yang janggal, yaitu
menyingkirkan seluruh ketulusan dari hati mereka. Kini Allah
pun akan meneruskannya dan melakukan hal lain, yaitu Dia
akan menghapuskan seluruh hikmat dan kecerdasan dari ke-
pala mereka. Hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan
hilang. Mereka main-main dengan kemunafikan dan menyang-
ka bisa menipu Allah, dan kini mereka dibiarkan bermain-
Kitab Yesaya 29:9-16
527
main dengan kebodohan, dan bukan hanya menipu diri sendiri
saja, melainkan juga bisa ditipu dengan mudahnya oleh semua
orang di sekitar mereka. Orang-orang yang menjadikan agama
sekadar untuk pamer diri saja, sebagai alat untuk mencapai
suatu tujuan, akan tersesat dalam taktik mereka itu. Dan
memang pantaslah jika Allah sampai mencabut hikmat orang-
orang yang melepaskan kelurusan hati mereka. Ini digenapi
dalam kegilaan mengenaskan yang menguasai bangsa Yahudi,
setelah mereka menolak Injil Kristus. Mereka menjauhkan hati
mereka dari Allah, dan karena itu layaklah Allah menjauhkan
hikmat dari mereka, dan menyembunyikan dari mata mereka
hal-hal yang bahkan menjadi bagian bagi damai sejahtera se-
mentara mereka di dunia ini. Inilah pekerjaan yang ajaib itu.
Memang mengejutkan, mencengangkan, bahwa orang-orang
yang bijaksana tiba-tiba saja kehilangan hikmat mereka dan
dikuasai oleh angan-angan mereka yang begitu kartikel h. Peng-
hakiman terhadap pikiran, meskipun jarang diperhatikan,
yaitu penghakiman yang selayaknya paling membuat orang
tercengang-cengang.
III. Sang nabi menunjukkan kebodohan orang-orang yang menyangka
bahwa mereka bisa bertindak secara terpisah tanpa diketahui
Allah, dan bisa melangsungkan rancangan-rancangan tanpa ber-
gantung kepada Allah dan tersembunyi dari mata-Nya yang maha-
melihat. Di sini kita mendapati,
1. Gambaran mengenai taktik mereka (ay. 15): Mereka menyem-
bunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap Tuhan, supaya
Dia tidak tahu apa yang mereka lakukan atau apa yang me-
reka rancangkan. Mereka berkata, “Siapa yang melihat kita?
Manusia tidak, dan karena itulah Allah sendiri pun tidak.”
Rancangan-rancangan mengenai keselamatan diri mereka itu
mereka simpan sendiri saja, tanpa pernah meminta nasihat
Allah mengenainya. Bahkan, meski tahu itu tidak menyenang-
kan Allah, mereka menyangka bisa menyembunyikannya dari-
Nya. Juga, jika Dia tidak mengetahuinya, Dia tidak akan sang-
gup membungkam dan mengalahkan mereka. Lihatlah betapa
tidak bergunanya susah payah para pendosa dalam jalan
mereka yang berlumuran dosa. Mereka mencari dalam-dalam,
mereka terperosok dalam-dalam, untuk menyembunyikan ran-
528
cangan mereka dari Tuhan, yang bersemayam di sorga dan
menertawakan mereka. Perhatikanlah, ketidakpercayaan ter-
hadap kemahahadiran Allah merupakan dasar bagi penyem-
bahan lahiriah dan juga kepercayaan diri orang-orang munafik
(Mzm. 94:7; Yeh. 8:12; 9:9).
2. Kejanggalan taktik yang mereka tunjukkan (ay. 16): “Tentunya
caramu memutarbalikkan segala sesuatu, beragam rencanamu,
memutarbalikkan perkaramu ke sana kemari untuk membuat-
nya seperti yang kamu inginkan, atau caramu mengacak-acak
urutan segala sesuatu, dan menyangka bisa membuat pemeli-
haraan Allah memperhatikan rencana-rencanamu, dan bahwa
Allah harus sekadar tahu seadanya saja sejauh yang kamu
izinkan, yang berarti memutarbalikkan segala sesuatu dan
memulai dengan cara yang salah, semuanya ini akan dianggap
sama seperti tanah liat tukang periuk. Allah akan berbalik dan
mengatur engkau dengan segala rancanganmu itu, dengan
mudah dan penuh kuasa seperti tukang periuk membentuk
dan merapikan tanah liatnya.” Lihatlah betapa Allah memben-
ci segala rancangan orang yang dijalankan tanpa Dia, ter-
utama yang menentang Dia, dan karenanya betapa kita harus
gentar akan hal ini.
(1) Orang-orang yang menyangka bisa menyembunyikan ran-
cangan-rancangan mereka dari Allah sebenar-benarnya
menyangkal Dia sebagai Pencipta mereka. Ini seperti se-
buah karya dapat berkata tentang yang membuatnya: “Bu-
kan dia yang membuat aku, melainkan aku sendirilah yang
menciptakan diriku.” Jika Allah menciptakan kita, tentu-
nya Dia mengenal kita seperti yang ditunjukkan sang pe-
mazmur (Mzm. 139:1, 13-16). Karena itu, orang-orang yang
berkata bahwa Dia tidak melihat mereka tiada lain berarti
berkata bahwa Dia tidak menciptakan mereka. Banyak ke-
jahatan orang fasik timbul dari hal ini, mereka lupa bahwa
Allah-lah yang telah menciptakan mereka (Ul. 32:18). Atau,
(2) Yang sebenarnya sama saja, bahwa mereka menyangkal-
Nya sebagai Pencipta yang berhikmat: Apa yang dibentuk
berkata tentang yang membentuknya: “Ia tidak tahu apa-
apa.” Padahal, jika Dia cartikel p berhikmat untuk mencipta-
kan kita dengan begitu dahsyatnya, terutama menjadikan
kita sebagai makhluk yang berakal budi dan menaruh peng-
Kitab Yesaya 29:17-24
529
ertian ke dalam diri kita (Ayb. 38:36), maka tidak diragukan
lagi Dia pun memiliki pengertian untuk mengenal kita dan
segala hal yang kita katakan dan perbuat. Sebagaimana
orang-orang yang bertengkar dengan Allah, begitu pulalah
orang-orang yang menyangka bisa menyembunyikan diri
mereka dari-Nya, sebenar-benarnya telah menganggap Dia
dungu. Namun, Dia yang membentuk mata, masakan tidak
memandang? (Mzm. 94:9).
Janji-janji untuk Israel; Sifat Para Penganiaya;
Janji-janji Yakub
(29:17-24)
17 Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun
buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan? 18 Pada
waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah
kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan
melihat. 19 Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam
TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di
dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! 20 Sebab orang yang gagah sombong
akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang yang
berniat jahat akan dilenyapkan, 21 yaitu mereka yang begitu saja menyatakan
seseorang berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat ter-
hadap orang yang menegor mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak
orang benar dengan alasan yang tidak-tidak. 22 Sebab itu beginilah firman
TUHAN, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abra-
ham: “Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak
lagi pucat. 23 Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa
yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan
nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka
akan gentar kepada Allah Israel; 24 orang-orang yang sesat pikiran akan men-
dapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima
pengajaran.”
Orang-orang yang menyangka bisa menyembunyikan rancangan-ran-
cangan mereka dari Tuhan dikatakan memutarbalikkan segala sesua-
tu (ay. 16), dan mereka bermaksud melakukannya tanpa sepenge-
tahuan Allah. Tetapi di sini Allah berkata kepada mereka bahwa Dia
akan memutarbalikkan segala sesuatu dengan cara-Nya, dan mem-
biarkan kita menyaksikan perkataan siapa yang menang, perkataan
Diakah atau mereka. Mereka tidak memercayai Sang Pemelihara
segala sesuatu: “Tunggu sebentar,” kata Allah, “dan kamu akan diya-
kinkan oleh bukti di depan mata kepalamu sendiri bahwa memang
ada Allah yang mengatur dunia ini, dan bahwa Dia mengaturnya dan
memerintahkan segala perubahan demi kebaikan umat-Nya.” Peru-
530
bahan ajaib yang terjadi dengan tiba-tiba yang dinubuatkan di sini
mungkin terutama mengacu pada diselesaikannya perkara Yehuda
dan Yerusalem yang membawa kebahagiaan setelah upaya Sanherib
dipatahkan, dan pada kedamaian yang dinikmati orang-orang benar
pada saat itu, yaitu ketika mereka diselamatkan dari ancaman pe-
dang peperangan maupun penganiayaan. Tetapi lebih jauh lagi hal ini
mungkin mengacu pada penolakan bangsa Yahudi terhadap penyebar-
an Injil pada masa awal (sebab di sini dinubuatkan tentang kemunafik-
an dan ketidakpercayaan mereka [ay. 13]) dan juga pada penolakan me-
reka terhadap dimasukkannya bangsa bukan Yahudi ke dalam jemaat.
I. Secara umum, ada perubahan besar yang mengejutkan yang di-
nubuatkan di sini (ay. 17). Libanon, yang dahulunya hutan, akan
diubahkan menjadi kebun buah-buahan. Dan juga Karmel, yang
sebelumnya kebun buah-buahan, akan menjadi hutan. Perubah-
an ini membalikkan keadaan. Perhatikanlah, perubahan-perubah-
an besar, menjadi lebih baik ataupun lebih buruk, sering kali ter-
jadi dalam sekejap saja. Itu yaitu tanda yang diberikan kepada
mereka mengenai kekalahan Sanherib, bahwa tanah akan men-
jadi lebih dari sekadar subur (37:30): Dalam tahun ini orang ma-
kan apa yang tumbuh sendiri. Makanan bagi manusia (seperti bagi
hewan) akan dihasilkan sendiri dari tanah. Lalu Libanon pun
menjadi kebun buah-buahan, begitu suburnya sampai-sampai
suatu lahan yang dianggap sangat subur pun bila dibandingkan
dengannya kini hanya tampak bagaikan hutan saja. Saat tuaian
jiwa besar-besaran dikumpulan bagi Kristus dari antara bangsa
bukan Yahudi, itulah saat padang gurun menjadi kebun buah-
buahan, dan jemaat Yahudi, yang sudah lama menjadi kebun
buah-buahan, menjadi hutan yang tandus dan sunyi (54:1).
II. Secara khusus,
1. Orang-orang yang tadinya tidak tahu apa-apa menjadi cerdas
(ay. 18). Orang-orang yang tidak memahami nubuat itu (yang
baginya nubuat itu hanyalah kitab yang bermeterai [ay. 11]),
akan memahaminya dan akan mengakui bukan saja tangan
Allah dalam peristiwa itu, melainkan juga suara Allah dalam
menubuatkannya: maka orang-orang tuli akan mendengar per-
kataan-perkataan kitab itu. Pernyataan terbaik nubuat terletak
dalam penggenapan nubuat itu. Bangsa-bangsa bukan Yahudi
Kitab Yesaya 29:17-24
531
yang malang saat itu akan memiliki pewahyuan ilahi yang
dihantarkan kepada mereka, dan orang-orang yang duduk
dalam kegelapan akan melihat terang, dan orang-orang buta
akan melihat dari kegelapan. Sebab, Injil dikirimkan kepada
mereka untuk membuka mata mereka (Kis. 26:18). Perhatikan-
lah, untuk menjadikan manusia berbuah dalam kasih dan tin-
dakan baik, maka pekerjaan kasih karunia Allah yang dilaku-
kan terhadap mereka ialah membukakan pengertian mereka
dan membuat mereka bisa mendengar kata-kata dalam kitab
Allah.
2. Orang-orang yang memiliki pemikiran yang keliru akan dilu-
ruskan pengertiannya (ay. 24): Orang-orang yang sesat pikiran,
yang berada di bawah kekeliruan dan kesalahpahaman menge-
nai perkataan dan makna yang ada dalam kitab itu, akan
mendapat pengertian, pengertian yang benar mengenai segala
sesuatu. Roh kebenaran akan mengoreksi kekeliruan mereka
dan memimpin mereka kepada kebenaran. Hal ini harus men-
dorong kita untuk mendoakan orang-orang yang sesat pikiran-
nya dan tertipu, supaya Allah dapat, dan Dia sering kali begitu,
membukakan pengertian mereka. Orang-orang yang bersu-
ngut-sungut dan menganggap kebenaran Allah sebagai per-
kataan yang keras, serta amat gemar membantahnya, akan
belajar mengenai makna sesungguhnya dari pengajaran-peng-
ajaran itu, dan dengan begitu mereka akan lebih mudah me-
nerimanya. Orang-orang yang keliru menyangka pemeliharaan
Allah sebagai perkara biasa, dan bersungut-sungut saat hal
itu terjadi, akan memahami dan mengetahui bahwa Allah-lah
yang merancangkan semuanya (Hos. 14:10), saat mereka meli-
hat makna dari perkara-perkara itu.
3. Orang-orang yang sedih akan riang gembira (ay. 19): Orang-
orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam Tuhan.
Orang-orang miskin di antara manusia dan miskin dalam roh,
yang dikarenakan kesesakan menyesuaikan diri mereka de-
ngan kesesakan itu, serta benar-benar lunglai dan tidak ber-
gairah, saat mereka melihat Allah tampil untuk mereka,
sukacita mereka di dalam Tuhan akan bertambah-tambah atau
berulang-ulang. Perhatikanlah, orang-orang yang ketika ada
dalam masalah bisa benar-benar bersukaria di dalam Allah,
akan segera memiliki alasan untuk bersukaria di dalam-Nya
532
dengan semakin melimpah lagi. Saat sukacita dunia ini ber-
kurang dan meredup, sukacita di dalam Allah bertambah dan
semakin penuh. Cahaya terang ini akan semakin bersinar
saja, sebab tujuannya yaitu supaya sukacita ini menjadi pe-
nuh. Bahkan orang-orang miskin di antara manusia pun akan
bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel, dan
kemiskinan mereka tidak mampu merampas sukacita itu dari
mereka (Hab. 3:17-18). Jadi orang-orang yang sengsara, ren-
dah hati, sabar, dan lesu, akan bertumbuh dalam sukacita ini.
Perhatikanlah, kasih karunia kelembutan akan menambah-
nambah sukacita kudus kita.
4. Musuh-musuh, yang amat menakutkan, akan menjadi tanpa
daya. Sanherib yang gagah sombong itu, beserta pasukannya
yang hebat, yang melumpuhkan negeri itu, akan berakhir (ay.
20), akan dibuat tidak lagi berdaya untuk berbuat kejahatan.
Kekuatan Iblis, si gagah sombong itu, akan dipatahkan dengan
kedahsyatan Injil Kristus. Dan orang-orang yang diperhamba-
kan olehnya karena takut kepada dia yang berkuasa atas maut
akan diselamatkan (Ibr. 2:14-15).
5. Para penganiaya yang bengis itu akan dilumpuhkan, sehingga
orang-orang yang mereka ganggu akan terlepas dari rasa takut
terhadap mereka. Untuk melengkapi kedamaian umat Allah,
bukan hanya si gagah sombong dari luar saja yang akan di-
habisi, melainkan orang-orang yang berniat jahat di dalam
juga akan dilenyapkan oleh pembaruan rohani yang dikerja-
kan raja Hizkia. Orang-orang yang disebut berbahagia, dan
tampaknya memang demikianlah adanya, yaitu mereka yang
Allah berikan kemenangan dan keberhasilan atas lawan-lawan
mereka dari luar, dan pada saat yang sama mereka tetap
mengekang kejahatan, kecemaran, dan jiwa menganiaya dari
orang-orang dalam sendiri yang justru lebih berbahaya. Atau
juga, para penganiaya itu akan dilenyapkan oleh penghakiman
Allah, akan dipermalukan sebagai contoh penghakiman-Nya.
Atau, mereka akan lenyap tanpa terasa, karena kebingungan
dengan penggenapan nubuat-nubuat yang tadinya sudah me-
reka olok-olok itu. Perhatikanlah, apa yang merupakan keja-
hatan dari para pengejek ini, yang karenanya mereka dibinasa-
kan. Mereka sudah menganiaya umat Alah dan para nabi,
mungkin terutama Nabi Yesaya, sebab dia pun lantas menge-
Kitab Yesaya 29:17-24
533
luhkan tentang mereka dan kejahatan mereka dengan pahit-
nya. Beberapa orang seperti mata-mata dan penganiaya, yang
lainnya sebagai hakim, berupaya dengan segala cara untuk
merenggut nyawanya, atau setidaknya kebebasannya. Dan ini
sangat cocok diterapkan pada imam-imam kepala dan orang-
orang Farisi, yang menganiaya Kristus dan para rasul-Nya,
dan karena dosa itulah mereka dan bangsa mereka yang
pengejek itu dipotong dan dihancurkan.
(1) Mereka mengolok-olok para nabi dan para penganut agama
yang sungguh-sungguh. Mereka menghina orang-orang itu
dan berusaha merendahkan mereka sejadi-jadinya. Mereka
semua para pencemooh dan duduk berkumpul dengan
orang-orang pengejek.
(2) Mereka menanti-nantikan kesempatan untuk melawan
orang-orang itu. Mereka memasang mata-mata untuk men-
cari kesempatan melakukan niat jahat, menunggu kalau-
kalau ada perkataan atau perbuatan yang mungkin dapat
dianggap sebagai pelanggaran. Atau mereka sendiri menan-
ti-nantikan kesempatan untuk berbuat jahat, seperti Yudas
mengkhianati Tuhan Yesus.
(3) Mereka memanfaatkan kesempatan saat orang-orang itu
sedikit saja salah bicara. Dan, jika ada secuil hal saja yang
salah diperkatakan, maka mereka menjadikannya sebagai
dasar tuduhan mereka. Mereka begitu saja menyatakan
seseorang berdosa di dalam suatu perkara, meskipun dia
begitu berhikmat dan benar, meskipun dia seorang hamba
Allah. Mereka memutarbalikkan kata-katanya, padahal me-
reka tahu betul bahwa kata-kata itu dimaksudkan untuk
hal yang baik (ay. 21). Mereka meremehkan setiap perkata-
an peringatan para nabi, meskipun peringatan itu tidak
diucapkan untuk maksud jahat, dan tanpa maksud untuk
menyinggung mereka. Mereka mengartikan yang jelek-jelek
terhadap apa yang dikatakan, dan menganggapnya sebagai
hal yang jahat dengan menyebarkan fitnah keji mengenai-
nya. Kita semua cenderung berbicara kurang bijak dan sa-
lah mengartikan apa yang kita dengar, dan karena itu,
tidaklah pantas dan adil kalau kita langsung menyatakan
begitu saja seseorang berdosa di dalam satu perkara.
534
(4) Mereka berupaya dengan segenap cara untuk mendatang-
kan kesulitan bagi orang-orang yang jujur dalam mengha-
dapi urusan dengan mereka dan memberitahukan kesalah-
an-kesalahan mereka. Mereka membenci orang-orang yang
menegor mereka di pintu gerbang, yang tugasnya memang
menegor karena terikat oleh kewajiban mereka di tempat
itu, seperti para nabi, hakim, dan penguasa, untuk menun-
jukkan kesalahan-kesalahan umatnya. Mereka memasang
jerat terhadap orang-orang seperti ini, seperti yang dilaku-
kan utusan-utusan orang Farisi, yang dikirim untuk meng-
amat-amati Juruselamat kita supaya mereka bisa menjerat-
Nya dengan perkataan-Nya (Mat. 22:15), supaya mereka
bisa menemukan alasan untuk menuduh-Nya agar orang
banyak membeci-Nya dan pemerintah menuduh-Nya berba-
haya. Demikianlah telah dianiaya nabi-nabi, dan nyaris
mustahil bagi para nabi yang paling saksama sekalipun
untuk berkata-kata dengan amat berhati-hati sehingga
dapat lolos dari jebakan-jebakan seperti itu. Lihatlah beta-
pa rendahnya orang-orang fasik, yang merancangkan keja-
hatan terhadap orang-orang yang dengan niat baik berusa-
ha menyelamatkan jiwa mereka dari maut. Dan lihatlah
betapa besar keberanian dan kehati-hatian untuk meng-
hindari jerat yang harus dipunyai para penegor itu untuk
melakukan tugas mereka.
(5) Mereka memutarbalikkan hartikel m, dan tidak akan membiar-
kan orang yang bersih diadili dengan jujur: Mereka mendesak
orang benar dengan alasan yang tidak-tidak. Mereka mendak-
wanya, atau menuntutnya di pengadilan tanpa bukti, tanpa
alasan atau dalih apa pun. Mereka menginjak-injak orang
dan bersaksi palsu melawannya, dengan segala tipu daya
yang bisa mereka rancangkan, sebagaimana yang mereka
lakukan terhadap Juruselamat kita. Karenanya kita tidak
boleh heran saat melihat orang-orang yang terbaik justru
diperlakukan seperti itu, sebab murid tidaklah lebih besar
daripada Gurunya. Tetapi tunggulah sebentar saja, sebab
Allah tidak hanya akan menegakkan keadilan bagi mereka,
tetapi juga akan menyingkirkan dan menghancurkan para
pencemooh itu.
Kitab Yesaya 29:17-24
535
6. Yakub, yang dipermalukan oleh hinaan-hinaan dan dibuat
gemetar oleh ancaman-ancaman para musuhnya, kini akan
dibebaskan dari rasa malu dan takutnya, melalui lenyapnya
hinaan-hinaan dan terkalahkannya ancaman-ancaman itu (ay.
22): Sebab itu beginilah firman TUHAN, telah membebaskan
Abraham, yaitu memanggilnya keluar dari Ur-Kasdim, dan
dengan begitu menyelamatkannya dari penyembahan berhala
nenek moyangnya dan menariknya bagaikan sebuah puntung
dari api. Dia yang membebaskan Abraham dari jerat dan kesu-
litannya akan membebaskan semua orang yang melalui iman
merupakan keturunan sejatinya, dari jerat dan kesulitan me-
reka. Dia yang sudah mulai mengurus jemaat-Nya semenjak
dibebaskannya Abraham, saat mereka dan Penebus mereka
masih belum dikandung sebagai keturunannya, tidak akan
lantas mengabaikan semua itu sekarang. Karena musuh-mu-
suh umat-Nya begitu giat untuk mencemarkan nama mereka
dan juga menggentarkan mereka, Dia pun akan tampil mem-
bela rumah Yakub, dan mereka tidak akan mendapat malu
seperti sebelumnya, melainkan akan memiliki jawaban terha-
dap orang-orang yang menghina mereka, dan muka mereka ti-
dak lagi menjadi pucat. Sebaliknya, mereka akan mendapatkan
keberanian dan memandang wajah para musuh mereka tanpa
gentar sedikit pun, seperti yang sepantasnya dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki Allah Abraham di pihak mereka.
7. Yakub, yang menyangka keluarganya akan punah dan agama-
nya akan sirna, akan mendapat kepuasan menyaksikan begitu
banyaknya keturunannya yang berbakti kepada Allah sepan-
jang generasi itu (ay. 23).
(1) Dia akan melihat anak-anaknya, lautan orang percaya dan
umat yang berdoa, keturunan rohani Abraham yang setia
dan Yakub yang bergumul. Dengan memiliki tabung panah
yang penuh seperti itu, dia tidak akan mendapat malu (ay.
22), melainkan akan berbicara dengan musuhnya di pintu
gerbang (Mzm. 127:5). Kristus tidak akan mendapat malu
(50:7), sebab Ia akan melihat keturunan-Nya (53:10). Dia
memang melihat beberapa, dan bisa melihat lebih banyak
lagi, menggabungkan diri dengan-Nya, berbondong-bondong
menyatu dengan jemaat-Nya, dan terus berdiam di sana.
536
(2) Anak-anaknya merupakan pekerjaan tangan Allah. Mereka
dibentuk oleh-Nya, dibentuk untuk-Nya, buatan-Nya, dicip-
takan untuk melakukan pekerjaan baik. Orangtua akan me-
rasa terhibur mengetahui bahwa anak-anak mereka meru-
pakan mahluk ciptaan Allah, pekerjaan tangan-Nya yang
penuh dengan kasih karunia.
(3) Dia dan anak-anaknya akan menguduskan nama Allah se-
bagai Allah mereka, sebagai Yang Kudus Allah Yakub, dan
akan gentar dan menyembah Allah Israel. Ini terbalik de-
ngan keadaannya yang dulu malu dan bermuka pucat.
Saat dia sudah terbebas dari penghinaan dan marabahaya,
dia tidak akan mengagungkan dirinya sendiri, melainkan
menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub. Jika Allah mem-
buat keadaan kita mudah, kita harus berusaha untuk
memuliakan nama-Nya. Orangtua dan anak-anak memang
merupakan kegembiraan dan penghiburan bagi satu sama
lain saat mereka bersatu dalam menguduskan nama Allah.
Saat orangtua menyerahkan anak-anak mereka dan anak-
anak menyerahkan diri mereka kepada Allah, untuk meng-
harumkan dan memuji nama-Nya, maka hutan pun akan
segera menjadi kebun buah-buahan.
PASAL 30
ubuat dalam pasal ini tampaknya berkaitan (seperti dalam pasal
sebelumnya) dengan bahaya yang sedang mendekati Yerusalem
dan kehancuran Yehuda oleh serbuan Sanherib. Dalam pasal ini kita
dapati:
I. Kecaman kepada orang-orang yang dalam kesusahan itu,
mengandalkan orang Mesir untuk menolong mereka, dan
bergegas meminta bantuan dari Mesir (ay. 1-7).
II. Ancaman mengerikan terhadap mereka yang memandang
rendah nasihat baik yang diberikan Allah melalui para nabi-
Nya untuk menenangkan pikiran mereka yang dilanda kesu-
sahan. Ia memastikan kepada mereka bahwa tak peduli
dengan apa yang menimpa orang lain, penghakiman itu pasti
akan melindas mereka juga, kalau mereka tidak mengikuti
nasihat-Nya, (ay. 8-17).
III. Janji mulia kepada orang-orang yang percaya kepada Allah,
bahwa mereka tidak saja akan memandang melewati masa-
lah, tetapi juga akan melihat hari-hari bahagia setelah itu,
saat-saat penuh sukacita dan pembaruan, berlimpah sarana
anugerah, dan bersama itu pula limpahan hal-hal lahiriah
yang baik dan sukacita serta sorak-sorai yang bertambah-
tambah (ay. 18-26), dan banyak dari janji-janji ini sangat
sesuai dengan yang akan diperoleh melalui anugerah Injil.
IV. Nubuat mengenai kekalahan dan kehancuran hebat dari pa-
sukan Asyur, yang pastinya mendatangkan sukacita besar dan
mengawali hari-hari bahagia yang dijanjikan itu (ay. 27-33).
N
538
Keyakinan Bodoh Yehuda
(30:1-7)
1 Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang me-
laksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki sua-
tu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka
bertambah-tambah, 2 yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta kepu-
tusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah
naungan Mesir. 3 Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan
perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu. 4 Sebab sekalipun
pembesar-pembesar Yerusalem sudah ada di Zoan, dan utusan-utusannya
sudah sampai ke Hanes, 5 sekaliannya akan mendapat malu karena bangsa
itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, dan tidak dapat memberi
pertolongan atau faedah; melainkan hanya memalukan, bahkan mengaibkan
mereka. 6 Ucapan ilahi tentang binatang- binatang di Tanah Negeb. Melalui
suatu negeri yang penuh kesesakan dan kesempitan, tempat singa betina
dan singa jantan yang mengaum, tempat ular beludak dan ular naga terbang,
mereka mengangkut harta kekayaan mereka di atas punggung keledai, dan
barang-barang perbendaharaan mereka di atas ponok unta, kepada suatu
bangsa yang tidak dapat memberi faedah, 7 yakni Mesir yang memberi per-
tolongan yang tak berguna dan percuma; sebab itu Aku menamainya begini:
“Rahab yang dibuat menganggur.”
Sudah sering menjadi kesalahan dan kebodohan orang-orang Yahudi
pada waktu dulu, bahwa bilamana mereka dihina oleh bangsa-
bangsa tetangga tertentu, maka mereka mencari bantuan dari bangsa
tetangga lain, dan bukannya memandang kepada Allah dan menaruh
percaya kepada-Nya. Dalam melawan orang Israel, mereka mencari
bantuan kepada orang Aram (2Taw. 16:2-3). Dalam melawan orang
Aram, mereka mencari pertolongan kepada orang Asyur (2Raj. 16:7).
Melawan orang Asyur, mereka mencari bantuan kepada orang Mesir,
dan Allah pun menghardik mereka karena perbuatan ini (2Raj.
18:21). Sekarang, amatilah dalam ayat-ayat di atas,
I. Bagaimana dosa mereka ini digambarkan, dan ada apa di dalam
dosa itu yang membangkitkan amarah Allah. Ketika mereka
melihat diri mereka dalam bahaya dan kesesakan,
1. Mereka tidak mau bertanya kepada Allah. Mereka lebih suka
melakukan segala hal mengikuti kepala mereka sendiri dan
tidak meminta nasihat dari Allah walaupun mereka sudah
memiliki jalan untuk itu melalui Urim atau nabi-nabi. Mereka
begitu yakinnya dengan hikmat pemikiran mereka sampai
merasa tidak perlu untuk meminta nasihat Allah. Bahkan,
tidak terpikirkan oleh mereka untuk melakukannya: “Mereka
melaksanakan suatu rancangan yang dibuat di antara mereka
Kitab Yesaya 30:1-7
539
sendiri. Mereka tidak meminta nasihat-Ku, apalagi sampai me-
laksanakan rancangan-Ku. Mereka memasuki suatu persekutu-
an” (mereka hendak mencari perlindungan dari suatu tempat
lain untuk mengamankan diri, yang bisa melindungi mereka
dari kedahsyatan badai), “yang bukan oleh dorongan Roh-Ku”
(yang bukan dituntun oleh Allah melalui Roh-Nya, melalui
mulut nabi-nabi-Nya), dan karena itu perlindungan mereka itu
terbukti gagal melindungi mereka dan hanya menjadi tempat
berlindung yang palsu.
2. Mereka tidak dapat percaya kepada Allah bahwa Ia mampu
melindungi mereka. Mereka tidak yakin sudah cartikel p kalau
Allah ada di pihak mereka. Mereka juga tidak ingin menjadi-
kan Dia sahabat mereka. Sebaliknya, mereka berlindung pada
Firaun. Mereka pikir Firaun itu sekutu yang sungguh kuat,
dan tidak ragu sedikit pun bahwa ia sanggup mengatasi Asyur
ketika ia ada bersama mereka. Naungan Mesir (yang hanya
merupakan “bayang-bayang” tempat berlindung) yaitu tem-
pat berteduh yang mereka pakai untuk menudungi diri.
II. Apa yang menjadi kejahatan dari dosa ini.
1. Dosa ini menunjukkan diri mereka sebagai anak-anak pem-
berontak, dan celaka dinyatakan di sini terhadap mereka yang
bertabiat seperti ini (ay. 1). Mereka ini, menurut pengakuan,
yaitu anak-anak Allah. Namun, dengan tidak percaya kepada-
Nya, mereka patut dinistakan sebagai pemberontak. Sebab, jika
kita tidak percaya akan pemeliharaan Allah, maka sebenarnya
kita telah menarik diri dari persekutuan dengan Dia.
2. Mereka membuat dosa mereka bertambah-tambah. Dosalah
yang mengakibatkan mereka ada dalam kesusahan, dan ke-
mudian, bukannya bertobat, mereka malah semakin berubah
setia terhadap Tuhan (2Taw. 28:22). Dan orang-orang yang me-
nyalahgunakan belas kasihan Allah kepada mereka, menjadi-
kan belas kasihan-Nya itu sebagai bahan bakar untuk segala
nafsu mereka, dan dengan begitu menyalahgunakan pula pen-
deritaan mereka, dengan menjadikannya sebagai alasan untuk
tidak percaya kepada Allah. Dan begitulah, mereka membuat
yang buruk semakin buruk, dan menambah dosa kepada
dosa. Dan siapa yang berbuat demikian, ia membuat rantainya
sendiri bertambah berat, dan demikian pula Allah akan mem-
540
buat derita mereka semakin nista. Nah, yang memperparah
dosa mereka yaitu :
(1) Mereka menanggung begitu banyak rasa perih untuk me-
wujudkan persekutuan mereka dengan Mesir: mereka be-
rangkat ke Mesir, berjalan kaki, mengadakan perjalanan naik
turun bukit mencari jalan yang nyaman untuk ke sana. Dan
mereka tidak meminta keputusan-Ku, tidak berpikir-pikir
apakah Allah memperbolehkan dan setuju atau tidak.
(2) Mereka menghabiskan biaya mahal untuk perjalanan mere-
ka itu (ay. 6). Mereka mengangkut harta kekayaan mereka
di atas punggung keledai, dan barang-barang perbenda-
haraan mereka di atas ponok unta (binatang-binatang yang
diambil dari Mesir, yang terletak di sebelah selatan Yudea),
sambil berkhayal, seperti yang umumnya dilakukan orang-
orang yang sedang dalam ketakutan hebat, bahwa mereka
akan lebih aman di tempat lain di mana saja daripada di
tempat mereka sebelumnya. Atau mereka mengirimkan
segala kekayaan itu ke Mesir untuk menyuap para pejabat
istana Firaun supaya ikut dalam kepentingan mereka, atau
sebagai bayaran untuk pasukan Mesir. Padahal Allah akan
menolong mereka dengan cuma-cuma. Namun, jika mereka
mencari bantuan dari Mesir, mereka harus membayar ma-
hal untuk itu, dan tampaknya mereka bersedia melakukan-
nya. Kekayaan yang dibelanjakan dengan cara demikian
akan terbukti menghasilkan kerugian. Mereka mengangkut
segala harta mereka ke Mesir melewati suatu negeri (begi-
tulah yang bisa dibaca) yang penuh dengan kesukaran dan
bahaya, gurun yang luar biasa luas dan menyeramkan
yang terletak di antara Kanaan dan Mesir, dengan ular-ular
yang ganas serta kalajengkingnya (Ul. 8:15). Mereka mau
menempuh bahaya melewati padang gurun berbahaya itu,
untuk membawa harta milik mereka kepada Mesir. Atau,
negeri yang dimaksudkan itu yaitu Mesir itu sendiri, yang
dahulunya menjadi rumah perbudakan bagi Israel dan
karena itu merupakan suatu negeri yang penuh dengan ke-
sukaran dan bahaya, dan yang melimpah dengan makhluk-
makhluk beracun dan kelaparan. Lihatlah, bahaya apa
yang bergegas dimasuki oleh orang-orang yang meninggal-
kan Allah. Bahaya seperti apa yang mereka masuki saat
Kitab Yesaya 30:1-7
541
mereka mengejar-ngejar makhluk ciptaan yang menjadi
tempat mereka menaruh percaya dan harapan.
III. Apa yang akan menjadi hasil dari perjalanan mereka ke Mesir itu.
1. Mesir akan menerima para utusan Yehuda itu, menyambut
mereka dengan penuh rasa hormat, dan bersedia mengadakan
perjanjian dengan mereka (ay. 4): pembesar-pembesar Yeru-
salem sudah ada di Zoan, di istana Firaun sana, dan bertemu
dengan raja, yang membesarkan hati mereka supaya bergan-
tung pada persahabatannya dan bantuan yang akan dikirim-
kannya kepada mereka. Akan tetapi,
2. Mesir tidak akan memenuhi harapan Yehuda: bangsa itu tidak
dapat memberi faedah kepada mereka (ay. 5). Sebab Allah
berkata, mereka itu suatu bangsa yang tidak dapat memberi
faedah (ay. 6), dan setiap makhluk ciptaan pastilah seperti itu
bagi kita (dan tidak lebih), sesuai dengan yang Dia jadikan.
Segala kekuatan yang hendak diberikan kepada Yehuda, tidak
dapat dikumpulkan pada waktunya. Atau, bila jadi dikumpul-
kan, kekuatan itu pun tidak cocok untuk ditugaskan, dan
Mesir tidak akan mau mengambil risiko dengan mengirimkan
pasukannya ikut perjalanan untuk pertempuran itu. Atau
juga, perjalanan untuk pertempuran itu terlalu lama sehingga
pasukannya tidak bisa bangkit ketika datang kesempatan
untuk bertempur. Atau, orang Mesir tidak akan berbaik hati
kepada Israel, melainkan dengan diam-diam berpaling kepada
Asyur demi suatu hal tertentu: Mesir yang memberi pertolong-
an yang tak berguna dan percuma (ay. 7). Mereka akan meng-
hindar dan menyakiti, bukannya menolong. Dan karena itu,
3. Orang-orang Israel ini, yang saat ini begitu tergila-gila dengan
Mesir, pada akhirnya akan malu oleh karena mereka, dan
malu dengan semua pengharapan dan keyakinan mereka ke-
pada orang-orang Mesir itu (ay. 3): Perlindungan Firaun, yang
menjadi kebanggaanmu itu, akan memalukan kamu. Semua
negeri tetanggamu akan mencemooh engkau, dan engkau akan
mencemooh dirimu sendiri, dengan kebodohanmu yang mau
saja percaya kepada Mesir itu. Dan naungan Mesir, negeri de-
ngingan sayap itu (18:1), yang menjadi kepercayaanmu, akan
menjadi kepanikan bagimu. Ia tidak hanya akan mengece-
wakan engkau dan membuatmu malu, tetapi juga akan mele-
542
mahkan semua dartikel nganmu yang lain, dan berbuat jahat
kepada engkau.” Setelah kejadian ini Allah mengancam untuk
menghancurkan Mesir karena hal ini, karena mereka berlaku
khianat terhadap Israel dan menjadi tongkat bambu bagi kaum
Israel (Yeh. 29:6-7). Para pembesar dan utusan Israel, yang be-
gitu lancang untuk mengadakan persekutuan dengan mereka,
ketika berada di antara mereka, akan menyaksikan sendiri
betapa lemahnya orang Mesir itu, atau lebih tepat lagi, betapa
rendahnya mereka, sehingga sekaliannya akan mendapat malu
karena bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka,
dan tidak dapat memberi pertolongan atau faedah, melainkan
hanya memalukan, bahkan mengaibkan mereka (ay. 5). Ba-
rangsiapa percaya kepada Allah, akan kuasa, pemeliharaan,
dan janji-Nya, tidak akan pernah dibuat malu dengan harapan-
nya itu. Sebaliknya, siapa menaruh kepercayaan kepada suatu
makhluk ciptaan, maka cepat atau lambat ia akan menemukan
makhluk itu sebagai aib baginya. Allah itu setia, dan bisa
dipercaya, tetapi setiap manusia itu pembohong, dan harus
dicurigai. Sang Pencipta yaitu batu yang teguh, sedangkan si
ciptaan yaitu bulu yang terkulai. Sedikit pun tidak ada yang
dapat kita harapkan dari manusia, tetapi dari Allah tidak ada
yang bisa terlampau banyak untuk kita harapkan.
IV. Manfaat dan penerapan dari semuanya ini (ay. 7): “Sebab itu Aku
menamainya begini, rencana mereka ini (KJV: Sebab itu Aku ber-
seru mengenai hal ini). Aku telah mengumumkannya, supaya se-
mua orang memperhatikannya. Aku telah menegaskannya seperti
orang yang bersungguh-sungguh hati. Rahab yang dibuat meng-
anggur (KJV: Kekuatan mereka yaitu dengan tinggal diam), de-
ngan rendah hati bergantung pada Allah dan kebaikan-Nya dan
tunduk dengan diam pada kehendak-Nya, dan tidak berkeliaran
ke sana kemari dan membawa diri ke dalam kesusahan besar
dengan mencari pertolongan dari makhluk ini dan itu.” Jika kita
tinggal tenang pada hari kesesakan, sambil berharap dan menanti
dengan tenang akan keselamatan dari Tuhan, dan hanya meng-
gunakan cara-cara biasa yang diperbolehkan-Nya dalam menyela-
matkan diri, maka tindakan ini akan menjadi kekuatan bagi jiwa
kita, baik dalam melayani maupun dalam menanggung derita,
dan itu akan mendatangkan kekuatan ilahi bagi kita. Kita mele-
Kitab Yesaya 30:8-17
543
mahkan diri kita, dan membuat marah Allah sehingga menarik
diri dari kita, ketika kita menjadikan manusia sebagai senjata
kita, karena dengan berbuat begitu hati kita berpisah dari Allah.
Saat kita telah dibuat lelah mencari-cari pertolongan dari sesama
makhluk ciptaan, kita akan tahu cara terbaik yaitu mengajak
diri kita untuk bersandar pada sang Pencipta. Inilah aku, biarlah
Dia melakukan padaku menurut yang diinginkan-Nya.
Penghartikel man bagi Para Pendosa
yang Tidak Bisa Diperbarui
(30:8-17)
8 Maka sekarang, pergilah, tulislah itu di depan mata mereka di suatu loh,
dan cantumkanlah di suatu kitab, supaya itu menjadi kesaksian untuk wak-
tu yang kemudian, sampai selama-lamanya. 9 Sebab mereka itu suatu bang-
sa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan men-
dengar akan pengajaran TUHAN; 10 yang mengatakan kepada para tukang
tilik: “Jangan menilik,” dan kepada para pelihat: “Janganlah lihat bagi kami
hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihat-
lah bagi kami hal-hal yang semu, 11 menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan
lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.” 12 Sebab
itu beginilah firman Yang Mahakudus, Allah Israel: “Oleh karena kamu
menolak firman ini, dan mempercayakan diri kepada orang-orang pemeras
dan yang berlaku serong dan bersandar kepadanya, 13 maka sebab itu bagi-
mu dosa ini akan seperti pecahan tembok yang mau jatuh, tersembul ke luar
pada tembok yang tinggi, yang kehancurannya datang dengan tiba-tiba,
dalam sekejap mata, 14 seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang
diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya
tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari
dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak.” 15 Sebab beginilah firman
Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal
diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak
kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, 16 kamu berkata: “Bukan, kami mau naik
kuda dan lari cepat,” maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: “Kami
mau mengendarai kuda tangkas,” maka para pengejarmu akan lebih tangkas
lagi. 17 Seribu orang akan lari melihat ancaman satu orang, terhadap ancam-
an lima orang kamu akan lari, sampai kamu ditinggalkan seperti tonggak
isyarat di atas puncak gunung dan seperti panji-panji di atas bukit.
Di sini kita baca,
I. Kata-kata pembukanya sangat menakutkan. Sang nabi tidak ha-
nya harus menyatakannya, tetapi juga harus menuliskannya (ay.
8), tulislah itu di depan mata mereka di suatu loh, untuk digantung
dan diperlihatkan kepada semua orang. Dia diperintahkan agar
dengan cermat cantumkanlah itu, bukan di atas lembaran-lembar-
an kertas yang bisa hilang atau robek, melainkan di suatu kitab,
544
supaya bisa tahan lama untuk anak-cucu, in perpetuam rei memo-
riam, “sebagai kesaksian selamanya” akan angkatan yang jahat
ini. Biarkan kesaksian itu ada bukan saja hingga berabad-abad
kemudian, tetapi juga untuk selama-lamanya sepanjang dunia
masih berdiri. Dan begitulah yang akan terjadi, karena Kitab Suci
tidak diragukan lagi akan tetap terus ada dan dibaca hingga akhir
masa. Tuliskanlah penghartikel man itu,
1. Untuk mempermalukan orang-orang masa ini, yang tidak mau
mendengar dan memperhatikannya ketika perintah itu diper-
katakan. Tuliskanlah penghakiman itu, supaya tidak hilang.
Anak-anak mereka akan mendapat keuntungan darinya, wa-
laupun mereka tidak.
2. Untuk membenarkan Allah dalam segala penghakiman yang
hendak dijatuhkan Allah ke atas mereka. Orang akan tergoda
untuk berpikir bahwa Allah itu terlalu keras terhadap mereka,
dan terlalu kejam, kecuali kalau mereka tahu betapa jahatnya
mereka, betapa mereka sangat menjengkelkan Allah, dan betapa
Allah sendiri sudah mencoba segala cara dengan mereka sebe-
lum Ia bertindak dengan sedemikian dahsyatnya seperti ini.
3. Untuk mengingatkan orang lain agar tidak berbuat seperti
mereka, kalau tidak mereka akan mengalami hal serupa se-
perti orang-orang itu. Penghakiman itu dimaksudkan sebagai
peringatan bagi orang-orang yang ada di tempat dan waktu
yang sangat jauh, bahkan bagi kita yang hidup pada waktu, di
mana zaman akhir telah tiba. Penghakiman itu bisa digunakan
oleh para hamba Allah untuk tidak saja memberitakannya,
tetapi juga untuk menuliskannya. Sebab, apa yang ditulis
akan tetap tinggal tertulis.
II. Sifat yang digambarkan mengenai orang-orang Yahudi yang fasik
itu sangat menyedihkan. Jika Allah hendak menggambarkan me-
reka sesuai dengan keadaan mereka yang sebenarnya, maka Ia
harus menulis hal ini mengenai mereka, bahwa mereka itu suatu
bangsa pemberontak (ay. 9), dan kita yakin Dia tidak bersaksi
dusta mengenai mereka, atau menjelek-jelekkan mereka lebih
daripada yang sebenarnya, sebab penghakiman Allah sesuai de-
ngan kebenaran. Orang Yahudi, seperti yang kita tahu, merupa-
kan satu-satunya umat percaya yang dimiliki Allah di dunia pada
Kitab Yesaya 30:8-17
545
masa itu, namun demikian, banyak dari mereka merupakan
anak-anak pemberontak.
1. Mereka memberontak terhadap keyakinan diri sendiri akan
kebersalahan mereka dan terhadap perjanjian mereka sendiri.
“Mereka itu anak-anak yang suka bohong, yang tidak akan
teguh memegang perkataan mereka, yang hanya suka berjanji
tetapi tidak melakukannya.” Ketika Allah membawa mereka ke
dalam perjanjian dengan diri-Nya, Ia berkata mengenai mereka,
“Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan ber-
laku curang” (63:8). Namun, mereka terbukti sebaliknya.
2. Mereka memberontak terhadap kekuasaan ilahi. “Mereka eng-
gan mendengar akan pengajaran TUHAN, tidak memperhati-
kannya, hanya melakukan apa yang ada dalam benak mereka,
dan membiarkan Allah mengatakan apa saja sesuka Dia yang
bertentangan dengan pikiran mereka.”
III. Dakwaan yang dituduhkan kepada mereka sangatlah berat, dan
hartikel man yang dijatuhkan ke atas mereka sangatlah menakut-
kan. Ada dua perkara yang didakwakan kepada mereka, dan
penghartikel man atas mereka dinyatakan untuk kedua perkara itu,
penghartikel man yang menyeramkan. Kedua perkara itu yaitu ,
1. Mereka melarang para nabi untuk berbicara kepada mereka
dalam nama Allah dan supaya tidak berurusan dengan mereka
berdasarkan apa yang benar-benar mereka telah perbuat.
(1) Dosa mereka ini digambarkan (ay. 10-11). Dengan keras
mereka menjauhkan diri dari para nabi dan menghalangi
mereka supaya tidak memperkatakan apa-apa kepada
mereka, atau paling tidak supaya tidak langsung berurus-
an dengan mereka pada saat memperkatan firman Tuhan
kepada mereka. Ini mereka lakukan dengan mengolok-olok
para nabi dan menakut-nakuti mereka, bahkan dengan me-
ngatakan kepada para tukang tilik: “Jangan menilik.” Mere-
ka memiliki terang, tetapi mereka lebih suka kegelapan.
Merupakan keuntungan besar bagi mereka bahwa mereka
memiliki tukang-tukang tilik, tetapi dengan sekuat-kuatnya
mereka berusaha menutup mata para tukang tilik itu.
Mereka punya para nabi, tetapi dengan segala upaya mere-
ka mengatup mulut para nabi. Sebab para nabi menjadi sik-
546
saan bagi mereka di dalam jalan-jalan mereka yang fasik
(Why. 11:10). Barangsiapa membungkam para hamba Allah
yang baik dan menolak pengajaran mereka yang benar, ia
layak dimintai pertanggungan jawab, dan disebut memberon-
tak terhadap Allah. Lihatlah apa itu yang ada di dalam
ajaran para nabi yang membuat diri mereka merasa sakit.
[1] Para nabi mengungkapkan kesalahan-kesalahan mereka,
dan memperingatkan mereka akan kesengsaraan dan
bahaya yang ditimbulkan dosa, dan mereka tidak mampu
menahan perkataan itu. Mereka lebih suka agar para
nabi mengatakan hal-hal yang baik-baik saja, harus
membesar-besarkan hati mereka dalam segala dosa
mereka, dan mengatakan bahwa mereka sudah berbuat
yang baik, dan tidak ada bahaya, tidak ada celaka dalam
jalan hidup yang mereka jalani itu. Sekalipun suatu hal
sungguh baik dan benar, tetapi jika tidak mengenakkan
hati, maka mereka pun tidak mau mendengarkannya.
Sebaliknya, jika suatu hal sesuai dengan pendapat mere-
ka sendiri dan meneguhkan mereka dengan pendapat
itu, sekalipun salah dan mendustai mereka, mereka suka
agar hal itu diperkatakan kepada mereka dengan kebaik-
annya. Siapa yang mau ditipu, pantaslah untuk ditipu.
[2] Para nabi menghentikan mereka dalam perjalanan dosa
mereka, berdiri menghadang di jalan mereka seperti
malaikat di jalan Bileam, dengan pedang murka Allah
terhunus di tangan mereka. Dan mereka pun tidak da-
pat lanjut tanpa diterpa ketakutan. Tetapi, mereka me-
nerima hal ini sebagai penghinaan besar. Ketika dengan
berani mereka maju mengikuti jalan hati mereka, mere-
ka berkata kepada para nabi, “menyisihlah dari jalan
dan ambillah jalan lain. Mengapa menghadang jalan
kami? Tidak bisakah kamu membiarkan kami melaku-
kan apa saja semau-mau kami?” Orang yang hatinya su-
dah teguh melakukan kejahatan akan menyuruh peng-
awas mereka yang setia untuk menyingkir dari jalan
mereka. Diamlah! Apakah engkau mau dibunuh? (2Taw.
25:16).
[3] Para nabi tak putus-putusnya memberitahukan mereka
mengenai Yang Mahakudus Allah Israel, betapa Ia men-
Kitab Yesaya 30:8-17
547
jadi musuh besar terhadap dan betapa Ia bertindak de-
ngan keras terhadap pada pendosa. Dan mereka tidak
tahan mendengar hal ini. Perkara ini dan pengungkap-
annya terlalu besar bagi mereka, sehingga kalau para
nabi membicarakannya kepada mereka, mereka lebih
memilih untuk tidak berseru kepada Yang Mahakudus
Allah Israel. Sebab, kekudusan Allah merupakan sifat
Allah yang paling ditakuti oleh orang-orang fasik. Jadi
janganlah kita menyusahkan diri dengan perkataan dari
para hamba Allah akibat tindakan kita yang tidak pan-
tas. Orang layak takut binasa dalam dosanya bila ia tidak
tahan untuk ditakuti karena perbuatan dosanya.
(2) Nah, apa hartikel man yang ditimpakan ke atas mereka? Kita
dapati itu di ayat 12 dan 13. Amatilah,
[1] Siapa itu yang menghakimi mereka: Sebab itu beginilah
firman Yang Mahakudus, Allah Israel. Itulah gelar dari
Allah yang secara khusus mereka tolak ketika diperkata-
kan oleh sang nabi. Para hamba Allah yang setia tidak
akan mundur dalam menggunakan ungkapan-ungkapan
demikian bila itu pantas untuk membangunkan para
pendosa, sekalipun kedengarannya tidak mengenakkan.
Kita harus mengatakan kepada orang-orang bahwa Allah
itu Yang Mahakudus Allah Israel, dan seperti itu jugalah
yang akan mereka dapati mengenai Dia, baik mereka
mendengarkan atau tidak.
[2] Apa dasar dari penghakiman itu: Oleh karena kamu
menolak firman ini. Apa saja yang dikatakan para nabi,
atau khususnya kata-kata ini, yang menyatakan Allah
sebagai Yang Mahakudus Allah Israel, “mereka tolak,
dan tidak mau dibuat takut dengan itu, tidak merasa
kagum, ataupun menjadikan itu sebagai harapan mere-
ka, untuk menaruh percaya dalam kata-kata itu. Seba-
liknya, bukannya berterima kasih kepada Yang Maha-
kudus Allah Israel, mereka lebih suka mempercayakan
diri kepada orang-orang pemeras, kepada kekayaan
yang mereka miliki dan kepada keuntungan yang mere-
ka dapatkan melalui tipu muslihat dan kekerasan, atau
kepada segala cara berdosa yang mereka pakai untuk
548
mencari selamat, yang semuanya bertentangan dengan
Allah dan kehendak-Nya. Kepada semua inilah mereka
bersandar, dan karena itu pantaslah jika mereka sam-
pai jatuh.
[3] Apa itu penghakiman yang dijatuhkan ke atas mereka:
maka sebab itu bagimu dosa ini akan seperti pecahan
tembok yang mau jatuh. Sandaran yang kamu miliki ini
akan seperti rumah yang dibangun di atas pasir, yang
akan roboh ketika angin topan dan mengubur orang yang
membangunnya di dalam puing-puingnya. Penghinaan
yang kamu lakukan terhadap firman Allah yang seharus-
nya kamu pakai untuk membangun, akan membuat se-
gala sesuatu yang kamu andalkan menjadi seperti tem-
bok yang pecah, yang akan langsung runtuh begitu dita-
ruh beban, bahkan tenggelam ke dasar dengan semua
bebannya.” Kehancuran yang akan mereka timpakan ke
atas diri sendiri akan menjadi, pertama, kehancuran
yang mengejutkan: yang kehancurannya datang dengan
tiba-tiba, dalam sekejap mata, saat tidak disangka-sang-
ka oleh mereka, dan ini akan lebih menakutkan lagi,
karena mereka tidak bersiap-siap, sehingga akibatnya
lebih mematikan. Kedua, kehancuran yang menyeluruh,
di mana-mana, dan tidak terpulihkan: “Kamu dan se-
gala andalanmu itu bukan saja lemah seperti tanah liat
tukang periuk (29:16), tetapi juga seperti kehancuran
tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak
kenal sayang. Ia yang mempunyai gada besi akan mere-
mukkannya (Mzm. 2:9) dan tidak menyisakan, tidak
akan menyayangkannya, ataupun peduli untuk menye-
lamatkan satu potong apa pun. Sebaliknya, bila sudah
pecah sampai tidak cocok lagi untuk digunakan, maka
biar saja dilumatkan, dihancurkan saja berkeping-ke-
ping, supaya tidak tersisa satu keping pun yang dapat
dipakai untuk mengambil api atau mencedok air, dua
benda yang kita perlukan sehari-hari, dan yang biasa-
nya diambil oleh orang miskin dengan menggunakan
kepingan tempayan yang hancur. Mereka tidak hanya
akan menjadi seperti tembok yang hendak roboh (Mzm.
62:4), tetapi juga cangkir atau gelas yang pecah, yang
Kitab Yesaya 30:8-17
549
tidak berguna lagi, dan tidak pernah akan bisa dibuat
utuh lagi.
2. Mereka meremehkan segala petunjuk berharga yang Allah
berikan, bukan saja untuk bagaimana mengamankan diri dan
selamat, tetapi juga untuk bagaimana menenangkan diri dan
merasa tenang. Mereka lebih suka mengikuti arahan sendiri,
ay. 15-17. Amatilah di sini,
(1) Cara yang dipakai Allah untuk menyelamatkan dan mem-
beri kekuatan kepada mereka. Allah yang mengenal siapa
mereka dan tahu apa yang pantas bagi mereka, dan meng-
inginkan kesejahteraan mereka, memberi mereka resep ini,
dan kita juga dianjurkan untuk mengikutinya, yaitu:
[1] Maukah kita diselamatkan dari setiap kejahatan ben-
cana, dijaga dari godaannya dan aman dari kutukan-
nya, yang di dalamnya melulu hanya ada keburukan?
Caranya yaitu dengan bertobat (KJV: kembali) dan
tinggal diam, dengan kembali kepada Allah dan ber-
sandar pada Dia sebagai tempat istirahat. Mari kita
kembali dari jalan-jalan kita yang jahat, yang di dalam-
nya kita sudah tersesat, dan beristirahat dan menetap
di dalam jalan Allah dan kewajiban kita kepada-Nya.
Itulah jalan untuk selamat. “Kembalilah dari rencana
pergi ke Mesir, dan beristirahatlah dengan nyaman
dalam kehendak Allah, dan kamu bisa percaya Dia un-
tuk keamananmu. Dengan bertobat (KJV: dengan kem-
bali), yaitu dengan perubahan hati dan hidup seluruh-
nya, dan tinggal diam (KJV: beristirahat), yaitu dengan
memasrahkan sepenuhnya jiwamu kepada Allah dan
merasa nyaman di dalam Dia, kamu akan diselamat-
kan.” Maukah kita dikuatkan untuk melakukan apa
yang dikehendaki dari kita dan untuk menanggung apa
yang diletakkan ke atas kita? Caranya yaitu dalam
tinggal tenang dan percaya. Kita harus menjaga agar
jiwa kita tetap tenang tenteram dengan terus bergan-
tung kepada Allah, kuasa dan kebaikan-Nya. Kita harus
menarik diri ke dalam keheningan yang kudus, dengan
menekan segala nafsu yang berkecamuk dan bergejolak,
dan menjaga kedamaian dalam pikiran kita. Dan kita
550
harus bersandar pada Allah dan mengandalkan Dia de-
ngan keyakinan yang kudus bahwa Dia sanggup mela-
kukan apa yang Dia kehendaki dan akan melakukan
yang terbaik bagi umat-Nya. Dan inilah yang akan men-
jadi kekuatan kita. Inilah yang akan membakar sema-
ngat kita dengan keberanian teguh dan membawa kita
dengan rasa nyaman dan pantang mundur melewati
segala kesukaran yang kita hadapi.
(2) Penghinaan orang Israel terhadap petunjuk Allah ini. Mere-
ka tidak mau menerima nasihat Allah, walaupun itu se-
muanya untuk kebaikan mereka sendiri. Dan pantaslah
kalau orang mati akibat penyakit mereka karena tidak mau
menerima Allah sebagai dokternya. Kita sungguh menjadi
musuh bagi diri sendiri jika kita tidak mau tunduk kepada
Dia. Bahkan untuk mencoba cara yang diberikan itu saja
mereka tidak mau: “Kamu berkata: Bukan, kami tidak akan
bisa tenang, kami mau naik kuda dan kami mau mengen-
darai kuda tangkas. Kami mau lari cepat ke sana kemari
minta bantuan bangsa-bangsa asing” (ay. 16). Mereka pikir
diri sendiri lebih bijak daripada Allah, dan lebih tahu apa
yang baik bagi diri sendiri daripada Allah. Ketika Sanherib
merebut semua kota-kota berkubu Yehuda, anak-anak
pemberontak itu tidak tergerak hati untuk tinggal tenang
dan bersabar menantikan Allah tampil bagi mereka, seperti
yang akhirnya dilakukan-Nya. Sebaliknya, mereka berlari-
an menyelamatkan diri, dan dengan cara itu lebih mem-
buka diri lagi bagi bahaya.
(3) Hartikel man yang dijatuhkan ke atas mereka karena perbuat-
an mereka ini. Dosa mereka akan menjadi penghartikel man
mereka: “Kamu mau lari cepat, maka kamu akan lari.
Kamu akan berlari cepat, dan demikian pula dengan orang-
orang yang mengejarmu.” Anjing biasanya lebih cepat
mengejar orang yang berlari cepat. Para penakluk biasanya
melindungi orang-orang yang tinggal tenang, tetapi menge-
jar mereka yang berusaha meloloskan diri. Dan begitulah
rencana orang Israel itu, yang mereka harapkan untuk me-
nyelamatkan mereka, pantas menjadi kehancuran mereka
sendiri, dan orang-orang yang paling bersalahlah yang pa-
ling menderita. Dinubuatkan (ay. 17), bahwa:
Kitab Yesaya 30:18-26
551
[1] Dengan mudah mereka akan dikalahkan. Nyali mereka
akan sedemikian menciutnya karena rasa takut, diper-
parah lagi karena mereka melarikan diri, sampai satu
orang musuh pun akan memartikel l kalah seribu orang
dari mereka, dan lima orang dari pihak musuh akan
memartikel l lari sepasukan dari mereka. Dan hal ini seha-
rusnya tidak terjadi kalau tidak gunung batu mereka
telah menjual mereka (Ul. 32:30).
[2] Mereka semua akan dibinasakan, dan satu-satu orang
hanya meloloskan diri ke sana kemari di suatu tempat
yang sunyi, dan ditinggalkan sebagai tontonan, seperti
tonggak isyarat di atas puncak gunung, sebagai peri-
ngatan kepada yang lain supaya menghindari jalan-
jalan yang berdosa dan keyakinan diri yang mengandal-
kan manusia seperti ini.
Janji-janji
(30:18-26)
18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-
Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab
TUHAN yaitu Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-
nantikan Dia! 19 Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, eng-
kau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau,
apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan
menjawab. 20 Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit,
namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu
akan terus melihat Dia, 21 dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari
belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan
atau mengiri. 22 Engkau akan menganggap najis patung-patungmu yang disa-
lut dengan perak atau yang dilapis dengan emas; engkau akan membuang-
nya seperti kain cemar sambil berkata kepadanya: “Keluar!” 23 Lalu TUHAN
akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan
dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah.
Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas;
24 sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan
makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak. 25 Dari
setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan me-
mancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-
menara runtuh. 26 Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari
terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terang-
nya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyem-
buhkan bekas partikel lan.
Kata-kata penutup di paragraf sebelumnya (kamu ditinggalkan seperti
tonggak isyarat di atas puncak gunung) dipahami oleh sebagian orang
552
sebagai sebuah janji bahwa suatu sisa dari mereka akan disimpan
sebagai tugu peringatan akan belas kasihan. Di sini, dalam perikop di
atas, sang nabi memberitahukan orang Israel saat-saat baik apa yang
akan terjadi setelah segala bencana itu. Atau kata-kata pertama dari
perikop di atas bisa juga dibaca sebagai lawan dari peristiwa yang
mendahului, bahwa sekalipun demikian, TUHAN menanti-nantikan
saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu. Sang nabi,
setelah menunjukkan bahwa orang-orang yang mengangkat Mesir
sebagai sandarannya akan menjadi malu dengan itu, di sini memper-
lihatkan bahwa siapa yang tinggal tenang dan menjadikan Allah saja
sebagai andalannya akan mendapatkan penghiburan karenanya.
Yang menjadi penghiburan umat Allah di saat-saat yang penuh kesu-
sahan dan keburukan yaitu bahwa semuanya akan baik-baik saja,
baiklah keadaan orang-orang yang takut akan Allah, ketika kita
katakan kepada orang fasik, celakalah kamu.
I. Allah akan menunjukkan kasih-Nya kepada mereka dan mengasi-
hani mereka. Inilah dasar dari semua kebaikan. Jika kita menda-
pat perkenanan Allah dan Dia mengasihani kita, maka kita akan
memperoleh penghiburan di saat kita mengalami kesusahan.
1. Belas kasih yang disimpan untuk disediakan kepada mereka
diungkapkan dengan penuh perasaan.
(1) “Dia menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-
Nya (ay. 18). Dia akan menunggu sampai kamu kembali
kepada-Nya dan mencari wajah-Nya, dan saat itulah Ia siap
menemui kamu dengan belas kasih. Dia akan menunggu,
supaya Ia dalam melakukannya dalam waktu yang terbaik
dan paling cocok, ketika semuanya itu sungguh membawa
kemuliaan bagi-Nya, ketika semuanya datang kepadamu
dengan penuh kejutan yang teramat menyenangkan. Dia
akan terus-menerus mengikuti engkau dengan segala ke-
baikan-Nya, dan tidak membuang kesempatan apa pun un-
tuk menunjukkan kasih-Nya kepadamu.”
(2) “Ia akan menyemangati diri-Nya sendiri untuk membebas-
kan engkau, akan bangkit, akan bangkit dari tempat ke-
diaman-Nya yang kudus, supaya Ia bisa tampil bagimu
dengan kuasa dan kebaikan yang tidak seperti biasanya.
Sebab itu Ia bangkit, yaitu Ia akan memuliakan nama-Nya
Kitab Yesaya 30:18-26
553
sendiri. Inilah yang menjadi tujuan-Nya dalam menunjuk-
kan belas kasihan kepada umat-Nya.”
(3) Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau (ay. 19), dan ini
untuk menjawab doa, yang menggandakan kebaikan hati-
Nya itu: Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau
berseru-seru, seruan minta tolong, di saat mendesak, yaitu
seruan doamu, yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh
tak terperikan. Pada saat Ia mendengar teriakmu, maka
tidak akan ada lagi keperluan. Kata-kata pertama saat Ia
akan menjawab, Ia berkata, Inilah Aku. Seperti inilah Ia
sungguh penuh dengan kasih. Terutama,
[1] Orang-orang yang harta miliknya diambil akan menik-
matinya lagi dengan tenang. Ketika bahaya sudah ber-
lalu, bangsa itu akan berdiam di Sion di Yerusalem
seperti dahulu. Mereka akan berdiam dengan aman,
bebas dari ketakutan terhadap kejahatan.
[2] Mereka yang sebelumnya berlinang air mata akan ber-
suka cita, dan tidak akan meratap lagi. Dan mereka
yang berdiam di Sion, kota kudus itu, akan bisa meng-
hapus air mata dari wajah mereka.
2. Perkenanan dan penghiburan dari Allah itu didasarkan atas
dua kebenaran agung ini, yaitu:
(1) Sebab TUHAN yaitu Allah yang adil. Dia bijak dan adil
dalam semua tindakan pemeliharaan-Nya, benar dalam
perkataan dan lemah lembut kepada umat-Nya. Jika Ia
menghajar anak-anak-Nya, itu Ia lakukan dengan selayak-
nya (Yer. 10:24), dengan penuh pertimbangan dan hikmat,
dengan mengingat keadaan mereka. Kita tentu saja merasa
aman kalau berurusan dengan seseorang yang adil, jadi
bukankah seharusnya kita mempercayai jalan kita kepada
Allah yang adil itu?
(2) Bahwa karena itu berbahagialah orang yang menanti-nanti-
kan Dia, yang tidak saja menantikan Dia dengan doa-doa
mereka, tetapi juga menanti-nantikan Dia dengan harapan
mereka, yang tidak menempuh jalan pintas untuk menge-
luarkan diri dari kesesakan, atau berusaha sendiri mele-
paskan diri, tetapi dengan sabar mengharapkan Allah tam-
pil bagi mereka dengan cara dan waktu-Nya sendiri. Karena
554
Allah itu bijak tak terbatas, maka sungguh berbahagialah
orang yang menaruh perkaranya kepada Dia.
II. Orang Israel tidak akan lagi kekurangan sarana-sarana anugerah,
(ay. 20-21). Di sini,
1. Kita bisa menduga bahwa mereka bisa saja masuk ke dalam
kesesakan dan kesusahan setelah mereka dilepaskan dari ma-
salah sekarang ini. Dijanjikan (ay. 19) bahwa mereka tidak
akan terus menangis dan bahwa Allah akan mengasihani
mereka. Walaupun begitu, di sini diakui juga bahwa Allah bisa
memberi mereka roti dan air serba sedikit, jatah orang tahanan
(1Raj. 22:27), makanan murahan dan sangat menyedihkan,
seperti yang dimakan orang miskin. Ketika satu kesusahan
berakhir, kita tidak tahu seberapa cepat yang lainnya datang
berganti. Kita bisa saja mendapatkan kebaikan Allah dan
penghiburan yang cartikel p supaya tidak menangis, namun kita
juga bisa diberikan roti serba sedikit untuk dimakan dan air
yang sangat kurang untuk diminum. Karena itu janganlah kita
menghakimi suka atau tidak suka dengan apa yang ada di
depan kita.
2. Dijanjikan bahwa mata mereka akan melihat Pengajar mereka,
yaitu, bahwa mereka akan terus memiliki para pengajar yang
setia di antara mereka, yang hatinya peduli dengan mereka
dan tidak menghina mereka. Dan dengan begitu mereka bisa
lebih mampu menerima roti dan air yang serba sedikit. Ada
pepatah umum di kalangan kaum Kristen Puritan bahwa roti
murah dan Injil yaitu ransum yang cartikel p. Bencana kelaparan
makanan tidaklah sehebat kelaparan firman Allah (Am. 8:11-
12). Tampaknya pengajar-pengajar mereka sudah disingkirkan
ke pelosok-pelosok negeri (mungkin dipaksa lari demi kesela-
matan mereka semasa pemerintahan Ahas), namun hal ini
tidak akan begitu lagi. Veritas non quaerit angulos – Kebenaran
tidak mencari sudut-sudut sepi untuk menyembunyikan diri.
Namun, para pengajar kadang-kadang juga bisa dihalau ke
sudut-sudut terpencil untuk berlindung. Dan celakalah jemaat
bila sampai terjadi demikian, bila perempuan yang mengena-
kan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya
sampai dipaksa melarikan diri ke padang gurun (Why. 12:6),
bila para nabi sampai disembunyikan lima puluh lima puluh
Kitab Yesaya 30:18-26
555
sekelompok dalam gua (1Raj. 18:4). Namun, suatu saat nanti
Allah akan memanggil keluar para pengajar itu dari tempat-
tempat persembunyian dan menempatkan mereka kembali di
kumpulan-kumpulan jemaat, yang akan terus melihat Dia (KJV:
para pengajarmu), dan mata semua orang dalam rumah ibadat
itu tertuju kepada mereka (Luk. 4:20). Dan keadaannya akan
lebih menyukakan hati lagi karena sudah lama mereka ada di
bawah kekangan, seperti terang keluar dari kegelapan, seperti
hidup dari kematian. Bagi semua orang yang mengasihi Allah
dan jiwa mereka sendiri, kembalinya para guru yang setia ini
dari tempat-tempat persembunyian, terutama dengan janji
bahwa mereka tidak akan menyembunyikan diri lagi, merupa-
kan bagian dari penyelamatan yang paling berkesan dan sung-
guh membawa penghiburan yang bahkan cartikel p untuk mema-
niskan roti dan air yang serba sedikit. Tetapi ini belumlah
semua.
3. Dijanjikan juga bahwa mereka akan menikmati keuntungan,
bukan saja dari pelayanan umum bersama, tetapi peringatan
dan nasihat khusus bagi orang per orang (ay. 21): “Telingamu
akan mendengar perkataan ini dari belakangmu, yang me-
manggilmu seperti orang memanggil seorang pengelana yang
sedang berjalan di jalan yang salah.” Amatilah,
(1) Dari mana perkataan ini akan datang. Yaitu dari belakang-
mu, dari seseorang yang tidak kamu lihat, tetapi yang meli-
hat kamu. “Matamu melihat para pengajarmu, tetapi yang
ini yaitu seorang pengajar yang tidak terjangkau oleh mata,
itu yaitu hati nuranimu sendiri, yang kini akan dibang-
kitkan oleh anugerah Allah untuk melakukan tugasnya.”
(2) Apa perkataan itu. “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya.
Ketika kamu ragu-ragu, hati nurani akan mengarahkan
kamu ke jalan kewajiban. Saat kamu mati rasa dan lalai,
hati nurani akan membangunkan kamu ke jalan yang
benar itu.” Seperti halnya Allah tidak membiarkan diri-Nya
tanpa saksi, demikian pula Ia tidak meninggalkan kita tan-
pa bimbingan untuk menunjukkan jalan kepada kita.
(3) Waktu yang tepat bagi perkataan ini. Ia akan datang entah
kamu menganan atau mengiri. Kita cenderung salah jalan.
Ada banyak belokan di kedua sisi, dan jalannya begitu mu-
dah dilalui dan kelihatan lurus hingga kita gampang me-
556
ngira sebagai jalan yang benar. Ada kesalahan-kesalahan
di sisi kanan dan sisi kiri, masing-masing dengan hal-hal
yang menggiurkan. Si penggoda sibuk mengajak kita meng-
ikuti jalan pintas. Jadi berbahagialah jika oleh nasihat-
nasihat hamba Tuhan atau teman yang setia, atau teguran
hati nurani dan pergumulan Roh Allah, kita diluruskan
dan dicegah untuk berbuat salah.
(4) Keberhasilan perkataan ini: “Ia tidak hanya diperkatakan,
tetapi telingamu juga akan mendengarnya. Kalau dahulu
Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi kamu tidak
memperhatikannya (Ayb. 33:14), maka sekarang kamu
akan mendengar dengan penuh perhatian semua bisikan
khusus ini, dan menanggapinya dengan telinga yang taat.”
Jika Allah memberikan kita tidak hanya firman, tetapi juga
telinga yang mendengar, tidak hanya sarana anugerah
tetapi juga sebuah hati yang memanfaatkan semua sarana
anugerah itu, maka layaklah bagi kita untuk berkata bah-
wa Ia begitu mengasihi kita, dan dengan begitu kita boleh
yakin untuk berharap bahwa Ia masih terus menyediakan
belas kasih-Nya lagi.
III. Mereka akan disembuhkan dari berhala, akan membuang semua
patung-patung mereka, dan tidak akan kembali lagi kepada se-
muanya itu (ay. 22). Penyelamatan yang dikerjakan Allah atas
mereka akan menginsafkan mereka bahwa mereka punya kepen-
tingan serta tugas untuk melayani Dia saja. Dan mereka akan
mengakuinya, karena mereka ditimpa kesusahan oleh karena ber-
hala-berhala itu, dan karena itu semua berhala itu juga bisa di-
singkirkan dengan syarat mereka tidak boleh kembali lagi kepada-
nya. Ini juga merupakan akibat baik dari anugerah yang diberikan
kepada mereka untuk melihat para pengajar mereka dan mende-
ngar perkataan di belakang mereka. Dengan ini tampaklah bahwa
mereka menjadi orang-orang yang lebih baik oleh karena semua
sarana anugerah yang mereka nikmati. Mereka akan menghan-
curkan dan meninggalkan dosa yang paling menjadi kekasih hati
mereka. Amatilah,
1. Betapa tergila-gilanya mereka dahulu dengan patung-patung
berhala mereka dalam masa kemurtadan mereka. Para pe-
nyembah berhala dikatakan menjadi gila oleh berhala-berhala
Kitab Yesaya 30:18-26
557
mereka (Yer. 50:38), dengan begitu bodoh menyukai berhala-
berhala itu. Mereka punya patung-patung yang disalut dengan
perak atau yang dilapis dengan emas, dan walaupun emas
tidak perlu dihias, mereka memberinya berbagai hiasan. Mere-
ka tidak segan-segan mengeluarkan banyak biaya dalam
menghormati patung-patung berhala ini.
2. Betapa dengan bijaknya mereka menjadi murka (jika saya bo-
leh berkata demikian) sekarang dengan semua berhala mereka
itu, betapa dengan hati panas yang kudus mereka memandang
semua patung itu dalam masa pertobatan mereka. Mereka
tidak saja memandang rendah patung-patung itu, tetap juga
mencoreng mukanya, bukan hanya mencoreng mukanya,
tetapi juga menganggapnya najis. Mereka tidak saja merusak
bentuknya, tetapi juga dengan kemarahan yang saleh mem-
buang semua emas dan perak yang dipakai untuk membuat-
nya, sekalipun sebetulnya masih sangat berharga dan dapat
diolah kembali untuk dipakai. Mereka tidak dapat menemukan
lagi wadah apa pun di dalam hati mereka untuk menghormati
berhala-berhala itu. Pakaian mahal yang mereka kenakan
pada patung-patung itu mereka buang sebagai kain cemar
yang akan mencemari orang yang menyentuhnya sehingga
menjadi najis sampai matahari terbenam (Im. 15:23). Perhati-
kanlah, bagi para petobat yang sungguh-sungguh, dosa telah
menjadi sesuatu yang sangat menjijikkan. Mereka muak
dengan dosa, dan mau muntah karenanya. Mereka melempar-
kannya ke dalam lumpur, tempat tercocok baginya, bahkan,
mereka lontarkan ke salib, karena mereka menyalibkan da-
ging. Mereka berteriak-teriak terhadap dosa itu, salibkan dia,
salibkan dia. Mereka menghardiknya, Abi hinc in malam rem –
Enyahlah engkau. Mereka mengambil keputusan untuk tidak
memberi tempat tinggal bagi dosa lagi dalam hati mereka. Me-
reka menjauhkan segala kesempatan dan godaan dosa sejauh-
jauhnya, walaupun semuanya itu di dekat mereka, melawan
seperti Efraim (Hos. 14:9), Apakah lagi sangkut pautku dengan
berhala-berhala? Mungkin hal ini digenapi dalam diri banyak
orang yang, melalui pembebasan Yerusalem dari pasukan San-
herib, diinsafkan dari kebodohan penyembahan berhala dan
mencampakkannya. Hal itu digenapi dalam tubuh bangsa Ya-
hudi pada waktu mereka kembali dari pembuangan di Babel,
558
karena sejak itu mereka membenci patung-patung berhala. Dan
juga hal itu dipenuhi setiap hari dalam pertobatan jiwa-jiwa,
oleh kuasa anugerah ilahi, dari penyembahan berhala rohani
kepada takut dan kasih akan Allah. Barangsiapa menggabung-
kan diri kepada Tuhan, ia harus menghentikan segala dosa, dan
berkata kepada dosa, Enyahlah engkau.
IV. Sesudah pertobatan dan disembuhkan dari berhala, Allah mem-
berikan mereka berlimpah hal-hal yang baik. Ketika Ia memberi-
kan para pengajar kepada mereka, dan mereka memberikan hati
mereka kepada Dia, sehingga mereka mulai mencari kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu (Mat. 6:33). Dan bilamana umat dibawa memuji Allah,
maka tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati
kita (Mzm. 67:6-7). Begitulah yang terjadi di sini: “Bilamana kamu
telah menghentikan dan membuang segala berhalamu, TUHAN
akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan” (ay.
23). Bila kita kembali kepada Allah di jalan kewajiban, maka Dia
akan menemui kita dengan berkat-berkat-Nya.
1. Allah akan memberi hujan bagi benihmu, hujan untuk menyi-
rami benih yang kamu tabur, tepat pada waktu yang diperlu-
kan, sebanyak yang diperlukan dan tidak lebih. Amatilah,
betapa kerajinan manusia dan berkat Allah bekerja bersama
untuk menghasilkan hal-hal baik yang kita nikmati dalam
hidup sekarang ini. Engkau akan menabur benih di ladangmu,
itu bagianmu, dan kemudian Tuhan akan memberi hujan bagi
benih yang baru kamu taburkan, itu bagian-Nya. Begitulah
yang terjadi pada buah rohani. Hati kita harus berjerih payah,
baru kemudian menantikan Allah memberi anugerah-Nya.
2. Hasil tanah akan berlimpah dan baik, dan segala sesuatunya
dari jenisnya yang terbaik. Hasilnya akan bertambah banyak
dan banyak, sangat banyak dan bagus, lezat dan berlimpah-
limpah (demikianlah kita membacanya), baik dan cartikel p. Nege-
rimu sungguh akan menjadi Kanaan. Demikianlah yang sung-
guh luar biasa terjadi setelah kekalahan Sanherib, oleh berkat
Allah yang istimewa (37:30). Begitulah Allah akan memperbaiki
segala kerugian yang mereka alami melalui kehancuran itu.
3. Bukan hanya tanah pertanian, ladang ternak pun akan ber-
buah dengan menakjubkan. Pada waktu itu ternakmu akan
Kitab Yesaya 30:18-26
559
makan rumput di padang rumput yang luas. Yang hidup di atas
rumput akan punya cartikel p tempat, sedangkan sapi-sapi dan
keledai-keledai yang dipelihara untuk dipakai, untuk menger-
jakan tanah, yang harus diberi makan yang baik supaya bisa
bekerja, akan memakan makanan campuran yang sedap. Terle-
bih lagi, gandum yang masih bersekam tidak akan diberikan
kepada hewan-hewan ini seperti biasanya, melainkan akan
memakan gandum bersih seperti untuk manusia, yang sudah
ditampi dan diayak. Makhluk hewan pun akan turut mendapat
bagian secara berlimpah. Pantaslah bagi hewan itu untuk
mendapatkannya, karena mereka juga mengerang di bawah
beban kutukan yang dibawa dosa manusia ke atas tanah.
4. Bahkan puncak-puncak gunung, yang biasanya gundul, akan
disirami dengan begitu baik dengan hujan dari langit sehingga
akan memancar sungai-sungai di sana, mengalir turun ke lem-
bah-lembah (ay. 25), dan ini terjadi pada hari pembunuhan
yang besar yang dilakukan oleh malaikat di perkemahan orang
Asyur, apabila menara-menara dan peralatan perang yang me-
reka dirikan untuk melancarkan pengepungan terhadap Yeru-
salem, runtuh, bersamaan dengan terbunuhnya pasukan. Ke-
mungkinan besar hal ini tergenapi tepat seperti gambaran ini,
dan kira-kira bersamaan dengan hancurnya pasukan Asyur,
terjadilah hujan belas kasih bagi negeri itu.
V. Akibat dari semuanya ini pastilah akan berupa penghiburan dan
sukacita tak terperikan bagi umat Allah (ay. 26). Terang akan ber-
tambah. Yaitu, pengetahuan akan bertambah (ketika nubuat-
nubuat terpenuhi, maka semuanya itu akan dipahami sepenuh-
nya), atau lebih tepat, sorak-sorai kemenangan akan bertambah.
Terang sukacita yang ditabur untuk kebenaran akam muncul
sekarang dengan pertambahan yang besar. Terang bulan purnama
akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan
bertambah secara seimbang, dan akan seperti terangnya tujuh
hari. Semua orang akan teramat bersuka dan tampak ceria lebih
daripada biasanya. Akan ada luapan sukacita besar di Yehuda
dan Yerusalem pada waktu terjadinya kehancuran pasukan
Asyur, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyem-
buhkan bekas partikel lan, bukan hanya menyelamatkan mereka dari
luka selanjutnya, tetapi juga menyembuhkan luka-luka yang
560
mereka terima melalui penyerbuan Asyur itu dan membuat mere-
ka kalah. Kesesakan hebat mereka yang terangkat, rasa putus asa
yang hilang, dan kelepasan yang tiba-tiba, semuanya menambah
rasa sukacita mereka. Hal ini dikaitkan oleh banyak orang pada
terang yang dibawa Injil ke dalam dunia bagi orang-orang yang
hidup dalam kegelapan, terang yang jauh melebihi terang Perjanji-
an Lama, seperti terang matahari dibandingkan dengan bulan,
yang mengumandangkan: menyembuhkan orang-orang yang patah
hati dan membalut luka-luka mereka.
Hartikel man atas Asyur
(30:27-33)
27 TUHAN datang menyatakan diri-Nya dari tempat-Nya yang jauh – murka-
Nya menyala-nyala, Ia datang dalam awan gelap yang bergumpal-gumpal,
bibir-Nya penuh dengan amarah, dan lidah-Nya seperti api yang memakan
habis; 28 hembusan nafas-Nya seperti sungai yang menghanyutkan, yang
airnya sampai ke leher – Ia datang untuk mengayak bangsa-bangsa dengan
ayak kebinasaan dan untuk memasang suatu kekang yang menyesatkan di
mulut sartikel -sartikel bangsa. 29 Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seper-
ti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri untuk perayaan, dan
kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling
hendak naik ke gunung TUHAN, ke Gunung Batu Israel. 30 Dan TUHAN akan
memperdengarkan suara-Nya yang mulia, akan memperlihatkan tangan-Nya
yang turun menimpa dengan murka yang hebat dan nyala api yang memakan
habis, dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu. 31 Sebab Asyur akan
terkejut oleh suara TUHAN, pada waktu Ia memartikel l mereka dengan gada. 32
Sebab setiap partikel lan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan TUHAN ke
atasnya, akan diiringi rebana dan kecapi, dan Ia akan berperang melawan
Asyur dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan. 33 Sebab dari
dahulu sudah diatur tempat pembakaran – bukankah itu untuk raja – dasar-
nya dibuat dalam dan lapang, pancakanya penuh api dan kayu; nafas
TUHAN menghanguskannya seperti sungai belerang.
Nubuat mengerikan akan kehancuran pasukan Asyur ini, walaupun
merupakan suatu ancaman bagi mereka, yaitu bagian dari janji
bagi Israel kepunyaan Allah, bahwa Allah tidak hanya akan menghu-
kum Asyur atas kejahatan yang mereka perbuat terhadap Israel milik
Allah, tetapi juga membungkam dan mencegah mereka untuk tidak
lagi melakukan hal yang serupa. Dan nubuat ini, yang kini akan
terlaksana segera, mengesahkan dan meneguhkan janji-janji sebe-
lumnya, yang akan terpenuhi di hari-hari kemudian. Dalam perikop
di atas kita dapati,
Kitab Yesaya 30:27-33
561
I. Allah yang Mahakuasa murka dan turun dalam amarah melawan
orang Asyur. Allah digambarkan di sini datang dengan segala
kuasa dan kengerian murka-Nya (ay. 27). Nama Yehovah, yang
dihina orang Asyur dan dijauhi mereka, seolah-olah mereka ada di
luar jangkauan Nama itu dan tidak bisa disakiti oleh-Nya, lihat-
lah, Ia datang dari tempat-Nya yang jauh. Seorang utusan dalam
nama Tuhan datang dari tempat sejauh langit sendiri. Ia seorang
utusan kemurkaan, murka-Nya menyala-nyala. Bibir Allah penuh
dengan amarah terhadap si juru minuman agung, utusan raja
Asyur, yang membandingkan Allah Israel dengan dewa-dewa kafir.
Lidah-Nya seperti api yang memakan habis, sebab dengan berkata
saja Ia dapat membuat musuh-musuh-Nya yang sombong binasa.
Embusan nafas-Nya menerpa sedahsyat sungai yang meluap, dan
dengan nafas mulut-Nya itu Ia membunuh orang fasik (11:4). Ia
tidak menahan atau menekan kemarahan-Nya, seperti yang dila-
kukan manusia ketika tak berdaya. Sebaliknya, Ia akan memper-
dengarkan suara-Nya yang mulia ketika Ia menyatakan perang
terhadap musuh yang berdiri menentang-Nya (ay. 30). Ia akan
memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka
yang hebat. Dan itu akan seperti nyala api yang memakan habis,
yang menghunjam dan melahap apa saja di depannya, dengan
hujan lebat, angin ribut dan hujan batu, yang semuanya meru-
pakan peristiwa alam yang menakutkan, sehingga benar-benar
memperlihatkan kengerian Allah semesta alam yang mahakuasa.
II. Kedahsyatan yang dikerjakan amarah Allah. Manusia biasanya se-
ring murka padahal mereka hanya bisa mengancam dan bermulut
besar. Akan tetapi, bila Allah sampai memperdengarkan suara-
Nya yang mulia, maka tidak hanya itu saja: Ia juga akan mem-
perlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka yang
hebat (ay. 30). Tindakan-tindakan pemeliharaan-Nya akan meng-
genapi semua ancaman firman-Nya. Orang yang tidak melihat
tangan-Nya dinaikkan (26:11), akan merasakan tangan-Nya ditu-
runkan, dan merasakan sendiri akibatnya, bahwa bebannya berat
(ay. 27), begitu beratnya hingga tidak mampu menanggungnya atau
menopangnya, dan pasti akan tenggelam dan hancur di bawahnya.
Siapa yang tahu kekuatan amarah-Nya atau bisa membayangkan
apa yang dapat dilakukan Allah yang tersinggung? Ada lima hal
yang disiapkan untuk menjalankan amarah-Nya:
562
1. Ada sungai yang menghanyutkan, yang airnya sampai ke leher,
yang membuat seluruh pasukan sangat kesusahan, dan hanya
Sanherib seorang yang dibiarkan berada di atas air, bagian ke-
palanya, dan selamat dari hantaman ini, untuk disimpan nanti
untuk hantaman lain di kuil Nisrokh allahnya. Pasukan Asyur
selama itu menjadi ibarat banjir yang meluap-luap hingga
sampai ke leher bagi Yehuda (8:7-8), tetapi sekarang embusan
nafas murka Allah akan menjadi hal yang sama bagi Asyur.
2. Ada ayak kebinasaan, yang dengannya Allah hendak meng-
ayak bangsa-bangsa yang dikumpulkan oleh pasukan Asyur di
bawah kekuasaannya (ay. 28). Allah yang Mahabesar mampu
mengayak bangsa-bangsa, sebab mereka semua hanyalah
debu di hadapan-Nya. Dia akan mengayak-ayak mereka, bu-
kan untuk menapis supaya menyisakan apa yang harus disim-
pan, tetapi untuk menggoncang-goncangkan mereka satu de-
ngan yang lainnya, membuat mereka kebingungan, dan akhir-
nya membuang mereka semua keluar. Sebab, dengan suatu
ayak kebinasaanlah (yang tidak menyisakan apa pun) mereka
diayak, dan mereka semua ternyata sekam.
3. Ada suatu kekang, yang Allah pasang pada rahang-rahang
mereka, untuk mengekang dan menahan mereka supaya tidak
melakukan kejahatan yang mereka rencanakan, serta untuk
memaksa dan mendesak mereka untuk melayani segala
tujuan-Nya yang berlawanan dengan keinginan mereka (10:7).
Secara khusus Allah mengatakan mengenai Sanherib (37:29),
bahwa Ia akan menaruh sebuah kelikir (atau kaitan) pada
hidungnya dan sebuah kekang pada bibirnya. Itu yaitu suatu
kekang yang menyesatkan, yang memaksa mereka untuk sa-
ngat menyukai cara-cara tertentu dan memakainya, yang pasti
akan mendatangkan kehancuran bagi diri mereka serta kepen-
tingan mereka. Dengan sepatah firman Allah membimbing
umat-Nya ke jalan yang benar (ay. 21), tetapi dengan sebuah
kekang Ia membelokkan musuh-musuh-Nya langsung menuju
kebinasaan.
4. Ada gada dan tongkat, yaitu suara Tuhan, firman-Nya yang
memberi perintah-perintah, yang dengannya Ia memartikel l pa-
sukan Asyur (ay. 31). Asyur sendiri sebelumnya dipakai Allah
sebagai gada-Nya untuk menghardik dan menghajar umat-Nya
(10:5). Tetapi gada itu hanyalah sementara saja, sedangkan
Kitab Yesaya 30:27-33
563
gada yang dipakai Allah melawan Asyur yaitu sebuah tongkat
penghajar, yang memberi partikel lan hebat dan tertanam kuat
dan membuatnya pulang, supaya ia teringat terus. Tongkat itu
punya dasarnya, dibangun di atas padang-padang gurun mu-
suh dan hikmat Allah yang teguh. Itu yaitu kebinasaan yang
pasti akan dilaksanakan (10:23), dan karena itu tidak ada
yang lolos, tidak ada jalan keluar dari jangkauannya. Tongkat
itu akan melewati setiap tempat di mana orang Asyur ditemu-
kan, dan semua orang merima tongkat penghajar yang ditimpa-
kan TUHAN ke atasnya (ay. 32). Seperti inilah keadaan celaka
dari orang-orang yang bersikeras bermusuhan dengan Allah:
murka Allah tetap ada di atasnya.
5. Ada tempat pembakaran (atau Tofet) yang sudah diatur dan di-
siapkan bagi mereka (ay. 33). Lembah Hinom, yang berse-
belahan dengan Yerusalem, disebut Tofet (lembah pengorban-
an atau lembah pembunuhan – pen.). Di lembah itu, tampak-
nya, banyak pasukan Asyur berkemah, dan dibantai di situ
oleh malaikat pembinasa. Atau di sana mayat-mayat prajurit
yang dibunuh dikuburkan. Oleh Raja Hizkia dari dahulu sudah
diatur pembakaran itu. Yaitu, menurut sebagian orang, ia telah
membersihkannya dari partung-patung yang sebelumnya di-
dirikan di sana, patung-patung yang kepadanya anak-anak di-
lemparkan untuk dibakar sebagai persembahan. Dengan begi-
tu ia mempersiapkannya sebagai tempat penampungan bagi
mayat-mayat musuh-musuh Yehuda, untuk raja, raja Asyur,
yakni bala tentaranya, dan di sana ada cartikel p bahan bakar
untuk membakar mereka semua. Mereka dilahap api dengan
tiba-tiba dan tanpa henti, seolah-olah api tetap menyala oleh
sungai belerang yang mengalir terus-menerus, sebab seperti
itulah nafas Tuhan, firman dan amarah-Nya. Sekarang, seperti
halnya dalam janji-janji sebelumnya sang nabi bergerak tanpa
terasa kepada janji-janji anugerah dan penghiburan Injil,
demikian pula di sini, dalam ancaman akan kehancuran pa-
sukan Sanherib, ia menunjuk pada kehancuran terakhir dan
kekal dari semua orang berdosa yang tidak mau bertobat.
Juruselamat kita menyebut kesengsaraan akan datang bagi
orang-orang yang dihartikel m dengan Gehenna, neraka, dengan
menunjuk pada Lembah Hinom, yang memberi sedikit gambar-
an mengenai peristiwa pembakaran di lembah ini akan terjadi
564
juga dengan kesengsaraan akan datang itu. Seperti halnya
juga yang akan terjadi pada hari Kiamat, yang sering disebut
lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Ini dikata-
kan, sudah disiapkan sejak dahulu bagi Iblis dan malaikat-
malaikatnya, bagi orang-orang berdosa yang paling jahat,
orang-orang sombong yang berpikir bahwa mereka tidak akan
dimintai pertanggungan jawab atas apa yang mereka katakan
dan lakukan. Bahkan untuk raja-raja tempat itu disiapkan.
Tempat itu dalam dan lapang, cartikel p untuk menampung dunia
orang-orang fasik. Pancakanya (tempat pembakaran – pen.)
penuh api dan kayu. Murka Allah yaitu apinya, dan para pen-
dosa membuat diri mereka sendiri sebagai bahan bakar bagi
api itu, dan nafas Tuhan (yaitu kekuatan amarah-Nya) menya-
lakannya, dan menjaganya tetap menyala selamanya. Lihat
pasal 66:24. Karena itu, takutlah dan jangan berbuat dosa.
III. Sukacita besar yang akan ditimbulkan kejadian ini bagi umat
Allah. Kejatuhan Asyur yaitu sorak-sorai Yerusalem (ay. 29):
Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seperti pada waktu
malam, mazmur pujian seperti yang dinyanyikan orang yang
datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam, dan yang
memberi nyanyian pujian di waktu malam bagi kemuliaan-Nya. Itu
bukanlah suatu nyanyian kemeriahan yang sia-sia, tetapi nyanyi-
an yang kudus, seperti yang dilantunkan di tengah upacara
khidmat yang kudus dan dengan cara dan sikap yang sungguh-
sungguh dan saleh. Sukacita kita di tengah kejatuhan musuh-
musuh jemaat haruslah merupakan sebuah sukacita kudus, ber-
suka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling (seperti
yang dilakukan oleh rombongan para nabi ketika bernubuat
[1Sam. 10:5]), hendak naik ke gunung TUHAN, untuk menaikkan
puji-pujian ke Gunung Batu Israel. Bukan itu saja, di setiap tem-
pat di mana pembalasan ilahi akan mengejar orang-orang Asyur,
mereka tidak hanya akan jatuh tanpa meratap, tetapi semua
tetangga mereka akan mengiringi kejatuhan mereka itu dengan
rebana dan kecapi, bersuka hati melihat bagaimana Allah, dengan
tangan yang diayunkan sedemikian rupa untuk mengenyahkan
mereka dari dunia, berperang melawan orang-orang Asyur (ay.
32). Sebab, bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. Dan
dengan rasa puas yang tak terperikan orang bijak dan benar
Kitab Yesaya 30:27-33
565
menyaksikan keruntuhan orang-orang yang, seperti orang Asyur,
berani-beraninya melancarkan perlawanan terhadap Allah dan
menginjak-injak umat manusia.
PASAL 3 1
asal ini berisi ringkasan dari pasal sebelumnya. Pokok-pokok ba-
hasannya banyak yang sama. Dalam pasal ini kita dapati,
I. Bencana yang menimpa orang-orang yang ketika diserbu
pasukan Asyur, mengandalkan Mesir, dan bukan Allah un-
tuk menolong mereka (ay. 1-3).
II. Jaminan akan pemeliharaan Allah atas Yerusalem di saat
bahaya dan kesesakan (ay. 4-5).
III. Panggilan untuk bertobat dan berubah (ay. 6-7).
IV. Nubuat mengenai k