan kebenaran. Raja
Hizkia dan rakyatnya dikuatkan (ay. 6) dengan keyakinan
bahwa Allah akan mendampingi mereka di dalam kesesakan.
Di sini kita dapati,
Kitab Yesaya 33:1-12
605
(1) Sebuah janji yang penuh kasih setia dari Allah bagi mereka
untuk meneguhkan mereka: Masa keamanan akan tiba
bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan
pengetahuan. Inilah keadaan yang diinginkan, yaitu masa
keamanan, di mana segala sesuatu di rumah sendiri tidak
terganggu dan dikacaukan, dan kekayaan yang menyela-
matkan (KJV: kekuatan yang menyelamatkan), yaitu kele-
pasan dari musuh-musuh dan keberhasilan melawan me-
reka. Keselamatan yang dikaruniakan Allah kepada umat-
Nya memiliki kekuatan di dalamnya. Itu yaitu suatu tan-
duk keselamatan. Dan inilah yang merupakan jalan dan
sarana untuk memperoleh keadaan yang diinginkan itu,
yaitu hikmat dan pengetahuan, bukan hanya kesalehan,
tetapi juga kebijaksanaan atau kehati-hatian. Maksudnya,
dengan berkat Allah, sarana yang akan menjadi masa
keamanan dan kekayaan (atau kekuatan) yang menyela-
matkan, yaitu bahwa hikmat itu harus pertama-tama
murni, kemudian pendamai, dan mengorbankan segala ke-
pentingan pribadi demi kebaikan orang banyak. Kebijaksa-
naan seperti ini akan menegakkan kebenaran dan perda-
maian, dan memperkuat tembok-tembok pertahanan dalam
melindunginya.
(2) Peribahasa yang menuntun negeri untuk hidup saleh bagi
Hizkia dan rakyatnya yaitu : Takut akan TUHAN, itulah
harta benda Sion. Itulah harta benda Allah di dunia ini,
yang darinya Ia menerima upeti. Atau, lebih tepat lagi,
itulah harta benda raja atau pemimpin. Seorang pemimpin
yang baik memiliki pandangan demikian (bahwa hikmat
lebih baik daripada emas) dan ia akan menemukannya
demikian. Perhatikanlah, agama atau ibadah yang sejati
merupakan harta benda yang sejati dari raja atau bangsa
apa saja. Ia membuat mereka disebut kaya. Tempat-tempat
yang memiliki banyak Alkitab dan hamba Tuhan serta
umat yang sungguh-sungguh hidup benar sungguh-sung-
guh disebut kaya. Dan itulah yang berperan penting dalam
membuat suatu bangsa menjadi kaya di dunia ini. Karena
itu, merupakan kepentingan suatu bangsa atau umat
untuk mendartikel ng kehidupan agama di antara mereka dan
606
berjaga-jaga terhadap segala sesuatu yang mengancam
keberlangsungannya.
V. Kesesakan hebat yang akan dialami Yerusalem digambarkan, su-
paya orang-orang yang percaya kepada sang nabi boleh tahu sebe-
lumnya kesusahan apa yang sedang mendekat dan bisa menyiap-
kan diri. Juga, supaya bilamana janji yang sudah diberikan sebe-
lumnya mengenai kelepasan mereka itu digenapi, maka ingatan
akan betapa pedihnya perkara mereka itu bisa membantu meng-
agungkan Allah dalam peristiwa itu dan membuat mereka lebih
bersyartikel r kepada-Nya (ay. 7-9). Di sini dinubuatkan,
1. Bahwa musuh akan sangat kasar dan angkuh serta semena-
mena, dan tidak mau berurusan dengan siapa pun, baik
melalui kesepakatan damai (karena perjanjian sudah diingkari
olehnya tanpa ragu sedikit pun, seolah-olah ia merasa sangat
terhina untuk menjadi hamba bagi janjinya sendiri), maupun
melalui segala persiapan untuk berperang, karena ia sudah
menjadikan jalan-jalan raya menjadi sunyi dan seorang pun
tiada lagi yang lintas di jalan. Ia menolak seruan orang minta
keadilan atau memohon belas kasihan. Ia menjadi tuan atas
mereka dengan begitu mudahnya (sekalipun mereka dipanggil
dengan kota-kota berkubu), tanpa menemui perlawanan ber-
arti, sehingga ia menghina mereka dan tidak mengasihani
ketika semuanya dibantai dengan pedang. Ia tidak menghirau-
kan seorang pun, tidak ada rasa kasihan atau peduli, tidak,
tidak kepada orang-orang yang ada di bawah tanggung jawab-
nya itu. Ia tidak takut kepada Allah dan manusia, malah
bersikap angkuh dan menghina mereka semua. Memang ada
orang-orang yang merasa bangga menginjak-injak manusia
dan tidak punya rasa hormat dan belas kasih kepada orang-
orang yang sengsara.
2. Bahwa karena itu musuh tidak akan mau diajak berdamai
dengan syarat apa pun: Orang-orang Ariel Yerusalem (KJV:
orang-orang gagah berani Yerusalem), tidak mampu mengha-
dapinya, dan harus rela diinjak-injak dengan kasar, yang
membuat mereka menjerit, karena tidak mampu melayani
negerinya dengan semestinya. Utusan-utusan yang dikirim
Hizkia untuk mencari damai, menemukan musuh yang angkuh
dan tidak mau diatur, dan akan menangis dengan pedih de-
Kitab Yesaya 33:1-12
607
ngan jengkel dan putus asa akibat kekecewaan yang mereka
alami saat berunding. Mereka akan menangis seperti anak
kecil, kehabisan akal untuk menenangkan musuh.
3. Bahwa negeri mereka akan dibuat sunyi senyap seketika oleh
pasukan musuh.
(1) Tidak seorang pun berani melintas di jalan-jalan. Perda-
gangan dan jual beli dihentikan, dan (lebih buruk lagi)
tidak ada yang bisa pergi ke Yerusalem dengan aman, un-
tuk merayakan hari-hari raya. Jalan-jalan raya menjadi
sunyi. Sementara ladang-ladang menjadi sunyi dan dita-
paki seperti jalan-jalan raya, jalan-jalan raya menjadi sunyi
dan tidak ditapaki seperti ladang, sebab seorang pun tiada
lagi yang lintas di jalan.
(2) Seorang pun tiada lagi mendapat manfaat dari tanah (ay.
9). Tanah yang dahulunya bergembira ria dalam hasil-hasil
buminya untuk melayani Allah Israel, kini sudah dilahap
habis oleh musuh-musuh Israel, atau diinjak-injak mereka.
Negeri berkabung dan merana. Ia tampak lusuh dan sedih,
dan orang-orangnya sengsara, kekurangan makanan bagi
dirinya dan keluarganya. Sukacita panen yang sebelumnya
selalu ada kini berubah menjadi ratapan. Begitu memudar
dan tidak pasti semua sukacita duniawi. Sunyi senyap ada
di mana-mana. Bagian dari negeri yang dahulunya dimiliki
kesepuluh sartikel itu sudah menjadi sunyi sepi: Libanon
yang termasyhur dengan kayu aras, Saron dengan mawar,
Basan dengan ternak, Karmel dengan gandum, semuanya
sangat subur, sekarang menjadi padang belantara, tersipu-
sipu dipanggil dengan nama mereka yang lama, karena
rupanya sudah tidak seperti yang dahulu lagi. Buah-buah
mereka semua meluruh daun sebelum waktunya di tangan
penjarah mereka, padahal sebelumnya dikumpulkan pada
waktu panen tiba oleh tangan pemiliknya.”
VI. Allah tampil, pada akhirnya, dalam kemuliaan-Nya untuk melawan
penyerbu-Nya yang angkuh (ay. 10-12). Ketika segalanya sudah
terjadi dengan sedemikian hebatnya, maka,
1. Allah akan mengagungkan diri-Nya. Sebelumnya Ia tampak
hanya duduk-duduk saja seperti seorang penonton yang tak
608
acuh, “tetapi sekarang, Aku akan bangkit, firman TUHAN.
Sekarang Aku akan tampil dan bertindak, dan dengan itu,
tidak hanya akan terbukti siapa Aku ini, tetapi juga tinggi
luhur.” Ia tidak hanya akan membuktikan bahwa ada satu
Allah yang menghakimi bumi, tetapi juga bahwa Dialah Allah
atas segala sesuatu, dan lebih tinggi daripada yang tertinggi.
“Sekarang, Aku akan berdiri tegak, akan siap bertindak, akan
bertindak dengan dahsyat, dan akan dimuliakan dengan
perbuatan-Ku itu.” Waktu Allah untuk tampil membela umat-
Nya yaitu saat perkara mereka sudah merosot sampai titik
terendah, apabila dilihat-Nya, bahwa kekuatan mereka sudah
lenyap, dan baik hamba maupun orang merdeka sudah tiada
(Ul. 32:36). Bilamana semua penolong lain sudah gagal, maka
itulah waktunya Allah untuk menolong.
2. “Wahai kamu, orang-orang Asyur, besar amat harapan kalian,
bahwa kalian akan meraup semua harta kekayaan Yerusalem,
dan terus berjerih payah sampai mendapatkannya. Tetapi se-
mua harapan kalian akan kosong belaka. Kamu akan mengan-
dung rumput kering, dan melahirkan jerami, yang tidak saja
tidak berharga dan tidak berguna, tetapi juga mudah terbakar
dan cocok sebagai bahan bakar, yang tidak dapat dihindari
lagi. Dan itu akan terjadi saat amarahmu seperti api (yang) me-
makan kamu sendiri, yaitu nafas murka Allah menyerang kamu
oleh karena dosa-dosamu. Nafasmu yang mengandung keja-
hatan, segala ancaman dan pembunuhan yang kalian embus-
kan terhadap umat Allah, semua ini akan memakan kalian,
termasuk juga nafas hujatanmu terhadap Allah dan nama-
Nya.” Allah akan membuat perkataan lidah mereka jatuh ke
atas diri mereka sendiri, dan nafas mereka sendiri meniupkan
api yang menghanguskan mereka. Maka tidak heranlah bahwa
bangsa itu akan dibakar menjadi kapur di dalam perapian batu
kapur, semuanya dibakar bersama-sama, dan akan dibakar
dalam api seperti semak duri yang ditebang, yang melayu dan
kering dan karena itu mudah terbakar dan segera saja hangus
lenyap. Seperti itulah kehancuran pasukan Asyur. Kehancur-
annya seperti semak belukar yang dibakar habis, mudah di-
lakukan, atau batu kapur yang dibakar, yang berguna untuk
dijadikan sesuatu. Dibakarnya pasukan Asyur itu telah men-
Kitab Yesaya 33:13-24
609
cerahi dunia dengan pengetahuan akan kuasa Allah dan mem-
buat nama-Nya bersinar terang benderang.
Peringatan terhadap Orang Murtad;
Dorongan kepada Umat Allah
(33:13-24)
13 Hai orang-orang yang jauh, dengarlah apa yang telah Kulakukan, hai
orang-orang yang dekat, ketahuilah keperkasaan-Ku! 14 Orang-orang yang
berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka ber-
kata: “Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabis-
kan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi
ini?” 15 Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur,
yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, su-
paya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan
mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya
jangan melihat kejahatan, 16 dialah seperti orang yang tinggal aman di tem-
pat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disedia-
kan air minumnya terjamin. 17 Engkau akan memandang raja dalam sema-
raknya, akan melihat negeri yang terbentang jauh. 18Dalam hatimu engkau
akan memikirkan kengerian yang sudah-sudah: “Sudah lenyapkah juru
hitung, sudah lenyapkah juru timbang, dan sudah lenyapkah orang yang
menghitung menara-menara?” 19 Tidak lagi akan kaulihat bangsa yang bia-
dab itu, bangsa yang logatnya samar, sehingga tidak dapat dipahami, yang
bahasanya gagap, sehingga tiada yang mengerti. 20 Pandanglah Sion, kota
pertemuan raya kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman
yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dica-
but untuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus. 21 Di situ kita
akan melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai
dan aliran yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar
tidak menyeberanginya. 22 Sebab TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang
memberi hartikel m bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan
kita. 23 Tali-talimu sudah kendor, tidak dapat mengikat teguh tiang layar di
tempatnya, tidak dapat membentangkan layar. Pada waktu itu orang akan
membagi-bagi rampasan banyak-banyak, dan orang-orang lumpuh akan
menjarah jarahan. 24 Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata:
“Aku sakit,” dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya.
Di sini ada kata-kata pembuka yang meminta perhatian. Dan memang
pantas bagi semua orang, baik yang ada di dekat maupun yang jauh,
untuk memperhatikan apa yang Tuhan Allah katakan dan lakukan (ay.
13): Hai orang-orang yang jauh, dengarlah apa yang telah Kulakukan,
apakah itu jauh dalam hal tempat ataupun waktu. Kiranya daerah-
daerah yang