Rabu, 09 Juli 2025

Yesaya 1-39 14


  yang janggal, yaitu 

menyingkirkan seluruh ketulusan dari hati mereka. Kini Allah 

pun akan meneruskannya dan melakukan hal lain, yaitu Dia 

akan menghapuskan seluruh hikmat dan kecerdasan dari ke-

pala mereka. Hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan 

hilang. Mereka main-main dengan kemunafikan dan menyang-

ka bisa menipu Allah, dan kini mereka dibiarkan bermain-

Kitab Yesaya 29:9-16 

 527 

main dengan kebodohan, dan bukan hanya menipu diri sendiri 

saja, melainkan juga bisa ditipu dengan mudahnya oleh semua 

orang di sekitar mereka. Orang-orang yang menjadikan agama 

sekadar untuk pamer diri saja, sebagai alat untuk mencapai 

suatu tujuan, akan tersesat dalam taktik mereka itu. Dan 

memang pantaslah jika Allah sampai mencabut hikmat orang-

orang yang melepaskan kelurusan hati mereka. Ini digenapi 

dalam kegilaan mengenaskan yang menguasai bangsa Yahudi, 

setelah mereka menolak Injil Kristus. Mereka menjauhkan hati 

mereka dari Allah, dan karena itu layaklah Allah menjauhkan 

hikmat dari mereka, dan menyembunyikan dari mata mereka 

hal-hal yang bahkan menjadi bagian bagi damai sejahtera se-

mentara mereka di dunia ini. Inilah pekerjaan yang ajaib itu. 

Memang mengejutkan, mencengangkan, bahwa orang-orang 

yang bijaksana tiba-tiba saja kehilangan hikmat mereka dan 

dikuasai oleh angan-angan mereka yang begitu kartikel  h. Peng-

hakiman terhadap pikiran, meskipun jarang diperhatikan, 

yaitu   penghakiman yang selayaknya paling membuat orang 

tercengang-cengang. 

III. Sang nabi menunjukkan kebodohan orang-orang yang menyangka 

bahwa mereka bisa bertindak secara terpisah tanpa diketahui 

Allah, dan bisa melangsungkan rancangan-rancangan tanpa ber-

gantung kepada Allah dan tersembunyi dari mata-Nya yang maha-

melihat. Di sini kita mendapati,  

1. Gambaran mengenai taktik mereka (ay. 15): Mereka menyem-

bunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap Tuhan, supaya 

Dia tidak tahu apa yang mereka lakukan atau apa yang me-

reka rancangkan. Mereka berkata, “Siapa yang melihat kita? 

Manusia tidak, dan karena itulah Allah sendiri pun tidak.” 

Rancangan-rancangan mengenai keselamatan diri mereka itu 

mereka simpan sendiri saja, tanpa pernah meminta nasihat 

Allah mengenainya. Bahkan, meski tahu itu tidak menyenang-

kan Allah, mereka menyangka bisa menyembunyikannya dari-

Nya. Juga, jika Dia tidak mengetahuinya, Dia tidak akan sang-

gup membungkam dan mengalahkan mereka. Lihatlah betapa 

tidak bergunanya susah payah para pendosa dalam jalan 

mereka yang berlumuran dosa. Mereka mencari dalam-dalam, 

mereka terperosok dalam-dalam, untuk menyembunyikan ran-


 528

cangan mereka dari Tuhan, yang bersemayam di sorga dan 

menertawakan mereka. Perhatikanlah, ketidakpercayaan ter-

hadap kemahahadiran Allah merupakan dasar bagi penyem-

bahan lahiriah dan juga kepercayaan diri orang-orang munafik 

(Mzm. 94:7; Yeh. 8:12; 9:9).  

2. Kejanggalan taktik yang mereka tunjukkan (ay. 16): “Tentunya 

caramu memutarbalikkan segala sesuatu, beragam rencanamu, 

memutarbalikkan perkaramu ke sana kemari untuk membuat-

nya seperti yang kamu inginkan, atau caramu mengacak-acak 

urutan segala sesuatu, dan menyangka bisa membuat pemeli-

haraan Allah memperhatikan rencana-rencanamu, dan bahwa 

Allah harus sekadar tahu seadanya saja sejauh yang kamu 

izinkan, yang berarti memutarbalikkan segala sesuatu dan 

memulai dengan cara yang salah, semuanya ini akan dianggap 

sama seperti tanah liat tukang periuk. Allah akan berbalik dan 

mengatur engkau dengan segala rancanganmu itu, dengan 

mudah dan penuh kuasa seperti tukang periuk membentuk 

dan merapikan tanah liatnya.” Lihatlah betapa Allah memben-

ci segala rancangan orang yang dijalankan tanpa Dia, ter-

utama yang menentang Dia, dan karenanya betapa kita harus 

gentar akan hal ini.  

(1) Orang-orang yang menyangka bisa menyembunyikan ran-

cangan-rancangan mereka dari Allah sebenar-benarnya 

menyangkal Dia sebagai Pencipta mereka. Ini seperti se-

buah karya dapat berkata tentang yang membuatnya: “Bu-

kan dia yang membuat aku, melainkan aku sendirilah yang 

menciptakan diriku.” Jika Allah menciptakan kita, tentu-

nya Dia mengenal kita seperti yang ditunjukkan sang pe-

mazmur (Mzm. 139:1, 13-16). Karena itu, orang-orang yang 

berkata bahwa Dia tidak melihat mereka tiada lain berarti 

berkata bahwa Dia tidak menciptakan mereka. Banyak ke-

jahatan orang fasik timbul dari hal ini, mereka lupa bahwa 

Allah-lah yang telah menciptakan mereka (Ul. 32:18). Atau,  

(2) Yang sebenarnya sama saja, bahwa mereka menyangkal-

Nya sebagai Pencipta yang berhikmat: Apa yang dibentuk 

berkata tentang yang membentuknya: “Ia tidak tahu apa-

apa.” Padahal, jika Dia cartikel  p berhikmat untuk mencipta-

kan kita dengan begitu dahsyatnya, terutama menjadikan 

kita sebagai makhluk yang berakal budi dan menaruh peng-

Kitab Yesaya 29:17-24 

 529 

ertian ke dalam diri kita (Ayb. 38:36), maka tidak diragukan 

lagi Dia pun memiliki pengertian untuk mengenal kita dan 

segala hal yang kita katakan dan perbuat. Sebagaimana 

orang-orang yang bertengkar dengan Allah, begitu pulalah 

orang-orang yang menyangka bisa menyembunyikan diri 

mereka dari-Nya, sebenar-benarnya telah menganggap Dia 

dungu. Namun, Dia yang membentuk mata, masakan tidak 

memandang? (Mzm. 94:9). 

Janji-janji untuk Israel; Sifat Para Penganiaya; 

Janji-janji Yakub 

(29:17-24) 

17 Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun 

buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan? 18 Pada 

waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah 

kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan 

melihat. 19 Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam 

TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di 

dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! 20 Sebab orang yang gagah sombong 

akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang yang 

berniat jahat akan dilenyapkan, 21 yaitu mereka yang begitu saja menyatakan 

seseorang berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat ter-

hadap orang yang menegor mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak 

orang benar dengan alasan yang tidak-tidak. 22 Sebab itu beginilah firman 

TUHAN, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abra-

ham: “Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak 

lagi pucat. 23 Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa 

yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan 

nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka 

akan gentar kepada Allah Israel; 24 orang-orang yang sesat pikiran akan men-

dapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima 

pengajaran.” 

Orang-orang yang menyangka bisa menyembunyikan rancangan-ran-

cangan mereka dari Tuhan dikatakan memutarbalikkan segala sesua-

tu (ay. 16), dan mereka bermaksud melakukannya tanpa sepenge-

tahuan Allah. Tetapi di sini Allah berkata kepada mereka bahwa Dia 

akan memutarbalikkan segala sesuatu dengan cara-Nya, dan mem-

biarkan kita menyaksikan perkataan siapa yang menang, perkataan 

Diakah atau mereka. Mereka tidak memercayai Sang Pemelihara 

segala sesuatu: “Tunggu sebentar,” kata Allah, “dan kamu akan diya-

kinkan oleh bukti di depan mata kepalamu sendiri bahwa memang 

ada Allah yang mengatur dunia ini, dan bahwa Dia mengaturnya dan 

memerintahkan segala perubahan demi kebaikan umat-Nya.” Peru-


 530

bahan ajaib yang terjadi dengan tiba-tiba yang dinubuatkan di sini 

mungkin terutama mengacu pada diselesaikannya perkara Yehuda 

dan Yerusalem yang membawa kebahagiaan setelah upaya Sanherib 

dipatahkan, dan pada kedamaian yang dinikmati orang-orang benar 

pada saat itu, yaitu ketika mereka diselamatkan dari ancaman pe-

dang peperangan maupun penganiayaan. Tetapi lebih jauh lagi hal ini 

mungkin mengacu pada penolakan bangsa Yahudi terhadap penyebar-

an Injil pada masa awal (sebab di sini dinubuatkan tentang kemunafik-

an dan ketidakpercayaan mereka [ay. 13]) dan juga pada penolakan me-

reka terhadap dimasukkannya bangsa bukan Yahudi ke dalam jemaat.  

I. Secara umum, ada perubahan besar yang mengejutkan yang di-

nubuatkan di sini (ay. 17). Libanon, yang dahulunya hutan, akan 

diubahkan menjadi kebun buah-buahan. Dan juga Karmel, yang 

sebelumnya kebun buah-buahan, akan menjadi hutan. Perubah-

an ini membalikkan keadaan. Perhatikanlah, perubahan-perubah-

an besar, menjadi lebih baik ataupun lebih buruk, sering kali ter-

jadi dalam sekejap saja. Itu yaitu   tanda yang diberikan kepada 

mereka mengenai kekalahan Sanherib, bahwa tanah akan men-

jadi lebih dari sekadar subur (37:30): Dalam tahun ini orang ma-

kan apa yang tumbuh sendiri. Makanan bagi manusia (seperti bagi 

hewan) akan dihasilkan sendiri dari tanah. Lalu Libanon pun 

menjadi kebun buah-buahan, begitu suburnya sampai-sampai 

suatu lahan yang dianggap sangat subur pun bila dibandingkan 

dengannya kini hanya tampak bagaikan hutan saja. Saat tuaian 

jiwa besar-besaran dikumpulan bagi Kristus dari antara bangsa 

bukan Yahudi, itulah saat padang gurun menjadi kebun buah-

buahan, dan jemaat Yahudi, yang sudah lama menjadi kebun 

buah-buahan, menjadi hutan yang tandus dan sunyi (54:1). 

II. Secara khusus,  

1. Orang-orang yang tadinya tidak tahu apa-apa menjadi cerdas 

(ay. 18). Orang-orang yang tidak memahami nubuat itu (yang 

baginya nubuat itu hanyalah kitab yang bermeterai [ay. 11]), 

akan memahaminya dan akan mengakui bukan saja tangan 

Allah dalam peristiwa itu, melainkan juga suara Allah dalam 

menubuatkannya: maka orang-orang tuli akan mendengar per-

kataan-perkataan kitab itu. Pernyataan terbaik nubuat terletak 

dalam penggenapan nubuat itu. Bangsa-bangsa bukan Yahudi 

Kitab Yesaya 29:17-24 

 531 

yang malang saat itu akan memiliki pewahyuan ilahi yang 

dihantarkan kepada mereka, dan orang-orang yang duduk 

dalam kegelapan akan melihat terang, dan orang-orang buta 

akan melihat dari kegelapan. Sebab, Injil dikirimkan kepada 

mereka untuk membuka mata mereka (Kis. 26:18). Perhatikan-

lah, untuk menjadikan manusia berbuah dalam kasih dan tin-

dakan baik, maka pekerjaan kasih karunia Allah yang dilaku-

kan terhadap mereka ialah membukakan pengertian mereka 

dan membuat mereka bisa mendengar kata-kata dalam kitab 

Allah.  

2. Orang-orang yang memiliki pemikiran yang keliru akan dilu-

ruskan pengertiannya (ay. 24): Orang-orang yang sesat pikiran, 

yang berada di bawah kekeliruan dan kesalahpahaman menge-

nai perkataan dan makna yang ada dalam kitab itu, akan 

mendapat pengertian, pengertian yang benar mengenai segala 

sesuatu. Roh kebenaran akan mengoreksi kekeliruan mereka 

dan memimpin mereka kepada kebenaran. Hal ini harus men-

dorong kita untuk mendoakan orang-orang yang sesat pikiran-

nya dan tertipu, supaya Allah dapat, dan Dia sering kali begitu, 

membukakan pengertian mereka. Orang-orang yang bersu-

ngut-sungut dan menganggap kebenaran Allah sebagai per-

kataan yang keras, serta amat gemar membantahnya, akan 

belajar mengenai makna sesungguhnya dari pengajaran-peng-

ajaran itu, dan dengan begitu mereka akan lebih mudah me-

nerimanya. Orang-orang yang keliru menyangka pemeliharaan 

Allah sebagai perkara biasa, dan bersungut-sungut saat hal 

itu terjadi, akan memahami dan mengetahui bahwa Allah-lah 

yang merancangkan semuanya (Hos. 14:10), saat mereka meli-

hat makna dari perkara-perkara itu. 

3. Orang-orang yang sedih akan riang gembira (ay. 19): Orang-

orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam Tuhan. 

Orang-orang miskin di antara manusia dan miskin dalam roh, 

yang dikarenakan kesesakan menyesuaikan diri mereka de-

ngan kesesakan itu, serta benar-benar lunglai dan tidak ber-

gairah, saat mereka melihat Allah tampil untuk mereka, 

sukacita mereka di dalam Tuhan akan bertambah-tambah atau 

berulang-ulang. Perhatikanlah, orang-orang yang ketika ada 

dalam masalah bisa benar-benar bersukaria di dalam Allah, 

akan segera memiliki alasan untuk bersukaria di dalam-Nya 


 532

dengan semakin melimpah lagi. Saat sukacita dunia ini ber-

kurang dan meredup, sukacita di dalam Allah bertambah dan 

semakin penuh. Cahaya terang ini akan semakin bersinar 

saja, sebab tujuannya yaitu   supaya sukacita ini menjadi pe-

nuh. Bahkan orang-orang miskin di antara manusia pun akan 

bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel, dan 

kemiskinan mereka tidak mampu merampas sukacita itu dari 

mereka (Hab. 3:17-18). Jadi orang-orang yang sengsara, ren-

dah hati, sabar, dan lesu, akan bertumbuh dalam sukacita ini. 

Perhatikanlah, kasih karunia kelembutan akan menambah-

nambah sukacita kudus kita.  

4. Musuh-musuh, yang amat menakutkan, akan menjadi tanpa 

daya. Sanherib yang gagah sombong itu, beserta pasukannya 

yang hebat, yang melumpuhkan negeri itu, akan berakhir (ay. 

20), akan dibuat tidak lagi berdaya untuk berbuat kejahatan. 

Kekuatan Iblis, si gagah sombong itu, akan dipatahkan dengan 

kedahsyatan Injil Kristus. Dan orang-orang yang diperhamba-

kan olehnya karena takut kepada dia yang berkuasa atas maut 

akan diselamatkan (Ibr. 2:14-15).   

5. Para penganiaya yang bengis itu akan dilumpuhkan, sehingga 

orang-orang yang mereka ganggu akan terlepas dari rasa takut 

terhadap mereka. Untuk melengkapi kedamaian umat Allah, 

bukan hanya si gagah sombong dari luar saja yang akan di-

habisi, melainkan orang-orang yang berniat jahat di dalam 

juga akan dilenyapkan oleh pembaruan rohani yang dikerja-

kan raja Hizkia. Orang-orang yang disebut berbahagia, dan 

tampaknya memang demikianlah adanya, yaitu   mereka yang 

Allah berikan kemenangan dan keberhasilan atas lawan-lawan 

mereka dari luar, dan pada saat yang sama mereka tetap 

mengekang kejahatan, kecemaran, dan jiwa menganiaya dari 

orang-orang dalam sendiri yang justru lebih berbahaya. Atau 

juga, para penganiaya itu akan dilenyapkan oleh penghakiman 

Allah, akan dipermalukan sebagai contoh penghakiman-Nya. 

Atau, mereka akan lenyap tanpa terasa, karena kebingungan 

dengan penggenapan nubuat-nubuat yang tadinya sudah me-

reka olok-olok itu. Perhatikanlah, apa yang merupakan keja-

hatan dari para pengejek ini, yang karenanya mereka dibinasa-

kan. Mereka sudah menganiaya umat Alah dan para nabi, 

mungkin terutama Nabi Yesaya, sebab dia pun lantas menge-

Kitab Yesaya 29:17-24 

 533 

luhkan tentang mereka dan kejahatan mereka dengan pahit-

nya. Beberapa orang seperti mata-mata dan penganiaya, yang 

lainnya sebagai hakim, berupaya dengan segala cara untuk 

merenggut nyawanya, atau setidaknya kebebasannya. Dan ini 

sangat cocok diterapkan pada imam-imam kepala dan orang-

orang Farisi, yang menganiaya Kristus dan para rasul-Nya, 

dan karena dosa itulah mereka dan bangsa mereka yang 

pengejek itu dipotong dan dihancurkan.   

(1) Mereka mengolok-olok para nabi dan para penganut agama 

yang sungguh-sungguh. Mereka menghina orang-orang itu 

dan berusaha merendahkan mereka sejadi-jadinya. Mereka 

semua para pencemooh dan duduk berkumpul dengan 

orang-orang pengejek.  

(2) Mereka menanti-nantikan kesempatan untuk melawan 

orang-orang itu. Mereka memasang mata-mata untuk men-

cari kesempatan melakukan niat jahat, menunggu kalau-

kalau ada perkataan atau perbuatan yang mungkin dapat 

dianggap sebagai pelanggaran. Atau mereka sendiri menan-

ti-nantikan kesempatan untuk berbuat jahat, seperti Yudas 

mengkhianati Tuhan Yesus.  

(3) Mereka memanfaatkan kesempatan saat orang-orang itu 

sedikit saja salah bicara. Dan, jika ada secuil hal saja yang 

salah diperkatakan, maka mereka menjadikannya sebagai 

dasar tuduhan mereka. Mereka begitu saja menyatakan 

seseorang berdosa di dalam suatu perkara, meskipun dia 

begitu berhikmat dan benar, meskipun dia seorang hamba 

Allah. Mereka memutarbalikkan kata-katanya, padahal me-

reka tahu betul bahwa kata-kata itu dimaksudkan untuk 

hal yang baik (ay. 21). Mereka meremehkan setiap perkata-

an peringatan para nabi, meskipun peringatan itu tidak 

diucapkan untuk maksud jahat, dan tanpa maksud untuk 

menyinggung mereka. Mereka mengartikan yang jelek-jelek 

terhadap apa yang dikatakan, dan menganggapnya sebagai 

hal yang jahat dengan menyebarkan fitnah keji mengenai-

nya. Kita semua cenderung berbicara kurang bijak dan sa-

lah mengartikan apa yang kita dengar, dan karena itu, 

tidaklah pantas dan adil kalau kita langsung menyatakan 

begitu saja seseorang berdosa di dalam satu perkara.   


 534

(4) Mereka berupaya dengan segenap cara untuk mendatang-

kan kesulitan bagi orang-orang yang jujur dalam mengha-

dapi urusan dengan mereka dan memberitahukan kesalah-

an-kesalahan mereka. Mereka membenci orang-orang yang 

menegor mereka di pintu gerbang, yang tugasnya memang 

menegor karena terikat oleh kewajiban mereka di tempat 

itu, seperti para nabi, hakim, dan penguasa, untuk menun-

jukkan kesalahan-kesalahan umatnya. Mereka memasang 

jerat terhadap orang-orang seperti ini, seperti yang dilaku-

kan utusan-utusan orang Farisi, yang dikirim untuk meng-

amat-amati Juruselamat kita supaya mereka bisa menjerat-

Nya dengan perkataan-Nya (Mat. 22:15), supaya mereka 

bisa menemukan alasan untuk menuduh-Nya agar orang 

banyak membeci-Nya dan pemerintah menuduh-Nya berba-

haya. Demikianlah telah dianiaya nabi-nabi, dan nyaris 

mustahil bagi para nabi yang paling saksama sekalipun 

untuk berkata-kata dengan amat berhati-hati sehingga 

dapat lolos dari jebakan-jebakan seperti itu. Lihatlah beta-

pa rendahnya orang-orang fasik, yang merancangkan keja-

hatan terhadap orang-orang yang dengan niat baik berusa-

ha menyelamatkan jiwa mereka dari maut. Dan lihatlah 

betapa besar keberanian dan kehati-hatian untuk meng-

hindari jerat yang harus dipunyai para penegor itu untuk 

melakukan tugas mereka. 

(5) Mereka memutarbalikkan hartikel  m, dan tidak akan membiar-

kan orang yang bersih diadili dengan jujur: Mereka mendesak 

orang benar dengan alasan yang tidak-tidak. Mereka mendak-

wanya, atau menuntutnya di pengadilan tanpa bukti, tanpa 

alasan atau dalih apa pun. Mereka menginjak-injak orang 

dan bersaksi palsu melawannya, dengan segala tipu daya 

yang bisa mereka rancangkan, sebagaimana yang mereka 

lakukan terhadap Juruselamat kita. Karenanya kita tidak 

boleh heran saat melihat orang-orang yang terbaik justru 

diperlakukan seperti itu, sebab murid tidaklah lebih besar 

daripada Gurunya. Tetapi tunggulah sebentar saja, sebab 

Allah tidak hanya akan menegakkan keadilan bagi mereka, 

tetapi juga akan menyingkirkan dan menghancurkan para 

pencemooh itu. 

Kitab Yesaya 29:17-24 

 535 

6. Yakub, yang dipermalukan oleh hinaan-hinaan dan dibuat 

gemetar oleh ancaman-ancaman para musuhnya, kini akan 

dibebaskan dari rasa malu dan takutnya, melalui lenyapnya 

hinaan-hinaan dan terkalahkannya ancaman-ancaman itu (ay. 

22): Sebab itu beginilah firman TUHAN, telah membebaskan 

Abraham, yaitu memanggilnya keluar dari Ur-Kasdim, dan 

dengan begitu menyelamatkannya dari penyembahan berhala 

nenek moyangnya dan menariknya bagaikan sebuah puntung 

dari api. Dia yang membebaskan Abraham dari jerat dan kesu-

litannya akan membebaskan semua orang yang melalui iman 

merupakan keturunan sejatinya, dari jerat dan kesulitan me-

reka. Dia yang sudah mulai mengurus jemaat-Nya semenjak 

dibebaskannya Abraham, saat mereka dan Penebus mereka 

masih belum dikandung sebagai keturunannya, tidak akan 

lantas mengabaikan semua itu sekarang. Karena musuh-mu-

suh umat-Nya begitu giat untuk mencemarkan nama mereka 

dan juga menggentarkan mereka, Dia pun akan tampil mem-

bela rumah Yakub, dan mereka tidak akan mendapat malu 

seperti sebelumnya, melainkan akan memiliki jawaban terha-

dap orang-orang yang menghina mereka, dan muka mereka ti-

dak lagi menjadi pucat. Sebaliknya, mereka akan mendapatkan 

keberanian dan memandang wajah para musuh mereka tanpa 

gentar sedikit pun, seperti yang sepantasnya dilakukan oleh 

orang-orang yang memiliki Allah Abraham di pihak mereka.     

7. Yakub, yang menyangka keluarganya akan punah dan agama-

nya akan sirna, akan mendapat kepuasan menyaksikan begitu 

banyaknya keturunannya yang berbakti kepada Allah sepan-

jang generasi itu (ay. 23).  

(1) Dia akan melihat anak-anaknya, lautan orang percaya dan 

umat yang berdoa, keturunan rohani Abraham yang setia 

dan Yakub yang bergumul. Dengan memiliki tabung panah 

yang penuh seperti itu, dia tidak akan mendapat malu (ay. 

22), melainkan akan berbicara dengan musuhnya di pintu 

gerbang (Mzm. 127:5). Kristus tidak akan mendapat malu 

(50:7), sebab Ia akan melihat keturunan-Nya (53:10). Dia 

memang melihat beberapa, dan bisa melihat lebih banyak 

lagi, menggabungkan diri dengan-Nya, berbondong-bondong 

menyatu dengan jemaat-Nya, dan terus berdiam di sana.   


 536

(2) Anak-anaknya merupakan pekerjaan tangan Allah. Mereka 

dibentuk oleh-Nya, dibentuk untuk-Nya, buatan-Nya, dicip-

takan untuk melakukan pekerjaan baik. Orangtua akan me-

rasa terhibur mengetahui bahwa anak-anak mereka meru-

pakan mahluk ciptaan Allah, pekerjaan tangan-Nya yang 

penuh dengan kasih karunia.   

(3) Dia dan anak-anaknya akan menguduskan nama Allah se-

bagai Allah mereka, sebagai Yang Kudus Allah Yakub, dan 

akan gentar dan menyembah Allah Israel. Ini terbalik de-

ngan keadaannya yang dulu malu dan bermuka pucat. 

Saat dia sudah terbebas dari penghinaan dan marabahaya, 

dia tidak akan mengagungkan dirinya sendiri, melainkan 

menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub. Jika Allah mem-

buat keadaan kita mudah, kita harus berusaha untuk 

memuliakan nama-Nya. Orangtua dan anak-anak memang 

merupakan kegembiraan dan penghiburan bagi satu sama 

lain saat mereka bersatu dalam menguduskan nama Allah. 

Saat orangtua menyerahkan anak-anak mereka dan anak-

anak menyerahkan diri mereka kepada Allah, untuk meng-

harumkan dan memuji nama-Nya, maka hutan pun akan 

segera menjadi kebun buah-buahan. 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 30  

ubuat dalam pasal ini tampaknya berkaitan (seperti dalam pasal 

sebelumnya) dengan bahaya yang sedang mendekati Yerusalem 

dan kehancuran Yehuda oleh serbuan Sanherib. Dalam pasal ini kita 

dapati: 

I. Kecaman kepada orang-orang yang dalam kesusahan itu, 

mengandalkan orang Mesir untuk menolong mereka, dan 

bergegas meminta bantuan dari Mesir (ay. 1-7). 

II. Ancaman mengerikan terhadap mereka yang memandang 

rendah nasihat baik yang diberikan Allah melalui para nabi-

Nya untuk menenangkan pikiran mereka yang dilanda kesu-

sahan. Ia memastikan kepada mereka bahwa tak peduli 

dengan apa yang menimpa orang lain, penghakiman itu pasti 

akan melindas mereka juga, kalau mereka tidak mengikuti 

nasihat-Nya, (ay. 8-17). 

III. Janji mulia kepada orang-orang yang percaya kepada Allah, 

bahwa mereka tidak saja akan memandang melewati masa-

lah, tetapi juga akan melihat hari-hari bahagia setelah itu, 

saat-saat penuh sukacita dan pembaruan, berlimpah sarana 

anugerah, dan bersama itu pula limpahan hal-hal lahiriah 

yang baik dan sukacita serta sorak-sorai yang bertambah-

tambah (ay. 18-26), dan banyak dari janji-janji ini sangat 

sesuai dengan yang akan diperoleh melalui anugerah Injil. 

IV. Nubuat mengenai kekalahan dan kehancuran hebat dari pa-

sukan Asyur, yang pastinya mendatangkan sukacita besar dan 

mengawali hari-hari bahagia yang dijanjikan itu (ay. 27-33). 

 


 538

Keyakinan Bodoh Yehuda  

(30:1-7) 

1 Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang me-

laksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki sua-

tu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka 

bertambah-tambah, 2 yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta kepu-

tusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah 

naungan Mesir. 3 Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan 

perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu. 4 Sebab sekalipun 

pembesar-pembesar Yerusalem sudah ada di Zoan, dan utusan-utusannya 

sudah sampai ke Hanes, 5 sekaliannya akan mendapat malu karena bangsa 

itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, dan tidak dapat memberi 

pertolongan atau faedah; melainkan hanya memalukan, bahkan mengaibkan 

mereka. 6 Ucapan ilahi tentang binatang- binatang di Tanah Negeb. Melalui 

suatu negeri yang penuh kesesakan dan kesempitan, tempat singa betina 

dan singa jantan yang mengaum, tempat ular beludak dan ular naga terbang, 

mereka mengangkut harta kekayaan mereka di atas punggung keledai, dan 

barang-barang perbendaharaan mereka di atas ponok unta, kepada suatu 

bangsa yang tidak dapat memberi faedah, 7 yakni Mesir yang memberi per-

tolongan yang tak berguna dan percuma; sebab itu Aku menamainya begini: 

“Rahab yang dibuat menganggur.” 

Sudah sering menjadi kesalahan dan kebodohan orang-orang Yahudi 

pada waktu dulu, bahwa bilamana mereka dihina oleh bangsa-

bangsa tetangga tertentu, maka mereka mencari bantuan dari bangsa 

tetangga lain, dan bukannya memandang kepada Allah dan menaruh 

percaya kepada-Nya. Dalam melawan orang Israel, mereka mencari 

bantuan kepada orang Aram (2Taw. 16:2-3). Dalam melawan orang 

Aram, mereka mencari pertolongan kepada orang Asyur (2Raj. 16:7). 

Melawan orang Asyur, mereka mencari bantuan kepada orang Mesir, 

dan Allah pun menghardik mereka karena perbuatan ini (2Raj. 

18:21). Sekarang, amatilah dalam ayat-ayat di atas, 

I. Bagaimana dosa mereka ini digambarkan, dan ada apa di dalam 

dosa itu yang membangkitkan amarah Allah. Ketika mereka 

melihat diri mereka dalam bahaya dan kesesakan, 

1. Mereka tidak mau bertanya kepada Allah. Mereka lebih suka 

melakukan segala hal mengikuti kepala mereka sendiri dan 

tidak meminta nasihat dari Allah walaupun mereka sudah 

memiliki jalan untuk itu melalui Urim atau nabi-nabi. Mereka 

begitu yakinnya dengan hikmat pemikiran mereka sampai 

merasa tidak perlu untuk meminta nasihat Allah. Bahkan, 

tidak terpikirkan oleh mereka untuk melakukannya: “Mereka 

melaksanakan suatu rancangan yang dibuat di antara mereka 

Kitab Yesaya 30:1-7 

 539 

sendiri. Mereka tidak meminta nasihat-Ku, apalagi sampai me-

laksanakan rancangan-Ku. Mereka memasuki suatu persekutu-

an” (mereka hendak mencari perlindungan dari suatu tempat 

lain untuk mengamankan diri, yang bisa melindungi mereka 

dari kedahsyatan badai), “yang bukan oleh dorongan Roh-Ku” 

(yang bukan dituntun oleh Allah melalui Roh-Nya, melalui 

mulut nabi-nabi-Nya), dan karena itu perlindungan mereka itu 

terbukti gagal melindungi mereka dan hanya menjadi tempat 

berlindung yang palsu. 

2. Mereka tidak dapat percaya kepada Allah bahwa Ia mampu 

melindungi mereka. Mereka tidak yakin sudah cartikel  p kalau 

Allah ada di pihak mereka. Mereka juga tidak ingin menjadi-

kan Dia sahabat mereka. Sebaliknya, mereka berlindung pada 

Firaun. Mereka pikir Firaun itu sekutu yang sungguh kuat, 

dan tidak ragu sedikit pun bahwa ia sanggup mengatasi Asyur 

ketika ia ada bersama mereka. Naungan Mesir (yang hanya 

merupakan “bayang-bayang” tempat berlindung) yaitu   tem-

pat berteduh yang mereka pakai untuk menudungi diri. 

II. Apa yang menjadi kejahatan dari dosa ini.  

1. Dosa ini menunjukkan diri mereka sebagai anak-anak pem-

berontak, dan celaka dinyatakan di sini terhadap mereka yang 

bertabiat seperti ini (ay. 1). Mereka ini, menurut pengakuan, 

yaitu   anak-anak Allah. Namun, dengan tidak percaya kepada-

Nya, mereka patut dinistakan sebagai pemberontak. Sebab, jika 

kita tidak percaya akan pemeliharaan Allah, maka sebenarnya 

kita telah menarik diri dari persekutuan dengan Dia. 

2. Mereka membuat dosa mereka bertambah-tambah. Dosalah 

yang mengakibatkan mereka ada dalam kesusahan, dan ke-

mudian, bukannya bertobat, mereka malah semakin berubah 

setia terhadap Tuhan (2Taw. 28:22). Dan orang-orang yang me-

nyalahgunakan belas kasihan Allah kepada mereka, menjadi-

kan belas kasihan-Nya itu sebagai bahan bakar untuk segala 

nafsu mereka, dan dengan begitu menyalahgunakan pula pen-

deritaan mereka, dengan menjadikannya sebagai alasan untuk 

tidak percaya kepada Allah. Dan begitulah, mereka membuat 

yang buruk semakin buruk, dan menambah dosa kepada 

dosa. Dan siapa yang berbuat demikian, ia membuat rantainya 

sendiri bertambah berat, dan demikian pula Allah akan mem-


 540

buat derita mereka semakin nista. Nah, yang memperparah 

dosa mereka yaitu  : 

(1) Mereka menanggung begitu banyak rasa perih untuk me-

wujudkan persekutuan mereka dengan Mesir: mereka be-

rangkat ke Mesir, berjalan kaki, mengadakan perjalanan naik 

turun bukit mencari jalan yang nyaman untuk ke sana. Dan 

mereka tidak meminta keputusan-Ku, tidak berpikir-pikir 

apakah Allah memperbolehkan dan setuju atau tidak. 

(2) Mereka menghabiskan biaya mahal untuk perjalanan mere-

ka itu (ay. 6). Mereka mengangkut harta kekayaan mereka 

di atas punggung keledai, dan barang-barang perbenda-

haraan mereka di atas ponok unta (binatang-binatang yang 

diambil dari Mesir, yang terletak di sebelah selatan Yudea), 

sambil berkhayal, seperti yang umumnya dilakukan orang-

orang yang sedang dalam ketakutan hebat, bahwa mereka 

akan lebih aman di tempat lain di mana saja daripada di 

tempat mereka sebelumnya. Atau mereka mengirimkan 

segala kekayaan itu ke Mesir untuk menyuap para pejabat 

istana Firaun supaya ikut dalam kepentingan mereka, atau 

sebagai bayaran untuk pasukan Mesir. Padahal Allah akan 

menolong mereka dengan cuma-cuma. Namun, jika mereka 

mencari bantuan dari Mesir, mereka harus membayar ma-

hal untuk itu, dan tampaknya mereka bersedia melakukan-

nya. Kekayaan yang dibelanjakan dengan cara demikian 

akan terbukti menghasilkan kerugian. Mereka mengangkut 

segala harta mereka ke Mesir melewati suatu negeri (begi-

tulah yang bisa dibaca) yang penuh dengan kesukaran dan 

bahaya, gurun yang luar biasa luas dan menyeramkan 

yang terletak di antara Kanaan dan Mesir, dengan ular-ular 

yang ganas serta kalajengkingnya (Ul. 8:15). Mereka mau 

menempuh bahaya melewati padang gurun berbahaya itu, 

untuk membawa harta milik mereka kepada Mesir. Atau, 

negeri yang dimaksudkan itu yaitu   Mesir itu sendiri, yang 

dahulunya menjadi rumah perbudakan bagi Israel dan 

karena itu merupakan suatu negeri yang penuh dengan ke-

sukaran dan bahaya, dan yang melimpah dengan makhluk-

makhluk beracun dan kelaparan. Lihatlah, bahaya apa 

yang bergegas dimasuki oleh orang-orang yang meninggal-

kan Allah. Bahaya seperti apa yang mereka masuki saat 

Kitab Yesaya 30:1-7 

 541 

mereka mengejar-ngejar makhluk ciptaan yang menjadi 

tempat mereka menaruh percaya dan harapan. 

III. Apa yang akan menjadi hasil dari perjalanan mereka ke Mesir itu. 

1. Mesir akan menerima para utusan Yehuda itu, menyambut 

mereka dengan penuh rasa hormat, dan bersedia mengadakan 

perjanjian dengan mereka (ay. 4): pembesar-pembesar Yeru-

salem sudah ada di Zoan, di istana Firaun sana, dan bertemu 

dengan raja, yang membesarkan hati mereka supaya bergan-

tung pada persahabatannya dan bantuan yang akan dikirim-

kannya kepada mereka. Akan tetapi, 

2. Mesir tidak akan memenuhi harapan Yehuda: bangsa itu tidak 

dapat memberi faedah kepada mereka (ay. 5). Sebab Allah 

berkata, mereka itu suatu bangsa yang tidak dapat memberi 

faedah (ay. 6), dan setiap makhluk ciptaan pastilah seperti itu 

bagi kita (dan tidak lebih), sesuai dengan yang Dia jadikan. 

Segala kekuatan yang hendak diberikan kepada Yehuda, tidak 

dapat dikumpulkan pada waktunya. Atau, bila jadi dikumpul-

kan, kekuatan itu pun tidak cocok untuk ditugaskan, dan 

Mesir tidak akan mau mengambil risiko dengan mengirimkan 

pasukannya ikut perjalanan untuk pertempuran itu. Atau 

juga, perjalanan untuk pertempuran itu terlalu lama sehingga 

pasukannya tidak bisa bangkit ketika datang kesempatan 

untuk bertempur. Atau, orang Mesir tidak akan berbaik hati 

kepada Israel, melainkan dengan diam-diam berpaling kepada 

Asyur demi suatu hal tertentu: Mesir yang memberi pertolong-

an yang tak berguna dan percuma (ay. 7). Mereka akan meng-

hindar dan menyakiti, bukannya menolong. Dan karena itu, 

3. Orang-orang Israel ini, yang saat ini begitu tergila-gila dengan 

Mesir, pada akhirnya akan malu oleh karena mereka, dan 

malu dengan semua pengharapan dan keyakinan mereka ke-

pada orang-orang Mesir itu (ay. 3): Perlindungan Firaun, yang 

menjadi kebanggaanmu itu, akan memalukan kamu. Semua 

negeri tetanggamu akan mencemooh engkau, dan engkau akan 

mencemooh dirimu sendiri, dengan kebodohanmu yang mau 

saja percaya kepada Mesir itu. Dan naungan Mesir, negeri de-

ngingan sayap itu (18:1), yang menjadi kepercayaanmu, akan 

menjadi kepanikan bagimu. Ia tidak hanya akan mengece-

wakan engkau dan membuatmu malu, tetapi juga akan mele-


 542

mahkan semua dartikel  nganmu yang lain, dan berbuat jahat 

kepada engkau.” Setelah kejadian ini Allah mengancam untuk 

menghancurkan Mesir karena hal ini, karena mereka berlaku 

khianat terhadap Israel dan menjadi tongkat bambu bagi kaum 

Israel (Yeh. 29:6-7). Para pembesar dan utusan Israel, yang be-

gitu lancang untuk mengadakan persekutuan dengan mereka, 

ketika berada di antara mereka, akan menyaksikan sendiri 

betapa lemahnya orang Mesir itu, atau lebih tepat lagi, betapa 

rendahnya mereka, sehingga sekaliannya akan mendapat malu 

karena bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, 

dan tidak dapat memberi pertolongan atau faedah, melainkan 

hanya memalukan, bahkan mengaibkan mereka (ay. 5). Ba-

rangsiapa percaya kepada Allah, akan kuasa, pemeliharaan, 

dan janji-Nya, tidak akan pernah dibuat malu dengan harapan-

nya itu. Sebaliknya, siapa menaruh kepercayaan kepada suatu 

makhluk ciptaan, maka cepat atau lambat ia akan menemukan 

makhluk itu sebagai aib baginya. Allah itu setia, dan bisa 

dipercaya, tetapi setiap manusia itu pembohong, dan harus 

dicurigai. Sang Pencipta yaitu   batu yang teguh, sedangkan si 

ciptaan yaitu   bulu yang terkulai. Sedikit pun tidak ada yang 

dapat kita harapkan dari manusia, tetapi dari Allah tidak ada 

yang bisa terlampau banyak untuk kita harapkan. 

IV. Manfaat dan penerapan dari semuanya ini (ay. 7): “Sebab itu Aku 

menamainya begini, rencana mereka ini (KJV: Sebab itu Aku ber-

seru mengenai hal ini). Aku telah mengumumkannya, supaya se-

mua orang memperhatikannya. Aku telah menegaskannya seperti 

orang yang bersungguh-sungguh hati. Rahab yang dibuat meng-

anggur (KJV: Kekuatan mereka yaitu   dengan tinggal diam), de-

ngan rendah hati bergantung pada Allah dan kebaikan-Nya dan 

tunduk dengan diam pada kehendak-Nya, dan tidak berkeliaran 

ke sana kemari dan membawa diri ke dalam kesusahan besar 

dengan mencari pertolongan dari makhluk ini dan itu.” Jika kita 

tinggal tenang pada hari kesesakan, sambil berharap dan menanti 

dengan tenang akan keselamatan dari Tuhan, dan hanya meng-

gunakan cara-cara biasa yang diperbolehkan-Nya dalam menyela-

matkan diri, maka tindakan ini akan menjadi kekuatan bagi jiwa 

kita, baik dalam melayani maupun dalam menanggung derita, 

dan itu akan mendatangkan kekuatan ilahi bagi kita. Kita mele-

Kitab Yesaya 30:8-17 

 543 

mahkan diri kita, dan membuat marah Allah sehingga menarik 

diri dari kita, ketika kita menjadikan manusia sebagai senjata 

kita, karena dengan berbuat begitu hati kita berpisah dari Allah. 

Saat kita telah dibuat lelah mencari-cari pertolongan dari sesama 

makhluk ciptaan, kita akan tahu cara terbaik yaitu   mengajak 

diri kita untuk bersandar pada sang Pencipta. Inilah aku, biarlah 

Dia melakukan padaku menurut yang diinginkan-Nya. 

Penghartikel  man bagi Para Pendosa  

yang Tidak Bisa Diperbarui  

(30:8-17) 

8 Maka sekarang, pergilah, tulislah itu di depan mata mereka di suatu loh, 

dan cantumkanlah di suatu kitab, supaya itu menjadi kesaksian untuk wak-

tu yang kemudian, sampai selama-lamanya. 9 Sebab mereka itu suatu bang-

sa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan men-

dengar akan pengajaran TUHAN; 10 yang mengatakan kepada para tukang 

tilik: “Jangan menilik,” dan kepada para pelihat: “Janganlah lihat bagi kami 

hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihat-

lah bagi kami hal-hal yang semu, 11 menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan 

lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.” 12 Sebab 

itu beginilah firman Yang Mahakudus, Allah Israel: “Oleh karena kamu 

menolak firman ini, dan mempercayakan diri kepada orang-orang pemeras 

dan yang berlaku serong dan bersandar kepadanya, 13 maka sebab itu bagi-

mu dosa ini akan seperti pecahan tembok yang mau jatuh, tersembul ke luar 

pada tembok yang tinggi, yang kehancurannya datang dengan tiba-tiba, 

dalam sekejap mata, 14 seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang 

diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya 

tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari 

dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak.” 15 Sebab beginilah firman 

Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal 

diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak 

kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, 16 kamu berkata: “Bukan, kami mau naik 

kuda dan lari cepat,” maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: “Kami 

mau mengendarai kuda tangkas,” maka para pengejarmu akan lebih tangkas 

lagi. 17 Seribu orang akan lari melihat ancaman satu orang, terhadap ancam-

an lima orang kamu akan lari, sampai kamu ditinggalkan seperti tonggak 

isyarat di atas puncak gunung dan seperti panji-panji di atas bukit. 

Di sini kita baca, 

I. Kata-kata pembukanya sangat menakutkan. Sang nabi tidak ha-

nya harus menyatakannya, tetapi juga harus menuliskannya (ay. 

8), tulislah itu di depan mata mereka di suatu loh, untuk digantung 

dan diperlihatkan kepada semua orang. Dia diperintahkan agar 

dengan cermat cantumkanlah itu, bukan di atas lembaran-lembar-

an kertas yang bisa hilang atau robek, melainkan di suatu kitab, 


 544

supaya bisa tahan lama untuk anak-cucu, in perpetuam rei memo-

riam, “sebagai kesaksian selamanya” akan angkatan yang jahat 

ini. Biarkan kesaksian itu ada bukan saja hingga berabad-abad 

kemudian, tetapi juga untuk selama-lamanya sepanjang dunia 

masih berdiri. Dan begitulah yang akan terjadi, karena Kitab Suci 

tidak diragukan lagi akan tetap terus ada dan dibaca hingga akhir 

masa. Tuliskanlah penghartikel  man itu, 

1. Untuk mempermalukan orang-orang masa ini, yang tidak mau 

mendengar dan memperhatikannya ketika perintah itu diper-

katakan. Tuliskanlah penghakiman itu, supaya tidak hilang. 

Anak-anak mereka akan mendapat keuntungan darinya, wa-

laupun mereka tidak. 

2. Untuk membenarkan Allah dalam segala penghakiman yang 

hendak dijatuhkan Allah ke atas mereka. Orang akan tergoda 

untuk berpikir bahwa Allah itu terlalu keras terhadap mereka, 

dan terlalu kejam, kecuali kalau mereka tahu betapa jahatnya 

mereka, betapa mereka sangat menjengkelkan Allah, dan betapa 

Allah sendiri sudah mencoba segala cara dengan mereka sebe-

lum Ia bertindak dengan sedemikian dahsyatnya seperti ini. 

3. Untuk mengingatkan orang lain agar tidak berbuat seperti 

mereka, kalau tidak mereka akan mengalami hal serupa se-

perti orang-orang itu. Penghakiman itu dimaksudkan sebagai 

peringatan bagi orang-orang yang ada di tempat dan waktu 

yang sangat jauh, bahkan bagi kita yang hidup pada waktu, di 

mana zaman akhir telah tiba. Penghakiman itu bisa digunakan 

oleh para hamba Allah untuk tidak saja memberitakannya, 

tetapi juga untuk menuliskannya. Sebab, apa yang ditulis 

akan tetap tinggal tertulis. 

II. Sifat yang digambarkan mengenai orang-orang Yahudi yang fasik 

itu sangat menyedihkan. Jika Allah hendak menggambarkan me-

reka sesuai dengan keadaan mereka yang sebenarnya, maka Ia 

harus menulis hal ini mengenai mereka, bahwa mereka itu suatu 

bangsa pemberontak (ay. 9), dan kita yakin Dia tidak bersaksi 

dusta mengenai mereka, atau menjelek-jelekkan mereka lebih 

daripada yang sebenarnya, sebab penghakiman Allah sesuai de-

ngan kebenaran. Orang Yahudi, seperti yang kita tahu, merupa-

kan satu-satunya umat percaya yang dimiliki Allah di dunia pada 

Kitab Yesaya 30:8-17 

 545 

masa itu, namun demikian, banyak dari mereka merupakan 

anak-anak pemberontak.  

1. Mereka memberontak terhadap keyakinan diri sendiri akan 

kebersalahan mereka dan terhadap perjanjian mereka sendiri. 

“Mereka itu anak-anak yang suka bohong, yang tidak akan 

teguh memegang perkataan mereka, yang hanya suka berjanji 

tetapi tidak melakukannya.” Ketika Allah membawa mereka ke 

dalam perjanjian dengan diri-Nya, Ia berkata mengenai mereka, 

“Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan ber-

laku curang” (63:8). Namun, mereka terbukti sebaliknya. 

2. Mereka memberontak terhadap kekuasaan ilahi. “Mereka  eng-

gan mendengar akan pengajaran TUHAN, tidak memperhati-

kannya, hanya melakukan apa yang ada dalam benak mereka, 

dan membiarkan Allah mengatakan apa saja sesuka Dia yang 

bertentangan dengan pikiran mereka.” 

III. Dakwaan yang dituduhkan kepada mereka sangatlah berat, dan 

hartikel  man yang dijatuhkan ke atas mereka sangatlah menakut-

kan. Ada dua perkara yang didakwakan kepada mereka, dan 

penghartikel  man atas mereka dinyatakan untuk kedua perkara itu, 

penghartikel  man yang menyeramkan. Kedua perkara itu yaitu  , 

1. Mereka melarang para nabi untuk berbicara kepada mereka 

dalam nama Allah dan supaya tidak berurusan dengan mereka 

berdasarkan apa yang benar-benar mereka telah perbuat. 

(1) Dosa mereka ini digambarkan (ay. 10-11). Dengan keras 

mereka menjauhkan diri dari para nabi dan menghalangi 

mereka supaya tidak memperkatakan apa-apa kepada 

mereka, atau paling tidak supaya tidak langsung berurus-

an dengan mereka pada saat memperkatan firman Tuhan 

kepada mereka. Ini mereka lakukan dengan mengolok-olok 

para nabi dan menakut-nakuti mereka, bahkan dengan me-

ngatakan kepada para tukang tilik: “Jangan menilik.” Mere-

ka memiliki terang, tetapi mereka lebih suka kegelapan. 

Merupakan keuntungan besar bagi mereka bahwa mereka 

memiliki tukang-tukang tilik, tetapi dengan sekuat-kuatnya 

mereka berusaha menutup mata para tukang tilik itu. 

Mereka punya para nabi, tetapi dengan segala upaya mere-

ka mengatup mulut para nabi. Sebab para nabi menjadi sik-


 546

saan bagi mereka di dalam jalan-jalan mereka yang fasik 

(Why. 11:10). Barangsiapa membungkam para hamba Allah 

yang baik dan menolak pengajaran mereka yang benar, ia 

layak dimintai pertanggungan jawab, dan disebut memberon-

tak terhadap Allah. Lihatlah apa itu yang ada di dalam 

ajaran para nabi yang membuat diri mereka merasa sakit.  

[1] Para nabi mengungkapkan kesalahan-kesalahan mereka, 

dan memperingatkan mereka akan kesengsaraan dan 

bahaya yang ditimbulkan dosa, dan mereka tidak mampu 

menahan perkataan itu. Mereka lebih suka agar para 

nabi mengatakan hal-hal yang baik-baik saja, harus 

membesar-besarkan hati mereka dalam segala dosa 

mereka, dan mengatakan bahwa mereka sudah berbuat 

yang baik, dan tidak ada bahaya, tidak ada celaka dalam 

jalan hidup yang mereka jalani itu. Sekalipun suatu hal 

sungguh baik dan benar, tetapi jika tidak mengenakkan 

hati, maka mereka pun tidak mau mendengarkannya. 

Sebaliknya, jika suatu hal sesuai dengan pendapat mere-

ka sendiri dan meneguhkan mereka dengan pendapat 

itu, sekalipun salah dan mendustai mereka, mereka suka 

agar hal itu diperkatakan kepada mereka dengan kebaik-

annya. Siapa yang mau ditipu, pantaslah untuk ditipu.  

[2] Para nabi menghentikan mereka dalam perjalanan dosa 

mereka, berdiri menghadang di jalan mereka seperti 

malaikat di jalan Bileam, dengan pedang murka Allah 

terhunus di tangan mereka. Dan mereka pun tidak da-

pat lanjut tanpa diterpa ketakutan. Tetapi, mereka me-

nerima hal ini sebagai penghinaan besar. Ketika dengan 

berani mereka maju mengikuti jalan hati mereka, mere-

ka berkata kepada para nabi, “menyisihlah dari jalan 

dan ambillah jalan lain. Mengapa menghadang jalan 

kami? Tidak bisakah kamu membiarkan kami melaku-

kan apa saja semau-mau kami?” Orang yang hatinya su-

dah teguh melakukan kejahatan akan menyuruh peng-

awas mereka yang setia untuk menyingkir dari jalan 

mereka. Diamlah! Apakah engkau mau dibunuh? (2Taw. 

25:16). 

[3] Para nabi tak putus-putusnya memberitahukan mereka 

mengenai Yang Mahakudus Allah Israel, betapa Ia men-

Kitab Yesaya 30:8-17 

 547 

jadi musuh besar terhadap dan betapa Ia bertindak de-

ngan keras terhadap pada pendosa. Dan mereka tidak 

tahan mendengar hal ini. Perkara ini dan pengungkap-

annya terlalu besar bagi mereka, sehingga kalau para 

nabi membicarakannya kepada mereka, mereka lebih 

memilih untuk tidak berseru kepada Yang Mahakudus 

Allah Israel. Sebab, kekudusan Allah merupakan sifat 

Allah yang paling ditakuti oleh orang-orang fasik. Jadi 

janganlah kita menyusahkan diri dengan perkataan dari 

para hamba Allah akibat tindakan kita yang tidak pan-

tas. Orang layak takut binasa dalam dosanya bila ia tidak 

tahan untuk ditakuti karena perbuatan dosanya. 

(2) Nah, apa hartikel  man yang ditimpakan ke atas mereka? Kita 

dapati itu di ayat 12 dan 13. Amatilah, 

[1]  Siapa itu yang menghakimi mereka: Sebab itu beginilah 

firman Yang Mahakudus, Allah Israel. Itulah gelar dari 

Allah yang secara khusus mereka tolak ketika diperkata-

kan oleh sang nabi. Para hamba Allah yang setia tidak 

akan mundur dalam menggunakan ungkapan-ungkapan 

demikian bila itu pantas untuk membangunkan para 

pendosa, sekalipun kedengarannya tidak mengenakkan.  

Kita harus mengatakan kepada orang-orang bahwa Allah 

itu Yang Mahakudus Allah Israel, dan seperti itu jugalah 

yang akan mereka dapati mengenai Dia, baik mereka 

mendengarkan atau tidak. 

[2] Apa dasar dari penghakiman itu: Oleh karena kamu 

menolak firman ini. Apa saja yang dikatakan para nabi, 

atau khususnya kata-kata ini, yang menyatakan Allah 

sebagai Yang Mahakudus Allah Israel, “mereka tolak, 

dan tidak mau dibuat takut dengan itu, tidak merasa 

kagum, ataupun menjadikan itu sebagai harapan mere-

ka, untuk menaruh percaya dalam kata-kata itu. Seba-

liknya, bukannya berterima kasih kepada Yang Maha-

kudus Allah Israel, mereka lebih suka mempercayakan 

diri kepada orang-orang pemeras, kepada kekayaan 

yang mereka miliki dan kepada keuntungan yang mere-

ka dapatkan melalui tipu muslihat dan kekerasan, atau 

kepada segala cara berdosa yang mereka pakai untuk 


 548

mencari selamat, yang semuanya bertentangan dengan 

Allah dan kehendak-Nya. Kepada semua inilah mereka 

bersandar, dan karena itu pantaslah jika mereka sam-

pai jatuh. 

[3] Apa itu penghakiman yang dijatuhkan ke atas mereka: 

maka sebab itu bagimu dosa ini akan seperti pecahan 

tembok yang mau jatuh. Sandaran yang kamu miliki ini 

akan seperti rumah yang dibangun di atas pasir, yang 

akan roboh ketika angin topan dan mengubur orang yang 

membangunnya di dalam puing-puingnya. Penghinaan 

yang kamu lakukan terhadap firman Allah yang seharus-

nya kamu pakai untuk membangun, akan membuat se-

gala sesuatu yang kamu andalkan menjadi seperti tem-

bok yang pecah, yang akan langsung runtuh begitu dita-

ruh beban, bahkan tenggelam ke dasar dengan semua 

bebannya.” Kehancuran yang akan mereka timpakan ke 

atas diri sendiri akan menjadi, pertama, kehancuran 

yang mengejutkan: yang kehancurannya datang dengan 

tiba-tiba, dalam sekejap mata, saat tidak disangka-sang-

ka oleh mereka, dan ini akan lebih menakutkan lagi, 

karena mereka tidak bersiap-siap, sehingga akibatnya 

lebih mematikan. Kedua, kehancuran yang menyeluruh, 

di mana-mana, dan tidak terpulihkan: “Kamu dan se-

gala andalanmu itu bukan saja lemah seperti tanah liat 

tukang periuk (29:16), tetapi juga seperti kehancuran 

tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak 

kenal sayang. Ia yang mempunyai gada besi akan mere-

mukkannya (Mzm. 2:9) dan tidak menyisakan, tidak 

akan menyayangkannya, ataupun peduli untuk menye-

lamatkan satu potong apa pun. Sebaliknya, bila sudah 

pecah sampai tidak cocok lagi untuk digunakan, maka 

biar saja dilumatkan, dihancurkan saja berkeping-ke-

ping, supaya tidak tersisa satu keping pun yang dapat 

dipakai untuk mengambil api atau mencedok air, dua 

benda yang kita perlukan sehari-hari, dan yang biasa-

nya diambil oleh orang miskin dengan menggunakan 

kepingan tempayan yang hancur. Mereka tidak hanya 

akan menjadi seperti tembok yang hendak roboh (Mzm. 

62:4), tetapi juga cangkir atau gelas yang pecah, yang 

Kitab Yesaya 30:8-17 

 549 

tidak berguna lagi, dan tidak pernah akan bisa dibuat 

utuh lagi. 

2. Mereka meremehkan segala petunjuk berharga yang Allah 

berikan, bukan saja untuk bagaimana mengamankan diri dan 

selamat, tetapi juga untuk bagaimana menenangkan diri dan 

merasa tenang. Mereka lebih suka mengikuti arahan sendiri, 

ay. 15-17. Amatilah di sini, 

(1) Cara yang dipakai Allah untuk menyelamatkan dan mem-

beri kekuatan kepada mereka. Allah yang mengenal siapa 

mereka dan tahu apa yang pantas bagi mereka, dan meng-

inginkan kesejahteraan mereka, memberi mereka resep ini, 

dan kita juga dianjurkan untuk mengikutinya, yaitu: 

[1] Maukah kita diselamatkan dari setiap kejahatan ben-

cana, dijaga dari godaannya dan aman dari kutukan-

nya, yang di dalamnya melulu hanya ada keburukan? 

Caranya yaitu   dengan bertobat (KJV: kembali) dan 

tinggal diam, dengan kembali kepada Allah dan ber-

sandar pada Dia sebagai tempat istirahat. Mari kita 

kembali dari jalan-jalan kita yang jahat, yang di dalam-

nya kita sudah tersesat, dan beristirahat dan menetap 

di dalam jalan Allah dan kewajiban kita kepada-Nya. 

Itulah jalan untuk selamat. “Kembalilah dari rencana 

pergi ke Mesir, dan beristirahatlah dengan nyaman 

dalam kehendak Allah, dan kamu bisa percaya Dia un-

tuk keamananmu. Dengan bertobat (KJV: dengan kem-

bali), yaitu dengan perubahan hati dan hidup seluruh-

nya, dan tinggal diam (KJV: beristirahat), yaitu dengan 

memasrahkan sepenuhnya jiwamu kepada Allah dan 

merasa nyaman di dalam Dia, kamu akan diselamat-

kan.” Maukah kita dikuatkan untuk melakukan apa 

yang dikehendaki dari kita dan untuk menanggung apa 

yang diletakkan ke atas kita? Caranya yaitu   dalam 

tinggal tenang dan percaya. Kita harus menjaga agar 

jiwa kita tetap tenang tenteram dengan terus bergan-

tung kepada Allah, kuasa dan kebaikan-Nya. Kita harus 

menarik diri ke dalam keheningan yang kudus, dengan 

menekan segala nafsu yang berkecamuk dan bergejolak, 

dan menjaga kedamaian dalam pikiran kita. Dan kita 


 550

harus bersandar pada Allah dan mengandalkan Dia de-

ngan keyakinan yang kudus bahwa Dia sanggup mela-

kukan apa yang Dia kehendaki dan akan melakukan 

yang terbaik bagi umat-Nya. Dan inilah yang akan men-

jadi kekuatan kita. Inilah yang akan membakar sema-

ngat kita dengan keberanian teguh dan membawa kita 

dengan rasa nyaman dan pantang mundur melewati 

segala kesukaran yang kita hadapi. 

(2) Penghinaan orang Israel terhadap petunjuk Allah ini. Mere-

ka tidak mau menerima nasihat Allah, walaupun itu se-

muanya untuk kebaikan mereka sendiri. Dan pantaslah 

kalau orang mati akibat penyakit mereka karena tidak mau 

menerima Allah sebagai dokternya. Kita sungguh menjadi 

musuh bagi diri sendiri jika kita tidak mau tunduk kepada 

Dia. Bahkan untuk mencoba cara yang diberikan itu saja 

mereka tidak mau: “Kamu berkata: Bukan, kami tidak akan 

bisa tenang, kami mau naik kuda dan kami mau mengen-

darai kuda tangkas. Kami mau lari cepat ke sana kemari 

minta bantuan bangsa-bangsa asing” (ay. 16). Mereka pikir 

diri sendiri lebih bijak daripada Allah, dan lebih tahu apa 

yang baik bagi diri sendiri daripada Allah. Ketika Sanherib 

merebut semua kota-kota berkubu Yehuda, anak-anak 

pemberontak itu tidak tergerak hati untuk tinggal tenang 

dan bersabar menantikan Allah tampil bagi mereka, seperti 

yang akhirnya dilakukan-Nya. Sebaliknya, mereka berlari-

an menyelamatkan diri, dan dengan cara itu lebih mem-

buka diri lagi bagi bahaya. 

(3) Hartikel  man yang dijatuhkan ke atas mereka karena perbuat-

an mereka ini. Dosa mereka akan menjadi penghartikel  man 

mereka: “Kamu mau lari cepat, maka kamu akan lari. 

Kamu akan berlari cepat, dan demikian pula dengan orang-

orang yang mengejarmu.” Anjing biasanya lebih cepat 

mengejar orang yang berlari cepat. Para penakluk biasanya 

melindungi orang-orang yang tinggal tenang, tetapi menge-

jar mereka yang berusaha meloloskan diri. Dan begitulah 

rencana orang Israel itu, yang mereka harapkan untuk me-

nyelamatkan mereka, pantas menjadi kehancuran mereka 

sendiri, dan orang-orang yang paling bersalahlah yang pa-

ling menderita. Dinubuatkan (ay. 17), bahwa: 

Kitab Yesaya 30:18-26 

 551 

[1] Dengan mudah mereka akan dikalahkan. Nyali mereka 

akan sedemikian menciutnya karena rasa takut, diper-

parah lagi karena mereka melarikan diri, sampai satu 

orang musuh pun akan memartikel  l kalah seribu orang 

dari mereka, dan lima orang dari pihak musuh akan 

memartikel  l lari sepasukan dari mereka. Dan hal ini seha-

rusnya tidak terjadi kalau tidak gunung batu mereka 

telah menjual mereka (Ul. 32:30).  

[2] Mereka semua akan dibinasakan, dan satu-satu orang 

hanya meloloskan diri ke sana kemari di suatu tempat 

yang sunyi, dan ditinggalkan sebagai tontonan, seperti 

tonggak isyarat di atas puncak gunung, sebagai peri-

ngatan kepada yang lain supaya menghindari jalan-

jalan yang berdosa dan keyakinan diri yang mengandal-

kan manusia seperti ini.  

Janji-janji 

(30:18-26) 

18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-

Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab 

TUHAN yaitu   Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-

nantikan Dia! 19 Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, eng-

kau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, 

apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan 

menjawab. 20 Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, 

namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu 

akan terus melihat Dia, 21 dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari 

belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan 

atau mengiri. 22 Engkau akan menganggap najis patung-patungmu yang disa-

lut dengan perak atau yang dilapis dengan emas; engkau akan membuang-

nya seperti kain cemar sambil berkata kepadanya: “Keluar!” 23 Lalu TUHAN 

akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan 

dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. 

Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas; 

24 sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan 

makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak. 25 Dari 

setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan me-

mancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-

menara runtuh. 26 Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari 

terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terang-

nya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyem-

buhkan bekas partikel  lan. 

Kata-kata penutup di paragraf sebelumnya (kamu ditinggalkan seperti 

tonggak isyarat di atas puncak gunung) dipahami oleh sebagian orang 


 552

sebagai sebuah janji bahwa suatu sisa dari mereka akan disimpan 

sebagai tugu peringatan akan belas kasihan. Di sini, dalam perikop di 

atas, sang nabi memberitahukan orang Israel saat-saat baik apa yang 

akan terjadi setelah segala bencana itu. Atau kata-kata pertama dari 

perikop di atas bisa juga dibaca sebagai lawan dari peristiwa yang 

mendahului, bahwa sekalipun demikian, TUHAN menanti-nantikan 

saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu. Sang nabi, 

setelah menunjukkan bahwa orang-orang yang mengangkat Mesir 

sebagai sandarannya akan menjadi malu dengan itu, di sini memper-

lihatkan bahwa siapa yang tinggal tenang dan menjadikan Allah saja 

sebagai andalannya akan mendapatkan penghiburan karenanya. 

Yang menjadi penghiburan umat Allah di saat-saat yang penuh kesu-

sahan dan keburukan yaitu   bahwa semuanya akan baik-baik saja,  

baiklah keadaan orang-orang yang takut akan Allah, ketika kita 

katakan kepada orang fasik, celakalah kamu. 

I. Allah akan menunjukkan kasih-Nya kepada mereka dan mengasi-

hani mereka. Inilah dasar dari semua kebaikan. Jika kita menda-

pat perkenanan Allah dan Dia mengasihani kita, maka kita akan 

memperoleh penghiburan di saat kita mengalami kesusahan. 

1. Belas kasih yang disimpan untuk disediakan kepada mereka 

diungkapkan dengan penuh perasaan. 

(1) “Dia menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-

Nya  (ay. 18). Dia akan menunggu sampai kamu kembali 

kepada-Nya dan mencari wajah-Nya, dan saat itulah Ia siap 

menemui kamu dengan belas kasih. Dia akan menunggu, 

supaya Ia dalam melakukannya dalam waktu yang terbaik 

dan paling cocok, ketika semuanya itu sungguh membawa 

kemuliaan bagi-Nya, ketika semuanya datang kepadamu 

dengan penuh kejutan yang teramat menyenangkan. Dia 

akan terus-menerus mengikuti engkau dengan segala ke-

baikan-Nya, dan tidak membuang kesempatan apa pun un-

tuk menunjukkan kasih-Nya kepadamu.” 

(2) “Ia akan menyemangati diri-Nya sendiri untuk membebas-

kan engkau, akan bangkit, akan bangkit dari tempat ke-

diaman-Nya yang kudus, supaya Ia bisa tampil bagimu 

dengan kuasa dan kebaikan yang tidak seperti biasanya. 

Sebab itu Ia bangkit, yaitu Ia akan memuliakan nama-Nya 

Kitab Yesaya 30:18-26 

 553 

sendiri. Inilah yang menjadi tujuan-Nya dalam menunjuk-

kan belas kasihan kepada umat-Nya.”  

(3) Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau (ay. 19), dan ini 

untuk menjawab doa, yang menggandakan kebaikan hati-

Nya itu: Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau 

berseru-seru, seruan minta tolong, di saat mendesak, yaitu 

seruan doamu, yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh 

tak terperikan. Pada saat Ia mendengar teriakmu, maka 

tidak akan ada lagi keperluan. Kata-kata pertama saat Ia 

akan menjawab, Ia berkata, Inilah Aku. Seperti inilah Ia 

sungguh penuh dengan kasih. Terutama, 

[1] Orang-orang yang harta miliknya diambil akan menik-

matinya lagi dengan tenang. Ketika bahaya sudah ber-

lalu, bangsa itu akan berdiam di Sion di Yerusalem 

seperti dahulu. Mereka akan berdiam dengan aman, 

bebas dari ketakutan terhadap kejahatan. 

[2] Mereka yang sebelumnya berlinang air mata akan ber-

suka cita, dan tidak akan meratap lagi. Dan mereka 

yang berdiam di Sion, kota kudus itu, akan bisa meng-

hapus air mata dari wajah mereka. 

2. Perkenanan dan penghiburan dari Allah itu didasarkan atas 

dua kebenaran agung ini, yaitu: 

(1) Sebab TUHAN yaitu   Allah yang adil. Dia bijak dan adil 

dalam semua tindakan pemeliharaan-Nya, benar dalam 

perkataan dan lemah lembut kepada umat-Nya. Jika Ia 

menghajar anak-anak-Nya, itu Ia lakukan dengan selayak-

nya (Yer. 10:24), dengan penuh pertimbangan dan hikmat, 

dengan mengingat keadaan mereka. Kita tentu saja merasa 

aman kalau berurusan dengan seseorang yang adil, jadi 

bukankah seharusnya kita mempercayai jalan kita kepada 

Allah yang adil itu? 

(2) Bahwa karena itu berbahagialah orang yang menanti-nanti-

kan Dia, yang tidak saja menantikan Dia dengan doa-doa 

mereka, tetapi juga menanti-nantikan Dia dengan harapan 

mereka, yang tidak menempuh jalan pintas untuk menge-

luarkan diri dari kesesakan, atau berusaha sendiri mele-

paskan diri, tetapi dengan sabar mengharapkan Allah tam-

pil bagi mereka dengan cara dan waktu-Nya sendiri. Karena 


 554

Allah itu bijak tak terbatas, maka sungguh berbahagialah 

orang yang menaruh perkaranya kepada Dia. 

II. Orang Israel tidak akan lagi kekurangan sarana-sarana anugerah, 

(ay. 20-21). Di sini, 

1. Kita bisa menduga bahwa mereka bisa saja masuk ke dalam 

kesesakan dan kesusahan setelah mereka dilepaskan dari ma-

salah sekarang ini. Dijanjikan (ay. 19) bahwa mereka tidak 

akan terus menangis dan bahwa Allah akan mengasihani 

mereka. Walaupun begitu, di sini diakui juga bahwa Allah bisa 

memberi mereka roti dan air serba sedikit, jatah orang tahanan 

(1Raj. 22:27), makanan murahan dan sangat menyedihkan, 

seperti yang dimakan orang miskin. Ketika satu kesusahan 

berakhir, kita tidak tahu seberapa cepat yang lainnya datang 

berganti. Kita bisa saja mendapatkan kebaikan Allah dan 

penghiburan yang cartikel  p supaya tidak menangis, namun kita 

juga bisa diberikan roti serba sedikit untuk dimakan dan air 

yang sangat kurang untuk diminum. Karena itu janganlah kita 

menghakimi suka atau tidak suka dengan apa yang ada di 

depan kita.  

2. Dijanjikan bahwa mata mereka akan melihat Pengajar mereka, 

yaitu, bahwa mereka akan terus memiliki para pengajar yang 

setia di antara mereka, yang hatinya peduli dengan mereka 

dan tidak menghina mereka.  Dan dengan begitu mereka bisa 

lebih mampu menerima roti dan air yang serba sedikit. Ada 

pepatah umum di kalangan kaum Kristen Puritan bahwa roti 

murah dan Injil yaitu   ransum yang cartikel  p. Bencana kelaparan 

makanan tidaklah sehebat kelaparan firman Allah (Am. 8:11-

12). Tampaknya pengajar-pengajar mereka sudah disingkirkan 

ke pelosok-pelosok negeri (mungkin dipaksa lari demi kesela-

matan mereka semasa pemerintahan Ahas), namun hal ini 

tidak akan begitu lagi. Veritas non quaerit angulos – Kebenaran 

tidak mencari sudut-sudut sepi untuk menyembunyikan diri. 

Namun, para pengajar kadang-kadang juga bisa dihalau ke 

sudut-sudut terpencil untuk berlindung. Dan celakalah jemaat 

bila sampai terjadi demikian, bila perempuan yang mengena-

kan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya 

sampai dipaksa melarikan diri ke padang gurun (Why. 12:6), 

bila para nabi sampai disembunyikan lima puluh lima puluh 

Kitab Yesaya 30:18-26 

 555 

sekelompok dalam gua (1Raj. 18:4). Namun, suatu saat nanti 

Allah akan memanggil keluar para pengajar itu dari tempat-

tempat persembunyian dan menempatkan mereka kembali di 

kumpulan-kumpulan jemaat, yang akan terus melihat Dia (KJV: 

para pengajarmu), dan mata semua orang dalam rumah ibadat 

itu tertuju kepada mereka (Luk. 4:20). Dan keadaannya akan 

lebih menyukakan hati lagi karena sudah lama mereka ada di 

bawah kekangan, seperti terang keluar dari kegelapan, seperti 

hidup dari kematian. Bagi semua orang yang mengasihi Allah 

dan jiwa mereka sendiri, kembalinya para guru yang setia ini 

dari tempat-tempat persembunyian, terutama dengan janji 

bahwa mereka tidak akan menyembunyikan diri lagi, merupa-

kan bagian dari penyelamatan yang paling berkesan dan sung-

guh membawa penghiburan yang bahkan cartikel  p untuk mema-

niskan roti dan air yang serba sedikit. Tetapi ini belumlah 

semua. 

3. Dijanjikan juga bahwa mereka akan menikmati keuntungan, 

bukan saja dari pelayanan umum bersama, tetapi peringatan 

dan nasihat khusus bagi orang per orang (ay. 21): “Telingamu 

akan mendengar perkataan ini dari belakangmu, yang me-

manggilmu seperti orang memanggil seorang pengelana yang 

sedang berjalan di jalan yang salah.” Amatilah,  

(1) Dari mana perkataan ini akan datang. Yaitu dari belakang-

mu, dari seseorang yang tidak kamu lihat, tetapi yang meli-

hat kamu. “Matamu melihat para pengajarmu, tetapi yang 

ini yaitu   seorang pengajar yang tidak terjangkau oleh mata, 

itu yaitu   hati nuranimu sendiri, yang kini akan dibang-

kitkan oleh anugerah Allah untuk melakukan tugasnya.”  

(2) Apa perkataan itu. “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya. 

Ketika kamu ragu-ragu, hati nurani akan mengarahkan 

kamu ke jalan kewajiban. Saat kamu mati rasa dan lalai, 

hati nurani akan membangunkan kamu ke jalan yang 

benar itu.” Seperti halnya Allah tidak membiarkan diri-Nya 

tanpa saksi, demikian pula Ia tidak meninggalkan kita tan-

pa bimbingan untuk menunjukkan jalan kepada kita.  

(3) Waktu yang tepat bagi perkataan ini. Ia akan datang entah 

kamu menganan atau mengiri. Kita cenderung salah jalan. 

Ada banyak belokan di kedua sisi, dan jalannya begitu mu-

dah dilalui dan kelihatan lurus hingga kita gampang me-


 556

ngira sebagai jalan yang benar. Ada kesalahan-kesalahan 

di sisi kanan dan sisi kiri, masing-masing dengan hal-hal 

yang menggiurkan. Si penggoda sibuk mengajak kita meng-

ikuti jalan pintas. Jadi berbahagialah jika oleh nasihat-

nasihat hamba Tuhan atau teman yang setia, atau teguran 

hati nurani dan pergumulan Roh Allah, kita diluruskan 

dan dicegah untuk berbuat salah.  

(4) Keberhasilan perkataan ini: “Ia tidak hanya diperkatakan, 

tetapi telingamu juga akan mendengarnya. Kalau dahulu 

Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi kamu tidak 

memperhatikannya (Ayb. 33:14), maka sekarang kamu 

akan mendengar dengan penuh perhatian semua bisikan 

khusus ini, dan menanggapinya dengan telinga yang taat.” 

Jika Allah memberikan kita tidak hanya firman, tetapi juga 

telinga yang mendengar, tidak hanya sarana anugerah 

tetapi juga sebuah hati yang memanfaatkan semua sarana 

anugerah itu, maka layaklah bagi kita untuk berkata bah-

wa Ia begitu mengasihi kita, dan dengan begitu kita boleh 

yakin untuk berharap bahwa Ia masih terus menyediakan 

belas kasih-Nya lagi. 

III. Mereka akan disembuhkan dari berhala, akan membuang semua 

patung-patung mereka, dan tidak akan kembali lagi kepada se-

muanya itu (ay. 22). Penyelamatan yang dikerjakan Allah atas 

mereka akan menginsafkan mereka bahwa mereka punya kepen-

tingan serta tugas untuk melayani Dia saja. Dan mereka akan 

mengakuinya, karena mereka ditimpa kesusahan oleh karena ber-

hala-berhala itu, dan karena itu semua berhala itu juga bisa di-

singkirkan dengan syarat mereka tidak boleh kembali lagi kepada-

nya. Ini juga merupakan akibat baik dari anugerah yang diberikan 

kepada mereka untuk melihat para pengajar mereka dan mende-

ngar perkataan di belakang mereka. Dengan ini tampaklah bahwa 

mereka menjadi orang-orang yang lebih baik oleh karena semua 

sarana anugerah yang mereka nikmati. Mereka akan menghan-

curkan dan meninggalkan dosa yang paling menjadi kekasih hati 

mereka. Amatilah, 

1. Betapa tergila-gilanya mereka dahulu dengan patung-patung 

berhala mereka dalam masa kemurtadan mereka. Para pe-

nyembah berhala dikatakan menjadi gila oleh berhala-berhala 

Kitab Yesaya 30:18-26 

 557 

mereka (Yer. 50:38), dengan begitu bodoh menyukai berhala-

berhala itu.  Mereka punya patung-patung yang disalut dengan 

perak atau yang dilapis dengan emas, dan walaupun emas 

tidak perlu dihias, mereka memberinya berbagai hiasan. Mere-

ka tidak segan-segan mengeluarkan banyak biaya dalam 

menghormati patung-patung berhala ini.  

2. Betapa dengan bijaknya mereka menjadi murka (jika saya bo-

leh berkata demikian) sekarang dengan semua berhala mereka 

itu, betapa dengan hati panas yang kudus mereka memandang 

semua patung itu dalam masa pertobatan mereka. Mereka 

tidak saja memandang rendah patung-patung itu, tetap juga 

mencoreng mukanya, bukan hanya mencoreng mukanya, 

tetapi juga menganggapnya najis. Mereka tidak saja merusak 

bentuknya, tetapi juga dengan kemarahan yang saleh mem-

buang semua emas dan perak yang dipakai untuk membuat-

nya, sekalipun sebetulnya masih sangat berharga dan dapat 

diolah kembali untuk dipakai. Mereka tidak dapat menemukan 

lagi wadah apa pun di dalam hati mereka untuk menghormati 

berhala-berhala itu. Pakaian mahal yang mereka kenakan 

pada patung-patung itu mereka buang sebagai kain cemar 

yang akan mencemari orang yang menyentuhnya sehingga 

menjadi najis sampai matahari terbenam (Im. 15:23). Perhati-

kanlah, bagi para petobat yang sungguh-sungguh, dosa telah 

menjadi sesuatu yang sangat menjijikkan. Mereka muak 

dengan dosa, dan mau muntah karenanya. Mereka melempar-

kannya ke dalam lumpur, tempat tercocok baginya, bahkan, 

mereka lontarkan ke salib, karena mereka menyalibkan da-

ging. Mereka berteriak-teriak terhadap dosa itu, salibkan dia, 

salibkan dia.  Mereka menghardiknya, Abi hinc in malam rem – 

Enyahlah engkau. Mereka mengambil keputusan untuk tidak 

memberi tempat tinggal bagi dosa lagi dalam hati mereka. Me-

reka menjauhkan segala kesempatan dan godaan dosa sejauh-

jauhnya, walaupun semuanya itu di dekat mereka, melawan 

seperti Efraim (Hos. 14:9), Apakah lagi sangkut pautku dengan 

berhala-berhala? Mungkin hal ini digenapi dalam diri banyak 

orang yang, melalui pembebasan Yerusalem dari pasukan San-

herib, diinsafkan dari kebodohan penyembahan berhala dan 

mencampakkannya. Hal itu digenapi dalam tubuh bangsa Ya-

hudi pada waktu mereka kembali dari pembuangan di Babel, 


 558

karena sejak itu mereka membenci patung-patung berhala. Dan 

juga hal itu dipenuhi setiap hari dalam pertobatan jiwa-jiwa, 

oleh kuasa anugerah ilahi, dari penyembahan berhala rohani 

kepada takut dan kasih akan Allah. Barangsiapa menggabung-

kan diri kepada Tuhan, ia harus menghentikan segala dosa, dan 

berkata kepada dosa, Enyahlah engkau. 

IV. Sesudah pertobatan dan disembuhkan dari berhala, Allah mem-

berikan mereka berlimpah hal-hal yang baik. Ketika Ia memberi-

kan para pengajar kepada mereka, dan mereka memberikan hati 

mereka kepada Dia, sehingga mereka mulai mencari kerajaan 

Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan 

kepadamu (Mat. 6:33). Dan bilamana umat dibawa memuji Allah, 

maka tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati 

kita (Mzm. 67:6-7). Begitulah yang terjadi di sini: “Bilamana kamu 

telah menghentikan dan membuang segala berhalamu, TUHAN 

akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan” (ay. 

23). Bila kita kembali kepada Allah di jalan kewajiban, maka Dia 

akan menemui kita dengan berkat-berkat-Nya.  

1. Allah akan memberi hujan bagi benihmu, hujan untuk menyi-

rami benih yang kamu tabur, tepat pada waktu yang diperlu-

kan, sebanyak yang diperlukan dan tidak lebih. Amatilah, 

betapa kerajinan manusia dan berkat Allah bekerja bersama 

untuk menghasilkan hal-hal baik yang kita nikmati dalam 

hidup sekarang ini. Engkau akan menabur benih di ladangmu, 

itu bagianmu, dan kemudian Tuhan akan memberi hujan bagi 

benih yang baru kamu taburkan, itu bagian-Nya. Begitulah 

yang terjadi pada buah rohani. Hati kita harus berjerih payah, 

baru kemudian menantikan Allah memberi anugerah-Nya.  

2. Hasil tanah akan berlimpah dan baik, dan segala sesuatunya 

dari jenisnya yang terbaik. Hasilnya akan bertambah banyak 

dan banyak, sangat banyak dan bagus, lezat dan berlimpah-

limpah (demikianlah kita membacanya), baik dan cartikel  p. Nege-

rimu sungguh akan menjadi Kanaan. Demikianlah yang sung-

guh luar biasa terjadi setelah kekalahan Sanherib, oleh berkat 

Allah yang istimewa (37:30). Begitulah Allah akan memperbaiki 

segala kerugian yang mereka alami melalui kehancuran itu. 

3. Bukan hanya tanah pertanian, ladang ternak pun akan ber-

buah dengan menakjubkan. Pada waktu itu ternakmu akan 

Kitab Yesaya 30:18-26 

 559 

makan rumput di padang rumput yang luas. Yang hidup di atas 

rumput akan punya cartikel  p tempat, sedangkan sapi-sapi dan 

keledai-keledai yang dipelihara untuk dipakai, untuk menger-

jakan tanah, yang harus diberi makan yang baik supaya bisa 

bekerja, akan memakan makanan campuran yang sedap. Terle-

bih lagi, gandum yang masih bersekam tidak akan diberikan 

kepada hewan-hewan ini seperti biasanya, melainkan akan 

memakan gandum bersih seperti untuk manusia, yang sudah 

ditampi dan diayak. Makhluk hewan pun akan turut mendapat 

bagian secara berlimpah. Pantaslah bagi hewan itu untuk 

mendapatkannya, karena mereka juga mengerang di bawah 

beban kutukan yang dibawa dosa manusia ke atas tanah.  

4. Bahkan puncak-puncak gunung, yang biasanya gundul, akan 

disirami dengan begitu baik dengan hujan dari langit sehingga 

akan memancar sungai-sungai di sana, mengalir turun ke lem-

bah-lembah (ay. 25), dan ini terjadi pada hari pembunuhan 

yang besar yang dilakukan oleh malaikat di perkemahan orang 

Asyur, apabila menara-menara dan peralatan perang yang me-

reka dirikan untuk melancarkan pengepungan terhadap Yeru-

salem, runtuh, bersamaan dengan terbunuhnya pasukan. Ke-

mungkinan besar hal ini tergenapi tepat seperti gambaran ini, 

dan kira-kira bersamaan dengan hancurnya pasukan Asyur, 

terjadilah hujan belas kasih bagi negeri itu. 

V. Akibat dari semuanya ini pastilah akan berupa penghiburan dan 

sukacita tak terperikan bagi umat Allah (ay. 26). Terang akan ber-

tambah. Yaitu, pengetahuan akan bertambah (ketika nubuat-

nubuat terpenuhi, maka semuanya itu akan dipahami sepenuh-

nya), atau lebih tepat, sorak-sorai kemenangan akan bertambah. 

Terang sukacita yang ditabur untuk kebenaran akam muncul 

sekarang dengan pertambahan yang besar. Terang bulan purnama 

akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan 

bertambah secara seimbang, dan akan seperti terangnya tujuh 

hari.  Semua orang akan teramat bersuka dan tampak ceria lebih 

daripada biasanya. Akan ada luapan sukacita besar di Yehuda 

dan Yerusalem pada waktu terjadinya kehancuran pasukan 

Asyur, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyem-

buhkan bekas partikel  lan, bukan hanya menyelamatkan mereka dari 

luka selanjutnya, tetapi juga menyembuhkan luka-luka yang 


 560

mereka terima melalui penyerbuan Asyur itu dan membuat mere-

ka kalah. Kesesakan hebat mereka yang terangkat, rasa putus asa 

yang hilang, dan kelepasan yang tiba-tiba, semuanya menambah 

rasa sukacita mereka. Hal ini dikaitkan oleh banyak orang pada 

terang yang dibawa Injil ke dalam dunia bagi orang-orang yang 

hidup dalam kegelapan, terang yang jauh melebihi terang Perjanji-

an Lama, seperti terang matahari dibandingkan dengan bulan, 

yang mengumandangkan: menyembuhkan orang-orang yang patah 

hati dan membalut luka-luka mereka. 

Hartikel  man atas Asyur 

(30:27-33) 

27 TUHAN datang menyatakan diri-Nya dari tempat-Nya yang jauh – murka-

Nya menyala-nyala, Ia datang dalam awan gelap yang bergumpal-gumpal, 

bibir-Nya penuh dengan amarah, dan lidah-Nya seperti api yang memakan 

habis; 28 hembusan nafas-Nya seperti sungai yang menghanyutkan, yang 

airnya sampai ke leher – Ia datang untuk mengayak bangsa-bangsa dengan 

ayak kebinasaan dan untuk memasang suatu kekang yang menyesatkan di 

mulut sartikel  -sartikel   bangsa. 29 Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seper-

ti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri untuk perayaan, dan 

kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling 

hendak naik ke gunung TUHAN, ke Gunung Batu Israel. 30 Dan TUHAN akan 

memperdengarkan suara-Nya yang mulia, akan memperlihatkan tangan-Nya 

yang turun menimpa dengan murka yang hebat dan nyala api yang memakan 

habis, dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu. 31 Sebab Asyur akan 

terkejut oleh suara TUHAN, pada waktu Ia memartikel  l mereka dengan gada. 32 

Sebab setiap partikel  lan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan TUHAN ke 

atasnya, akan diiringi rebana dan kecapi, dan Ia akan berperang melawan 

Asyur dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan. 33 Sebab dari 

dahulu sudah diatur tempat pembakaran – bukankah itu untuk raja – dasar-

nya dibuat dalam dan lapang, pancakanya penuh api dan kayu; nafas 

TUHAN menghanguskannya seperti sungai belerang. 

Nubuat mengerikan akan kehancuran pasukan Asyur ini, walaupun 

merupakan suatu ancaman bagi mereka, yaitu   bagian dari janji 

bagi Israel kepunyaan Allah, bahwa Allah tidak hanya akan menghu-

kum Asyur atas kejahatan yang mereka perbuat terhadap Israel milik 

Allah, tetapi juga membungkam dan mencegah mereka untuk tidak 

lagi melakukan hal yang serupa. Dan nubuat ini, yang kini akan 

terlaksana segera, mengesahkan dan meneguhkan janji-janji sebe-

lumnya, yang akan terpenuhi di hari-hari kemudian. Dalam perikop 

di atas kita dapati, 

 

Kitab Yesaya 30:27-33 

 561 

I. Allah yang Mahakuasa murka dan turun dalam amarah melawan 

orang Asyur. Allah digambarkan di sini datang dengan segala 

kuasa dan kengerian murka-Nya (ay. 27). Nama Yehovah, yang 

dihina orang Asyur dan dijauhi mereka, seolah-olah mereka ada di 

luar jangkauan Nama itu dan tidak bisa disakiti oleh-Nya, lihat-

lah, Ia datang dari tempat-Nya yang jauh. Seorang utusan dalam 

nama Tuhan datang dari tempat sejauh langit sendiri. Ia seorang 

utusan kemurkaan, murka-Nya menyala-nyala.  Bibir Allah penuh 

dengan amarah terhadap si juru minuman agung, utusan raja 

Asyur, yang membandingkan Allah Israel dengan dewa-dewa kafir. 

Lidah-Nya seperti api yang memakan habis, sebab dengan berkata 

saja Ia dapat membuat musuh-musuh-Nya yang sombong binasa. 

Embusan nafas-Nya menerpa sedahsyat sungai yang meluap, dan 

dengan nafas mulut-Nya itu Ia membunuh orang fasik (11:4). Ia 

tidak menahan atau menekan kemarahan-Nya, seperti yang dila-

kukan manusia ketika tak berdaya. Sebaliknya, Ia akan memper-

dengarkan suara-Nya yang mulia ketika Ia menyatakan perang 

terhadap musuh yang berdiri menentang-Nya (ay. 30). Ia akan 

memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka 

yang hebat. Dan itu akan seperti nyala api yang memakan habis, 

yang menghunjam dan melahap apa saja di depannya, dengan 

hujan lebat, angin ribut dan hujan batu, yang semuanya meru-

pakan peristiwa alam yang menakutkan, sehingga benar-benar 

memperlihatkan kengerian Allah semesta alam yang mahakuasa. 

II. Kedahsyatan yang dikerjakan amarah Allah. Manusia biasanya se-

ring murka padahal mereka hanya bisa mengancam dan bermulut 

besar. Akan tetapi, bila Allah sampai memperdengarkan suara-

Nya yang mulia, maka tidak hanya itu saja: Ia juga akan mem-

perlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka yang 

hebat (ay. 30). Tindakan-tindakan pemeliharaan-Nya akan meng-

genapi semua ancaman firman-Nya. Orang yang tidak melihat 

tangan-Nya dinaikkan (26:11), akan merasakan tangan-Nya ditu-

runkan, dan merasakan sendiri akibatnya, bahwa bebannya berat 

(ay. 27), begitu beratnya hingga tidak mampu menanggungnya atau 

menopangnya, dan pasti akan tenggelam dan hancur di bawahnya. 

Siapa yang tahu kekuatan amarah-Nya atau bisa membayangkan 

apa yang dapat dilakukan Allah yang tersinggung? Ada lima hal 

yang disiapkan untuk menjalankan amarah-Nya: 


 562

1. Ada sungai yang menghanyutkan, yang airnya sampai ke leher, 

yang membuat seluruh pasukan sangat kesusahan, dan hanya 

Sanherib seorang yang dibiarkan berada di atas air, bagian ke-

palanya, dan selamat dari hantaman ini, untuk disimpan nanti 

untuk hantaman lain di kuil Nisrokh allahnya. Pasukan Asyur 

selama itu menjadi ibarat banjir yang meluap-luap hingga 

sampai ke leher bagi Yehuda (8:7-8), tetapi sekarang embusan 

nafas murka Allah akan menjadi hal yang sama bagi Asyur.  

2. Ada ayak kebinasaan, yang dengannya Allah hendak meng-

ayak bangsa-bangsa yang dikumpulkan oleh pasukan Asyur di 

bawah kekuasaannya (ay. 28). Allah yang Mahabesar mampu 

mengayak bangsa-bangsa, sebab mereka semua hanyalah 

debu di hadapan-Nya. Dia akan mengayak-ayak mereka, bu-

kan untuk menapis supaya menyisakan apa yang harus disim-

pan, tetapi untuk menggoncang-goncangkan mereka satu de-

ngan yang lainnya, membuat mereka kebingungan, dan akhir-

nya membuang mereka semua keluar. Sebab, dengan suatu 

ayak kebinasaanlah (yang tidak menyisakan apa pun) mereka 

diayak, dan mereka semua ternyata sekam. 

3. Ada suatu kekang, yang Allah pasang pada rahang-rahang 

mereka, untuk mengekang dan menahan mereka supaya tidak 

melakukan kejahatan yang mereka rencanakan, serta untuk 

memaksa dan mendesak mereka untuk melayani segala 

tujuan-Nya yang berlawanan dengan keinginan mereka (10:7). 

Secara khusus Allah mengatakan mengenai Sanherib (37:29), 

bahwa Ia akan menaruh sebuah kelikir (atau kaitan) pada 

hidungnya dan sebuah kekang pada bibirnya. Itu yaitu   suatu 

kekang yang menyesatkan, yang memaksa mereka untuk sa-

ngat menyukai cara-cara tertentu dan memakainya, yang pasti 

akan mendatangkan kehancuran bagi diri mereka serta kepen-

tingan mereka. Dengan sepatah firman Allah membimbing 

umat-Nya ke jalan yang benar (ay. 21), tetapi dengan sebuah 

kekang Ia membelokkan musuh-musuh-Nya langsung menuju 

kebinasaan. 

4. Ada gada dan tongkat, yaitu suara Tuhan, firman-Nya yang 

memberi perintah-perintah, yang dengannya Ia memartikel  l pa-

sukan Asyur (ay. 31). Asyur sendiri sebelumnya dipakai Allah 

sebagai gada-Nya untuk menghardik dan menghajar umat-Nya 

(10:5). Tetapi gada itu hanyalah sementara saja, sedangkan 

Kitab Yesaya 30:27-33 

 563 

gada yang dipakai Allah melawan Asyur yaitu   sebuah tongkat 

penghajar, yang memberi partikel  lan hebat dan tertanam kuat 

dan membuatnya pulang, supaya ia teringat terus. Tongkat itu 

punya dasarnya, dibangun di atas padang-padang gurun mu-

suh dan hikmat Allah yang teguh. Itu yaitu   kebinasaan yang 

pasti akan dilaksanakan (10:23), dan karena itu tidak ada 

yang lolos, tidak ada jalan keluar dari jangkauannya. Tongkat 

itu akan melewati setiap tempat di mana orang Asyur ditemu-

kan, dan semua orang merima tongkat penghajar yang ditimpa-

kan TUHAN ke atasnya (ay. 32). Seperti inilah keadaan celaka 

dari orang-orang yang bersikeras bermusuhan dengan Allah: 

murka Allah tetap ada di atasnya. 

5. Ada tempat pembakaran (atau Tofet) yang sudah diatur dan di-

siapkan bagi mereka (ay. 33). Lembah Hinom, yang berse-

belahan dengan Yerusalem, disebut Tofet (lembah pengorban-

an atau lembah pembunuhan – pen.). Di lembah itu, tampak-

nya, banyak pasukan Asyur berkemah, dan dibantai di situ 

oleh malaikat pembinasa. Atau di sana mayat-mayat prajurit 

yang dibunuh dikuburkan. Oleh Raja Hizkia dari dahulu sudah 

diatur pembakaran itu. Yaitu, menurut sebagian orang, ia telah 

membersihkannya dari partung-patung yang sebelumnya di-

dirikan di sana, patung-patung yang kepadanya anak-anak di-

lemparkan untuk dibakar sebagai persembahan. Dengan begi-

tu ia mempersiapkannya sebagai tempat penampungan bagi 

mayat-mayat musuh-musuh Yehuda, untuk raja, raja Asyur, 

yakni bala tentaranya, dan di sana ada cartikel  p bahan bakar 

untuk membakar mereka semua. Mereka dilahap api dengan 

tiba-tiba dan tanpa henti, seolah-olah api tetap menyala oleh 

sungai belerang yang mengalir terus-menerus, sebab seperti 

itulah nafas Tuhan, firman dan amarah-Nya. Sekarang, seperti 

halnya dalam janji-janji sebelumnya sang nabi bergerak tanpa 

terasa kepada janji-janji anugerah dan penghiburan Injil, 

demikian pula di sini, dalam ancaman akan kehancuran pa-

sukan Sanherib, ia menunjuk pada kehancuran terakhir dan 

kekal dari semua orang berdosa yang tidak mau bertobat. 

Juruselamat kita menyebut kesengsaraan akan datang bagi 

orang-orang yang dihartikel  m dengan Gehenna, neraka, dengan 

menunjuk pada Lembah Hinom, yang memberi sedikit gambar-

an mengenai peristiwa pembakaran di lembah ini akan terjadi 


 564

juga dengan kesengsaraan akan datang itu. Seperti halnya 

juga yang akan terjadi pada hari Kiamat, yang sering disebut 

lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Ini dikata-

kan, sudah disiapkan sejak dahulu bagi Iblis dan malaikat-

malaikatnya, bagi orang-orang berdosa yang paling jahat, 

orang-orang sombong yang berpikir bahwa mereka tidak akan 

dimintai pertanggungan jawab atas apa yang mereka katakan 

dan lakukan. Bahkan untuk raja-raja tempat itu disiapkan. 

Tempat itu dalam dan lapang, cartikel  p untuk menampung dunia 

orang-orang fasik. Pancakanya (tempat pembakaran – pen.) 

penuh api dan kayu. Murka Allah yaitu   apinya, dan para pen-

dosa membuat diri mereka sendiri sebagai bahan bakar bagi 

api itu, dan nafas Tuhan (yaitu kekuatan amarah-Nya) menya-

lakannya, dan menjaganya tetap menyala selamanya. Lihat 

pasal 66:24. Karena itu, takutlah dan jangan berbuat dosa. 

III. Sukacita besar yang akan ditimbulkan kejadian ini bagi umat 

Allah. Kejatuhan Asyur yaitu   sorak-sorai Yerusalem (ay. 29): 

Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seperti pada waktu 

malam, mazmur pujian seperti yang dinyanyikan orang yang 

datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam, dan yang 

memberi nyanyian pujian di waktu malam bagi kemuliaan-Nya. Itu 

bukanlah suatu nyanyian kemeriahan yang sia-sia, tetapi nyanyi-

an yang kudus, seperti yang dilantunkan di tengah upacara 

khidmat yang kudus dan dengan cara dan sikap yang sungguh-

sungguh dan saleh. Sukacita kita di tengah kejatuhan musuh-

musuh jemaat haruslah merupakan sebuah sukacita kudus, ber-

suka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling (seperti 

yang dilakukan oleh rombongan para nabi ketika bernubuat 

[1Sam. 10:5]), hendak naik ke gunung TUHAN, untuk menaikkan 

puji-pujian ke Gunung Batu Israel. Bukan itu saja, di setiap tem-

pat di mana pembalasan ilahi akan mengejar orang-orang Asyur, 

mereka tidak hanya akan jatuh tanpa meratap, tetapi semua 

tetangga mereka akan mengiringi kejatuhan mereka itu dengan 

rebana dan kecapi, bersuka hati melihat bagaimana Allah, dengan 

tangan yang diayunkan sedemikian rupa untuk mengenyahkan 

mereka dari dunia, berperang melawan orang-orang Asyur (ay. 

32). Sebab, bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. Dan 

dengan rasa puas yang tak terperikan orang bijak dan benar 

Kitab Yesaya 30:27-33 

 565 

menyaksikan keruntuhan orang-orang yang, seperti orang Asyur, 

berani-beraninya melancarkan perlawanan terhadap Allah dan 

menginjak-injak umat manusia.  

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 3 1  

asal ini berisi ringkasan dari pasal sebelumnya. Pokok-pokok ba-

hasannya banyak yang sama. Dalam pasal ini kita dapati, 

I. Bencana yang menimpa orang-orang yang ketika diserbu 

pasukan Asyur, mengandalkan Mesir, dan bukan Allah un-

tuk menolong mereka (ay. 1-3). 

II. Jaminan akan pemeliharaan Allah atas Yerusalem di saat 

bahaya dan kesesakan (ay. 4-5). 

III. Panggilan untuk bertobat dan berubah (ay. 6-7). 

IV. Nubuat mengenai k